BAB II GAMBARAN UMUM PT. MITHA SAMUDRA WIJAYA. Berdiri pada 11 Maret 1999 yang beralamat di Jalan Raya Belawan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

1. Tentang Kami. 2. Visi. 3. Misi. 4. Integritas

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Model Pengangkutan Crude Palm Oil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Nomor : AHU AH Tahun Memberikan kepuasan pelanggan melalui :

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 Sistem Berjalan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PATRANS CARGO PATRANS CARGO

Logistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat tergantung pada sarana

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TANGGAL 16 JANUARI 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Hasil Pemeriksaan : STATUS KASUS. Dalam Tahap Penyidikan Lanjut ke P-21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

BAB III OBJEK PENELITIAN. perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi dan penyimpanan peti

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB 1 PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. seperti Samarinda, Tarakan dan Palembang.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

2017, No diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepela

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia khususnya di Jakarta

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

PT. DivaMitraSinergi PROFILE. Domestic Freight Forwarder. Jasa Pengiriman Cargo Via Darat - Laut - Udara Ke Seluruh Indonesia

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

SISTEM AKUNTANSI PIUTANG BBM NON GOVERNMENT PADA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGIONI MEDAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

2017, No Republik Indonesia Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peratur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis terutama dalam bidang transportasi menjadi

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

PT. INTAN RAHAYU CEMERLANG EXPRESS

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran Wawancara. P : Bagaimana sejarah PT. Sinar Mentari?

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN. AHU AH Tahun Kantor pusat perusahaan ini bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang

Kegiatan Impor Ekspor Menurut Jenis Trayek

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG


I. PENDAHULUAN. dalam PDB (Produk Domestik Bruto) nasional Indonesia. Kontribusi sektor

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. Langkat, Sumatera Utara ketika Aeilko Janszoon Zijlker berhasil

BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK PEMBAHASAN

PT. INDOTRANS SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

BAB II GAMBARAN UMUM. PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN. perhubungan, PT.(persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebelumnya berstatus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis jasa saat ini memasuki proses tahap berkembang yang pesat di

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

Paparan Publik. PT Trans Power Marine Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

A. Konsep Pengembangan Model

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Profil Perusahaan. Profil Perusahaan Produk Hubungi Kami. Contact Detail Coshin PTE Ltd 116 Changi Road Changi #04-12 Singapore

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN. wisata yang didirikan pada tahun 1981 oleh tim profesional yang dipimpin oleh Stanley,

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PT. MITHA SAMUDRA WIJAYA A. Sejarah Singkat PT. Mitha Samudra Wijaya Berdiri pada 11 Maret 1999 yang beralamat di Jalan Raya Belawan Nomor 2 Kecamatan Medan Kota Belawan, perusahaan pelayaran PT. Mitha Samudra Wijaya memulai kegiatan bunker service dengan menggunankan mobil tangki (bunker via darat). Berikut perkembangan usaha PT. Mitha Samudra Wijaya: 1. 10 Agustus 2000 PT. Mitha Samudra Wijaya resmi menjadi agent bunker melalui surat persetujuan dari PERTAMINA Unit Pembekalan dan Pemasaran dalam Negri I Medan NO. 783/f 1000/2000-LB.Dengan terbukanya kesempatan ini, PT. Mitha Samudra Wijaya membeli 1 (satu) unit kapal tanker MT. Bahtera Indonesia I dengan kapasitas 200 (dua ratus) ton BBM HSD, melayani kapal-kapal asing atau kapal-kapal berbendera Indonesia yang tujuannya keluar negri. 2. 6 Sebtember 2000, PT. mitha Samudra Wijaya resmi menjadi bunker service melalui surat persetujuan dari PERTAMINA Unit Pembekalan dan Pemasaran- I Medan NO. 958/F 1000/2000-LB.

