BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. mendiskripsikan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nyata penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya rumah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU)

ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN MUTU PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Pembobotan AHP A. PENENTUAN BOBOT BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sudah dianggap penting bagi perusahaan -

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB III METODOLOGI. Dokumentasi berupa data harian, bulanan, dan tahunan yang dilakukan di Rumah

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

PEMAPARAN RAPAT KERJA TAHUN Rumah Sakit Pelabuhan Medan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

Indikator Kinerja Rumahsakit

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. bermutu serta pemerataan pelayanan kesehatan yang mencakup tenaga, sarana dan

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

Transkripsi:

184 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis yang telah dilakukan terhadap kinerja RSU PKUMuhammadiyah Delanggu dengan pendekatan memakai alat ukur balanced scorecard yang komprehensif, berimbang, dan berhubungan ( koheren ) melalui 4 perspektif dengan parameter-parameter yang digunakan dengan hasil sebagai berikut : a. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu masing masing perspektif yaitu ; 1. Pespektif Pertumbuhan dan pembelajaran Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu diperspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah Cukup baik dengan skor 0,5. Adapun indikator dibawah target bernilai skor jelek ( -1 ) adalah : a) Boundarylessness adalah kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya. b) Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian)

185 Parameter yang indikatornya baik namun ada parameter yang masih dibawah target yang perlu diperhatikan : a) Parameter kesempatan pengembangan karyawan pada indikator kepuasan karyawan b) Parameter kemampuan organisasi memasyarakatkan ide baru pada indikator learning. 2. Perspektif proses bisnis internal Kinerja perspektif proses bisnis internal RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan menggunakan 10 indikator diperoleh bobot total skor 0,6. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,6 terlentak antara interval total skor 0,5 s/d 1 yang berarti kinerja perspektif bisnis inernal RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah baik Parameter yang indikatornya baik namun ada parameter yang masih dibawah target yang perlu diperhatikan : a) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)rasio yang mengukur jangka waktu atau periode ratarata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah sebesar 2,62 hari dibawah angka standar. Standar Depkes Hal ini disebabkan karena adanya pasien RSU PKU Muhammadiyah

186 Delanggu kebanyakan bayi sehat dan persalinan normal yang ALOS sangat pendek dibawah 2 hari. Di era BPJS dengan INACBGs semakin pendek LOS semakin efisien namun demikian tetap memperhatikan mutu pelayanan dengan memperhatikan (angka rujukan, mengukur angka infeksi nosokomialnya serta reamission. b) BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) Pemakaian tempat tidur rata- rata 97,80 kali diatas angka standar yaitu angka standar idealnya adalah 40 50 kali. Hal ini disebabkan karena banyaknya pasien dan LOSuntuk persalinan normal dan bayi dibawah 2 hari. Di era BPJS dengan INACBGs semakin banyak BTO semakin efektif namun demikian tetap memperhatikan angka infeksi nosokomialnya. c) Parameter Keadilan mendapatkan pelayanan dan Kepastian jadwal pelayanan pada indikator kepuasan pelanggan 3. Perspektif Pelanggan Kinerja perspektif pelanggan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan menggunakan 4 indikator diperoleh bobot total skor 0,75. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,75 terlentak

187 antara interval total skor 0,50 s/d 1 yang berarti kinerja perspektif bisnis inernal RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah baik 4. Perspektif Keuangan Kinerja perspektif keuangan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dengan menggunakan 4 indikator diperoleh bobot total skor 1. Berdasarkan interval skor balanced scorecard yang berarti kinerja perspektif keuangan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalah baik b. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara komprehensif menyeluruh dari ke empat perspektif yaitu keuangan, Proses Bisnis Internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran adalah baik. Dengan menggunakan 26 indikator terdapat hasil perhitungan skor dari keseluruhan perspektif diperoleh total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 21, yang bernilai cukup 0 ( nol ) sebanyak 1 ( satu ),dan bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 4, diperoleh bobot total skor 0,65. Dari indikator tersebut yang belum memenuhi target adalah: 1. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) 2. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) 3.Learning ( Kemampuan Organisasi memasyarakatkan ide baru)

188 4. Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian) c. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara berimbang pada umumnya Baik. Adapaun Hasil keseimbangan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu adalalah sebagai berikut ; 1. keseimbangan fokus internal Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu terlihat keseimbangan fokus internal yang terdiri dari perspektif proses bisnis internal dan Pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan 18 indikator terdapat hasil perhitungan skor total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 14, dan bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 4 jadi total skor 10. Dari total skor 10 tersebut dibagi 18 indikator diperoleh bobot total skor 0,60. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,5 terlentak pada interval antara total skor 0,5 sampai dengan 1 yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada internal adalah Baik. Adapun catatan fokus keseimbangan pada fokus internal yang bernilai jelek yang tidak sesuai target sebanyak 4 indikator tersebut adalah : a) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

