Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

STUDI PENANGANAN PETIKEMAS IMPOR DAN DAMPAKNYA BAGI ANTREAN TRUK (STUDI KASUS : TERMINAL PETI KEMAS SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

ANALISIS KINERJA PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

Analisis Hubungan Antara Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan dengan Daya Lalu (Throughput), Studi Kasus: Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

SIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

ANALISIS KINERJA TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dari analisa tersebut

Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

Ringkasan : ANALISIS KINERJA TERMINAL PETIKEMAS DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA (Studi Kasus Di PT.Terminal Petikemas Surabaya) Oleh : SUPRIYONO

OPTIMASI PENGATURAN SANDAR KAPAL PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017 CABANG SIBOLGA

ANALISA KINERJA FASILITAS PELABUHAN AMAHAI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU (KAPET) PULAU SERAM

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

ANALISA KAPASITAS OPTIMAL LAPANGAN PENUMPUKAN TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR BERDASAR OPERATOR DAN PENGGUNA PELABUHAN

Analisis Tingkat Inventori dan Kebutuhan Peralatan Bongkar Batu Bara pada Pabrik Semen PT Semen Indonesia

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

Analisis Highest and Best Use (HBU) Pada Lahan Jl. Gubeng Raya No. 54 Surabaya

Analisis Model Pembiayaan Investasi Pengembangan Alur Pelayaran Berbasis Public Private Partnership (Studi Kasus: Sungai Kapuas)

ANALISIS KINERJA PELAYANAN OPERASIONAL PETI KEMAS DI PELABUHAN PANGKALBALAM KOTA PANGKALPINANG

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

Memprediksi Kebutuhan Alat Bongkar Muat dan Truk Melalui Metode Simulasi (Studi Kasus : Terminal Peti Kemas Semarang)

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PENENTUAN JUMLAH FORKLIFT PADA PROSES PEMUATAN DI GUDANG PT. CM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN Di TELUK BINTUNI (PAPUA BARAT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODEL SIMULASI DISKRIT UNTUK MENGUKUR EFEK KETERLAMBATAN JADWAL PENERBANGAN TERHADAP ANTRIAN PRA TINGGAL LANDAS DAN PASCA PENDARATAN

Pesawat Polonia

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL 5000 GT DI PERAIRAN GRESIK-BAWEAN

Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo- Pasuruan-Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

Kata Kunci - Ship Scheduling and Assignment, NP - Hard Problem, Metode Meta-heuristik, Simple Iterative Mutation Algoritm, Minimum requirement draft

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

KEY PERFORMANCE INDICATORS (KPI) CABANG/UPP TAHUN 2016 PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO)

ANALISIS PENENTUAN RUTE PELAYARAN PETIKEMAS DOMESTIK BERBASIS PERMINTAAN

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

ANALISA KENERJA DERMAGA PELABUHAN RAKYAT PAOTERE SULAWESI SELATAN

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI BERBASIS DATABASE PADA PENJADWALAN PENAMBATAN KAPAL UNTUK MENDUKUNG TERCAPAINYA ZERO WAITING TIME

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RKAP TAHUN BUKU 2017

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) D-131

Evaluasi Kinerja Operasional Pelabuhan Manado

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Studi Cost Benefit Tata Kelola Sampah di Darat dan di Laut

Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pembangunan Kapal Baru di Galangan- Galangan Kapal di Surabaya

PERANCANGAN METODE KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS BONGKAR KAPAL DI PELABUHAN PT PETROKIMIA GRESIK

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

LATAR BELAKANG TUJUAN PERUMUSAN MASALAH. Fadila Putra K Distribusi menurun hingga 60% (2007) Kebutuhan Pupuk

PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KAJIAN ASPEK TEKNIS DAN ASPEK EKONOMIS PROYEK PACKING PLANT PT. SEMEN INDONESIA DI BANJARMASIN

Model Pengembangan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Percepatan Ekonomi Pulau (Studi Kasus : Pulau Bawean)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (Juli, 2014) ISSN: ( Print)

MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH UNTUK PEMBANGUNAN PELABUHAN (Studi Kasus:Pantai Selatan Jawa Timur)