3. Tahun 2001 untuk pelayanan Bunker service, perusahaan membeli 1 (satu) unit kapal tanker-mt. Bahtra Indonesia II dengan kapasitas 750 ton HSD yang dapat melayani kapal-kapal domestik. 4. Tahun 2003, seiring dengan bertambahnya jumlah kapal-kapal yang dilayani, terutama kapal-kapal dari luar maupun kapal-kapal domestik, perusasahaan menambah armadanya berupa 1(satu) unit tongkang TK. Berkat usaha IV dan 1 (satu) unit tug boat yaitu TB. Mariana. Tongkang memiliki kapasitas 600 ton. 5. Tahun 2004, perusahaan kembali menambah armadanya dengan 1(satu) unit tongkang TK. Nusantara Raya 01 dengan kapasitas 1200 ton HSD. 6. Tahun 2006 Tug boat Mariana diganti denagan kemampuan yang lebih besar : TB. Abadi Sakti. 7. Tahun 2008 perusahaan kembali mengembangkan armadanya dengan membeli 1(satu) unit Tug Boat : TB. Elizabeth I dan 2 (dua) unit tongkang TK. Miduk kapasitas 4000 ton dan TK. Miduk Hasian kapasitas 2500 ton.pertambahan armada ini memungkinkan perluasan jaringan oprasional mencapai Duri, Siak, Jambi dan P. Batam. Dengan demikian, pada penghujung tahun 2008 jadilah PT. Mitha Samudra Wijaya sebagai Agent bunker dan Bunker Service terdepan di pantai timur Sumatera Bagian Utara dengan jumlah armada : a. 2 (dua) buah kapal tanker dengan kapasitas 200 ton dan 750 ton b. 4 (empat) buah tongkang dengan kapasitas 600 ton, 1200 ton, 4000 ton dan 2500 ton

c. 2 (dua) buah tug boat Dengan total kapasitas : 9250 ton BBM (HSD dan MFO) Dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan, penyerderhanaan, administrativ, ketepatan waktu dan terutama komitmen di lapangan, menjadikan PT. Mitha Samudra Wijaya profesional dibidangnya.

B. Kegiatan Pokok Perusahaan Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa bunker dan bunker service, jaminan ketepatan waktu, kualitas BBM yang teruji dan volume yang terukur dengan tepat memberikan kepuasan bagi customer dan inilah kunci keberhasilan perusahaan. Mencermati peluang yang terbuka serta kebutuhan dan permintaan customer secara bertahap PT. Mitha Samudra Wijaya mengembangkan diri dengan mendirikan anak perusahaan yang bergerak di bidang yang berbeda, antara lain: a.tahun 2001, didirikan PT. Mitha Samudra Wijaya mengapalkan berbagai jenis minyak pelumas Pertamina dari Depo Tg. Priok Jakarta ke Depo Belawan Medan dengan container. Rata-rata 240 container perbulan. b.tahun 2002 perusahaan yang bergerak di bidang bongkar muat, PT. Mitha Tirta Wijaya dibuka untuk menangani bongkar muat kapal-kapal cargo yang bunker ke PT. Mitha Samudra Wijaya. c.tahun 2003, mengandalkan pengalaman dibidang transportasi laut, didirikan PT. Mitha Samudra Wijaya Transport, perusahaan yang bergerak di bidang transportasi darat. Dimulai dengan 2 (dua) unit truk dan 2 (dua) unit trailer, mengangkut barang-barang dari kapal kargo ke Pekanbaru, Dumai, dan Aceh. Secara bertahap armada ditingkatkan dan saat ini telah dilengkapi dengan 8 (delapan) unit trailer diantarannya dengan low bed dan 1( satu) unit vacuum tank serta 1( satu) unit mobil tangki kapasitas

5000 liter. Vacuum tank truk dan 4 (empat) unit trailer dioprasikan di lokasi PT. Chevron Pacific Indonesia di Duri-Riau. d.tahun 2006, mengingat kebutuhan minyak pelumas yang terus meningkat bagi kapal-kapal dan perusahaan industry, didirikan PT. Petro Artha Niaga sebagai pemasok minyak pelumas berkerjasama dengan PT. Siloam Artha Wijaya sebagai distributor Pertamina. Tahun 2007, didirikan PT. Citra Pacific Mandiri yang bergerak dibidang kontraktor bangunan sipil. e.tahun 2008, APMS (Agen Penyalur Minyak Solar) PT. Sekar Mulia Utama, yang selama 4(empat) tahun oprasionalnya ditangani oleh PT. Mitha Samudra Wijaya, diakuisisi pada tanggal 24 Agustus 2008. APMS ini memiliki tangki penyimpanan BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk mensuplai kapal-kapal penangkapan ikan di TPI (Tempat Penangkapan Ikan) - Gabion Belawan.

C. Struktur Organisasi PT. Mitha Samudra Wijaya STRUKTUR ORGANISASI Direktur Utama Sekertaris Accounting Finance Manager Marketing Manager Operasional Manager Manager Personalia/Umum Tax Adm/Keuangan Promotion Port Engineer Bagian Umum Accounting Pembelian Salesmen Bunkerr/Loading Personel/Crew

D. Strategi Perusahaan Adanya pengembangan dan perluasan usaha PT. Mitha Samudra Wijaya pada tahun 2007 dan tahun 2008 dengan sendirinya bertambah pula pekerjaan-pekerjaan baru sesuai dengan peningkatan kegiatan perusahaan, yang pelaksanaannya didukung oleh karyawan yang menjabat tugas-tugas dan tanggung jawab tersebut. 1. Bagian Akuntansi a.membuat laporan laporan keuangan. b.penyempurnaan sistem informasi Akuntansi Keuangan berbasis computer yang handal dan akurat. 2. Bagian Pajak a.membuat faktur pajak PT. Mitha Samudra Wijaya. b.memeriksa invoice dan faktur pajak atas pembelian BBM dari Pertamina kemudian menginput ke computer. 3. Bagian Keuangan a.memastikan pemeriksaan arus masuk dan keluar kas dilaksanakan dan menandatangani administrasinya.

b.memberikan pengarahan dan memotivasi staff administrasi keuangan untuk menagih piutang secara intensif dan mengatasi permasalahan yang timbul. c.menghasilkan laporan keuangan harian. 4. Bagian APMS (Agen Penyalur Minyak solar) a.mengawasi semua kegiatan oprasional APMS. b.mengkoordinir semua karyawan oprasional APMS selama pelayanan. 5. Bagian Oprasional Pelayanan Kapal a.mengawasi pembongkaran BBM dari mobil tangki. b.koordinasi dengan oprasional Supervisor. 6. Bagian Fleet Manager a.menjamin kelangsungan kapal secara aman, efektif dan efesien. b.menyusun rencana program kegiatan di bagian armada yang akan dilakukan. 7. Bagian Oprasional Bunker a.menjalin komunikasi yang baik dengan pihak kapal, Pertamina, dan Pelabuhan.

b.kerjasama dengan bagian marketing untuk mencapai target. 8. Bagian Transport a.menyusun dan mengatur system oprasional transport, serta mendistribusikan pendelegasian tugas-tugas kepada bawahan. b.memberikan tugas-tugas pokok dari karyawan sesuai dengan fungsi dan kapasitas masing-masing dilingkungan transport. 9. Bagian Kesekretariatan a.memonitor kontrak kerja perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait untuk diperpanjang. b.membantu bagian personalia untuk pembuatan surat-surat, laporan bulanan dan inventaris persusahaan. 10. Bagian IT (informasi teknologi) a.bertanggung jawab atas kelancaran jaringan computer di kantor. b.membuat dan melaksanakan program perawatan pemeliharaan software dan hard ware computer di kantor. c.memperbaiki sebatas kemampuan teknis hard ware computer yang rusak atau bermasalah.