12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada yang saling berkaitan dan ada juga yang saling bertentangan dimana ketika tujuan yang satu di optimalkan akan mengakibatkan kerugian pada tujuan yang lainnya. Dalam hal ini penting untuk melakukan perencanaan yang cukup matang serta diperlukan metode penyelesaian yang bisa merangkum tujuan-tujuan tersebut sehingga diperoleh kombinasi solusi yang optimal dari faktor-faktor yang tidak bersesuaian. Dalam perencanaan produksi terdapat tiga hal pokok yang menjadi pusat pertimbangan untuk mengambil keputusan yaitu konsumen, produk, dan proses manufaktur. Dari segi konsumen perlu diperhatikan kualitas produk sehingga menambah biaya pengawasan kualitas (quality control), dari segi produk perlu diperhatikan kesesuaian banyak produk yang akan dihasilkan dengan permintaan konsumen supaya tidak terjadi kerugian akibat produk yang berlebih sehingga menambah biaya persediaan ataupun produk yang terlalu sedikit sehingga kehilangan kesempatan untuk mendapat keuntungan maksimal, dari segi proses manufaktur perlu diperhatikan penghematan anggaran biaya produksi sehingga tidak terjadi pemborosan biaya yang dapat mengurangi keuntungan bahkan dalam kondisi ekstrim menyebabkan kerugian. Ketiga hal pokok tersebut juga menjadi kendala yang dihadapi oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong dalam mengoptimalkan produksi teh. Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk memenuhi permintaan konsumen dengan berusaha menentukan jumlah produksi yang optimal. Tetapi kendala yang dihadapi
13 2 adalah faktor ketersediaan tenaga kerja yang terbatas sehingga harus menambah jam kerja lembur, yang akhirnya menambah biaya kerja lembur, dalam memenuhi permintaan yang berfluktuasi. Kendala yang unik yang jarang dihadapi perusahaan lain adalah masalah ketersediaan bahan baku utama yaitu daun teh yang dihasilkan oleh kebun milik perusahaan tersebut. Dalam kondisi ekstrim perusahaan tidak bisa memenuhi kenaikan permintaan konsumen karena bahan baku yang tersedia terbatas pada hasil kebun itu sendiri. Dari permasalahan diatas penulis mencoba untuk menemukan dan menerapkan metode yang dapat memformulasikan faktor-faktor tersebut untuk mencapai hasil yang optimum.salah satu metode yang tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah metode goal programming.goal programming adalah model khusus sebagai pengembangan dari linear programming. Linear programming merupakan suatu cara untuk menyelesaikan persoalanpersoalan pegalokasian sumber-sumber yang terbatas, seperti tenaga kerja, bahan baku, jam kerja mesin, dan sebagainya, dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan sehingga diperoleh maksimasi yang mungkin berupa maksimasi keuntungan atau minimasi yang dapat berupa minimasi biaya (Tjuju, 2002). Program tujuan ganda yang lebih dikenal sebagai goal programming merupakan bentuk khusus dari program linier atau yang dikenal dengan istilah linear programming. Dalam persoalan dimana terdapat banyak tujuan yang akan dicapai maka program linier tidak dapat dengan maksimal digunakan. Dengan demikian program linier tersebut perlu dimodifikasi menjadi goal programming supaya dapat menjawab persoalan yang memiliki banyak tujuan disertai informasi yang kurang lengkap.
14 3 1.2 Perumusan Masalah Tiga hal pokok yang menjadi pusat pertimbangan dalam perencanaan produksi adalah konsumen, produk, dan proses manufaktur. PT Perkebunan Nusantara IV Pabrik Teh Bah Butong juga menghadapi kendala tersebut dimana perusahaan harus mengoptimalkan produksi untuk memaksimalkan pendapatan penjualan sementara ketersediaan tenaga kerja dan kapasitas produksi terbatas. Dari ketiga faktor tersebut maka rumusan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar jumlah produksi dan kesesuaiannya dengan permintaan konsumen. 2. Seberapa besar pendapatan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produk teh. 3. Bagaimana pengalokasian sumber daya yang tersedia khususnya dalam hal efisiensi jam kerja. 1.3 Batasan Masalah 1. Permasalahan optimasi produksi dalam penelitian ini dibatasi pada kendalakendala sebagai berikut: a. Jumlah produksi b. Ketersediaan jam kerja c. Pendapatan langsung dari penjualan 2. Data yang diambil adalah data satu tahun terakhir 3. Kondisi perusahaan dianggap dalam keadaan normal serta faktor-faktor yang lain dianggap tidak mempengaruhi proses produksi 1.4 Tinjauan Pustaka Nasution, (1999) dalam bukunyaperencanaan dan Pengendalian Produksimenyatakan bahwa perencanaan produksi adalah suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan.
