BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
|
|
- Ida Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, pengangkutan memiliki peranan yang sangat penting. Demikian juga halnya dalam dunia perdagangan, bahkan pengangkutan memegang peranan yang mutlak, sebab tanpa pengangkutan perusahaan akan mengalami kesulitan untuk dapat berjalan. Nilai suatu barang tidak hanya tergantung dari barang itu sendiri, tetapi juga tergantung pada tempat dimana barang itu berada, sehingga dengan pengangkutan nilai suatu barang akan meningkat. Pembangunan sistem transportasi diarahkan pada peningkatan peranannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya politik dan pertahanan keamanan antara lain dengan meningkatkan sarana dan prasarana transportasi serta penyempurnaan pengaturannya yang selalu didasarkan pada kepentingan nasional. Pembangunan sistem transportasi darat, laut dan udara termasuk manajemennya dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu dengan memanfaatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya barang-barang dan penumpang yang memerlukan angkutan, maka tidak sedikit terdapat pengusaha-pengusaha ataupun perusahaan-perusahaan yang membutuhkan bentuk jasa angkutan di dalam ketiga bidang jalur tranportasi yaitu transportasi darat, laut dan udara, dimana kita ketahui untuk melakukan pengangkutan orang atau barang ada izin misalnya untuk pengangkutan penumpang harus memiliki karcis dan di dalam pengangkutan barang untuk melakukan suatu hubungan kerja biasanya digunakan perjanjian baik itu tertulis maupun tidak tertulis, hal ini dikenal dengan perjanjian pengangkutan. Perjanjian merupakan suatu perbuatan yaitu perbuatan hukum, perbuatan yang mempunyai akibat hukum. Perjanjian menimbulkan hak dan kewajiban. Pengertian perjanjian kerjasama dapat kita lihat dalam Pasal 1313 KUHPerdata yaitu suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Perjanjian pengangkutan ini merupakan perjanjian consensuil (timbal balik) dimana pihak pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dan pengirim barang membayar biaya atau ongkos angkutan sebagaimana yang disetujui bersama.
2 Sebagai makhluk sosial, tentunya setiap orang akan saling berinteraksi satu dengan yang lain. Bisa dikatakan bahwa manusia hidup saling bergantung dengan manusia yang lain. Salah satu wujud interaksi manusia adalah dengan berupaya membuat ikatan-ikatan satu dengan yang lain, yang berupa perjanjian. Mereka dalam melakukan aktivitasnya saling bekerja sama dan saling membutuhkan baik dalam hal kehidupan sosial, budaya bisnis dan lain sebagainya. Sahnya suatu perjanjian itu sendiri tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal Asas konsensualitas terkandung dalam Pasal 1320 ayat 1 KUHPerdata yang mengharuskan adanya kata sepakat di antara para pihak yang membuat kontrak. Terhadap pengangkutan di dalam kedudukannya sebagai pengatur hubungan antar anggota masyarakat mengarahkan pada suatu perjanjian antara orang atau pihak yang mengangkut barang atau orang dengan pihak pengirim atau yang menyuruh mengangkut barang. Mengenai pengaturan dalam KUHPerdata diatur mengenai berbagai persetujuan tertentu, seperti jual beli, sewa menyewa, tukar menukar barang, pemberian kuasa, perjanjian borongan kerja dan lain lain. Dan selain itu juga perbuatan perjanjian pengangkutan menurut sistem hukum Indonesia tidak disyaratkan harus tertulis, cukup dengan lisan asal ada persetujuan kehendak atau konsensius. Di dalam penuangan perjanjian tersebut tidak mutlak harus tertulis dengan lisan pun bisa namun dengan syarat adanya persetujuan kehendak atau konsensius. Menurut Wiryono Prodjodikoro, 2 perjanjian adalah : Suatu perhubungan hukum mengenai benda antara dua pihak dalam mana salah satu pihak berjanji untuk melakukan suatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut pelaksanaan janji. Kerjasama adalah Perbuatan bantu membantu atau yang dilakukan bersama-sama. Menurut Utrecht, 4 Hukum Perdata bertujuan menjamin adanya kepastian dalam hubungan antara orang dengan yang lain, kedua-duanya sebagai anggota masyarakat, 3 2 Wiryono Prodjodikoro, Azas-azas Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, 1997 hal 6 3 Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Internusa, Jakarta 1999, hal 1
