KONSEP DASAR MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful K

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

BAB V PEMBAHASAN. analisis dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan. peneliti pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Manajemenen

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 9. MANAJEMEN DAN BADAN USAHALatihan Soal 9.1. forcasting. controlling. planning. organizing.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan Dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan diri pelajar (Abu Bakar, 2010 : 8).

ASPEK MANAJEMEN & ORGANISASI

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya.

BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana,

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB XII PERAN PERSONEL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen sebagai ilmu pengatahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

PERANAN KOMITE FARMASI SEBAGAI BADAN NORMATIF NONSTRUKTURAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Konsep dan Proses Manajemen Keperawatan. Ns. IGYP, S.Kep, M.Kes

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN DAN DATA SILABUS

: Evaluasi Diri untuk Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (diisi oleh Guru BK/Konselor) Alamat: Kecamatan: Kabupaten/Kota:

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V. Berdasarkan rumusan masalah pada BAB I, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

ACARA 4. ASPEK ORGANISASI DAN MANAJEMEN

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA KABUPATEN KUDUS

BAB IV ANALISIS DATA

IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. SMP Negeri 19 Bandar Lampung merupakan salah satu SMP milik pemerintah

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 27 SERI D

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut: 1. Peran Komite Sekolah Sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency)

BUPATI KUDUS TENTANG BUPATI KUDUS,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING TANPA ALOKASI JAM PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BIMBINGAN DAN KONSELING. Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya

MANAJEMEN : A. Pengertian Management : Bhs. Indon : tatlaksana, pengurusan, manajemen. Sudut pandang ada 3 : Proses, Kolektifitas orang, Seni & ilmu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 56 /POJK.04/2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR BAGAN...viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix. A. Latar Belakang Masalah...

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 121 TAHUN 2011 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian tentang kebiasaan belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Syarat Organisasi. 1. Sekelompok orang. 2. Hubungan dan Pembagian Kerja. 3. Tujuan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VISI MISI STIE MURA

MANAJEMEN PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL BUNAKEN OLEH PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Konsep dan Administrasi Manajemen. Pendidikan. Afid Burhanuddin 1. Apakah benar Candi Prambanan selesai dalam satu malam? Afid Burhanuddin, M. Pd.

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini akan membahas tentang kendala pelaksanaan program bimbingan

PERANAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MENGOPTIMALKAN POTENSI ANAK BERBAKAT AKADEMIK (ABA)

Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 24 Tahun 2015 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAHAN PRESENTASI. BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH Oleh: Drs. Iding Tarsidi, M. Pd.

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani manusia supaya tetap bisa bertahan hidup. Hal itu

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Mebel CV. Sofa Clasic Pekanbaru. karyawannya pun berasal dari keluarga sendiri.

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi tersebut. Dalam era

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TENTANG INOVASI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

WALIKOTA PROBOLINGGO

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR VISI MISI UNSRI

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

MANUAL PROSEDUR Pemantauan Sarana Dan Prasarana Kuliah

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN Tentang:

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

Transkripsi:

KONSEP DASAR MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING By: Asroful K

memimpin melaksanakan mengurus mengemudikan menyelenggarakan MANAGE mengatur mengemudikan mengelola mengarahkan menangani mengendalikan

Manajemen merupakan keseluruhan proses aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok manusia dalam suatu sistem organisasi dengan menggunakan segala sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Suherman (2007)

Tujuan Manajemen Tujuan kepastian arah memfokuskan usaha menjadi pedoman rencana dan keputusan mempermudah pelaksanaan evaluasi

John F. Mee memberikan sifat-sifat yang seharusnya terkandung dalam tujuan, yaitu: 1. Ditentukan sebelum aktivitas organisasi dilakukan; 2. Dapat dimengerti oleh semua personel; 3. Dinyatakan baik secara tertulis ataupun lisan; dan 4. Menjadi pegangan bagi para personel

FUNGSI MANAJEMEN 1. Menciptakan suatu koordinasi dan komunikasi tugas setiap personel dan antar personel organisasi; 2. Mendorong setiap personel melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien; 3. Memudahkan pelaksanaan analisis tugas dan tanggung jawab setiap organisasi secara efektif.