15 4 Sedangkan, Hendra Kusuma, (1999) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian Produksi memaparkan bahwa tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Yang dimaksudkan dengan sumber daya mencakup fasilitas produksi, tenaga kerja, dan bahan baku. Kendala yang dihadapi mencakup ketersediaan sumber daya, waktu pengiriman produk, kebijaksanaan manajemen, dan lain sebagainya.oleh karena itu perencanaan dan pengendalian produksi mengevaluasi perkembangan permintaan konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Sri Mulyono, (2002) dalam bukunya yang berjudul Linear Programming menyatakan bahwa program linier merupakan salah satu teknik penelitian operasional yang digunakan paling luas dan diketahui dengan baik, serta berupa metode matematik, yang berfungsi mengalokasikan sumber daya yang langka, untuk mencapai tujuan tunggal seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. Program linier banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah ekonomi, industri, militer, dan sosial.program linier berkaitan dengan penjelasan suatu dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri atas sebuah fungsi tujuan dan sistem kendala linier. Goal programming merupakan pengembangan dari linear programming.goal programming diperkenalkan oleh Charnes dan Cooper pada awal tahun enam puluhan.teknik ini disempurnakan dan diperluas oleh Ijiri pada pertengahan tahun enam puluhan, dan penjelasan yang lengkap dengan beberapa aplikasi dikembangkan oleh Ignizio dan Lee pada tahun tujuh puluhan.dalam goal programming semua tujuan digabungkan dalam sebuah fungsi tujuan.ini dilakukan dengan mengekspresikan tujuan tersebut dalam bentuk sebuah kendala (goal constraint), memasukkan suatu variabel simpangan (deviation variable) dalam kendala tersebut, dan menggabungkan variabel simpangan dalam fungsi tujuan.tujuan dari goal
16 5 programming adalah meminimumkan penyimpangan-penyimpangan dari tujuantujuan tertentu. (Mulyono, 2004) Model umum dari goal programming (tanpa faktor prioritas di dalam strukturnya) adalah sebagai berikut: Minimumkan Z = = Syarat ikatan: untuk i = 1, 2,, n tujuan dan untuk k = 1, 2,, p kendala fungsional; j = 1, 2,,n = 0 di mana: = jumlah unit deviasi yang kekurangan (-) atau kelebihan (+) terhadap tujuan ( ) = timbangan atau penalty (ordinal atau kardinal) yang diberikan terhadap suatu unit deviasi = koefisien teknologi fungsi kendala tujuan, yaitu yang berhubungan dengan tujuan peubah pengambilan keputusan ( ) = peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang kini dinamakan sebagai sub tujuan = tujuan atau target yang ingin dicapai = koefisien teknologi fungsi kendala biasa = jumlah sumber daya k yang tersedia
17 6 Model tersebut menyatakan tentang persoalan pengoptimuman yang dihadapi sebagai suatu usaha untuk meminimumkan jumlah agregat dari semua deviasi positif dan negatif yang individual dari tujuan yang telah ditetapkan.namun seringkali pada pengambilan keputusan terkendala pada kondisi dimana satu tujuan dengan tujuan lainnya saling bertentangan (multiple and conflicting goals).maka perlu ditentukan mana dari antara tujuan-tujuan tersebut yang terlebih dahulu diutamakan atau diprioritaskan. Model untuk persoalan tujuan ganda dengan struktur timbangan pengutamaan (pre-emptive weights) adalah sebagai berikut: Minimumkan Z = Syarat ikatan untuki = 1, 2,, n tujuan untuk k = 1, 2,, p kendala fungsional dan j = 1, 2,, n dan di mana: = deviasi plus dan minus dari tujuan atau target ke-i = faktor-faktor prioritas = timbangan relatif dari dalam urutan (rangking) ke-y = timbangan relatif dari dalam urutan (rangking) ke-s, dan terdapat m buah tujuan, p kendala fungsional, dan n peubah pengambilan keputusan.
18 7 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah menentukan solusi optimal dari proses produksi dengan menggunakan goal programming. Dari informasi dan data yang diperoleh dari perusahaan, maka dilakukan pengolahan data dengan goal sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah produksi yang optimal sesuai dengan permintaan 2. Menentukan kapasitas dan jam kerja mesin 3. Menentukan pendapatan langsung dari penjualan 1.6 Kontribusi Penelitian Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini, antara lain: 1. Mengetahui keuntungan maksimum dan biaya produksi minimum serta pencapaian target produksi sesuai dengan permintaan konsumen dengan menggunakan metode goal programming 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan referensi bagi perusahaan untuk mengambil keputusan yang lebih akurat dalam hal perencanaan produksi 1.7 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari perusahaan, antara lain: 1. Data produksi, data persediaan awal tiap bulan, dan data persediaan akhir tiap bulan. Dari ketiga data tersebut diperoleh data penjualan tiap bulannya. Dari data penjualan sebelumnya kemudian diramalkan penjualan untuk periode berikutnya. Dari hasil peramalan tersebut diperoleh fungsi pembatas target produksi. 2. Jumlah hari kerja yang digunakan sebagai fungsi pembatas waktu kerja.
19 8 3. Pendapatan penjualan yang digunakan sebagai fungsi pembatas pendapatan penjualan. Ketiga data data tersebut diformulasikan ke dalam model goal programming untuk memperoleh solusi optimal yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan produksi periode berikutnya.