3 tetapi juga menjamin adanya kepastian hukum dalam hubungan seseorang dengan pemerintahannya. Pengangkutan menurut HMN Purwosutjipto, 5 adalah : Perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. Asas proporsionalitas dalam kontrak diartikan sebagai asas yang mendasari pertukaran hak dan kewajiban para pihak sesuai proporsi atau bagiannya. Proporsionalitas pembagian hak dan kewajiban ini yang diwujudkan dalam seluruh proses hubungan kontraktual, baik pada fase prakontraktual, pembentukan kontrak maupun pelaksanaan kontrak. Asas proporsionalitas tidak mempermasalahkan keseimbangan (kesamaan) hasil, namun lebih menekankan proporsi pembagian hak dan kewajiban di antara para pihak. 6 Setiap kontrak mengikat para pihak yang membuatnya jika sudah tercapai sepakat mengenai prestasi atau hal pokok dari kontrak tersebut. Kata sepakat yang dimaksud oleh hukum cukup lisan saja, tidak perlu diformulasikan secara formal, karena bagi hukum yang terpenting adalah apa yang diucapkan secara lisan oleh orang, menunjukkan bahwa orang itu bernilai baik dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diucapkannya secara lisan. Namun, jika yang terjadi sebaliknya, maka orang yang mengucapkan secara lisan itu bernilai tidak baik dan tidak bertanggung jawab, karena tidak konsisten atau mengingkari apa yang telah diucapkannya secara lisan. Meskipun demikian, kata sepakat yang diucapkan secara lisan itu tidak memberi jaminan, dalam arti sulit untuk dibuktikan, karena tidak ada bukti tertulis apalagi jika tidak ada saksi, atau kalaupun ada saksi, tetapi saksinya hanya 1 orang saja, sehingga tidak bernilai sebagai saksi. Oleh karena itu dalam memberikan jaminan perlindungan, dan kepastian hukum terhadap hak dan kewajiban hukum kontraktual yang disepakati secara lisan, maka para pihak tidak hanya bersandar pada asas konsensualitas semata, tetapi juga menggunakan instrumen pengamanan hukum berupa kontrak dalam bentuk tertulis, bahkan dalam bentuk akta otentik, dengan 4 Utrecht, Pengantar pokok hukum dagang, buku 3, cetakan IX Hukum Pengangkutan penerbitan Djambatan, Jakarta 1997, hal 20 5 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia. Buku 3 Hukum Pengangkutan, Penerbit Djambatan, 2003, hal 2 6 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2010, hal 31
4 menghadirkan 2 orang saksi yang menyaksikan saat terjadinya kesepakatan secara tertulis dalam kontrak tersebut. Asas konsensualitas adalah ruh dari suatu kontrak yang tersimpul dari kesepakatan para pihak. Namun demikian pada situasi tertentu terdapat kontrak yang tidak mencerminkan wujud kesepakatan yang sesungguhnya disebabkan adanya cacat kehendak karena kesesatan, penipuan atau paksaan yang mempengaruhi timbulnya kontrak. Jadi asas konsensualitas yang terkandung dalam Pasal 1320 ayat 1 KUHPerdata yang menentukan bahwa kontrak itu telah lahir cukup dengan adanya kata sepakat, tidak seharusnya ditafsirkan secara gramatikal semata-mata melainkan harus ditafsirkan juga dalam hubungannya dengan syarat-syarat lainnya yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Jika syarat-syarat lainnya dalam Pasal 1320 KUHPerdata tersebut tidak terpenuhi akibat hukumnya adalah kontrak itu tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan mengikat sebagai undang-undang. 7 Asas kebebasan membuat kontrak sebagaimana terkandung dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata hendaknya ditafsirkan dalam kerangka berpikir hukum yang meletakkan kedudukan, hak, dan kewajiban para pihak dalam kontrak secara seimbang. Secara filosofis, asas keseimbangan ini mereduksi ketidakseimbangan, ketidakadilan, dan ketimpangan kedudukan, hak dan kewajiban para pihak dalam kontrak, sehingga dapat mengeliminasi potensi terjadi eksploitasi manusia terhadap manusia lainnya. Dalam hukum perdata juga dikenal istilah kontrak lisan. Kontrak lisan adalah suatu kontrak yang dibuat oleh para pihak secara lisan, tidak secara tertulis dalam akta dibawah tangan maupun akta otentik. Dalam kontrak lisan, terkandung suatu janji yang mengungkapkan kehendak yang dinyatakan dan dianggap sebagai elemen konstitutif dari kekuatan mengikat kontrak. Namun demikian, adanya suatu janji bertimbal balik tidak serta merta membentuk kontrak. Kontrak baru terbentuk jika ada perjumpaan atau persesuaian antara janji-janji yang ditujukan satu pihak terhadap pihak lainnya. Suatu kehendak yang telah dinyatakan dan diungkap dalam bentuk suatu janji, bertujuan baik menciptakan keterikatan maupun akibat hukum. Janji tidak muncul karena telah dinyatakan, tetapi karena dikehendaki. Benar bahwa janji adalah ungkapan dari kehendak yang dapat dinyatakan secara lisan, yang mencakup pula kewenangan untuk mewujudkan janji tersebut. Kekuatan mengikat suatu janji tidak ditemukan dalam akibat yang ditimbulkan, tetapi dalam makna yang terkandung dalam janji itu sendiri. 7 Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak, CV. Mandar Maju, Bandung 2012, hal 77
