BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. pihak (penjual dan pembeli). Saat ini, perjanjian jual beli telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan keberadaan lembaga-lembaga pembiayaan. Sejalan dengan semakin

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah ada, dikenal istilah franchise yang sudah di Indonesiakan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan. hukum saat menjalankan tugas dan fungsinya, yang juga berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

BAB I PENDAHULUAN. negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. produknya baik barang atau jasa dapat melakukan dengan berbagai cara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sebaik-baiknya dan merupakan tunas-tunas bangsa yang akan meneruskan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berjudul Tentang Sewa-Menyewa yang meliputi Pasal 1548 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim

A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN PENYEDIAAN JASA SATUAN PENGAMAN (SATPAM) ANTARA PT.PLN (PERSERO) CABANG PADANG DENGAN PT. CAHAYA CITRA MULIA (CCM)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

METODE PENELITIAN. atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat itu sendiri, untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, matipun manusia masih memerlukan tanah. berbagai persoalan dibidang pertanahan khususnya dalam hal kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang -

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD)

BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan akta pemberian hak tanggungan atas tanah. 3 Dalam pengelolaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Sudah menjadi kodratnya bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme

Oleh: DWI PUTRI REZKY SIHITE DEPARTEMEN HUKUM KEPERDATAAN PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM PERDATA BW

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata, ketentuan ini berbunyi Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

A. Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BAKU PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian melibatkan sedikitnya dua pihak yang saling memberikan kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub hak dan kewajiban. Pihak yang berkewajiban memenuhi isi perjanjian disebut debitur, sedangkan pihak yang lain yang berhak atas pemenuhan kewajiban itu disebut kreditur. Salah satu bentuk perjanjian yang merupakan kajian penelitian ini adalah perjanjian pemborongan pekerjaan penyediaan makanan antara Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan dengan CV. Tri Putra Manunggal Medan. Perjanjian ini disebut perjanjian pemborongan karena terdapat pihak-pihak yang memiliki pekerjaan yaitu Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan dan pihak yang menerima pekerjaan CV. Tri Putra Manunggal Medan. Perjanjian pemborongan kerja antara para pihak di atas adalah perjanjian pemborongan pekerjaan penyediaan makanan. Penyediaan makanan disini dimaksudkan adalah penyediaan makanan bagi individu-invidu yang dibina di Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. Sebagai tempat rehabilitasi pencandu obat-obat terlarang maka Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan memiliki pertanggungjawaban terhadap warga yang direhabilitasi, termasuk penyediaan konsumsi bagi warga yang direhabilitasi di Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. Disebabkan pekerjaan Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan adalah melakukan pembinaan dan rehabilitasi

terhadap pecandu obat-obat terlarang dapat lebih fokus dan terarah maka perihal penyediaan konsumsi berupa makanan diborongkan pekerjaannya kepada pihak lain di luar Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. Perjanjian penyediaan makanan yang dibuat oleh para pihak di atas termasuk dalam perjanjian pemborongan yang terdapat dalam KUHPerdata dan Pasal 1601, Pasal 1601b dan Pasal 1604 dan sampai dengan Pasal 1616 bahwa agar pengadaan barang dan jasa pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif, efisien, dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakuan yang adil dan layak bagi semua pihak, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan. Secara garis besar, tatanan hukum perdata Indonesia memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk saling mengadakan perjanjian tentang apa saja yang dianggap perlu bagi tujuannya. Sebagaimana ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagaimana undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Menyikapi hal tersebut R. Subekti menjelaskan Bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja (atau tentang apa saja) dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya seperti undang-undang. Atau dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian, kita diperbolehkan membuat undang-undang bagi kita sendiri. Pasal-pasal dari hukum perjanjian hanya berlaku, apabila atau sekedar kita tidak mengadakan aturan-aturan sendiri dalam perjanjianperjanjian yang kita adakan itu. 1 1 R. Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta, Intermasa, 2005, hal. 14