perencanaan (planning) pengorganisasian (organizing) pengawasan (controlling) Aspek dan Fungsi Manajemen pengarahan (actuating) koordinasi (coordinating)

Impelementasi Fungsi Manajemen dalam Bimbingan dan Konseling Bagaimana layanan bimbingan dan konseling dilakukan agar mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dengan menggunakan sumberdaya secara efisien? layanan bimbingan dan konseling perlu diurus, diatur, dikemudikan, dikendalikan, ditangani, dikelola, diselenggarakan, dijalankan, dilaksanakan dan dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian, keterampilan, serta wawasan dan pemahaman tentang arah, tujuan, fungsi, kegiatan, strategi dan indicator keberhasilannya.

Hal-hal yang perlu diberdayakan dalam implementasi manajemen BK: 1. manusia; 2. Materi layanan; 3. alat dan fasilitas; 4. waktu; 5. keuangan; dan 6. pemasaran.

Nurihsan (2003:87) agar perencanaan program bimbingan efektif dan efisien, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan; 1. Analisis kebutuhan dan permasalahan peserta didik. 2. Penentuan tujuan program layanan bimbingan dan konseling yang ingin dicapai. 3. Analisis situasi dan kondisi di sekolah. 4. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan 5. Penetapan metode dan tekhnik yang akan dilakukan dalam kegiatan 6. Penetapan personel-personel yang akan melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan. 7. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan bimbingan yang direncanakan 8. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang dilakukan dalam menangani hambatanhambatan.

Prinsip-prinsip Prencanaan Bimbingan dan Konseling Luther Gullich (2006) menyebutkan syarat-.syarat perencanaan sebagai berikut: 1. Tujuan harus dirumuskan secara jelas; 2. Perencanaan harus sederhana dan realistis; 3. Memuat analisis-analisis dan penjelasan-penjelasan terhadap usaha-usaha yang direncanakan; 4. Bersifat fleksibel; 5. Ada keseimbangan baik ke luar maupun ke dalam. 6. Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, tenaga dan sumber daya yang tersedia;

Konsep Dasar Pengorganisasian BK Pengorganisasian program layanan bimbingan konseling di sekolah adalah upaya melibatkan orang-orang ke dalam organisasi bimbingan di sekolah, serta upaya melakukan pembagian kerja diantara anggota organisasi bimbingan di sekolah (Nurihsan: 63).

Manfaat Pengorganisasian 1. setiap personel bimbingan menyadari tugas, peranan, kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. 2. terhindar dari terjadinya tumpang tindih tugas diantara para personel bimbingan. 3. terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur. 4. tercapai kelancaran, efisiensi & efektivitas pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseiing.

Langkah-langkah proses pengorganisasian program layanan bimbingan dan konseling: 1. Pengelompokkan kegiatan layanan; 2. Pembagian tugas, peranan, tanggung jawab dan wewenang bagi masing-masing personel; 3. Penenentuan mekanisme kerja; dan 4. Penyusunan suatu struktur organisasi bimbingan dan konseiing.

Hal yang perlu diperhatikan dlm pengorganisasian lay BK 1. Semua personel sekolah, meliputi kepala sekolah, koordinator bimbingan, guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi bimbingan harus dihimpun dalam satu wadah, 2. Mekanisme kerja, pola kerja atau prosedur kerja bimbingan dan konseling di sekolah harus tunggal. 3. Tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masingmasing petugas yang terlibat dalam pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah harus dirinci dengan jelas

Kepala sekolah memiliki tugas dan peran dalam: 1. Penentuan staf personel bimbingan dan konseling; 2. Penyusunan program bimbingan dan konseling; 3. Sosialisasi dan penetapan program bimbingan dan konseling; 4. Penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana; 5. Pemantauan dan supervisi; 6. Pengembangan kerjasama dengan instansi atau profesi lain; dan 7. Pengembangan program bimbingan dan konseling.

