II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

PROSIDING Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat

PENANGGULANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PENGHASIL GAHARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

Buku Seri : Tanaman Khas Papua

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ujung batang atau tunas. Tanaman ini mempunyai bunga sempurna dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Pohon mahkota dewa.

BAB I BENGKUANG (Pachyrhizus erosus)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penyebarannya tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian ± 500 m dpl.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

TINJAUAN PUSTAKA. buku pertama di atas pangkal batang. Akar seminal ini tumbuh pada saat biji

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TINJAUAN PUSTAKA. dan kehidupan makhluk hidup lainnya. Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

8 penghasil gaharu yang terkena infeksi penyakit hingga ke bagian tengah batang (Siran dan Turjaman 2010). Namun sering indikator ini tidak tepat dala

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pakcoy. Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah tanaman jenis sayur-sayuran yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

JAMBU BIJI BAB. I. (Psidium guajava L.) Gambar 1.1. Macam-Macam Warna Jambu Biji (Psidium guajava L.)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada 8000 SM yaitu ke Pulau Solomon, Hebrida Baru dan Kaledonia Baru.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan orang sudah mengenal tanaman jarak karena tanaman ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

Tanaman Penghalau Kanker

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

EKONOMI GAHARU. Oleh : Firmansyah, Penyuluh Kehutanan. Budidaya pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal masyarakat.

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Amomum cardamomum Willd

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

Gambar 1. Nimfa Helopeltis spp Sumber: Atmadja (2003) Gambar 2. Imago betina Helopeltis spp Sumber: Atmadja (2003)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam bahasa Indonesia adalah mahkota dewa atau di Sumatra disebut dengan simalakama (Stang, 2004; Anonim, 2008). Adapun klasifikasinya ialah sebagai berikut (Stang, 2004): Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Tracheophyta : Magnoliopsida : Malvales : Thymelaeaceae : Phaleria Nama Botani : Phaleria macrocarpa Boerl. Tanaman mahkota dewa berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tingginya 1-2,5 meter. Akarnya tunggang, batangnya silindris, berkayu, tegak, berwarna cokelat, dengan permukaan yang kasar. Percabangannya simpodial dengan arah cabang miring ke atas. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan

5 (folio oposita), berwarna hijau tua, bentuk lonjong hingga lanset, panjang 7-10 cm, dan lebar 2-2,5 cm. Helaian daunnya tipis, dengan ujung dan pangkal runcing, serta tepi rata, dan pertulangan daunnya menyirip (pinnate), sedangkan permukaan daunnya licin (Anonim, 2008). Tanaman ini berbunga tunggal, yang muncul di sepanjang batang dan ketiak daun, bertangkai pendek, dengan mahkota berbentuk tabung (tubulosus) dan warnanya putih. Buah mahkota dewa berbentuk bulat, berukuran 3-5 cm. Buah muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buah tersebut berdaging warna putih, berserat dan berair. Di dalam buah terdapat biji yang berbentuk bulat, keras dan berwarna cokelat, dan dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman ( Anonim, 2008). 2. Mahkota Dewa Sebagai Tanaman Obat Tanaman mahkota dewa pada awalnya berasal dari Papua dan selanjutnya telah menyebar ke berbagai negara tropik. Menurut Hendra et al. (2011) tanaman ini, antara lain pada buahnya mengandung berbagai zat bioaktif dari jenis-jenis senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki daya kerja sebagai anti-oksidan dan anti-inflammatori. Kandungan berbagai zat-zat tersebut menyebabkan tanaman mahkota dewa telah dikenal luas sebagai tanaman obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit seperti kanker, diabetes, penyakit hati, gangguan ginjal, stroke, migraine, serta berbagai penyakit kulit dan alergi ( Hendra et al., 2011).