5 Suatu janji secara lisan, berarti penyerahan dari apa yang dikehendaki dan diminta oleh pihak yang menawarkan kepada pihak yang menerima. Legitimasi suatu janji ditemukan dengan cara memandang janji sebagai kewenangan bertindak para pihak. Para pihak berjanji secara lisan akan melakukan sesuatu, dalam perkataan dan perbuatan, karena para pihak memang berkemampuan, tidak saja dalam arti materiil, tetapi juga spiritual. Janji meskipun diungkapkan secara lisan dan dinyatakan dalam perkataan dan perbuatan adalah faktor potensial, titik taut dari apa yang sebenarnya dikehendaki oleh para pihak dalam rangka menegaskan hubungan hukum kontraktual tertentu. Hukum membolehkan para pihak membuat kontrak secara lisan. Namun dalam perkembangan praktik hukum modern saat ini, suatu kontrak yang dibuat secara lisan tidak dapat dipertahankan lagi dalam kaitannya dengan kepentingan pembuktian, sehingga kontrak harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta di bawah tangan atau akta otentik yang digunakan sebagai alat pembuktian. 8 Kontrak atau perjanjian berkembang pesat saat ini sebagai konsekuensi logis dari berkembangnya kerjasama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerjasama bisnis dilakukan oleh pelaku bisnis dalam bentuk kontrak atau perjanjian tertulis. Bahkan, dalam praktik bisnis telah berkembang pemahaman bahwa kerjasama bisnis harus diadakan dalam bentuk tertulis. Kontrak atau perjanjian tertulis adalah dasar bagi para pihak untuk melakukan penuntutan jika ada satu pihak tidak melaksanakan apa yang dijanjikan dalam kontrak atau perjanjian. Sebenarnya, secara yuridis, selain kontrak yang dibuat secara tertulis, para pihak atau pelaku bisnis juga dapat membuat kontrak secara lisan. Namun, kontrak yang dibuat secara lisan ini mengandung risiko yang sangat tinggi, karena akan mengalami kesulitan dalam pembuktian jika terjadi sengketa hukum kontrak. Aktivitas bisnis pada dasarnya senantiasa didasari aspek hukum bisnis terkait, yang diibaratkan sebagai suatu pesawat udara yang hanya akan dapat terbang dan melaju di udara menuju ke daerah tujuannya jika didukung oleh menara kontrolnya baik di daerah keberangkatannya maupun daerah kedatangannya. Oleh karena itu, agar output dari suatu aktivitas bisnis berupa keuntungan yang menjadi maksud dan tujuan aktivitas bisnis dapat diperoleh para pelaku bisnis, maka proses yang mendukung aktivitas bisnis tersebut perlu memperhatikan aspek hukum kontraktual yang mendasari dan merangkai seluruh aktivitas bisnis mereka. 8 Ibid hal 137
6 Pelaku bisnis sering kali menyesal ketika suatu kontrak yang dibuatnya bermasalah. Padahal, persoalan hukum tersebut timbul karena ketidakhati-hatian pelaku bisnis ketika menyetujui kontrak tersebut. Umumnya, kesadaran hukum baru terbangun ketika kontrak bermasalah. Padahal, pemahaman isi kontrak saat kontrak tersebut dirancang merupakan suatu keharusan, bukan setelah kontrak yang disepakati tersebut bermasalah. Selain itu, berbicara tentang kontrak tidak terlepas dari ilmu hukum kontrak. Namun demikian, banyak orang menganggap bahwa kontrak untuk bisnis adalah persoalan bisnis semata dan tidak ada hubungannya dengan ilmu hukum. Akibatnya, perancangan kontraknya seringkali cukup dilakukan dengan hanya copy dan paste saja, sedangkan penyempurnaannya didasarkan atas mitos-mitos yang muncul dari rangkaian rumors tentang kontrak itu sendiri dalam praktik bisnis sehari-hari. Dengan kalimat lain, banyak pelaku bisnis menganggap bahwa membicarakan hukum ketika berbisnis, dianggap merupakan langkah yang hanya akan memperlambat aktivitas gerak bisnis itu sendiri, mengingat semuanya akan cenderung menjadi serba hati-hati. Suatu kontrak, menurut Erman Radjagukguk, pada dasarnya adalah suatu dokumen tertulis yang memuat keinginan para pihak untuk mencapai tujuan komersialnya, dan bagaimana pihaknya diuntungkan, dilindungi atau dibatasi tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan tersebut. Di