Suatu hal yang menarik untuk dikaji dalam perjanjian pemborongan kerja penyediaan makanan antara Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan dengan CV. Tri Putra Manunggal Medan adalah perihal pelaksanaan pembayaran. Perihal pembayaran ini merupakan hal utama dalam suatu pemborongan pekerjaan, karena pembayaran adalah merupakan hajat dari perjanjian pemborongan pekerjaan dilakukan. Dengan adanya pembayaran maka pihak CV. Tri Putra Manunggal Medan dapat terus melakukan kegiatan usahanya untuk penyediaan makanan di Kementerian Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. Pembayaran ini juga merupakan faktor yang acapkali menjadi sebab timbulnya persengketaan antara para pihak yang melakukan perjanjian. Pertanyaan pada pembahasan skripsi ini adalah untuk melihat bagaimana sistem hukum pembayaran yang dilakukan oleh para pihak. Karena diketahui dalam suatu perjanjian pemborongan pekerjaan, pembayaran dilakukan secara bertahap sehingga pekerjaan borongan kerja selesai dilakukan. Berlainan halnya dengan perjanjian pemborongan kerja penyediaan makanan tentunya memiliki waktu yang panjang. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan mengajukan judul penelitian yaitu Analisis Hukum Terhadap Pembayaran Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan (Studi Pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Dengan CV. Tri Putra Manunggal di Medan).

B. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa permasalahan yang akan menjadi batasan pembahasan dari penelitian ini nantinya, antara lain: a. Bagaimana pengaturan hukum penyediaan makanan sebagai perjanjian pemborongan kerja? b. Bagaimana sistem pembayaran dalam perjanjian pemborongan kerja penyediaan makanan? c. Bagaimana akibat hukum apabila pembayaran tidak sesuai dengan perjanjian pemborongan kerja penyediaan makanan? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaturan hukum penyediaan makanan sebagai perjanjian pemborongan kerja. 2. Untuk mengetahui sistem pembayaran dalam perjanjian pemborongan kerja penyediaan makanan pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. 3. Untuk mengetahui akibat hukum apabila pembayaran tidak sesuai dengan perjanjian pemborongan kerja penyediaan makanan pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. D. Manfaat Penulisan Berangkat dari permasalahan-permasalahan di atas penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Segi teoritis sebagai suatu bentuk penambahan literatur di bidang hukum bisnis khususnya dalam pelaksanaan perjanjian borongan kerja penyediaan makanan. b. Segi praktis sebagai suatu bentuk sumbangan pemikiran dan masukan para pihak seperti dunia pendidikan, Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan yang berkepentingan sehingga didapatkan kesatuan pandangan tentang pelaksanaan pembayaran dalam suatu perjanjian pemborongan pekerjaan. E. Keaslian Penulisan Adapun penulisan skripsi yang berjudul Analisis Hukum Terhadap Pembayaran Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan (Studi Pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Dengan CV. Tri Putra Manunggal di Medan) ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik. F. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1. Sifat/materi penelitian Sifat/materi penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah deskriptif analisis yang mengarah penelitian hukum yuridis empiris, yaitu wujud atau penuangan hasil penelitian mengenai hukum yang berlaku di

masyarakat 2. 2. Sumber data Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan melalui penelitian lapangan pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan. Sumber data sekunder yang terdiri dari: a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai adalah KUH Perdata, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara. b. Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang diteliti. a. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum maupun kamus umum dan website internet baik itu melalui Google maupun Yahoo. 3. Alat pengumpul data Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan Bapak Pengalamen Surbakti pada Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, studi dokumen dengan penelusuran kepustakaan. 4. Analisis data Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, 2 Asri Wijayanti, Strategi Penulisan Hukum, Bandung, Lubuk Agung, 2011, hal. 97

studi dokumen, dan studi lapangan maka hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan tentang teori-teori yang dikemukakan, sehingga dari teori-teori tersebut dapat ditarik beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini. G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian: Bab I. Pendahuluan Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan. Bab II. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Pemborongan Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan judul sub bab yaitu: Pengertian Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Dasar Hukum Perjanjian Pemborongan Pekerjaan serta Penyediaan Makanan Sebagai Perjanjian Pemborongan Pekerjaan, Hak dan Kewajiban Para Pihak di Dalam Perjanjian Pemborongan kemudian Berakhirnya Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Bagi Kedua Belah Pihak.

Bab III. Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang Pengaturan Para Pihak Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan, Bentuk Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan serta Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan. Bab IV. Analisis Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan terhadap: Pengaturan Hukum Penyediaan Makanan Sebagai Perjanjian Pemborongan Kerja, Sistem Pembayaran Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan serta Akibat Hukum Apabila Pembayaran Tidak Sesuai Dengan Perjanjian Pemborongan Kerja Penyediaan Makanan. Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan diberikan kesimpulan dan saran.