KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

dokumen-dokumen yang mirip
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 2, pp September 2012 ISSN:

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 1, pp Mei 2012 ISSN:

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI IKATAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI BEACH BALL PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DI SMAN 22 SURABAYA

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATERI ASAM BASA KELAS XI SMAN 8 SURABAYA

Bahrul Ulum dan Rusly Hidayah Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA IPIEM SURABAYA MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN METODE DISKUSI KELAS PADA MATERI POKOK ASAM BASA

PENINGKATAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DIPADU TALKING STICK

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA DI SMAN 1 SUMBERREJO BOJONEGORO

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Aprilia Rasidah dan Muchlis Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Hp: ,

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.2, pp , May 2015

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

KETERAMPILAN BERPENDAPAT SISWA KELAS XI SMA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI LAJU REAKSI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 02, pp , May 2014

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3, pp September 2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Untuk Melatihkan Keterampilan Sosial Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK, TALK, WRITE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7-E

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

Unesa Journal of Chemical Education Vol 3, No 2, pp , May 2014

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 1, No. 1, pp , January 2015

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Unnes Physics Education Journal

Transkripsi:

KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM KELAS XI SMAN 18 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW RESPONSIBILITY CHARACTER OF STUDENTS IN THE SALT HYDROLYSIS MATTER CLASS XI IN SMAN 18 SURABAYA BY IMPLEMENTATION OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING MODEL Anita Hadi Pratiwi dan Bertha Yonata Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya Hp. 085730555371, e-mail: anita.hadipratiwi8@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk melatihkan karakter tanggung jawab siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi hidrolisis garam. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 18 Surabaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah One Shoot Case Study. Instrumen yang digunakan adalahlembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengamati karakter tanggung jawab siswa, dan lembar Posttest hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jumlah siswa (dalam %) yang memiliki karakter tanggung jawab dengan predikat cukup; baik; dan sangat baik pada pertemuan 1 berturut-turut sebesar 3,57%; 57,14%; dan 39,29%, pada pertemuan 2 berturut-turut sebesar 0,00%; 35,71%; dan 64,29%, pada pertemuan 3 berturut-turut sebesar 0,00%; 21,43%; dan 78,57%; (2) Hasil belajar siswa dalam ranah kognitif pada pertemuan 1, 2, dan 3 telah mencapai ketuntasan klasikal sebesar 75,00% pada pertemuan 1, 100,00% pada pertemuan 2, dan 92,86% pada pertemuan 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi Hidrolisis Garam dapat melatihkan karakter tanggung jawab siswa kelas XI IPA 1 SMAN 18 Surabaya. Kata-kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Karakter Tanggung Jawab, Materi Hidrolisis Garam. Abstract This study aims to train student s responsibility character by implementation ofjigsaw cooperative learning models in the salt hydrolysis matter. The subject of this research were XI IPA 1 students in SMAN 18 Surabaya. Design of this research was One Shoot Case Study. The instruments that used were observation sheet of students activityto observed student s responsibility character, and learning outcome sheet (Posttest). The result of this research showed that (1) The percentage of student who have enough; good; and very good category in responsibility characterin the first meeting was 3,57%; 57,14%; and 39,29%, in the second meeting was 0,00%; 35,71%; and 64,29%, in the third meeting was 0,00%;21,43%; and 78,57%; (2) student s learning outcome in cognitive domain in the first, second, and third meeting has achieved classical completeness 75,00% in first meeting, 100,00% in second meeting, and 92,86% in third meeting. So, it could be concluded that implementation of jigsaw cooperative learning model in salt hydrolysis matter was able to train student s responsibility character in XI IPA 1 class of SMAN 18 Surabaya. Keywords: Jigsaw Cooperative Learning Model, Responsibility Character, Salt Hydrolysis Matter. 333

PENDAHULUAN Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab [1]. Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C diharapkan memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia[2]. Tanggung jawab merupakan unsur penting bagi pengembangan pendidikan karakter karena tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa [3]. Namun pada kenyataannya, karakter tanggung jawab yang dimiliki oleh siswa masih rendah dan hanya menjadi sebatas pengetahuan yang belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket dari 28 siswa SMAN 18 Surabaya kelas XI IPA 1 yang menunjukkan bahwa sebanyak 89,29% siswa menyatakan pernah tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sebanyak 42,86% siswa memilih pilihan jawaban menyuruh temannya yang memecahkan tabung reaksi ketika praktikum untuk bertanggung jawab dengan mengganti tabung reaksi yang telah dipecahkan yang menunjukkan bahwa tanggung jawab kelompoknya kurang, sebanyak 75,00% siswa memilih untuk meminjam hasil pekerjaan temannya agar tidak dimarahi guru saat mereka lupa mengerjakan PR, dan sebanyak 35,71% siswa menyatakan mereka lebih menggantungkan kepada teman sekelompok yang lebih pandai saat mengerjakan tugas kelompok. Hal ini tidak akan terjadi jika siswa terbekali dengan karakter tanggung jawab sejak dini. Salah satu materi dalam mata pelajaran Kimia SMA/MA adalah Hidrolisis Garam yang merupakan pengetahuan konseptual yang dapat menimbulkan berbagai persepsi dari siswa yang kemudian memunculkan pendapat atau pemahaman yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil angket pada 28 siswa kelas XI IPA 1 SMAN 18 Surabaya menunjukkan bahwa sebanyak 46,43% siswa menyatakan bahwa materi Hidrolisis Garam sulit. Sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menyatukan pendapat siswa dalam memahami materi dengan benar melalui diskusi dan belajar kelompok. Hal ini didukung dengan hasil angket pada 28 siswa kelas XI IPA 1 SMAN 18 Surabaya bahwa 100,00% siswa menyatakan mereka lebih menyukai belajar secara berkelompok karena sangat membantu dalam pemahaman konsep dan lebih menyenangkan. Salah satu model yang dapat diterapkan pada pembelajaran materi Hidrolisis Garam adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dimana setiap siswa diberi tanggung jawab untuk memahami satu subbab materi secara mendalam dan bertanggung jawab untuk menyalurkan pemahamannya kepada anggota kelompok asalnya. Hal ini sesuai dengan karakteristik materi Hidrolisis Garam yang terdiri dari beberapa subbab yaitu jenis garam, reaksi hidrolisis, dan nilai ph larutan garam yang terhidrolisis. Masing-masing subbab ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah, garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah, garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat, dan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian 334

materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya [4]. Adanya kelompok asal dan kelompok ahli sebagai proses peerteaching menyebabkan terjadinya proses pertukaran informasi antar sesama siswa dalam kelompok. Karena semua siswa bertindak sebagai ahli materi, yaitu semua siswa diberikan tanggung jawab untuk mendiskusikan materi khusus secara mendalam maka semua siswa harus memahami dan menguasai materi dalam tiap kelompok tersebut. Sehingga tidak menimbulkan jangkauan/rentang nilai yang jauh antara siswa yang satu dengan siswa yang lain [5]. Dalam teknik ini, siswa dapat bekerjasama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang didapat. Sehingga apabila model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terlaksana dengan baik, maka karakter tanggung jawab siswa dapat dilatihkan. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki kelebihan yaitu: (1) memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif, serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya; (2) mendorong siswa untuk berfikir kritis; (3) memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain dalam kelompok tersebut; (4) diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut [6]. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diharapkan mampu melatihkan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk berhasil secara akademis dan non akademis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dilakukan penelitian dengan judul Karakter Tanggung Jawab Siswa pada Materi Hidrolisis Garam Kelas XI SMAN 18 Surabaya melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap karakter tanggung jawab. Sasaran penelitian ini yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMAN 18 Surabaya yang dipilih secara acak oleh guru SMAN 18 Surabaya. Rancangan penelitian ini adalah One Shoot Case Study yang dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut [7]: X O Keterangan: X : perlakuan yang diberikan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi Hidrolisis Garam yang menunjukkan aktivitas siswa yang menunjukkan karakter tanggung jawab siswa O : Observasi kemampuan akhir siswa yaitu hasil belajar siswa pada materi Hidrolisis Garam pada akhir pertemuan. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi: (1) tahap perencanaan berupa melakukan pra penelitian ke sekolah untuk menyebar angket pra penelitian untuk mengetahui karakter tanggung jawab siswa serta tanggapan siswa selama proses belajar mengajar di kelas, penyusunan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan LKS), penyusunan instrumen penelitian (Lembar pengamatan aktivitas siswa yang, dan Lembar Posttest hasil belajar, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) analisis data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa yang menunjukkan karakter tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan metode tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui soal Posttest yang dilaksanakan pada setiap akhir proses pembelajaran selama 3 kali pertemuan. Metode analisis data terdiri dari analisis aktivitas siswa yang menunjukkan karakter tanggung jawab siswa, dan analisis data hasil belajar. Data aktivitas siswa yang siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan pengamat terhadap 335

aktivitas siswa yang menunjukkan karakter tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran berlangsung.aktivitas siswa yang diberi penilaian seperti pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Kriteria Skala Penilaian Karakter Nilai Keterangan 1 Sangat Kurang 2 Kurang konsisten 3 Mulai Konsisten 4 Konsisten [3] Hasil nilai yang diperoleh tiap siswa selanjutnya ditentukan hasil akhirnya yang dihitung berdasarkan modus yaitu nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap dan diinterpretasikan ke dalam predikat seperti pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Predikat Karakter Siswa Modus Predikat 1 Kurang (K) 2 Cukup (C) 3 Baik (B) 4 Sangat Baik (SB) [8] Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil Posttest yang dikerjakan siswa pada setiap akhir pertemuan. Nilai yang diperoleh siswa dihitung dengan menggunakan persamaan 1. Skor yang diperoleh Nilai = x 4 (1) Total skor maksimum Ketuntasan klasikal dihitung dengan menggunakan persamaan 2. Ʃ siswa yang tuntas Ketuntasan Klasikal = x 100% (2) Ʃ siswa seluruhnya HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk melatihkan karakter tanggung jawab siswa pada materi Hidrolisis Garam kelas XI SMAN 18 Surabaya adalah sebagai berikut: Aktivitas Siswa yang Menunjukkan Karakter Tanggung Jawab Siswa Pengamatan aktivitas siswa yang siswa dilakukan selama proses pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berlangsung dengan pembentukan kelompok asal dan kelompok ahli. Anggota kelompok dipilih secara heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan data nilai yang diperoleh pada materi yang diajarkan sebelumnya. Pembagian kelompok asal dan kelompok ahli yang berbeda pada setiap pertemuan dilakukan oleh guru karena materi pada pertemuan 1 dan 2 dapat dibagi menjadi 4 subtopik sedangkan materi pada pertemuan 3 dapat dibagi menjadi 3 subtopik sehingga mempengaruhi jumlah kelompok ahli dan kelompok asal pada setiap pertemuannya namun dalam pembagian kelompok tetap memperhatikan keheterogenan kelompok tersebut. Guru dapat menentukan strukturnya dalam membentuk kelompokkelompok dan menentukan prosedur secara keseluruhan, tetapi siswa dibiarkan mengontrol interaksi dari menit ke menit di dalam kelompok [9]. Pengamatan aktivitas siswa yang menunjukkan karakter tanggung jawab siswa dilakukan oleh 6 orang pengamat dimana 1 orang pengamat mengamati 4-5 siswa. Karakter tanggung jawab siswa yang diamati dalam penelitian ini meliputi mendengarkan penjelasan dari guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru, bekerja sama dengan kelompok ahli untuk memahami satu subtopik materi secara mendalam, menyalurkan pemahamannya kepada anggota kelompok asalnya, dan komitmen dalam mengikuti pembelajaran sesuai dengan sintaks Jigsaw [10]. Karakter tanggung jawab siswa dikatakan tuntas apabila siswa memperoleh predikat Baik (B)[8]. Data hasil pengamatan aktivitas siswa yang siswa pada pertemuan 1, 2, dan 3 disajikan dalam Tabel 3 berikut. Tabel 3Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa yang Menunjukkan Karakter Tanggung Jawab Siswa Modus (Predikat) Nomor Pertemuan Pertemuan Pertemuan Siswa 1 2 3 S1 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) 336

Lanjutan Tabel 3 Modus (Predikat) Nomor Pertemuan Pertemuan Pertemuan Siswa 1 2 3 S2 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S3 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S4 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) S5 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) S6 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) S7 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S8 4 (SB) 4 (SB) 3 (B) S9 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S10 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S11 3 (B) 3 (B) 4 (SB) S12 2 (C) 3 (B) 4 (SB) S13 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) S14 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) S15 4(SB) 4 (SB) 3 (B) S16 4 (SB) 4 (SB) 4 (SB) S17 3 (B) 3 (B) 4 (SB) S18 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S19 3 (B) 3 (B) 4 (SB) S20 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S21 3 (B) 4 (SB) 4 (SB) S22 3 (B) 3 (B) 4 (SB) S23 4 (SB) 3 (B) 3 (B) S24 4 (SB) 4 (SB) 3 (B) S25 3 (B) 3 (B) 4 (SB) S26 3 (B) 3 (B) 4 (SB) S27 3 (B) 3 (B) 3 (B) S28 3 (B) 3 (B) 4 (SB) Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa pada pertemuan 1, karakter tanggung jawab yang dimiliki oleh siswa terhadap proses pembelajaran sudah baik namun terdapat 1 siswa yang dinyatakan tidak tuntas dengan perolehan predikat cukup yaitu S12 karena mudah terganggu oleh kegaduhan teman ketika mendengarkan penjelasan guru, masih mengganggu teman satu kelompok ketika mengerjakan tugas, masih membuat kegaduhan dalam kelompok ahli, dalam kelompok asal dapat menjelaskan subtopik ahlinya tetapi masih ada informasi yang salah dan tidak dapat menanggapi pertanyaan anggota kelompok, dan tidak mengajak anggota kelompok untuk ikut berkomitmen dalam mengikuti sintaks pembelajaran. Pada pertemuan 2 dan 3, karakter tanggung jawab siswa terhadap proses pembelajarannya sangat baik dan telah mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPA 1 sudah mulai terlatih karakter tanggung jawabnya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan dan memperoleh ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 75,00% pada pertemuan 1, 100,00% pada pertemuan 2, dan 92,86% pada pertemuan 3. Ketuntasan karakter tanggung jawab siswa juga dipengaruhi oleh kualitas keterlaksanaan sintaks pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pertemuan 1 sebesar 3,67 (sangat baik), pertemuan 2 sebesar 3,83 (sangat baik), dan pertemuan 3 sebesar 4,00 (sangat baik). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif, serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya [6]. Fokus pendidikan karakter adalah pada tujuantujuan etika, tetapi pada prakteknya meliputi penguatan kecakapan-kecakapan yang penting yang mencakup perkembangan sosial siswa[11]. Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa pada pertemuan 1 sebanyak 3,57% siswa kelas XI IPA 1 karakter tanggung jawabnya berpredikat cukup, 57,14% siswa berpredikat baik, dan 39,29% siswa berpredikat sangat baik, tidak ada siswa yang memperoleh predikat kurang pada karakter tanggung jawabnya. Pada pertemuan 2 sebanyak 35,71% siswa kelas XI IPA 1 karakter tanggung jawabnya berpredikat baik, dan 64,29% berpredikat sangat baik. Pada pertemuan 3 sebanyak 21,43% siswa kelas XI IPA 1 karakter tanggung jawabnya berpredikat baik, dan78,57% berpredikat sangat baik. Tidak ada siswa yang memperoleh predikat karakter tanggung jawab kurang dan cukup. Hal ini menunjukkan bahwa guru berhasil dalam melatihkan karakter tanggung jawab siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Hasil Belajar Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah kognitif yang didapatkan dari hasil Posttest siswa setelah menerima proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi Hidrolisis Garam.Siswa dikatakan hasil belajarnya telah tuntas jika memperoleh nilai minimal 2,67 (B-) 337

Persentase (%) UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 dengan ketuntasan secara klasikal sebesar 75,00% [8]. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Hasil Belajar Siswa Nomor Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Siswa Nilai T/TT Nilai T/TT Nilai T/TT S1 3,20 T 2,93 T 3,20 T S2 3,20 T 3,20 T 3,20 T S3 2,40 TT 2,67 T 3,20 T S4 3,60 T 3,20 T 3,20 T S5 3,20 T 2,67 T 3,20 T S6 3,60 T 2,93 T 3,20 T S7 2,80 T 3,20 T 3,20 T S8 3,20 T 3,20 T 2,40 TT S9 2,00 TT 2,93 T 3,20 T S10 3,20 T 2,93 T 3,20 T S11 2,00 TT 2,93 T 3,20 T S12 2,40 TT 2,67 T 3,20 T S13 2,80 T 2,67 T 3,20 T S14 3,60 T 3,20 T 3,20 T S15 3,20 T 2,93 T 3,20 T S16 1,60 TT 2,93 T 3,20 T S17 3,60 T 2,67 T 3,20 T S18 3,60 T 2,93 T 3,20 T S19 2,80 T 3,20 T 3,20 T S20 3,20 T 2,93 T 2,40 TT S21 3,20 T 2,67 T 3,20 T S22 3,60 T 2,67 T 4,00 T S23 1,60 TT 2,93 T 3,20 T S24 3,60 T 3,20 T 3,20 T S25 2,40 TT 3,20 T 3,20 T S26 2,80 T 2,67 T 3,20 T S27 3,20 T 3,20 T 3,20 T S28 3,60 T 2,67 T 3,20 T Jumlah siswa tuntas 21 28 26 Berdasarkan Tabel 4, dapat dibuat grafik ketuntasan klasikal hasil belajar siswa untuk pertemuan 1, 2, dan 3 seperti pada Gambar 1 berikut. 150 100 50 0 75 Ketuntasan Klasikal 25 Pertemuan 1 100 92.86 Pertemuan 2 0 7.14 Pertemuan 3 Tuntas Tidak Tuntas Gambar 1 Grafik Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Siswa Gambar 1 menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan pada pertemuan 1 dan 2, namun pada pertemuan 3 mengalami penurunan disebabkan karena materi yang dipelajari pada pertemuan 3 lebih sulit sehingga memerlukan kemampuan kognitif yang lebih tinggi daripada di pertemuan 1 dan 2. Pada pertemuan 3 mempelajari tentang hubungan antara tetapan hidrolisis (K h ), tetapan ionisasi air (K w ), dan konsentrasi OH - atau H + larutan garam yang terhidrolisis dan ph larutan garam yang terhidrolisis.secara keseluruhan, ketiga pertemuan menunjukkan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membantu siswa dalam mencapai ketuntasan hasil belajarnya karena adanya kelompok asal dan kelompok ahli sebagai proses peerteaching menyebabkan terjadinya proses pertukaran informasi antar sesama siswa dalam kelompok. Karena semua siswa bertindak sebagai ahli materi yaitu semua siswa diberikan tanggung jawab untuk mendiskusikan materi khusus secara mendalam, maka semua siswa harus memahami dan menguasai materi dalam tiap kelompok tersebut. Sehingga tidak menimbulkan jangkauan/rentang nilai yang jauh antara siswa yang satu dengan siswa yang lain [5]. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat melatihkan karakter tanggung jawab siswa kelas XI IPA 1 SMAN 18 Surabaya pada materi hidrolisis garam dengan (1) Jumlah siswa (dalam %) yang memiliki karakter tanggung jawab dengan predikat cukup; baik; dan sangat baik pada pertemuan 1 berturut-turut sebesar 3,57%; 57,14%; dan 39,29%,pada pertemuan 2 berturut-turut sebesar 0,00%; 35,71%;dan 64,29%, pada pertemuan 3 berturut-turut sebesar 0,00%; 21,43%; dan 78,57%; (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat membantu siswa dalam mencapai 338

ketuntasan hasil belajarnya yang ditunjukkan dengan pencapaian ketuntasan klasikal pada pertemuan 1 sebesar 75,00%, pada pertemuan 2 sebesar 100,00%, dan pada pertemuan 3 sebesar 92,86%. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah sebaiknya mengingatkan siswa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi dengan cara berdiskusi terlebih dahulu dengan anggota kelompok agar pembelajaran berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan, dan sebaiknya memberikan alokasi waktu yang lebih lama kepada siswa ketika melakukan diskusi di kelompok ahli dan kelompok asal agar pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. ImplementasiKurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. 4. Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. 5. Isjoni. 2012. Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta. 6. Cahyanta, Hari. 2011. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. http://dasarteori.blogspot.com/2011/08/kelebihandan-kekurangan-pembelajaran.html. Diakses pada tanggal 14 Maret 2014. 7. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. 8. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 9. Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach : Belajar Untuk Mengajar. (terjemahan Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Suetjipto). Edisi ketujuh. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 10. Nur, Muhammad. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif Dilengkapi Contoh Perangkat RPP Keterampilan Berpikir dan Pendidikan Karakter. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Unesa. 11. Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 339