negara berkembang, terutama di Asia yang lebih mendasarkan hubungan bisnis atas dasar kepercayaan, bentuk kontrak tertulis yang terperinci sebagai refleksi dari keinginan komersial mereka adalah suatu hal yang baru dan merupakan suatu proses perubahan budaya. Hubungan mereka dengan pelaku-pelaku bisnis dari negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat mengharuskan mereka untuk mengambil sikap yang sama dengan pelaku-pelaku bisnis dari negara-negara maju, yaitu melindungi kepentingannya dalam bentuk kontrak tertulis yang terperinci. Kontrak sebagai instrumen hukum untuk memfasilitasi pertukaran hak dan kewajiban diharapkan dapat berlangsung secara adil, pasti dan efisien, sesuai dengan kesepakatan para pihak yang membuat kontrak. Aturan main pertukaran ini menjadi otoritas para pihak, kecuali dalam batas-batas tertentu timbul intervensi, baik dari undang-undang yang bersifat memaksa maupun dari lembaga hukum tertentu. Namun, intervensi ini sifatnya lebih ditujukan untuk menjaga proses hukum pertukaran hak dan kewajiban berlangsung secara adil, pasti, dan efisien. 9 9 Ibid hal 9
7 Pengangkutan merupakan salah satu bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena pengangkutan ini mencakup bidang yang luas. Pengangkutan tumbuh dan berkembang sejalan dengan majunya tingkat budaya dan kehidupan masyarakat. Karena itulah pengangkutan semakin memegang peranan penting terutama dalam hubungan perdagangan dewasa ini yang semakin meningkat, dimana dalam bidang perdagangan ini, pengangkutan sangat berperan dalam rangka meningkatkan dan memperlancar arus angkutan barang dan lalu lintas penumpang yang terselenggara melalui darat, laut maupun udara. Pada pengangkutan darat, sebagai alat angkut dewasa ini yang digunakan masyarakat antara lain adalah kenderaan bermotor yang berupa truk dan bus yaitu pada angkutan darat di jalan raya. Buku I Bab V bagian II Pasal 91 KUHD menyatakan bahwa pengangkut dan juragan harus menanggung segala kerusakan yang terjadi pada barangbarang dagangan dan lainnya. Pengangkut disini bertanggung jawab kepada pengirim atas semua barang yang dikirimnya, yang dalam hal ini adalah majikan, sehingga supir tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap atau kepada pengirim. Namun di suatu daerah yang bernama Bagan Batu, terdapat satu perusahaan pengangkutan darat yang melakukan kerjasama dengan perusahaan pabrik kelapa sawit, sehingga timbul pertanyaan bagaimana bentuk perjanjian antara pengangkutan darat tersebut dengan perusahaan pabrik kelapa sawit serta bagaimana perihal pelaksanaan pengangkutannya. Bagaimana pula mengenai tanggung jawab yang dibebani kepada perusahaan pengangkutan darat dan perusahaan pabrik kelapa sawit serta perihal pemberian ganti rugi atas terjadinya kerugian atau kehilangan barang oleh perusahaan pengangkutan. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari penulisan skripsi yang diberi judul Tinjauan Yuridis terhadap Perjanjian Kerjasama Perusahaan Pengangkutan Darat dengan Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit. B. Permasalahan 1. Bagaimana bentuk perjanjian kerjasama antara perusahaan pengangkutan darat dengan perusahaan pabrik kelapa sawit di daerah Bagan Batu? 2. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pengangkutan perusahaan serta hubungan antara peraturan perusahaan dengan perjanjian kerja dan Standard Operating Procedure (SOP)?
8 3. Bagaimana mengenai tanggung jawab yang dibebani kepada perusahaan pengangkutan darat dan perusahaan pabrik kelapa sawit serta perihal pemberian ganti rugi atas terjadinya kerugian atau kehilangan barang oleh perusahaan pengangkutan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui bentuk perjanjian kerjasama antara perusahaan pengangkutan darat dengan perusahaan pabrik kelapa sawit di daerah Bagan Batu 2. Untuk mengetahui bentuk pengawasan pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pengangkutan terhadap perusahaan serta hubungan antara peraturan perusahaan dengan perjanjian kerja dan Standard Operating Procedure (SOP) 3. Untuk mengetahui mengenai tanggung jawab yang dibebani kepada perusahaan pengangkutan darat dan perusahaan pabrik kelapa sawit serta perihal pemberian ganti rugi atas terjadinya kerugian atau kehilangan barang oleh perusahaan pengangkutan D. Manfaat Penulisan a. Manfaat Teoritis Diharapkan agar kiranya hasil dari penelitian ini dapat menyumbangkan pemikiran di bidang hukum, khususnya dalam disiplin ilmu hukum perdata mengenai perjanjian kerjasama perusahaan pengangkutan darat dengan perusahaan pabrik kelapa sawit. b. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi seluruh perusahaan pengangkutan darat, perusahaan pabrik kelapa sawit atau mitra kerja lainnya agar mengetahui aturan hukum yang sebaiknya dibuat pada saat akan saling mengikatkan diri terhadap suatu perjanjian kerjasama. E. Metode Penelitian Skripsi ini bersifat deskriptif dengan pendekatan yuridis empiris yaitu melihat secara langsung perjanjian kerjasama perusahaan pengangkutan darat dengan perusahaan pabrik kelapa sawit, data yang diperoleh yaitu data primer dan data sekunder yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini : 1. Penelitian Kepustakaan
9 Metode ini dilakukan dengan penelitian atas literatur-literatur, berupa buku-buku hukum, jurnal serta sumber-sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan skripsi penulis. 2. Penelitian Lapangan Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan pengumpulan data di lapangan untuk mengetahui perjanjian dan mengetahui pelaksanaan pengangkutan yang dilakukan oleh perusahaan pengangkutan darat dengan pabrik kelapa sawit, dan juga mengetahui pelaksanaan tanggung jawab yang dilakukan para pihak. F. Keaslian Penulisan Proses penulisan skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Kerjasama Perusahaan Pengangkutan Darat Dengan Perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (Study Pengangkutan CPO di Bagan Batu) ini, sejauh pengamatan dan pengetahuan penulis tentang materi yang diangkat pada skripsi ini, belum ada penulis lain yang telah dilakukan penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum. Apabila di kemudian hari ada judul yang sama sebelum penulisan ini, saya bertanggung jawab sepenuhnya. G. Sistematika Penulisan Untuk lebih memahami dan lebih mudah menelaah pokok bahasan dalam skripsi ini, maka penulis menyusun tulisan ini secara sistematis. Keseluruhan sistematis ini berupa satu kesatuan yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain, dimana di dalamnya terdiri dari lima (5) bab dan masing-masing bab dibagi lagi atas beberapa sub bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II PERJANJIAN SECARA UMUM
10 Dalam bab ini membahas tentang pengertian perjanjian dan jenis-jenis perjanjian, asas-asas perjanjian beserta dasar hukum, perjanjian kerjasama, akibat hukum yang timbul dari perjanjian. BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN Dalam bab ini memuat pengertian pengangkutan dan jenis-jenis pengangkutan, hubungan antara peraturan perusahaan dengan perjanjian kerja dan standard operating procedure (SOP), pelaksanaan perjanjian kerjasama di bidang pengangkutan terhadap perusahaan, prinsip-prinsip tanggung jawab di bidang pengangkuta menurut hukum. BAB IV TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DARAT DENGAN PABRIK KELAPA SAWIT Dalam bab ini membahas tentang bentuk perjanjian pengangkutan darat dengan perusahaan pabrik kelapa sawit, pelaksanaan pengangkutan menurut perjanjian antara perusahaan pengangkutan darat dengan pabrik kelapa sawit, tanggung jawab para pihak, pemberian ganti rugi atas kerugian atau kehilangan barang oleh perusahaan pengangkutan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis berkenaan dengan isi skripsi ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Ekspedisi Perjanjian ekspedisi adalah perjanjian timbal balik antara ekspeditur dengan pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena wilayahnya meliputi ribuan pulau. Kondisi geografis wilayah nusantara tersebut menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi secara harfiah diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal, sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang hampir setiap orang menggunakan alat transportasi untuk mereka bepergian, pada dasarnya penggunaan alat transportasi merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi segala kebutuhan sesuai dengan kemampuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB CV. PO. AYU TRANSPORT SUNGAI PENUH-JAMBITERHADAP PENUMPANG SKRIPSI DisusunSebagai Salah SatuSyaratUntukMemperoleh
Lebih terperinciBAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK
BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK A. Kekuatan Hukum Memorandum Of Understanding dalam Perjanjian Berdasarkan Buku III Burgerlijke