189 b) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) c) Boundarylessness yaitu kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya. d) Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian) 2. Keseimbanhgan fokus eksternal Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dari keseimbangan fokus eksternal yaitu yang terdiri dari perspektif keuangan dan pelanggan dengan menggunakan 8 indikator adapun dari ke delapan indikator bernilai baik yaitu skor 1 (satu ), 8 indikator tersebut diperoleh bobot total skor 1. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 1 terlentak pada interval antara total skor 0,5 sampai dengan 1 yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada internal adalah Baik 3. Keseimbangan pada fokus manusia Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dilihat dari keseimbangan berfokus human yaitu yang terdiri dari perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan dan perspektif pelanggan dengan menggunakan 12 indikator terdapat total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 9, yang bernilai cukup 0 ( nol ) sebanyak 1( satu), dan

190 bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 2, dari nilai tersebut didapat total skor 9 dan -2 jadi total skor 6. Dari total skor 7 tersebut dibagi 12 indikator diperoleh bobot total skor 0,58. Berdasarkan interval skor balanced scorecard 0,58 terlentak pada interval antara total skor 0,5 sampai dengan 1yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada internal adalah baik Adapun catatan fokus keseimbangan pada fokus human yang bernilai jelek tidak sesuai target sebanyak 2 indikator tersebut adalah : a) Boundarylessness yaitu kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya. b) Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian) 4. Keseimbangan fokus pada proses Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dilihat dari keseimbangan berfokus proses yaitu yang terdiri dari perspektif keuangan dan proses bisnis internal dengan menggunakan 14 indikator diperoleh total nilai baik 1 (satu ) yaitu sebanyak 12, dan bernilai jelek -1 ( minus satu ) sebanyak 2, dari nilai tersebut didapat total skor 12 dan -2 jadi total skor 10. Dari total skor 10 tersebut dibagi 14 indikator diperoleh bobot total skor 0,71. Berdasarkan interval skor

191 balanced scorecard 0,71 terlentak pada interval antara total skor 0,50 sampai dengan 1, yang berarti kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu berfokus pada proses adalah Baik. Adapun catatan fokus keseimbangan pada fokus proses yang bernilai jelek tidak sesuai target sebanyak 2 indikator tersebut adalah : a) ALOS ( Average Length of Stay Rata-rata lamanya pasien dirawat) b) BTO ( Bed Turn Over Ang ka perputaran tempat tidur) d. Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara berkesinambungan ( koheren ) dari ke empat perspektif yaitu keuangan, Proses Bisnis Internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran adalah baik. Kekoherenan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dapat membangun perwujudan antara sasaran strategik masing masing perspektif dapat menjadi penyebab perwujudan pencapaian strategik perspektif yang lain. Pencapaian sasaran strategik dengan pertumbuhan dan pembelajaran yang cukup baik dengan skor 0,5 yang berdampak terhadap pencapaian sasaran strategik proses bisnis internal dengan hasil kinerja yang baik dengan menghasilkan skor 0,6. Pencapaian sasaran strategik proses bisnis internal dengan hasil kinerja yang baik dapat menyebabkan pencapaian sasaran strategik perspektif pelanggan dengan hasil kinerja baik dengan skor 0,75.

192 Pencapaian pelanggan dengan hasil kinerja yang baik dapat menyebabkan pencapaian sasaran strategik perspektif keuangan kinerja baik skor 1. B. Saran Saran Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan saran saran kepada : 1. Pihak manajemen RSU PKU Muhammadiyah Delanggu: a. Secara umum untuk selanjutnya agar RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dapat mengukur kinerjanya dengan menggunakan pengukuran kinerja dengan balanced scorecard secara komprehensif, berimbang dan berkesinambungan, Hal ini sangat membantu manajemen dalam mengambil langkah langkah koreksi untuk peningkatan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. b. Perspektif Keuangan Kinerja perspektif keuangan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu walaupun sudah baik Karena pasien terbesar adalah BPJS dan masih pada fase pertumbuhan, peneliti menyarankan : 1). Untuk meningkatkan profit margin dengan mengejar utilitas pasien tanpa ada pembatasan, semakin banyak utilitasnya biaya tetapuntuk operasional rumah sakit akan turun. 2). Tingkat pertumbuhan pendapatan trendnya turun, semakin banyak pasiennya BPJS rata pendapatan dari pasien BPJS semakin turun, walaupun profit marginya trendnya naik, untuk