Wakil kepala sekolah memiliki peran dalam: 1. pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah; 2. penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas dan prestasi akademik, penyediaan dan kelengkapan sarana prasarana,; 3. sosialisasi program bimbingan dan konseling kepada seluruh personel dan komponen sekolah; dan 4. dukungan dan pemantauan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Wali kelas berperan dalam: 1. menyediakan informasi tentang karakteristik dan kebutuhan PD; 2. mensosialisasikan keberaadaan layanan bimbingan dan konseling,; 3. memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik; 4. mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan responsive berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya; 5. melakukan kunjungan rumah; dan 6. kegiatan konferensi kasus

Guru mata pelajaran berperan dalam: 1. Mensosialisasikan layanan bimbingan dan konseling; 2. Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran; 3. Mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layanan; 4. Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik; 5. Melakukan upaya layanan bimbingan belajar terutama pada program perbaikan dan pengayaan mata pelajaran yang diampunya; dan 6. Pelaksanaan konferensi kasus

Peran yang dapat dilakukan oleh staf administrasi adalah: 1. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; 2. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling; 3. Membantu mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; 4. Membantu menyampaikan informasi kepada personel lain berkenaan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

Konselor sekolah memiliki tugas: 1. Mengorganisasikan seluruh aktivitas layanan BK; 2. Melakukan analisis terhadap karakteristik dan kebutuhan perkembangan peserta didik; 3. Melakukan analisis terhadap kondisi sekolah; 4. Mengkoordinasikan seluruh personel layanan bimbingan dan konseling; 5. Memberikan layanan dasar kepada seluruh peserta didik; 6. Melaksanakan layanan responsif kepada peserta didik terutama dalam bentuk konseling; 7. Mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling; 8. Mengadakan tindak lanjut; terutama berkaitan dengan alih tangan kepada ahli lain; dan 9. Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.

Berkenaan dengan pelaksanaan tugas seorang konselor, secara khusus Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Administrasi Negara mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Nomor: 0433/P/1993 dan Nomor: 25 Tahun 1993 menjelaskan bahwa pada setiap sekolah harus ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing/konselor dengan rasio satu orang guru pembimbing/konselor untuk 150 orang peserta didik, dan beban tugas atau penghargaan jam kerja guru pembimbing/ konselor ditetapkan 36 jam/minggu

Beban tugas tersebut meliputi: 1. Penyusunan program pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan berlajar, bimbingan karir, serta semua jenis layanan, termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam 2. Pelaksanaan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18jam 3. Evaluasi pelaksanaan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir serta semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam 4. Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing/konselor yang membimbing 150 orang peserta didik dihargai sebanyak 18 jam

Selebihnya dihargai sebagai kelebihan mengajar dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 10-15pesertadidik = 2jam 2. 16-30 peserta didik = 4 jam 3. 31-45 peserta didik = 6 jam 4. 46-60 peserta didik = 8jam 5. 61-75 peserta didik = 10jam 6. 76 atau lebih = 12jam Sumber: Suherman, Uman. 2007. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Madani Production

Keterangan Diagram : Unsur Manajemen BK Kewenangan A. Koordinator BK/Guru BK atau Konselor B. Siswa/OSIS C. Wali Kelas D. Guru Mata Pelajaran E. Kepala/Wakil Kepala Satuan Pendidikan F. Tata Usaha G. Disnas Pendidikan/Pengawas BK H. Orang tua I. Tenaga Ahli J. Organisasi Profesi 1. Otoritas pelayanan BK 2. Implementasi Pelayanan BK 3. Otoritas kepempimpinan satuan pendidikan 4. Otoritas Guru Mata Pelajaran/wali kelas 5. Koordinasi Guru BK/Konselor dengan Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran 6. Materi Koordinasi Guru BK/Konselor dengan Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran 7. Otoritas pelayanan orang tua/ahli 8. Koordinasi antara pihak satuan pendidikan dengan Komite Satuan Pendidikan/orang tua dan organisasi profesi/ tenaga ahli 9. Koordinasi antara Guru BK atau Konselor dengan Komite Satuan Pendidikan/Orang tua dan organisasi profesi/ tenaga ahli 10. Otoritas pembinaan/kedinasan

SEKIAN TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT