BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja
|
|
- Utami Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi khususnya di sektor ketenagakerjaan akan menghadapi tantangan yang cukup besar, persaingan antara dunia usaha akan semakin ketat dan penggunaan teknologi maju akan semakin mendapat perhatian sehingga pemilihan pekerja akan semakin selektif. Hanya pekerja yang memiliki kualitas diri yang baik, intelektual maupun derajat kesehatan yang tinggi yang pada akhirnya dapat meraih keberhasilan. Selain itu pemanfaatan pasar kerja internasional menuntut pula berbagai persyaratan serta kualifikasi dan hubungan antar manusia, serta keberhasilan pembinaan terhadap pekerja selama ini, akan meningkatkan kesadaran hukum mereka yang menyangkut hak dan kewajiban dalam hubungan industrial dan hal ini membuka peluang terjadinya perselisihan industrial baik yang menyangkut hak dan kepentingan termasuk kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja. 1 Pembangunan nasional merupakan upaya untuk meningkatkan aspek pembangunan ekonomi, manusia, hingga sosial budaya dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Dengan pelaksanaan 1 Gunawi Kartasapoetra, Pokok-Pokok Hukum Perburuhan, Cetakan I, (Bandung : Armico, 1982), hlm. 2. 1
2 2 pembangunan nasional, perluasan lapangan kerja dan tenaga kerja mempunyai peran yang penting sebagai tujuan pembangunan. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu, kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas nasional. 2 Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan Undang- Undang Dasar Pembangunan dalam suatu negara tidak terlepas dari perekonomian negara itu sendiri, yang pada hakekatnya pembangunan itu adalah merupakan suatu cara atau dasar untuk memperkuat perekonomian negara yang bersangkutan. Disetiap negara, selalu berusaha untuk meningkatkan perekonomian melalui suatu pembangunan secara terus menerus dan berkelanjutan. Adapun pembangunan yang terus menerus ditingkatkan adalah untuk menaikkan tingkat kehidupan rakyat. Setiap negara di dunia ini mempunyai corak ekonomi yang berbeda-beda dalam melaksanakan pembangunannya, namun tujuannya adalah tetap sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, sehingga akan terwujud ke satu arah yang akan terpenuhinya kebutuhan yang beraneka ragam. 2 Ridwan Halim, Hukum Perburuhan Aktual, (Jakarta : Pradnya Paramitha, 1987), hlm Wiwoho Soejono, Perjanjian Perburuhan dan Hubungan dengan Perburuhan Pancasila, (Jakarta : Melpon Putra, 1991), hlm. 9.
3 3 Peran pemerintah dalam mengatasi ketenagakerjaan di Indonesia harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Karena persoalan ketenagakerjaan adalah persoalan yang menyangkut hajat hidup orang. Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia disebabkan masih rendahnya kualitas tenaga kerja dan rendanya pendidikan masyarakat serta penciptaan lapangan kerja yang terbatas. Pengangguran merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan yang menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat, seperti kualitas hidup menurun, meningkatnya angka kriminalitas, dan lingkungan kumuh. Untuk mengatasi hal tersebut, selain upaya dan kebijakan pemerintah, masyarakat sendiri pun perlu menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja sendiri atau membangun usaha mandiri. Tenaga kerja dan pengusaha merupakan dua faktor yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan terjadinya sinergi kedua faktor itu baru perusahaan akan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya, seahli apapun tenaga kerja tanpa adanya perusahaan hanya akan melahirkan produk pengangguran. 4 Sisi lain, pengusaha sebagai pemilik perusahaan berada pada posisi yang kuat sebab didukung modal yang besar, sedangkan tenaga kerja berada pada posisi yang lemah karena hanya bermodalkan keahlian dan intelektual. Hal ini sering digunakan oleh pengusaha yang nakal berbuat semenamena terhadap karyawan dalam mendapatkan hak-haknya seperti hak upah yang 4 Noni Faransiska, Akibat Hukum Perjanjian Kerja yang Dibuat Perusahaan Dengan Pekerja Ditinjau Dari Hukum Perdata dan Undang-Undang Ketenagakerjaan (Studi Terhadap Perjanjian Kerja yang Didaftarkan Pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan), Tesis, (Medan : Fakultas Hukum, 2011), hlm. 2.
4 4 layak, hak mendapatkan pesangon, hak istirahat, dan hak cuti serta hak mendapatkan jaminan sosial. Hak dan kewajiban tenaga kerja telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Undang-Undang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut dengan UUK) dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang Undang-Undang Serikat Pekerja/Serika Buruh (selanjutnya disebut dengan UUSP) serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.16/MEN/XI/2011, di mana hak merupakan suatu hal selayaknya diterima oleh pekerja sesuai kesepakatan atau perjanjian dengan pihak pemberi kerja. Sedangkan kewajiban merupakan sesuatu yang wajib dijalankan atau wajib dilaksanakan oleh pekerja sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian dengan pihak pemberi kerja. Dengan melaksanakan hak dan kewajiban antara pekerja dan pemberi kerja berarti telah memenuhi apa yang sudah disepakati bersama atau sudah diperjanjikan, masing-masing pihak telah memenuhi prestasinya. Hak dan kewajiban masing-masing pihak haruslah seimbang. Oleh sebab itu, hak pekerja merupakan kewajiban pengusaha, dan sebaliknya hak pengusaha merupakan kewajiban pekerja. 5 Hak merupakan sesuatu yang harus diterima oleh seseorang tanpa ada suatu persyaratan yang harus dipenuhi sehingga dapat menimbulkan suatu keyakinan untuk dipertahankan dan dimiliki seutuhnya, karena dengan memperoleh hak maka dapat digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan seseorang dan keluarganya. 6 Salah satu hak dari tenaga kerja adalah 5 Abdul Khakim, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), hlm Soedarjadi, Hak dan Kewajiban Pekerja-Pengusaha, (Jakarta : Pustaka Yustisia, 2009), hlm. 33.
5 5 hak menerima upah. Upah adalah sesuatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, setelah melakukan pekerjaan secara gigih yang menyita tenaga dan pikiran maka tenaga kerja berhak mendapatkan imbalan berupa upah, dan itu merupakan kewajiban dari pengusaha untuk memberikan upah yang layak atas prestasi kerja yang dilakukan oleh pekerja. Meskipun kadang kala upah tersebut tidak cukup memenuhi kebutuhan, namun tugas tetap harus dikerjakan sebagai konsekuensi seorang pekerja yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan yang telah diperjanjikan sebelumnya. Keadaan tersebut diatas menjadi penghalang terciptanya hubungan kerja yang harmonis, nyaman dan dinamis. Hubungan Industrial yang harmonis, nyaman dan dinamis antara pekerja dengan pengusaha akan berdampak pada peningkatan produktifitas kerja serta peningkatan kesejahteraan pekerja. PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) (selanjutnya disebut dengan PTPN IV) Bah Jambi sebagai Badan Usaha Milik Negara merupakan salah satu pelaku ekonomi nasional disamping usaha swasta dan koperasi. Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PTPN IV merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari dalam negeri. Mengingat begitu penting dan strategis peranan PTPN IV sebagai salah satu BUMN maka diperlukan suatu lingkungan kerja yang harmonis, nyaman dan dinamis sehingga produktifitas meningkat yang berdampak pula pada peningkatan pendapatan negara. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai pelaksanaan hak dan kewajiban antara PTPN IV Bah Jambi dengan
6 6 tenaga kerja tetap yang dalam menjalankan perjanjian kerja yang telah disepakati, yang akan dibahas dalam tulisan ini dengan mengangkat judul Aspek Hukum Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 (Studi pada Perjanjian Kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi dengan Tenaga Kerja Tetap). B. Perumusan Masalah Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka hal yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaturan hak dan kewajiban para pihak terhadap kesepakatan kerja di PTPN IV Bah Jambi? 2. Apakah perjanjian kerja para pihak sudah melindungi hak-hak dan jaminan sosial bagi para pekerja sesuai dengan undang-undang yang berlaku? 3. Bagaimana penyelesaian sengketa apabila tenaga kerja tetap tidak menjalankan aturan sesuai dengan isi perjanjian kerja yang telah disepakati? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan perumusan masalah yang telah Penulis kemukakan di atas, maka tujuan dari Penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaturan hak dan kewajiban para pihak di perusahaan PTPN IV dalam kesepakatan kerja.
7 7 2. Untuk mengetahui perjanjian kerja tersebut sudah melindungi hak-hak dan jaminan sosial para pekerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. 3. Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa apabila terjadi sengketa antara perusahaan PTPN IV dengan pekerja. D. Manfaat Penulisan Dalam penulisan ini, selain terdapat tujuan yang akan dicapai, juga berharap dapat memberikan manfaat yang berguna. 1. Manfaat Secara Teoritis Pembahasan terhadap skripsi ini diharapkan akan memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi pembaca mengenai aturan hukum terhadap perlindungan tenaga kerja, khususnya mengenai hak dan kewajiban perusahaan perkebunan PTPN IV dan tenaga kerja perkebunan itu sendiri agar dapat terpenuhi dan terlaksana dengan baik. Jadi, secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan ilmu pengetahuan hukum secara umum dan ilmu hukum perdata pada khususnya. Selain itu juga diharapkan dapat menambah dan melengkapi koleksi karya ilmiah dibidang keperdataan terkait dengan perlindungan tenaga kerja. 2. Manfaat Secara Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk dapat memberikan masukan kepada pembaca tentang hal-hal yang berhubungan
8 8 dengan tenaga kerja perkebunan serta untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi tenaga kerja perkebunan di PTPN IV Bah Jambi, sehingga kesejahteraan para tenaga kerja perkebunan tersebut dapat terpenuhi. E. Metode Penelitian Diperlukan metode penelitian sebagai suatu tipe pemikiran yang secara sistematis dipergunakan dalam penelitian dan penilaian skripsi ini, yang pada akhirnya bertujuan mencapai keilmiahan dari penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Jenis dan Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode yuridis normatif. Metode yuridis normatif digunakan dalam penelitian ini guna melakukan penelusuran terhadap norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku serta untuk memperoleh data maupun keterangan yang terdapat dalam berbagai literatur di perpustakaan, jurnal hasil penelitian, situs internet, koran, dan sebagainya. 7 Metode penelitian yuridis normatif ini dilakukan dengan meneliti sumbersumber bacaan yang relevan dengan judul skripsi ini baik yang bersifat teoritis ilmiah serta dapat menganalisa masalah-masalah yang dibahas dalam permasalahan skripsi ini. Nama lain dari penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum doktrinal, juga disebut sebagai penelitian kepustakaan atau studi dokumen. 8 7 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, (Bandung : Alumni, 1994), hlm Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, edisi 8, 2006), hlm. 42.
9 9 Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan masalah dengan cara menjabarkan faktafakta secara sistematik sehingga lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas data faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. 2. Jenis dan Sumber Data Penelitian yuridis normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data utama. Data sekunder adalah data yang didapat data yang diperoleh melalui bahan pustaka. 9 Data sekunder yang dipakai Penulis adalah sebagai berikut: a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan merupakan landasan utama yang dipakai dalam penulisan skripsi ini, yakni terdiri dari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer 10 seperti buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi, artikel-artikel, hasil penelitian, laporan-laporan dan sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media elektronik. c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberik petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. 11 Misalnya, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat 9 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm Ibid. 11 Ibid.
10 10 dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 3. Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam Penulisan skripsi ini adalah teknik studi kepustakaan (library research) dan juga melalui bantuan media elektronik, yaitu internet. Untuk memeroleh data dari sumber ini, Penulis memadukan, mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti yang berhubungan dengan judul skripsi ini. 4. Analisis Data Pada peneliatan hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka pada umumnya penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya. 12 Metode analisis data yang dilakukan Penulis adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan: a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini. b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas. c. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan dari permasalahan. d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan yang kualitatif, yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan. 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2005), hlm. 69
11 11 F. Keaslian Penulisan Untuk mengetahui orisinalitas Penulisan skripsi, sebelum melakukan Penulisan Aspek Hukum Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 (Studi pada Perjanjian Kerja PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Jambi dengan Tenaga Kerja Tetap), Penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum. Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum / Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum USU melalui surat tertanggal Nopember (terlampir) menyatakan bahwa Tidak Ada Judul yang Sama. Adapun beberapa judul yang berkaitan dengan judul karya ilmiah Penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum antara lain sebagai berikut: 1. Penulis : Sari Anggraini / Judul : Aspek Hukum Perjanjian Kerjasama Pengangkutan Tebu Antara PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Gula Kuala Madu dengan Para Rekanan Angkutan. Rumusan masalah : 1. Bagaimana perjanjian pada umumnya menurut KUH Perdata? 2. Sebagaimana dalam judul skripsi ini merupakan perjanjian kerja sama pengangkutan, selain kita mengetahui perjanjian disini penulis mempermasalahkan bagaimana juga halnya tentang pengangkutan itu sendiri dan pelaksanaan pengangkutan.
12 12 3. Bagaimana prosedur pengikatan perjanjian pengangkutan dan dengan adanya perjanjian tersebut maka timbul hak dan kewajiban dari para pihak yang mengadakan perjanjian tersebut, maka apa yang menjadi hak dan kewajiban dari para pihak tersebut serta bagaimanaakibat hukumnya bila terjadi kesalahan dari salah satu kedua belah pihak dan bagaimana pula tentang masalah ganti ruginya. 2. Nama : Rehulina Sembiring / Judul : Aspek Hukum Perjanjian Pemborongan Kerja Pada Penggantian Pipa Superheater Ketel Uap Takuma N- 600 di Pabrik Minyak Sawit Tinjauan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero Pabatu). Rumusan masalah : 1. Sejauh mana kekuatan hukum perjanjian pemborongan kerja bangunan. 2. Garansi bank sebagai jaminan pemborong atas pekerjaan yang harus dilaksanakannya. 3. Pemilihan barang yang diadakan dalam pemborongan proyek atau pengadaan barang/jasa pada pekerjaan borongan penggantian pipa superheater di PMS Tinjowan. Apabila ada tulisan yang hampir mirip, mungkin itu hanya dari segi redaksi saja, karena muatan/substansinya jelas berbeda dengan tulisan karya ilmiah ini. G. Sistematika Penulisan
13 13 Pembahasan dan penyajian suatu penelitian harus memiliki keteraturan agar terciptanya karya ilmiah yang baik. Maka dari itu, Penulis membagi skripsi ini dalam beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika Penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I : PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan tentang Latar Belakang yaitu apa yang melatarbelakangi Penulis mengangkat judul, Perumusan Masalah yaitu hal yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini, Tujuan Penulisan yaitu dan Manfaat Penulisan yaitu maksud dari Penulis dalam menulis skripsi ini, Metode Penelitian yang memaparkan metode yang digunakan Penulis dalam mengkaji permasalahan, Keaslian Penulisan yaitu pemaparan yang membuktikan bahwa skripsi ini asli berasal dari pemikiran Penulis dan belum pernah dibahas sebelumnya di lingkungan Fakultas Hukum, dan Sistematika Penulisan yang semuanya berkaitan dengan Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Kerja. Bab II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN KERJA BERSAMA Bab ini merupakan awal dari pembahasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan dalam pendahuluan. Adapun yang dibahas adalah Perjanjian Pada Umumnya, Pengertian Perjanjian Kerja Bersama, Tata
14 14 Cara Pembuatan dan Jangka Waktu Berlakunya Perjanjian Kerja Bersama, Syarat Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama, Manfaat Dibentuknya Perjanjian Kerja Bersama. Bab III : TENAGA KERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Pada bab ini yang menjadi pembahasan adalah Pengertian Tenaga Kerja, Macam-macam Tenaga Kerja, Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja, Ruang Lingkup dan Dasar Hukum Perlindungan Tenaga Kerja. Bab IV : ASPEK HUKUM HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KERJA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH JAMBI Sebagai kelanjutan bab sebelumnya, bab ini akan membahas Pengaturan Hak dan Kewajiban Para Pihak Terhadap Kesepakatan Kerja, Perjanjian Kerja Para Pihak dalam Melindungi Hak-Hak dan Jaminan Sosial Bagi Para Pekerja yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Penyelesaian Sengketa Terhadap Tenaga Kerja Tetap yang Tidak Menjalankan Aturan Sesuai dengan Isi Perjanjian Kerja yang Disepakati. Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan akhir dari Penulisan skripsi. Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari bagian awal hingga bagian akhir Penulisan yang merupakan ringkasan dari substansi Penulisan skripsi
15 15 ini dan poin-poin yang berisi saran-saran konstruktif yang Penulis ciptakan dalam kaitannya dengan masalah yang dibahas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perlindungan hukum pada dasarnya tidak membedakan antara pria dan perempuan, terutama dalam hal pekerjaan. Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan perekonomian khususnya dibidang perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi barang dan/atau jasa yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan bidang ekonomi adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan. mewujudkan landasan yang lebih kokoh bagi pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini, perkembangan arus globalisasi dunia dan kerjasama di segala bidang berkembang sangat pesat.dampak yang dirasakan akibat dari perkembangan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan tidak luput dari berbagai resiko yang dapat mengganggu hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, yang merata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mengenal siapa itu konsumen. 2 Konsumen sebagaimana yang dikenal dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa asing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan meminjam uang. Namun, pada masa sekarang pengertian bank telah berkembang sedemikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan berdasarkan Pancasila dan Undang undang Dasar 1945 secara berkesinambungan dan peningkatan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan pasar bebas belum berjalan sepenuhnya. Akan tetapi aroma persaingan antar perusahaan barang maupun jasa, baik di dalam negeri maupun antar negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia dalam era globalisasi ini sedang giatnya melakukan pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana diberbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 yang berbunyi Tiap-tiap warga negara. pernyataan tersebut menjelaskan bahwa negara wajib memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Untuk dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan mempunyai utang. Perusahaan yang mempunyai utang bukanlah merupakan suatu hal yang buruk, asalkan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian Indonesia baik dibidang perbankan, industri, real estate, properti, eksport import dan lain sebagainya menumbuhkan banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum perlindungan konsumen selalu berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai bidang dan cabang hukum lain, karena pada tiap bidang dan cabang hukum itu senantiasa
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI Oleh : ANGGA ZIKA PUTRA 07 140 077 PROGRAM KEKHUSUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat dari gambaran Indonesia yang sangat luas dan menjadi salah satu penduduk terbanyak di dunia sudah pantas bila masyarakat Indonesia sangat membutuhkan moda transportasi
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATERA BARAT DENGAN PIHAK KETIGA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dari masalah ekonomi, maka masalah pembangunan ketenagakerjaan, juga merupakan bagian dari pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku usaha yang mengikuti trend
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang moderen, adanya pengangkutan merupakan salah satu sarana yang cukup penting dalam menunjang pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO
0 PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan manusia yang paling sederhana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha (produsen, dan/atau penjual barang dan jasa), pebisnis, perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaku usaha dan konsumen adalah dua pihak yang saling memerlukan. Pelaku usaha (produsen, dan/atau penjual barang dan jasa), pebisnis, perlu menjual barang dan jasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama di kalangan pebisnis atau pelaku usaha. Kebutuhan akan barang modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah Sewa guna usaha sudah sering terdengar di masyarakat umum terutama di kalangan pebisnis atau pelaku usaha. Kebutuhan akan barang modal sebagai sarana utama penunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), baik yang bersifat hayati (perikanan, pertanian, dan perkebunan) maupun nonhayati (hasil tambang).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13
BAB I PENDAHULUAN PEMBERIAN UPAH LEMBUR TERHADAP PEKERJA YANG BEKERJA DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Banyak perusahaan lokal dan internasional mencari berbagai kegiatan dalam rangka menanamkan modalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita ketahui bersama bahwa manusia itu tidak mungkin hidup sendiri oleh karena itu terjadilah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat tertentu. Pengelompokkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Hal ini dikarenakan manusia diberikan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan
35 III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu sedangkan metode penelitian hukum artinya ilmu tentang cara melakukan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pembangunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang semakin maju harus menjamin perlindungan dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut memunculkan berbagai usaha yang terus berkembang di segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat terbuka, perdagangan sangat vital bagi upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perdagangan merupakan sektor jasa yang menunjang kegiatan ekonomi antar anggota masyarakat dan antar bangsa. Bagi Indonesia dengan ekonominya yang bersifat terbuka,
Lebih terperincidiperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian kerja merupakan awal dari lahirnya hubungan industrial antara pemilik modal dengan buruh. Namun seringkali perusahaan melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI (Studi di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Khasanah Wonogiri) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik material maupun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga
III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu,
Lebih terperinciPELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL
PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan merupakan sebuah kebutuhan asasi bagi manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) mempunyai kebutuhan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup bermasyarakat, karena sebagai individu, manusia tidak dapat menjalani kehidupannya sendiri untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi
8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional memerlukan dan mengharuskan dilakukannya penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi masyarakat. Dalam industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan manusia lain. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan kodrat alam, manusia sejak lahir hingga meninggal dunia hidup bersama-sama dengan manusia lain. Dengan kata lain manusia tidak dapat hidup menyendiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciB. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
3 B. Saran... 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu. Terlebih-lebih di saat sekarang ini, di mana kondisi perekonomian yang tidak menentu membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam suatu Serikat Pekerja / Serikat Buruh. Tujuan dibentuknya Serikat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan buruh yang lemah membutuhkan suatu wadah supaya menjadi kuat. Wadah itu adalah adanya pelaksanaan hak berserikat dan berkumpul di dalam suatu Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu perusahaan memiliki peraturan dan tata tertib yang mengatur jalannya suatu perusahaan tersebut. Dengan kata lain setiap perusahaan diwajibkan adanya kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk membeli rumah, mobil
Lebih terperinciDisusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C
PERLINDUNGAN HUKUM ATAS JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN DI PT. WINDU ADI PERKASA GROBOGAN SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor impor. Perdagangan ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti perlengkapan rumah, transportasi dan lain-lain 1.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan adalah keinginan manusia untuk memiliki dan menikmati kegunaan barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan bagi jasmani dan rohani demi kelangsungan hidup.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perseroan Terbatas (PT) Telkom Cabang Solo merupakan salah satu badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang telekomunikasi. Permintaan layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Perdata merupakan sekumpulan aturan yang memuat ketentuan bagaimana seseorang bertingkah laku baik di keluarga maupun di masyarakat sekitar.salah satu aspek dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perumahan merupakan kebutuhan utama atau primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan hidup, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian melibatkan sedikitnya dua pihak yang saling memberikan kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub hak dan kewajiban. Pihak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai
65 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian tesis ini dilakukan di Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang USU. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dibaca dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Perkembangan asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan, seperti juga lembaga perasuransian, dana pensiun, dan pegadaian merupakan suatu lembaga keuangan yang menjembatani antara pihak yang berkelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan sesuatu yang sangat menarik untuk dikaji secara ilmiah, karena koperasi merupakan sebagian dari tata perekonomian masyarakat Indonesia. Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang mempunyai tujuan dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negaranya. Konstitusi bangsa
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA
0 PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Persyaratan guna Mencapai Derajat Hukum dan Ilmu Hukum pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan tingkat
Lebih terperinciKREDIT TANPA JAMINAN
KREDIT TANPA JAMINAN ( Studi Tentang Pola Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk. ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Syarat Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas yang baik dari karyawan dalam melaksanakan tugasnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, permasalahan tentang sumber daya manusia dalam suatu perusahaan menuntut untuk lebih diperhatikan, sebab secanggih apapun teknologi yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, pemerintah senantiasa dituntut untuk memajukan kesejahteraan umum.untuk mengemban kewajiban ini, pemerintah mempunyai kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia hidup, tumbuh besar, dan berkembangbiak, serta melakukan segala aktivitas di atas tanah, sehingga manusia selalu berhubungan dengan tanah. Manusia hidup dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang berhak untuk bekerja mendapatkan imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Tenaga Kerja bisa saja mengalami risiko-risiko saat menjalankan
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. membuat masyarakat berlomba lomba untuk mendapatkan kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan infraksturktur dan sumber daya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, baik materiil maupun spiritual
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah
41 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode maka akan menemukan jalan yang baik untuk memecahkan suatu masalah. Setelah masalah diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi kependudukan yang sangat meningkat pada setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945 terdapat dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam, untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk melaksanakan suatu usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadilan akan terpenuhi apabila berbagai elemen yang berbeda kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara harmonis, termasuk kepentingan pemilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang sedang mengalami fase Berkembang menuju Negara maju yang sesuai dengan tujuan Negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil, dan makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan, "Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan pembangunan nasional telah menghasilkan banyak kemajuan, diantaranya telah meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan. Untuk benda jaminan yang berupa benda bergerak, maka hak kebendaan tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah bagi kehidupan manusia mempunyai arti yang sangat penting, karena setiap kegiatan yang dilakukan baik perseorangan, sekelompok orang, suatu badan hukum ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya menuntut setiap orang untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu pelaksanaan pekerjaan untuk kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengupahan merupakan masalah yang sangat krusial dalam bidang ketenagakerjaan bahkan apabila tidak profesional dalam menangani tidak jarang akan menjadi potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bisnis waralaba atau franchise sedang berkembang sangat pesat di Indonesia dan sangat diminati oleh para pengusaha karena prosedur yang mudah, tidak berbelit-belit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat oleh pemegang kekuasaan yang berwenang, norma hukum dapat berbentuk norma hukum tertulis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar dari bank berasal dari sektor kredit baik dalam bentuk bunga, provisi, ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, yang kemudian berlanjut dengan krisis kepercayaan, krisis politik, krisis sosial, krisis budaya, krisis keamanan, dan
Lebih terperinci