KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS PRODUK PATISERI BERBASIS MOCAF (Physicochemical and Sensory Characteristics of Patisseries Made from Mocaf)

dokumen-dokumen yang mirip
SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

Oatmeal Cheese Cookies

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

Jurnal Pangan dan Gizi Vol 01 No. 02 Tahun 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI FRANSISKA AGUSTINA P

Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan) Vol 2 No. 2 November 2016 ISSN:

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG KENTANG TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN SKRIPSI OLEH : SURYA FELIX NATANAEL K

LOGO BAKING TITIS SARI

PENAMBAHAN TEPUNG BIJI CEMPEDAK DALAM PEMBUATAN ROTI TAWAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BONGGOL. PISANG ( Musa paradisiaca ) TERHADAP DAYA SERAP AIR DAN DAYA TERIMA BROWNIES

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGARUH SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG KECAMBAH KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L) TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES

II. TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

METODE. Bahan dan Alat

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

PENGARUH KONSENTRASI GUM XANTHAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS RENDAH LEMAK DENGAN PENGURANGAN 50% TELUR SKRIPSI

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

METODE. Waktu dan Tempat

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

PENGARUH RASIO TEPUNG KOMAK DENGAN TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN PUTIH TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK BROWNIES YANG DIHASILKAN

ABSTRAK. Kata kunci : puree labu kuning, tapioka, bika ambon.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

PENGARUH PERBANDINGAN TERIGU DAN TEPUNG BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KARAKTERISTIK BISKUIT SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

III. METODE PENELITIAN. Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS DENGAN PROPORSI MARGARIN DAN KACANG TUNGGAK KUKUS SKRIPSI OLEH : STEPHANNIE

FORMULASI BISKUIT KELAPA PARUT KERING DENGAN PERLAKUAN PENYANGRAIAN DAN TANPA PENYANGRAIAN

Ditulis oleh Rina Ariyani Minggu, 23 September :53 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 26 September :09

HASIL DAN PEMBAHASAN

111. BAHAN DAN METODE

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

PENGARUH PROPORSI TERIGU DAN TAPIOKA TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BANDENG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

KARAKTERISTIK SNACK BARS BERBAHAN DASAR TEPUNG KACANG HIJAU DAN PISANG LOKAL SKRIPSI. Oleh MUHAMMAD DHANY ISMAIL

OLEH : GLADYS AMANDA WIJAYA

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

BAB III METODE PENELITIAN

Resep Kue. Resep kue nastar

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG (Zea mays L.) DALAM PEMBUATAN COOKIES. ABSTRACT

PENGARUH PERBANDINGAN PISANG RAJA DAN TERIGU TERHADAP KARAKTERISTIK KUE KUKUS SKRIPSI. Oleh : RIA RUMINDO PURBA NIM :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

SUBSTITUSI TEPUNG COCOCAF PADA PEMBUATAN BROWNIES KUKUS SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TERIGU

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

SEMINAR NASIONAL PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

KARAKTERISASI TEPUNG KASAVA YANG DIMODIFIKASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK MIE DAN BISKUIT

PENGARUH PROPORSI TERIGU MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) DAN PENAMBAHAN TEPUNG FORMULA TEMPE TERHADAP HASIL JADI FLAKE

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

FORMULASI CAMPURAN TEPUNG SAGU BARUK (Arenga microcarpa) DAN UBI JALAR KUNING (Ipomoea batatas) DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI

Proses Pembuatan Roti

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

KARAKTERISASI SIFAT FISIKO-KIMIA DAN SENSORI COOKIES DARI TEPUNG KOMPOSIT (BERAS MERAH, KACANG MERAH DAN MOCAF)

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

PEMANFAATAN BEKATUL DAN AMPAS WORTEL (Daucus carota) DALAM PEMBUATAN COOKIES. THE USED OF BRAND AND CARROT WASTE (Daucus carota) IN COOKIES MADE

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta L.Schoott) TERHADAP NILAI SENSORIK DAN NILAI GIZI ROTI MANIS