193 itu dapat dilakukan pengendalian memaksimalkan pendapatan dari tidak tertagihnya berkas klaim yang bisa disebabkan syarat klaim tidak dipenuhi karena dengan adanya kebijakan aturan dari BPJS yang tidak pasti atau apa karena diagnose yang tidak bisa diakui. 3). Penerapan lean hospital yaitu dengan menghilangkan pemborosan, mutu tetap standar, efektif dan efisien. Melakukan cost containment yang dapat dilakukan antara lain : a) Meningkat effisiensi yaitu penggunaan input yang biayanya rendah contohnya ; 1. Menggunakan obat generic karena obat obat generikrelatif lebih murah 2. Drug utilization review untuk mengetahui penyimpangan - penyimpangan yang terjadi dalam kaitanya dengan tingkat penggunaan obat secara kuantitatif maupun kualitatif. 3. Pola peresepan, formularium 4. Pola ketenagaan yang tepat dan metoda kerja yang tepat 5. Penggunaan alat alat yang lebih sesuai b). Technical in efficiency

194 Menghilangkan pemborosan yang bersifat tehnis akibat dari kombinasi sumberdaya yang tidak sesuai. Contohnya : Terdapat yang canggih dirumah sakit tetapi pada kenyataanya tidak menunjang terkait diaagnosa Faskel tingkat lanjutan 1 ( FPKL 1 ) dan hanya menyebabkan seferety level 3, punya alat canggih tapi tidak ada SDM sehingga harus mendatangkan dari luar yang membutuhkan cost tinggi 4). Meningkatkan kelas dari tipe D kekelas Tipe C akan menaikan tarip INACBg dapat menaikan pendapatan sekitar 30%. c. Perspektif Pelanggan Kinerja perspektif pelanggan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu walaupun sudah baik, peneliti menyarankan : 1) dilakukan evaluasi terkait dengan pertumbuhan pelanggan yang turun dan untuk memaksimalkan pemasaran dengan jejaring perujuk. 2) Meningkatkan indikator kepuasan pelanggan terutama : a) Keamanan dan ketenangan suasana rumah sakit, dengan menerapkan jam bezuk.

195 b) Denah ataupun informasi tempat pasien rawat inap, terutaama dipintu masuk. c) Mempercepat tindakan perawat dalam menangani setiap keluhan yang dirasa pasien. d) Cara mengkomunikasikan dan menginformasikan ketepatan jadwal praktek dokter. e) Mempercepat waktu tunggu periksa rawat jalan, antrian obat, akses pasien dari IGD masuk Rawat Inap. Yaitu dengan cara : Pengaturan slot praktek poli dan visite dokter spesiali.misal ada jadwal praktek dokter spesialis pagi bisa diatur sebagian visite dulu baru praktek sebagian praktek dulu baru visite.degan ini akan mengurangi antrian pasien di poli disamping itu akan mempercepat pasien pulang dan berdampak pada alur pasiendari IGD masuk ke bangsal Pendaftaran melalui telpon Mempercepat proses peracikan obat dengan cara diantaranya memperluas ruangan racik obat dan metoda kerja pembuatan puyer. d. Perspektif Proses Bisnis Internal

196 Kinerja perspektif Bisnis Internal RSU PKU Muhammadiyah Delanggu walaupun sudah baik, peneliti menyarankan agar dapat dilakukan evaluasi terkait dengan adanya: 1. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat) yang secara standar Depkes masih dibawah standart, namun kalau dilihat efisiensi di era pelayanan BPJS semakin pendek LOS semakin efisien maka perlu memperhatikan dan diukur mutu pelayanan dengan memperhatikan (angka rujukan, mengukur angka infeksi nosokomialnya serta reamission. 2. BTO ( Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) diatas angka standar yaitu angka standar. Di era BPJS dengan INACBGs semakin banyak BTO semakin efektif namun demikian tetap memperhatikan angka infeksi nosokomialnya.. 3. Walaupun proses bisnis internal secara sampling indikator manejemen baik, perlu mengukur indikator proses klinis per unit berdasarkan standar pelayanan minimal ( SPM ) depertemen kesehatan. e. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu diperspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah Cukup baik namun demikian perlu diperhatikan terkait :

197 1. Boundarylessness adalah kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya terutama di penunjang. 2. Transaction Processing applicatin ( penerapan sistem aplikasi transaksi di rawat inap, Poliklinik, kepegawaian) 3. Kesempatan pengembangan karyawan pada indikator kepuasan karyawan 4. Kemampuan organisasi memasyarakatkan ide baru pada indikator learning. 2. Saran kepada peneliti selanjutnya: a. Agar dapat melakukan penelitian untuk indikator manajemen lainya yang lebih luas untuk dijadikan indikator dalam keempat aspek dalam balanced scorecard b. Agar dapat dilakukan penelitian kinerja diunit pelayanan dengan indikator klinik seperti mengacu standar pelayan minimal ( SPM ) yang dikeluarkan Deparemen kesehatan RI. c. Agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan indikator yang parameter jelek