6 3. Hama Tanaman Mahkota Dewa Tanaman mahkota dewa tergolong dalam Famili Thymelaeaceae. Selain mahkota dewa (genus Phaleria) jenis-jenis tanaman lain yang tergolong dalam famili tersebut adalah beberapa macam tanaman penghasil gaharu (genus Aquilaria dan Gonystylus) serta tanaman akar keras (Enkleia malaccensis). Dari beberapa jenis tanaman tersebut, gaharu merupakan tanaman yang telah lama dikenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi (Irianto, 2009). Jenis-jenis hama yang menyerang tanaman mahkota dewa belum banyak dilaporkan. Hal ini antara lain diduga karena kandungan zat-zat bioaktif yang terdapat pada tanaman tersebut juga bersifat non-preferensi atau antibiosis terhadap serangga. Menurut Kurniawi (2010), umumnya hanya semut yang sering dijumpai berasosiasi dengan tanaman mahkota dewa. Selanjutnya baru pada akhir 2010 Mardiningsih dan Willis (2010) menginformasikan pengendalian ulat daun mahkota dewa. Serangga yang dimaksud diduga serupa dengan genus Heortia (Lepidoptera : Crambidae) yang telah lebih dulu diketahui sebagai hama perusak daun tanaman penghasil gaharu di berbagai negara (Kalita et al., 2002; Irianto., 2009).

7 B. Hama Heortia sp. 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Serangga hama pemakan daun mahkota dewa Heortia sp. adalah ulat yang fase dewasanya berupa ngengat sehingga tergolong dalam ordo Lepidoptera. Adapun klasifikasinya secara lengkap ialah sebagai berikut (International Barcode of Life Project, 2009): Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Crambidae : Odontiinae : Heortia Genus Heortia terdiri atas beberapa spesies, di antaranya adalah Heortia vitessoides, H. dominalis, dan H. poliplagalis. Selain hal itu disebutkan pula bahwa genus Heortia memiliki nama sinonim Eteta [Walker] dan Tyspana [Moore] (Wikipedia, 2011). Serangga Heortia telah menyebar dan dapat ditemukan di Asia Selatan seperti India, Asia Tenggara (Indonesia dan Thailand), Asia Timur (Hongkong dan Taiwan), serta Australia. Larva ditemukan hidup dan makan daun pada padatanaman Rhus, berbagai jenis tanaman penghasil gaharu Aquilaria spp. dan juga pada Phaleria macrocarpa. Larva-larva tersebut hidup secara berkelompok

8 pada sejumlah daun yang dijalin dengan zat sutera lengket dari kelenjar pada mulutnya. Larva berwarna hijau pucat dengan garis hitam yang jelas pada setiap sisinya. Larva kemudian menjatuhkan diri di tanah dan menjadi pupa di tanah. Adapun serangga imagonya berupa ngengat yang mempunyai rentang sayap sekitar 30 mm. Ciri sayap ngengat tersebut ialah memiliki pola hitam dan kuning pucat pada sayap depan serta warna putih dengan pinggiran hitam yang jelas pada sayap belakang (Wikipedia, 2011). 2. Heortia sp. Sebagai Hama Heortia sp. di India sejak 1998 telah diketahui menjadi hama yang daya rusaknya cukup besar pada beberapa jenis tanaman penghasil gaharu antara lain Aquilaria spp. dan Gyrinops spp. (Kalita et al., 2001; Gurung et al., 2002). Gaharu atau dalam bahasa Inggris disebut dengan agarwood atau aloeswood adalah resin dalam batang kayu yang terbentuk dari jenis-jenis pohon Famili Thymelaeaceae genus Aquilaria dan Gyrinops tersebut. Pemanfaatan gaharu yang paling banyak adalah dalam bentuk bahan baku kayu bulat, cacahan, atau bubuk. Aroma harum dengan cara membakar secara sederhana banyak dilakukan oleh masyarakat Timur Tengah, sedangkan penggunaan yang lebih bervariasi banyak dilakukan di Cina, Korea, dan Jepang seperti bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis perlengkapan pada kegiatan keagamaan (Anonim, 2010). Di Indonesia tanaman gaharu semula adalah tanaman yang hidup di hutan dengan ekosistem yang stabil. Pada saat tanaman gaharu mulai dibudidayakan secara

9 monokultur maka diketahui adanya serangan hama yang signifikan yaitu ulat daun. Pada musim hujan yang berlangsung sepanjang tahun 2009 dan 2010 telah diketahui adanya serangan yang berat pada tanaham-tanaman gaharu yang menyebabkan banyak tanaman mengalami kematian. Pada saat terkena serangan yang berat daun-daun tanaman tersebut terlihat meranggas dan hanya tertinggal tulang daun. Dalam beberapa tahun terakhir ini beberapa wilayah pengembangan tanaman gaharu yang terserang hama tersebut ialah di Sanggau (2007), KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) Carita di Banten (2008), dan Mataram (2009) (Irianto et al., 2010).