PENERIMAAN PANELIS DAN ANALISIS USAHA ROTI MANIS DARI TEPUNG TERIGU DAN MODIFIED CASSAVA FLOUR (MOCAF)

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMALISASI ROTI MANIS BERBASIS TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG MOCAF MENGGUNAKAN APLIKASI DESIGN EXPERT METODE D-OPTIMAL TUGAS AKHIR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

Transkripsi:

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS PRODUK PATISERI BERBASIS MOCAF (Physicochemical and Sensory Characteristics of Patisseries Made from Mocaf) Satrijo Saloko, Nazaruddin, Dody Handito, Siska Cicilia dan Afe Dwiani Program Studi Teknologi Pangan dan Agroindustri Program Di luar Domisili (PDD) Vokasi Kabupaten Lombok Utara, Universitas Mataram Jl. Raya Pemenang, Pemenang - Lombok Utara 83352 e-mail : satrijo_s@yahoo.com ABSTRAK Produk patiseri (biskuit, cake dan roti) sebagian besar menggunakan tepung terigu sebagai salah satu bahan utamanya. Akan tetapi karena ketersediannya yang masih impor maka perlu dicari alternatif tepung lain, salah satunya mocaf. Mocaf memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi dan untuk meningkatkan nilai proteinnya perlu ditambah dengan tepung kacang-kacangan yaitu tepung kacang hijau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi antara mocaf, tepung kacang hijau dan tepung terigu yang tepat untuk menghasilkan biskuit, cake dan roti mocaf yang berkualitas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 1 faktor terdiri 6 level, untuk biskuit mocaf (BM), cake mocaf (CM) dan roti mocaf (RM) dengan proporsi mocaf : tepung terigu : tepung kacang hijau berturut-turut yaitu 100:0:0; 90:0:10; 80:5:15; 70:10:20; 60:15:25; 50:20:30, dan diulang 3 kali sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biskuit mocaf perlakuan 6 (mocaf 50% : tepung terigu 20% : dan tepung kacang hijau 20%) menghasilkan produk dengan komposisi yang baik yaitu kadar air 1,32%, kadar abu 1,64%, kadar protein 9,21% dan kadar lemak 25,09%. Untuk uji organoleptik biskuit dan cake mocaf perlakuan 1 (mocaf 100% : tepung terigu 0% : dan tepung kacang hijau 0%) dan perlakuan 2 (mocaf 90% : tepung terigu 0% : dan tepung kacang hijau 10%) lebih disukai panelis. Kata kunci: tepung kacang hijau, cake, biskuit dan roti mocaf ABSTRACT The patisseries products (biscuits, cake and bread) mostly use wheat flour as a main ingredient. However, because of the availability of main material is wheat flour still imported then need to find other alternatives, one of which mocaf. Mocaf have a high carbohydrate content and to increase the value of its protein needs to be supplemented with mung bean flour. The purpose of this study was to determine the proportion between mocaf, mung bean flour and wheat flour to produced to produce the quality of biscuits, cakes and bread mocaf. This study uses a completely randomized design with one factor comprises 6 levesl, for biscuit mocaf (BM), cake mocaf (CM) and bread mocaf (RM) with the proportion mocaf:wheat flour:mung bean flour were 100:0:0 ; 90:0:10; 80:5:15; 70:10:20; 60:15:25; 50:20:30, respectively and repeated 3 times. The results showed that the treatment of mocaf 50%:wheat flour 20%:mung bean flour 20% resulted in a product with a good composition of the water content of 1.32%, ash content 1.64%, protein 9 21% and fat 25.09%. The organoleptic test of biscuits mocaf and cake mocaf with treatment mocaf 100%:wheat flour 0%:mung bean flour 0% and treatment mocaf 90%:wheat flour 0%:mung bean flour 10% were preferred by panelists. Keywords: mung bean flour, cake, biscuits and bread mocaf 36

PENDAHULUAN Produk patiseri dan bakery telah dikenal masyarakat dalam bentuk seperti roti manis, roti tawar, kue basah/cake, kue kering/cookies dan lain-lain. Produk patiseri dan bakery disukai oleh masyarakat, mulai dari anak kecil hingga orang tua. Bahan utama dalam pembuatan produk patiseri adalah tepung terigu, lemak, dan bahan pengembang. Selain itu, dibutuhkan bahan tambahan yang merupakan bahan pelezat seperti telur, susu, gula, garam, dan sebagainya. Produk patiseri adalah hasil panggang dari campuran bahan tepung terigu, telur dan mentega. Dari asal katanya, pastry berasal dari kata paste yang berarti campuran tepung terigu, cairan dan lemak. Pembuatan pastry mengacu pada berbagai adonan (paste and dough) dan banyak lagi produk turunannya (Faridah, 2008). Tepung yang umumnya digunakan dalam pembuatan patiseri adalah tepung terigu yang terbuat dari gandum. Namun ketersediaan gandum di Indonesia masih tergantung dari impor negara lain sehingga harga terigu juga masih tergantung dari negara lain. Mengingat dalam beberapa tahun terakhir harga terigu semakin naik dan penggunaannya semakin tinggi, maka perlu mencari alternatif tepung pengganti terigu. Salah satu alternatif pengganti terigu adalah mocaf.mocaf (Modified Cassava Flour) adalah produk tepung dari ubi kayu yang diproses dengan menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dengan bakteri asam laktat (Subagyo, 2006). Keuntungan menggunakan mocaf dibanding dengan terigu antara lain sebagai berikut: produk pangan olahan berbahan baku terigu/beras dapat diganti dengan bahan mocaf (substitusi antara 5-75%) dan bahkan ada produk pangan olahan berbahan terigu seluruhnya dapat diganti dengan mocaf (Sunarsi, 2011). Namun demikian, produk yang dihasilkan tidak sama persis karakteristiknya dengan tepung terigu atau yang lainnya sehingga dalam aplikasinya diperlukan sedikit perubahan formula, atau prosesnya sehingga akan dihasilkan produk yang bermutu tinggi. Dalam pembuatan patiseri diperlukan sumber protein yang dapat mengimbangi sumber karbohidrat dari mocaf yaitu dengan penambahan tepung kacang hijau. Menurut Rukmana (1997) kacang hijau selain memiliki kandungan protein yang tinggi, juga mengandung asam amino esensial dan non-esensial serta vitamin A dan B. Selain itu, kacang hijau merupakan sumber mineral penting seperti kalsium dan fosfor serta kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh (Anonim, 2008). Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pembuatan patiseri (cookies, cake, dan roti) berbahan dasar mocaf yang difortifikasi dengan tepung kacang hijau serta komposisi kimia dan organoleptik dari produk patiseri tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu penambahan tepung sesuai perlakuan. Untuk biskuit mocaf (BM), cake mocaf (CM) dan roti mocaf (RM) berturut-turut proporsi tepung mocaf : tepung terigu : tepung kacang hijau yaitu (100:0:0, 90:0:10, 80:5:15, 70:10:20, 60:15:25, 50:20:30). Dari 6 level faktor tersebut diulang 3 kali sehingga didapatkan 18 satuan percobaan. Bahan dan Alat Tepung mocaf yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari UD. Mekar Makmur desa Akar-akar Kec. Bayan Kab. Lombok Utara, kacang hijau dibeli di pasar Ampenan dan di 37

persiapkan menjadi tepung kacang hijau dengan cara menyangrai kacang hijau hingga kecoklatan hingga kulitnya terlepas dan setelah itu dihaluskan dengan blender. Tepung terigu dan bahan bahan lain (ragi, gula, telur, air, garam, baking powder, SP (cake emulsifier), vanili, dan lain-lain diperoleh dari Niaga supermarket. Adapun bahan yang digunakan untuk analisis adalah aquades, serbuk SeO 2, K 2SO 4, dan CuSO 4 5H 2O, H 2SO 4 pekat, NaOH 30%, indikator PP, larutan asam borat 2%, larutan HCl 0,01 N dan pelarut heksan diperoleh di Laboratorium Biokimia Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Mataram. Pembuatan Biscuit mocaf Biskuit mocaf dibuat dengan cara mencampurkan gula halus garam, susu bubuk dan mentega dan dimikser selama 10 menit hingga adonan sedikit halus dan berwarna kuning keputihan. Setelah itu tambahkan kuning telur dan dimikser kembali hingga adonan halus dan licin. Aduk adonan menggunakan sendok 38iscuit dan dicampur dengan tepung sesuai perlakuan. Setelah itu adonan dipipihkan ± 0,5 cm menggunakan rol kayu, dicetak dan dioleskan dengan kuning telur pada bagian atas 38iscuit yang telah dicetak. Biskuit dipanggang dalam oven bersuhu 150 o C selama 4 menit. Pembuatan cake mocaf Cake mocaf dibuat dengan cara mencampurkan gula pasir, kuning telur, baking powder dan SP, dimikser selama 15 menit hingga gula larut, adonan halus dan kaku. Aduk adonan menggunakan sendok plastik dan dicampur dengan tepung sesuai perlakuan beserta mentega cair dan vanili, diaduk hingga rata. Adonan ditimbang sebanyak 35 g dan dimasukkan dalam wadah alumunium foil yang sebelumnya telah diolesi margarin dan ditaburi tepung terigu. Cake dipanggang dalam oven bersuhu 180 o C selama 30 menit. Pembuatan roti mocaf Roti mocaf dibuat dengan cara mencampurkan tepung (sesuai perlakuan), gula, garam, susu bubuk dan baking powder secara manual dan dicampur hinga rata. Panaskan sedikit air dan campur dengan ragi. Masukan ragi tersebut ke dalam adonan tepung beserta air es dan telur lalu aduk dengan tangan. Pengulenan dilakukan selama 5-10 menit hingga adonan tidak lengket dan elastis. Setelah itu masukkan mentega dan campur adonan hingga lembut dan rata. Banting adonan roti beberapa kali dalam baskom. Tutup baskom dengan cling wrap dan difermentasi pada suhu ruang selama 60 menit. Timbang adonan masing-masing 50 g dan masukkan dalam wadah alumunium foil yang sebelumnya telah diolesi margarin. Fermentasi kembali adonan dalam proofer (suhu 30 o C dan RH 60) selama 30 menit. Roti dipanggang dalam oven bersuhu 180 o C selama 15 menit. Prosedur Analisis Analisa dilakukan pada produk patiseri yaitu cake, biskuit dan roti mocaf. Analisa kimia yang dilakukan meliputi kadar air (SNI 01-2891-1992), kadar abu (SNI 01-2891-1992), kadar protein (SNI 01-2891-1992) dan kadar lemak (Sudarmadji, dkk., 1984). Analisa organoleptik yang dilakukan meliputi warna menggunakan metode scoring test, sedangkan untuk, tekstur, warna dan rasa menggunakan metode hedonic scale. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan program COSTAT dengan selang kepercayaan 5% dan dilanjutkan dengan uji lanjut BNT (5%) untuk perlakuan yang berbeda nyata. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air Rerata kadar air dari pengaruh penambahan terigu dan tepung kacang hijau memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar air 38

biskuit, cake dan roti mocaf. Tingkat perbedaan kadar air akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 1.Dari Gambar 1. dapat dilihat bahwa semakin sedikit mocaf yang ditambahkan dan semakin tinggi penambahan tepung terigu serta tepung kacang hijau mengakibatkan kadar air biskuit,cake dan roti yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan mocaf yang lebih tinggi dibanding kedua jenis tepung lainnya dimana kadar air mocaf sebesar 12,01%. Kadar air biskuit yang dihasilkan sebesar 1,32%-3,21%, terendah pada BM6 dan tertinggi pada BM1. Pada pembuatan cake dihasilkan kadar air sebesar 24,92%-33,22% dimana CM5 menghasilkan kadar air terendah dan CM3 menghasilkan kadar air tertinggi. Pada pembuatan roti dihasilkan kadar air sebesar 24,19%- 27,14% dimana CM3 memiliki kadar air terendah dan CM6 memiliki kadar air tertinggi. Gambar 1. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Kadar Air Biskuit, Cake, dan Roti Mocaf Kadar abu Rerata kadar abu dari pengaruh penambahan terigu dan tepung kacang hijau memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar abu biskuit, cake dan roti mocaf. Tingkat perbedaan kadar abu akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Kadar Abu Biskuit, Cake, dan Roti Mocaf Dari Gambar 2. dapat diketahui bahwa semakin banyak tepung terigu dan tepung kacang hijau menyebabkan kadar abu biskuit dan cake yang dihasilkan semakin tinggi. Tingginya kadar abu disebabkan oleh kadar abu tepung kacang hijau yang digunakan pada penelitian ini memiliki kadar abu yang tinggi yaitu 3,29%. Kadar abu yang tinggi pada bahan tepung kurang disukai karena cenderung memberi warna gelap pada produk. Semakin rendah kadar abu pada produk tepung akan semakin baik karena selain mempengaruhi warna akhir produk juga akan mempengaruhi tingkat kestabilan adonan (Anonim, 2006). Kadar abu biskuit yang dihasilkan sebesar 0,96%- 1,64% dan kadar abu cake sebesar 0,93%-1,27%. Kadar abu yang dihasilkan pada pembuatan roti semakin rendah dengan semakin sedikitnya mocaf diikuti semakin tinggi tepung terigu dan tepung kacang hijau yang ditambahkan. Kadar abu roti yang dihasilkan sebesar 2,36%-3,13%. Kadar protein Rerata kadar protein dari kadar protein biskuit, cake dan roti 39

mocaf. Tingkat perbedaan kadar protein akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Kadar Protein Biskuit, Cake, dan Roti Mocaf Dari Gambar 3. menunjukkan semakin banyak penambahan tepung terigu dan tepung kacang hijau menyebabkan kadar protein pada ketiga produk semakin meningkat. Kadar protein biskuit yang dihasilkan sebesar 1,06%-7,33% dimana BM1 memiliki protein terendah dan BM6 memiliki kadar protein tertinggi. Pada cake dihasilkan kadar protein sebesar 6,29%-9,21%, CM1 memiliki protein terendah dan CM6 memiliki protein tertinggi. Adapun pada roti dihasilkan kadar protein sebesar 4,26%-7,97% dengan RM1 memiliki kadar protein terendah dan RM6 memiliki kadar protein tertinggi. Peningkatan kadar protein pada biskuit, cake, dan roti disebabkan oleh tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan cake dan biskuit memiliki kadar protein 14%, tepung terigu dalam pembuatan roti memiliki protein sebesar 17%, dan tepung kacang hijau memiliki kadar protein 18,98%. Kadar lemak Rerata kadar lemak dari kadar lemak biskuit, cake dan roti mocaf. Tingkat perbedaan kadar lemak akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 4. Dari Gambar 4. menunjukkan semakin banyak penambahan tepung terigu dan tepung kacang hijau menyebabkan kadar lemak pada biskuit dan roti. Kadar lemak biskuit sebesar 24,01%- 25,09%, kadar lemak cake sebesar 21,29%-24,9% sedangkan kadar lemak roti sebesar 10,89%-12,06%. Tingginya kadar lemak pada cake dan roti diduga disebabkan oleh mentega dan telur yang digunakan dalam pembuatan kedua produk tersebut sangat tinggi, yaitu 100 gram mentega dan 5 butir telur dalam pembuatan cake sedangkan 20 gram mentega dan 12,5 gram kuning telur dalam pembuatan roti. Gambar 4. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Kadar Lemak pada Biskuit, Cake, Roti Mocaf Warna (scoring) Rerata warna (scoring) dari warna biskuit, cake dan roti mocaf. Tingkat perbedaan warna akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 5. 40

