BAB I PENDAHULUAN. Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. Apabila berbicara tentang Jepang, kita pasti langsung terbayang akan

BAB I PENDAHULUAN. seperti fabel yang menceritakan tentang binatang, hikayat yang merupakan cerita

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering

BAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menyimpan uang serta barang-barang berharga yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. pergaulan dan mempengaruhi kehidupan untuk berkomunikasi dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan memerlukan energi dari alam. Makhluk hidup memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu kegiatan dalam sebuah lingkungan berkelompok maupun individu.

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komik dalam bahasa Jepang disebut manga. Menurut Scott McCloud dalam

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak dulu cerita anak banyak digunakan oleh orang tua untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang mempunyai empat musim, yaitu haru

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Larson (1984: 3), dalam bukunya Meaning-Based Translation: A

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya jika itu mengacu pada data yang dirilis oleh UNESCO ditahun 2011.

1.1. Latar Felakang BAB I PENDAHT]LUAII. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hobi merupakan kegemaran;

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ringan biasa disebut raito noberu dan disingkat menjadi ranob. Salah satu penulis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Komik yang akan diterjemahkan pada Tugas Akhir ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang maupun luar negeri, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Hyde mulai dari masa anak-anak hingga dewasa, yang awalnya ingin menjadi. seorang komikus kemudian beralih menjadi seorang pemusik.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa teori mengenai pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KONSTITUENSI DALAM PROSES PENERJEMAHAN (Sebuah Tinjauan Singkat) CONSTITUENCY IN THE TRANSLATION PROCESS ( A Short Consideration)

BAB I PENDAHULUAN. Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dari tingkat kata, frasa hingga teks untuk menyampaikan makna teks

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

PENINGKATAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA MELALUI PENGENALAN TEORI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA INGGRIS (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dewasa ini, bahasa semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. namun juga terkenal dengan masyarakat yang masih memegang teguh budayanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB 3 METODE PENELITIAN

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

COOPERATIVE LEARNING SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENGATASI MASALAH DALAM MATA KULIAH TRANSLATION. FKIP, Universitas PGRI Madiun

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang orang menghadapi kesulitan dalam memahami isi atau makna

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kerja sama, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik maupun kebudayaan.

ANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Berdasarkan data-data yang dikumpulkan baik berupa penelitian, jurnal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. Penerjemahan teks, buku-buku dan informasi lain ke dalam bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. kelompok pertempuran sesuai dengan golongan darahnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca buku bermanfaat bagi manusia, mulai dari anak-anak hingga dewasa sekalipun. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain sebagai hiburan, penghilang stres, dan berdampak positif bagi kesehatan. Selain itu, membaca buku juga membantu meningkatkan kecerdasan otak dan emosional, daya imajinasi serta keterampilan berbahasa. Banyaknya manfaat dari membaca buku dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk mendidik anak yang harus dibiasakan sejak dini. Buku bacaan atau buku cerita adalah sebuah buku yang digunakan sebagai penambah pengetahuan atau pengalaman atau juga sebagai hiburan. Buku bacaan menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi buku bacaan fiksi dan non fiksi. Fiksi adalah cerita rekaan atau tidak berdasarkan kenyataan (KBBI, 2008: 391). Sedangkan, non fiksi adalah karya sastra yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (KBBI, 2008: 967). Buku bacaan dapat dikategorikan berdasarkan umur, misalnya buku bacaan anak untuk kategori anak-anak. Dalam kategori buku tersebut, terdapat berbagai macam jenis buku bacaannya, seperti fiksi maupun non fiksi. Pada buku cerita anak berunsur fiksi, anak akan terbiasa mengolah daya imajinasi mereka. Dunia anak merupakan dunia khayal atau berimajinasi, sehingga tidak jarang anak-anak memiliki 1

2 dunianya sendiri untuk mengembangkan imajinasinya. Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dsb) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang atau sebuah khayalan seseorang (KBBI, 2008: 526). Berdasarkan definisi di atas, imajinasi menjadi salah satu unsur penting yang dipakai untuk menghasilkan karya sastra berupa fiksi. Dalam rangkaian cerita fiksi, imajinasi yang dibuat oleh pengarang biasanya lebih masuk akal dan mengandung kebenaran. Oleh karena itu, anak akan lebih mudah untuk berimajinasi terhadap tokoh dan alur cerita yang ada dengan persepsi yang berbeda. Hal ini merupakan proses yang baik dilakukan secara rutin supaya otak mampu bekerja secara maksimal 1, sehingga daya imajinasi anak lebih terkontrol pada hal yang positif dan kreativitas otak anak meningkat. Pada salah satu buku cerita anak berbahasa Jepang yang berjudul Kokarina no Umi menggambarkan petualangan seorang bocah bernama Kitahara Yui yang berasal dari Shinshuu. Bocah yang biasa disapa dengan Yui ini, kemudian pindah rumah dan sekolah. Suatu hari Yui melihat hutan kecil dari atas balkon rumahnya. Karena rasa keingintahuannya, Yui pergi ke hutan dengan sepeda. Di tengah perjalanan, Yui bertemu dengan seorang kakek tua yang terlihat malang. Melihat kondisi kakek yang mengkhawatirkan, Yui mengikuti sampai ia tiba dirumahnya. Ternyata, kakek malang 1 Manfaat membaca buku <http://brighterlife.co.id/2014/06/25/10-alasan-kenapa-anda-harus-membaca-buku-part-1/>

3 itu ialah kakek dari bocah yang bernama Mizushima Shou. Shou adalah teman sekolah Yui yang jarang terlihat di sekolah barunya. Pada bagian Kujira no Uta diceritakan kebiasaan kakek Shou yang selalu beristirahat di tangga yang ia pasang di pohon Kastanye seusai bekerja di perkebunan teh. Kakek membuat kapal awan yang terbuat dari rakitan bambu di atas pohon tersebut untuk menikmati keindahan langit. Namun, kakek dan Shou juga sering mendengar suara-suara hembusan air laut dari sekitaran pohon. Lalu kakek pun bercerita kepada cucunya bahwa dulu di sekitar pohon Kastanye adalah sebuah laut yang sekarang menjadi sumur. Laut tersebut merupakan tempat tinggal seekor ikan paus. Bentuk dari ikan paus itu besar dan berwarna biru. Karena bentuknya yang besar, ikan paus tersebut terlihat seperti awan yang membentang bebas di atas langit. Ia juga tampak sangat agung dengan suara yang lembut dan tajam. Suara ikan paus yang terdengar indah dikatakan sebagai sebuah nyanyian ikan paus. Kemudian kakek berkata bahwa ikan paus tersebut adalah tubuh dari kakeknya yang meminta untuk dilahirkan kembali. Dari cerita kakek tersebut, Shou dan Ryouji, terkejut sekaligus merasakan bangga karena ia dan kakeknya merupakan keturunan dari sebuah ikan paus. Akhirnya, kejujuran kakek pada Shou dijadikan sebuah janji rahasia di atas pohon Kastanye. Pada buku cerita anak Kokarina no Umi, bocah bernama Kitahara Yui sebagai tokoh utama digambarkan sebagai anak yang memiliki rasa keingintahuan tinggi dan berani. Berawal dari keberanian Yui untuk memutuskan pergi berpetualang di hutan

4 membuatnya mengetahui banyak hal. Karakter berani Yui dan Shou yang diceritakan dalam buku ini, juga menjadikan mental anak lebih berani menghadapi sebuah rintangan, sehingga baik untuk dicontoh oleh anak-anak. Selain itu, dapat dilihat pula sisi menarik dari cerita tersebut yaitu alur cerita yang tidak mudah ditebak, tidak membosankan, dan penggambaran cerita dengan unsur fiksi yang menarik sehingga mengembangkan kreativitas dan daya imajinasi anak. Oleh karena itu, penulis memilih untuk menerjemahkan buku cerita anak berbahasa Jepang yang berjudul Kokarina no Umi supaya buku ini dapat dibaca dan dimengerti oleh penutur bahasa Indonesia. 1.2 Pokok Bahasan Berdasarkan uraian dalam latar belakang, pokok bahasan penulisan tugas akhir meliputi: 1. Bagaimana terjemahan buku cerita anak Kokarina no Umi ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar? 2. Bagaimana perwujudan reinkarnasi dalam kehidupan masyarakat Jepang, khususnya yang terdapat dalam buku cerita anak Kokarina no Umi?

5 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Menerjemahkan buku cerita anak Kokarina no Umi dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia sehingga mudah dipahami oleh pembaca, khususnya masyarakat Indonesia. 2. Menjelaskan perwujudan reinkarnasi dalam kehidupan masyarakat Jepang, khususnya yang terdapat dalam buku cerita anak Kokarina no Umi. 1.4 Landasan Teori 1.4.1 Definisi Terjemahan Berbagai pengertian terjemahan yang dikemukakan oleh para ahli berbedabeda, namun sebenarnya memiliki kesamaan makna. Beberapa pengertian terjemahan menurut para ahli yang diterjemahkan oleh Zuchridin Suryawinata dan Sugeng Hariyanto dalam bukunya berjudul Translation: Bahasan Teori dan Penuntun Praktis Menerjemahkan, berikut ini: Pertama, menurut Newmark (1981: 7) dalam buku yang berjudul Approaches of Translation (via Zuchridin, 2003: 15), ia menulis: Translation is a craft consisting in the attempt to replace a written message and/or statement in one language by the same message and/or statement in another language. Penerjemahan adalah suatu kiat yang merupakan usaha untuk mengganti suatu pesan atau pernyataan tertulis dalam satu bahasa dengan pesan atau pernyataan yang sama dalam bahasa lain.

6 Kedua, menurut Larson (1984) dalam buku yang berjudul Meaning-based Translation: A Guide to Cross-language Equivalence (via Zuchridin, 2003: 16), ia menulis: Translation is basically a change of form. When we speak of the form of a language, we are referring to the actual words, phrases, clauses, sentences, paragraphs, etc., which are spoken or written. In translation the form of the source language is replaced by the form of the receptor (target) language. Penerjemahan pada dasarnya adalah suatu perubahan bentuk. Apabila kita berbicara tentang bentuk bahasa, kita mengacu pada kata-kata, frase, klausa, kalimat, paragraf yang sesungguhnya, yang lisan atau tertulis. Di dalam terjemahan bentuk bahasa sumber disalin dengan bentuk bahasa sasaran. Dari beberapa pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pengertian terjemahan adalah sebuah proses mengartikan suatu pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan bentuk bahasa penerjemah itu sendiri, namun masih memenuhi konteks makna yang ingin disampaikan. 1.4.2 Metode Terjemahan Menurut Newmark (via Hartono, 2003: 82-84) terdapat macam-macam metode terjemahan, yaitu: 1. Metode Terjemahan Kata Demi Kata Metode terjemahan kata demi kata merupakan metode menerjemahkan yang apa adanya. Metode ini mempertahankan kosakata bahasa sumber, mengambil makna paling umum yang biasanya diambil dari makna kamus dan terlepas dari konteks.

7 2. Metode Terjemahan Literal Metode terjemahan literal merupakan metode yang menggunakan makna kata ataupun kosakata (leksikal) sebagai gambaran dalam menerjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Metode tersebut tetap diterjemahkan apa adanya dan terlepas dari konteks. 3. Metode Terjemahan Setia Metode terjemahan setia merupakan metode yang berusaha menghasilkan terjemahan sesuai konteks yang tepat dari bahasa sumber ke tata bahasa sasaran. Terjemahan ini benar-benar setia pada tujuan dan realisasi teks bahasa sumber. 4. Metode Terjemahan Semantik Metode terjemahan semantik merupakan metode yang bersifat lebih fleksibel. Metode ini menerjemahkan dengan kata-kata yang kurang penting dari bahasa sumber. Metode ini tidak menggunakan makna berdekatan dalam mengubah ke bahasa sasaran. Selanjutnya, penekanan pada bahasa sasaran melahirkan empat metode terjemahan, yaitu: 1. Metode Terjemahan Saduran Metode terjemahan saduran merupakan metode paling bebas dengan mempertahankan tema cerita, karakter, dan alur ceritanya. Akan tetapi, budaya