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

RANCANGAN OPERASIONAL TERMINAL PETI KEMAS IA KALIBARU. Operational Design of New Priok Port s Container Terminal IA

PRESENTASI TUGAS AKHIR EVALUASI LOKASI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PERAK

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PELABUHAN LAUT LEMBAR BERDASARKAN KRITERIA KINERJA PELABUHAN

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Internalisasi Biaya Eksternal pada Angkutan Laut BBM Domestik

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

Henriette Dorothy Titaley 1

Analisis Kinerja Terminal Nilam Dalam Melayani Komoditi Curah Cair Di Pelabuhan Tanjung Perak

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik Hasan Iqbal Nur dan Firmanto Hadi Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: hasaniqbaln@gmail.com Abstrak Pelabuhan Petrokimia Gresik merupakan salah satu contoh pelabuhan khusus yang dioperasikan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan (PT Petrokimia Gresik). Untuk menunjang peningkatan produksi perusahaan, diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan dengan memperhatikan tata letaknya, mengingat ketersediaan area pengembangan pelabuhan yag terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peningkatan produksi perusahaan dengan kegiatan operasional di pelabuhannya serta membuat model optimisasi tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal. Dalam menentukan model tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal ini dilakukan dengan pendekatan simulasi diskrit menggunakan software Arena (student version) dan kriteria optimum yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan produksi perusahaan dengan rata-rata 7.7% per tahun, mengakibatkan peningkatan utilitas fasilitas pelabuhan: dermaga (Berth Occupancy Ratio) 2%, gudang (Shed Occupancy Ratio) 1.2% dan lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio) 0.6%. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan tata letak untuk penambahan fasilitas pelabuhan petrokimia Gresik yang optimum, yaitu: dermaga dengan penambahan panjang 170 m di sisi utara, gudang berukuran 60 x 48 x 8 m dan lapangan penumpukan berukuran 65 x 50 m dengan jarak 1,600 m dari dermaga. Kata Kunci tata letak, pelabuhan curah kering, optimisasi, simulasi diskrit I. PENDAHULUAN T PETROKIMIA Gresik sebagai produsen pupuk terbesar Pdi Indonesia memiliki peranan yang penting dalam produksi dan distribusi pupuk dalam negeri. Ketersedian pupuk merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung sektor pertanian yang ada di Indonesia. Peningkatan produksi perusahaan sebesar 3%-15% dari tahun 2007 sampai tahun 2011 dan direncanakan target peningkatan sebesar 20% pada tahun 2012 [1]. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah bongkar muat hasil produksi dan bahan baku di pelabuhan khusus Petrokimia Gresik. Untuk dapat menunjang peningkatan produksi perusahaan tersebut perlu dilakukan kajian tentang pengaruh peningkatan produksi perusahaan terhadap kegitan operasional di pelabuhannya dan bagaimana tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimum apabila diperlukan penambahan fasiltas pelabuhan, seperti: dermaga, gudang, dan lapangan penumpukan mengingat ketersediaan fasilitas dan area pengembangan pelabuhan yang terbatas. Pada penelitian ini akan dilakukan kajian untuk mengetahui hubungan antara peningkatan produksi perusahaan dengan kegiatan operasional pelabuhannya serta membuat model optimisasi tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal. Dalam menentukan model tata letak pelabuhan curah kering yang paling optimal ini akan dilakukan dengan pendekatan simulasi diskrit dengan menggunkan bantuan software Arena (student version) dan kriteria optimum yang telah ditentukan, yaitu: minimum biaya. Dengan adanya studi ini, diharapkan dapat memberikan masukan atau rekomendasi bagi pengelola pelabuhan curah kering untuk dapat meningkatkan efisiensi pelabuhan dengan perencanaan tata letak pelabuhan yang paling optimum, sehingga dapat menunjang peningkatan produksi perusahaannya. II. METODE PENELITIAN A. Tahap Identifikasi Permasalahan Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini. Permasalahan yang timbul adalah terjadinya peningkatan produksi perusahaan sehingga terjadi pula peningkatan jumlah bongkar muat di pelabuhannya, sementara fasilitas dan area pengembangan pelabuhan yang dimiliki terbatas sehingga diperlukan perencanaan tata letak pelabuhan yang optimum. B. Tahap Studi Literatur Pada tahap ini dilakukan studi literatur yang terkait dengan permasalahan pada tugas ini. Materi-materi yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka adalah perencanaan pelabuhan, operasional pelabuhan, peramalan dan model simulasi. Studi literatur juga dilakukan terhadap hasil penelitian sebelumnya untuk lebih memahami permasalahan dan pengembangan yang dapat dilakukan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-12 C. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode BOR SOR YOR BOR 2009-2011 83% 82% 81% 79% 78% 77% 76% 2009 2010 2011 BOR 79% 82% 83% 45.0% 40.0% 35.0% Gambar 1. Perbandingan BOR 2009-2011 SOR 2009-2011 30.0% 2009 2010 2011 SOR 33.5% 35.2% 36.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% Gambar 2. Perbandingan SOR 2009-2011 YOR 2009-2011 10.0% 2009 2010 2011 YOR 19.2% 20.0% 20.3% Gambar 3. Perbandingan YOR 2009-2011 pengumpulan data secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder). Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengambil data terkait dengan permasalahan dalam tugas akhir ini di pelabuhan khusus Petrokimia Gresik. Data yang telah dikumpulkan dari hasil studi lapangan kemudian diolah untuk mengetahui utilitas fasilitas pelabuhan, proyeksi, dan juga distribusi masing-masing proses operasional pelabuhan sebagai inputan dalam model simulasi. D. Tahap Pembuatan Simulasi Pada tahap ini dilakukan pembuatan model simulasi yang sesuai dan menggambarkan operasional pelabuhan khusus Petrokimia Gresik dengan bantuan software Arena (student version). Pada tahap ini dilakukan pula verifikasi dan validasi pada model simulasi yang dibuat, sehingga dapat diketahui apakah model simulasi yang dibuat telah mempresentasikan kondisi nyata di lapangan atau tidak [2]. Verifikasi dilakukan dengan pengecekan error pada model, sedangkan validasi dilakukan dengan uji hipotesa dua arah. E. Tahap Analisis dan Pembahasan Pada tahap ini hasil dari simulasi yang didapat akan dianalisa untuk mengetahui waktu dari masing-masing proses dalam operasional pelabuhan sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam melihat kinerja operasional pelabuhan. Selain itu dilakukan pula analisis kebutuhan penambahan fasilitas pelabuhan, dengan memperhatikan peningkatan produksi perusahaan. F. Tahap Perencanaan Tata Letak Pelabuhan Pada tahap ini akan dilakukan perencanaan dan pembutan desain tata letak pelabuhan curah kering yang optimum berdasarkan hasil analisa simulasi dan perhitungan. G. Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini dirangkum hasil analisis yang didapatkan dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Utilitas Fasilitas Pelabuhan Dengan meningkatnya produksi perusahaan maka utilitas dermaga juga ikut meningkat. Seperti yang terlihat pada Gambar 1, nilai BOR (Berth Occupancy Ratio) dari tahun 2009-2011 pelabuhan Petrokimia Gresik cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata 2% per tahun. Pada tahun 2009 BOR pelabuhan Petrokimia Gresik telah mencapai 79%, mengalami kenaikan sebesar 3% pada tahun 2010 menjadi 82% dan tahun 2011 BOR sebesar 83% naik 1% dari tahun sebelumnya. Pada saat utilitas dermaga berkisar antara 70% -, maka pada kondisi tersebut penggunaan tambatan sudah sangat tinggi dan diperlukan pengembangan pelabuhan [3]. Pelabuhan Petrokimia Gresik memiliki kurang lebih 9 gudang dan 4 lapangan penumpukan di area pelabuhan, dengan komoditi simpan adalah hasil produksi dan bahan baku perusahaan. Komoditi tersebut antara lain: hasil produksi (ZA, Phonska, Urea dan lain-lain), bahan baku (phosphat rock, MOP, sulfur, dan lain-lain). Utilitas penggunaan gudang dan lapangan penumpukan dipengaruhi oleh jumlah barang yang disimpan, lamanya proses penyimpanan, dan stok minimum [4]. Pada tahun 2009 Shed Occupancy Ratio (SOR) rata-rata pelabuhan Petrokimia Gresik adalah 33.5% dan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 1.2% per tahun (Gambar 2). Untuk lapangan penumpukan pada tahun 2009 Yard Occupancy Ratio (YOR) rata-rata pelabuhan Petrokimia Gresik adalah 19.2% dan mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0.6% per tahun (Gambar 3). B. Kapasitas Eksisiting Fasilitas Pelabuhan Berdasarkan hasil perhitungan, kapasitas terpasang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-13 pelabuhan Petrokimia Gresik adalah 21,168 ton/hari atau 4,635,792 ton/tahun (Gambar 4), kapasitas terpasang gudang secara keseluruhan adalah 15,296 ton/hari atau 5,583,087 6,000,000 Proyeksi Bongkar Muat dan Kapasitas Terpasang Pelabuhan (Ton/Tahun) 5,000,000 Kapasitas Maksimum Proyeksi Bongkar Muat Kapasitas Terpasang Pelabuhan Gambar 4. Kapasitas terpasang pelabuhan dan proyeksi jumlah muatan Gambar 7. Kapasitas terpasang lapangan penumpukan dan proyeksi jumlah muatan 6,000,000 5,000,000 Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang Gudang (Ton/ Tahun) Kapasitas Terpasang Gudang 6,000,000 5,000,000 1,000,000 Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang Gudang (Ton/ Tahun) Kapasitas Gudang Kapasitas Maksimum 1,000,000 Jumlah Muatan Skenario Gambar 5. Kapasitas terpasang gudang dan proyeksi jumlah muatan Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang Lapangan Penumpukan (Ton/ Tahun) 7,900,000 6,900,000 5,900,000 Kapasitas LP 4,900,000 3,900,000 2,900,000 1,900,000 900,000 Gambar 6. Kapasitas terpasang lapangan penumpukan dan proyeksi jumlah muatan Gambar 8. Kapasitas terpasang gudang, proyeksi jumlah muatan dan scenario peningkatan jumlah muatan ton/tahun (Gambar 5), dan Kapasitas terpasang lapangan penumpukan secara keseluruhan adalah 18,020 ton/hari atau 6,577,300 ton/tahun (Gambar 6). C. Perencanaan Tata Letak Fasilitas Pelabuhan Tata letak fasilitas pelabuhan menentukan layanan suatu pelabuhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang [5], oleh karena itu penentuan tata letak merupakan hal penting. Berikut tata letak pelabuhan Petrokimia Gresik berdasarkan kondisi eksisiting: Berdasarkan kondisi eksisting, kapasitas terpasang fasilitas dermaga akan mencapai kapasitas maksimum pada tahun 2015 (Gambar 4). Untuk fasilitas gudang jika dibuat skenario peningkatan jumlah muatan sebesar 250%, maka dapat diketahui kapasitas maksimum akan terjadi pada tahun 2018 (Gambar 8), sedangkan untuk lapangan penumpukan jika dibuat skenario peningkatan jumlah muatan sebesar 400%, maka kapasitas maksimum akan terjadi pada tahun 2020 (Gambar 9).

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-14 7,900,000 6,900,000 5,900,000 4,900,000 3,900,000 2,900,000 1,900,000 Proyeksi Muatan dan Kapasitas Terpasang Lapangan Penumpukan (Ton/ Tahun) Kapasitas LP Kapasitas Maksimum Potensi Biaya (Juta Rp) 3,500,000 2,500,000 1,500,000 SelisihPotensi Biaya Rp. 976,768,732,000 900,000 1,000,000 500,000 Jumlah Muatan Skenario Gambar 9. Kapasitas terpasang lapangan penumpukan, proyeksi jumlah muatan dan skenario peningkatan jumlah muatan Tabel 1. Skenario tata letak fasilitas pelabuhan Potensi Biaya Real Potensi Biaya Skenario Gambar 12. Perbandingan potensi biaya Dermaga Gudang Lapangan Penumpukan Panjang Jarak Letak Ukuran Jarak Conv * Ukuran Jarak Conv * (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) Skn 1 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,600 600 Skn 2 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,800 800 Skn 3 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,600 600 Skn 4 170 2,000 Utara 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,800 800 Skn 5 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,600 600 Skn 6 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,800 800 65 x 50 1,800 800 Skn 7 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,600 600 Skn 8 170 1,800 Timur 60 x 48 x 8 1,600 600 65 x 50 1,800 800 Keterangan: * Conv : Conveyor *Skn : Skenario Untuk mengetahui tata letak penambahan fasilitas pelabuhan yang optimum, dibuatlah 8 skenario yang merupakan kombinasi dari fasilitas dermaga, gudang dan lapangan penumpukan (Tabel 1), sedangkan tata letak penambahan fasilitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut: D. Analisis Perbandingan Skenario Dari hasil perhitungan dengan pendekatan HSPK (Harga Satuan Pokok Kegiatan) dan asumsi bunga pinjaman 9%-15%, didapatkan nilai investasi untuk masing-masing skenario, dengan kisaran nilai investasi adalah berkisar antara Rp. 452,485,248,491 Rp. 527,599,189,997 (Gambar 11). Berdasarkan perhitungan investasi tersebut dapat digunakan sebagai kriteria dalam menentukan tata letak optimum dengan kriteria nilai investasi terkecil, tetapi perlu juga diketahui kinerja operasional pelabuhan setelah skenario dilakukan. Investasi (Jua Rp) Gambar 10. Skenario tata letak fasilitas pelabuhan (garis putus-putus) 540,000 530,000 520,000 510,000 500,000 490,000 480,000 470,000 460,000 450,000 440,000 9% 10% 11% 12% 13% 14% 15% Asumsi Bunga Pinjaman Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6 Skenario 7 Skenario 8 Dari hasil simulasi skenario yang telah dilakukan dapat digunakan untuk menghitung efisiensi biaya yang dapat dihemat akibat adanya skenario yang telah dibuat. Secara garis besar potensi biaya yang dapat dihemat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Biaya eksplisit, terdiri dari biaya demmurage atau denda yang ditimbulkan akibat keterlambatan dan biaya operasional kapal selama waktu tunggu. 2. Biaya implisit, terdiri dari inventory carrying cost. Berdasarkan data yang diperoleh dari pelabuhan Petrokimia Gresik, diketahui bahwa besarnya biaya demmurage berkisar antara $5,000 $10,000 perhari atau Rp 2,041,667 Rp 4,083,333 per jam. Untuk inventory carrying cost dihitung berdasarkan harga komoditi rata- rata untuk bahan baku Rp. 1,860,000 per ton dan pupuk hasil produksi Rp. 3,400,000 per ton. Asumsi bunga pinjaman bank yang digunakan berdasarkan BI rate adalah 9%. Efisiensi biaya yang dapat dihemat ditunjukkan oleh Gambar 12, sebagai berikut: Gambar 11. Sensitivitas investasi tiap skenario

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-15 Sensitivitas BOR dan Produktivitas Peralatan Bongkar Muat Gambar 16. Tata letak fasilitas pelabuhan optimum (lingkaran putus-putus) BOR 110% 50% 20% 0% 10% 20% 30% 40% 50% BOR 83% 75% 68% 62% 58% 53% Prod Alat B/M 106 116 127 138 148 159 160 140 120 100 80 60 40 20 Ptoduktivitas Peralatan B/M (Ton/jam) Penambahan fasilitas pelabuhan merupakan bagian dari perencanaan pelabuhan dalam jangka panjang. Pada perencanaan pelabuhan jangka pendek terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan utuk mengurangi tingkat pemakaian fasilitas pelabuhan, antara lain: meningkatkan produktivitas bongkar muat di dermaga dan mengurangi dwelling time di gudang dan lapangan penumpukan. Peningkatan Produktivitas (%) Gambar 13. Sensitivitas BOR terhadap produktivitas peralatan bongkar muat SOR 200% 170% 140% 110% Sensitivitas SOR, Kapasitas Gudangdan Dwelling Time 50% 20% 3 4 5 6 7 8 9 10 SOR 55% 74% 92% 111% 129% 147% 166% 184% Kapasitas Gudang 2.43 1.83 1.46 1.22 1.04 0.91 0.81 0.73 Gambar 14. Sensitivitas SOR dan kapasitas gudang terhadap dwelling time YOR Sensitivitas YOR, Kapasitas Lap Penumpukan dan Dwelling Time 140% 110% 50% 20% 3 4 5 6 7 8 9 10 YOR 36% 48% 60% 72% 83% 95% 107% 119% Kap. Lap-Penumpukan 9.97 7.48 5.98 4.98 4.27 3.74 3.32 2.99 Dwelling Time (Hari) Gambar 15. Sensitivitas YOR dan kapasitas lapangan penumpukan terhadap dwelling time 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 Kapasitas Gudang (Juta Ton) Kapasitas Gudang (Juta Ton) Dengan peningkatan produktivitas peralatan bongkar muat dimana pada kondisi awal sebesar 106 ton/jam dan dinaikkan sampai 50%, dapat diketahui bahwa dengan peningkatan produktivitas sebesar 10% dapat menaikkan produktivitas peralatan bongkar muat sebesar 11 ton/jam sehingga dapat menurunkan ratio penggunaan dermaga (BOR) sebesar 4% sampai 8% (Gambar 13). Untuk gudang dengan penurunan dwelling time selama 1 hari dapat menambah kapasitas gudang sebesar 20,000 ton, sehingga menurunkan rasio penggunaan dermaga sebesar 18% (Gambar 14), sedangkan lapangan penumpukan dapat menambah kapasitas lapangan penumpukan sebesar 81,000 ton, sehingga menurunkan rasio penggunaan lapangan penumpukan sebesar 12% (Gambar 15). Jika skenario dijalankan, maka dapat diketahui perbandingan utilitas fasilitas pelabuhan. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan dapat diketahui bahwa utilitas dermaga (BOR) mengalami penurunan sebesar 17% dari kondisi awal 83% menjadi 66%. Untuk gudang dan lapangan penumpukan perubahan utilitas masing masing secara berurutan adalah: SOR mengalami penurunan sebesar 96% dari kondisi awal 184% menjadi 88% YOR mengalami penurunan sebesar 41% dari kondisi awal 119% menjadi 78% (Gambar 18). E. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan Optimum Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan dengan kriteria optimum yang digunakan, maka didapatkan tata letak penambahan fasilitas pelabuhan curah kering Petrokimia Gresik yang optimum sesuai dengan skenario terpilih, yaitu: skenario 3 (Gambar 16), dengan rincian sebagai berikut: - Dermaga dengan panjang 170 m disisi utara; - Gudang dengan ukuran 60 x 48 x 8 m dan jarak 1600 m dari dermaga; - Lapangan penumpukan dengan ukuran 65 x 50 m dan jarak 1600 m dari dermaga IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada penelitian tugas akhir ini, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Peningkatan produksi perusahaan dengan rata-rata 7.7% per tahun, diikuti dengan peningkatan utilitas fasilitas pelabuhan: dermaga (Berth Occupancy Ratio) 2%, gudang (Shed Occupancy Ratio) 1.2% dan lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio) 0.6%.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-16 2. Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan didapatkan tata letak untuk penambahan fasilitas pelabuhan petrokimia Gresik optimum, yaitu: - Dermaga dengan panjang 170 m di disisi utara; - Gudang dengan ukuran 60 x 48 x 8 m dan jarak 1600 m dari dermaga; - Lapangan penumpukan dengan ukuran 65 x 50 m dan jarak 1600 m dari dermaga. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Petrokimia Gresik atas bantuan data dan observasi serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang memberikan bantuan finansial pada penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Laporan Tahunan 2011, PT Petrokimia Gresik, Gresik (2011). [2] R. G. Sargent, Verification and Validation of Simulation Model, dalam Proceedings of the 2007 Winter Simulation Conference, New York (2010) 166-183. [3] UNCTAD, Port Development, United Nations (1985). [4] H. Velsink, Ports and Terminals, Delft: TU Delft (1993). [5] M. Indrawan, Model Kinerja Operasional Pelabuhan Curah Berbasisi Simulasi Studi Kasus: Pelabuhan Petrokimia, Tugas Akhi Jurusan Teknik Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (2009).