Gambar 5. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Uji Organoleptik Warna (Scoring) pada Biskuit, Cake, Roti Mocaf Dari Gambar 5. menunjukkan semakin banyak tepung terigu dan tepung kacang hijau menghasilkan warna (scoring) yang semakin cokelat. Warna cokelat pada biskuit, cake, dan roti disebabkan oleh proses pemanggangan adonan yang merupakan reaksi Maillard. Reaksi Maillard terjadi bila gula pereduksi bereaksi dengan senyawa-senyawa yang memiliki gugus NH 2 (protein, asam amino, dan peptida) dan terjadi bila bahan pangan dipanaskan. Ketika gula pereduksi bereaksi dengan sebuah gugus amina primer/skunder akan membentuk suatu glukosamin maka komponen ini akan membentuk komponen berwarna gelap melanoidin yang menyebabkan perubahan warna pada bahan pangan (Winarno, 2004). Tekstur (hedonic) Rerata tekstur (hedonic) dari tepung kacang hijau tidak memberikan tekstur biskuit, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada cake dan roti mocaf. Tingkat perbedaan tekstur akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Uji Organoleptik Tekstur pada Biskuit, Cake, Roti Mocaf Berdasarkan Gambar 6. diketahui semakin banyak penambahan tepung terigu dan tepung kacang hijau menyebabkan skor tekstur biskuit dan cake menurun dan skor tekstur roti meningkat. Biskuit dan cake masih disukai panelis sedangkan pada roti tidak disukai panelis. Rasa (hedonic) Rerata rasa (hedonic) dari rasa biskuit, cake dan roti mocaf. Tingkat perbedaan rasa akibat pengaruh penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Pengaruh Penambahan Mocaf, terhadap Uji Organoleptik Rasa pada Biskuit, Cake, Roti Mocaf 41

Berdasarkan Gambar 7. menunjukkan semakin banyak penambahan mocaf, tepung terigu, dan tepung kacang hijau menyebabkan biskuit semakin kurang disukai. Biskuit yang paling disukai adalah BM1 yaitu 100% penambahan mocaf. Pada uji organoleptik rasa cake, panelis menyukai cake dengan perlakuan CM1 dan CM2 sedangkan CM3, CM4, CM5, dan CM6 panelis agak menyukai cake tersebut. Dalam penilaian bahan pangan sifat yang menetukan diterima atau tidak suatu produk adalah sifat indrawi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk komposisi kimia, proporsi mocaf : tepung terigu : tepung kacang hijau berpengaruh nyata pada taraf (α=0,05) terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak baik pada biskuit, cake dan roti mocaf. Sedangkan untuk organoleptik, proporsi mocaf : tepung terigu : tepung kacang hijau berpengaruh nyata pada taraf (α=0,05) terhadap warna (scoring) dan rasa (hedonic) pada biskuit, cake dan roti mocaf serta terhadap tekstur (hedonic) untuk cake dan roti, tetapi tidak berbeda nyata pada taraf yang sama pada biskuit mocaf. Pada produk biskuit mocaf diketahui bahwa biskuit dengan perlakuan 6 (mocaf 50% : tepung terigu 20% : dan tepung kacang hijau 20%) menghasilkan produk dengan komposisi yang baik yaitu kadar air 1,32%, kadar abu 1,64%, kadar protein 9,21% dan kadar lemak 25,09%. Sedangkan hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa baik warna, tekstur dan rasa perlakuan 1 (mocaf 100%) dan perlakuan 2 (mocaf 90% : tepung terigu 0% : dan tepung kacang hijau 10%) lebih disukai panelis. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008. Manfaat Kacang Hijau.http://www.resepkita.com /forum/topic.asp?topic_id=1188. Diakses : 6 April 2015. Anonim. 1992. Cara Uji Makanan dan Minuman SNI 01-2891-1992. Standar Nasional Indonesia. Jakarta Faridah, A., 2008. Patiseri Jilid 3 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Rukmana, R. 1997. Kacang Hijau, Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Jakarta. Subagio, A. 2006. Industrialisasi Modified Cassava Flour (Mocaf) sebagai Bahan Baku Industri Pangan untuk Menunjang Diversifikasi Pangan Pokok Nasional. Sudarmadji, Haryono B. dan Sukardi. 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Sunarsi, S. Sugeng, M., Wahyuni, S. dan Ratnaningsih, W., 2011. Memanfaatkan Singkong Menjadi Tepung Mocaf untuk Pemberdayaan Masyarakat Sumberejo. Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2011. 306-310. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia. Jakarta. 42