8 bahasa sumber diubah ke dalam bahasa sasaran dan teks ditulis ulang. Metode terjemahan ini biasanya digunakan untuk menerjemahkan drama dan puisi. 2. Metode Terjemahan Bebas Metode terjemahan bebas merupakan metode menerjemahkan dengan hasil yang apa adanya ke dalam bahasa sasaran. Metode ini tidak mempedulikan cara penyampaian isi pesan dari bahasa sumbernya. 3. Metode Terjemahan Idiomatik Metode terjemahan idiomatik merupakan metode yang menghasilkan isi pesan dengan sedikit menyimpang dari makna bahasa sumber. Metode ini menggunakan jargon atau idiom yang ada dalam bahasa sasaran. 4. Metode Terjemahan Komunikatif Metode terjemahan komunikatif merupakan metode menerjemahkan yang bertahan pada makna kontekstual yang tepat dari bahasa sumber sehingga isi dan bahasanya dapat diterima dan dipahami secara langsung oleh pembaca hasil terjemahan. Dari metode-metode terjemahan diatas, penulis memilih metode terjemahan komunikatif untuk menerjemahkan karena lebih tepat untuk dipakai. Ketika penulis menerjemahkan buku cerita anak berjudul Kokarina no Umi, penulis menggunakan makna kata yang paling tepat dari bahasa sasaran dengan menyesuaikan isi konteks cerita dari bahasa sumber agar hasil terjemahan mudah dipahami dan diterima oleh pembaca.

9 1.4.3 Langkah-langkah Penerjemahan Dalam penulisan Tugas Akhir ini, langkah-langkah penerjemahan yang diambil oleh penulis mengacu pada empat proses penerjemahan menurut Nida dan Taber (via Hartono, 2003: 19), yaitu: 1. Tahap Analisis atau Pemahaman Dalam tahap ini, kalimat yang ada dianalisa menurut makna gramatikal (tata bahasa), makna tekstual (teks cerita), dan makna kontekstual (konteks cerita). Penulis mencari cara baca (furigana) huruf kanji yang sulit, setelah itu membaca keseluruhan teks cerita untuk memahami makna dari bahasa sumber. Pertama, penulis menerjemahkan kata per kata disesuaikan dengan tata bahasa. Kedua, penulis menganalisa tiap kata sesuai isi teks cerita. Ketiga, penulis menganalisa tiap kata sesuai dengan konteks ceritanya. 2. Tahap Transfer Dalam tahap ini, setelah penulis menganalisa dan memahami keseluruhan teks cerita, makna atau arti tiap kosakata dipindahkan ke dalam bahasa sasaran untuk menghasilkan sebuah rangkaian kalimat. 3. Tahap Restrukturisasi Dalam tahap ini, penulis mencari padanan kata untuk menyusun struktur kalimat dengan menyesuaikan makna kontekstual dari bahasa sumber maupun bahasa sasaran agar hasil terjemahan dapat diterima dan dipahami oleh

10 pembaca. Misalnya, kata kewashii yang artinya terjal atau beringas. Penulis lebih memilih kata beringas karena kata tersebut lebih tepat dengan konteks ceritanya. 4. Tahap Evaluasi dan Revisi Dalam tahap ini, penulis mengevaluasi hasil terjemahan agar menjadi lebih sesuai dalam bahasa sasaran, kemudian penulis mencocokkan kembali dengan teks asli bahasa sumber untuk menyesuaikan isi, makna, dan pesan sesuai dengan konteksnya. Selain itu, penulis mengajukan hasil terjemahan kepada orang lain, seperti dosen pembimbing untuk dikoreksi padanan kata dan struktur kalimatnya yang kurang tepat. Dari hasil koreksi tersebut, penulis melakukan revisi untuk menyempurnakan padanan kata dan struktur kalimat yang kurang tepat agar pembaca dapat mengerti isi, makna, dan pesan pada teks cerita Kokarina no Umi. 1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ini dibagi dalam empat bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari tujuh sub bagian, yaitu; latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, landasan teori, metode terjemahan, langkah-langkah penerjemahan, dan sistematika penulisan. Bab kedua yaitu hasil terjemahan cerita anak Kokarina no Umi, terjemahan perkalimat dan teks hasil terjemahan. Bab ketiga yaitu pembahasan

11 tentang reinkarnasi dalam kehidupan masyarakat Jepang. Bab keempat adalah penutup.