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM TANGGUNG JAWAB PO. CV. SUMBER REZEKI TERHADAP PENGIRIM DALAM PERJANJIAN PENGIRIMAN BARANG DI KOTA JAMBI SKRIPSI Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti
17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan
Lebih terperinciBAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING
BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan dan kesatuan serta mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan di antara para pihak. Perumusan hubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa diawali
Lebih terperinciistilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A.Pengertian perjanjian pada umumnya a.1 Pengertian pada umumnya istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan dari istilah Overeenkomst
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada sektor transportasi dan informasi dewasa ini menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi perdagangan luar negeri atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa
BAB I PENDAHULUAN Salah satu perwujudan dari adanya hubungan antar manusia adalah dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa saling percaya satu dengan lainnya. Perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Asia Tenggara. Melintang di khatulistiwa antara benua Asia dan Australia serta antara Samudera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia sekarang ini sangat pesat, karena munculnya para pembisnis muda yang sangat inovatif dan kreatif di segala bidang. Apalagi bisnis
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN A. Pengertian dan Fungsi Pengangkutan Istilah pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti mengangkut dan membawa, sedangkan istilah pengangkutan dapat diartikan
Lebih terperinciHUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA
HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA Pengangkutan Transportasi yang semakin maju dan lancarnya pengangkutan, sudah pasti akan menunjang pelaksanaan pembangunan yaitu berupa penyebaran kebutuhan pembangunan,
Lebih terperinciASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat dewasa ini karena masyarakat sekarang sering membuat perikatan yang berasal
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO
TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) pada Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam Bab ini akan diketengahkan gambaran dari suatu hasil penelitian Penulis. Gambaran hasil penelitian dimaksud bukanlah penelitian terhadap studi kepustakaan seperti
Lebih terperinci[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat semakin banyak mengikatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dengan arus lalu lintas transportasi. Semua kebutuhan dan kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Lebih terperinciDengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pembangunan meningkat setiap harinya, masyarakat pun menganggap kebutuhan yang ada baik diri maupun hubungan dengan orang lain tidak dapat dihindarkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), baik yang bersifat hayati (perikanan, pertanian, dan perkebunan) maupun nonhayati (hasil tambang).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laut adalah suatu keluasan air yang melebar dintara benua dan gugusan pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat penting dalam kehidupan masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa maupun Kota baik sebagai rumah tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan daratan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta berupa perairan yang terdiri dari sebagian besar laut dan sungai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) merupakan perusahaan asing (PMA) yang bergerak dalam bidang produksi alumunium batangan, dengan mutu sesuai standar internasional
Lebih terperinciBAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN. A. Pengertian Perjanjian Pengangkutan dan Asas-Asas Pengangkutan
BAB II PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN A. Pengertian Perjanjian Pengangkutan dan Asas-Asas Pengangkutan Menurut Hukumnya Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan
A. Pengertian Perjanjian Jual Beli BAB II PERJANJIAN JUAL BELI Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang
16 BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang 1. Sejarah Pengangkutan Barang Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini, perkembangan arus globalisasi dunia dan kerjasama di segala bidang berkembang sangat pesat.dampak yang dirasakan akibat dari perkembangan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dibaca dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, pengangkutan memegang peranan yang sangat penting. Demikian juga halnya dalam peranan yang mutlak, bahkan pengakutan memegang peranan
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN SEBAGAI DASAR TERJADINYA PENGANGKUTAN DALAM UNDANG-UNDANG. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan
BAB II PERJANJIAN SEBAGAI DASAR TERJADINYA PENGANGKUTAN DALAM UNDANG-UNDANG A. Perjanjian dan Pengangkutan Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG 1.1 Hukum Pengangkutan 2.1.1 Pengertian Pengangkutan Dalam dunia perniagaan masalah pengangkutan memegang peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebutuhan hidup yang tidak kalah penting di era globalisasi ini adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling mengirim barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan nasional negara kesatuan Republik Indonesia terdapat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alenia ke 4 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang disatukan oleh wilayah perairan dan udara. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras yang merupakan hasil pengolahan dari padi merupakan sumber karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan jenis pangan lainnya, maka tidak heran beras paling banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan salah satu hal yang penting bagi setiap individu. Keinginan masyarakat untuk dapat memiliki tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjanjian pada hakikatnya sering terjadi di dalam masyarakat bahkan sudah menjadi suatu kebiasaan. Perjanjiaan itu menimbulkan suatu hubungan hukum yang biasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini pengangkutan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan dengan makin berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan individu untuk melakukan proses interaksi antar sesama merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan, baik langsung untuk kehidupan seperti bercocok tanam atau tempat tinggal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia kodratnya adalah zoon politicon, yang merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:
AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: Abuyazid Bustomi, SH, MH. 1 ABSTRAK Secara umum perjanjian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan dan salah satunya adalah transportasi. Transportasi merupakan kebutuhan yang pokok bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN 2.1. Pengangkut 2.1.1. Pengertian pengangkut. Orang yang melakukan pengangkutan disebut pengangkut. Menurut Pasal 466 KUHD, pengangkut
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah penduduk di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya manusia tetap bergantung pada orang lain walaupun sampai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia selain sebagai individu juga sebagai makhluk sosial, dimana dalam memenuhi kebutuhannya manusia tetap bergantung pada orang lain walaupun sampai saat ia akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya suatu perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya suatu perjanjian berawal dari suatu perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan diantara para pihak. Perumusan hubungan perjanjian tersebut pada umumnya senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi membawa dampak yang signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah membawa kontribusi yang begitu domain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian A.1 Pengertian perjanjian Perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan, hal ini berdasarkan bahwa perikatan dapat lahir karena perjanjian dan undang undang. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia saat ini banyak sekali industri rokok, baik industri yang berskala besar maupun industri rokok yang berskala menengah ke bawah, sehingga dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan
Lebih terperinciPENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA
0 PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk. memajukan kesejahteraan umum. Memajukan kesejahteraan umum berarti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Memajukan
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi
142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri nusantara yang disatukan oleh wilayah perairan dan udara dengan batas-batas, hakhak, dan kedaulatan
Lebih terperinciJudul buku: Kebatalan dan pembatalan akta notaris. Pengarang: Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Editor: Aep Gunarsa
Judul buku: Kebatalan dan pembatalan akta notaris Pengarang: Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Editor: Aep Gunarsa Penerbit dan pencetak: PT Refika Aditama (Cetakan kesatu, Juni 2011. Cetakan kedua, April
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang mempunyai kepentingan terhadap orang lain sehingga timbullah hubungan hak dan kewajiban. Setiap orang mempunyai hak yang wajib selalu di perhatikan orang
Lebih terperinciHUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 2 PENGERTIAN JUAL BELI PERUSAHAAN
HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 2 PENGERTIAN JUAL BELI PERUSAHAAN Pengertian Jual beli Perusahaan (Zeylemaker) Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan, yakni perbuatan pedagang atau pengusaha
Lebih terperinciPENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)
PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia, sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyahkt yang adil dan makmur
Lebih terperinciHukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)
Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW) Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUHPerdata: Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Oleh: Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini berbagai macam usaha dan kegiatan dapat dilakukan dalam rangka untuk memenuhi pangsa pasar di tengah-tengah masyarakat.permintaa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dalam kehidupan manusia mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran, dan kehidupan. Selain itu tanah mempunyai hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari bidang kegiatan transportasi atau pengangkutan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari aktifitas kehidupan masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sarana transportasi massal saat ini menjadi sangat penting karena letak Indonesia yang begitu luas serta dikelilingi lautan. Transportasi tersebut akan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi fasilitas penghubung dengan daerah lain untuk melakukan aktivitas perdagangan. Pelabuhan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh terhadap semakin banyaknya kebutuhan masyarakat akan barang/ jasa tertentu yang diikuti
Lebih terperinciBAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
25 BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Hukum perjanjian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 sub (1) UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dinyatakan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan
Lebih terperincigeografis antar pulau satu dan pulau lainnya berjauhan, kadangkala laut Namun demikian, secara politis semua yang ada di sisi bagian dalam garis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan letak geografis antar pulau satu dan pulau lainnya berjauhan, kadangkala laut penghubung antara dua pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghapusan dan pelepasan aset harus jelas dan transparan. Sehubungan hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan organisasi dan perkembangan bisnis pada PT PERTAMINA (Persero) saat ini menuntut bekerja lebih cepat, efektif, efisien dan transparan, maka segala kegiatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN
BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, kata rumah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mahal, padahal
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, bidang transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda kehidupan perekonomian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun selalu hidup bersama serta berkelompok. Sejak dahulu kala pada diri manusia terdapat hasrat untuk berkumpul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari
Lebih terperinci