BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

2 METODE. Kerangka Pemikiran

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Pengantar (2) Y 11 Y 12 Y 13. Kondisi Sosial Keluarga. Kondisi Ekonomi Keluarga Y 21 Y 22 Y 23. Bangunan Rumah. Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODE PENELITAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODE PENELITIAN. kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.1. (variabel terikat) yang lain. Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai objek yang diteliti. Letak pasar porong ini berada di Jalan Raya Juwet,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah semua pimpinan di lingkungan Satuan Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran


BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. oleh peneliti. Penelitian di bidang ekonomi, manajemen, sosial, dan lain

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu sasaran

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepemimpinan otokratis, budaya organisasi, stress kerja dan kinerja karyawan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas maka dipilih 3 (tiga) variabel dalam penelitian ini. 1. Variabel iklim organisasi Variabel ini dipilih karena merupakan variabel kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi. 2. Variabel kepuasan kerja Variabel ini sangat menarik untuk diteliti karena dengan tercapainya kepuasan kerja akan tercipta suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi perusahaan, sebab karyawan akan menyukai pekerjaannya dan berperilaku baik sesuai tuntutan kerjanya, sedangkan bagi karyawan sendiri kebutuhannya terpenuhi. Dengan demikian bahwa kepuasan kerja adalah suatu kondisi mental seseorang mengenai suka atau tidak suka terhadap pekerjaannya yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapannya terhadap pekerjannya dan dengan demikian akan mempengaruhi perilaku kerjanya. 3. Variabel komitmen organisasi Variabel ini merupakan salah satu tingkah laku dalam organisasi yang banyak dibicarakan dan diteliti, baik sebagai variabel terikat, variabel bebas, maupun variabel mediator. Hal ini antara lain dikarenakan organisasi membutuhkan karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi agar organisasi dapat terus bertahan serta meningkatkan jasa dan produk yang dihasilkannya. Konsep yang dipakai untuk menjelaskan ketiga variabel diatas adalah; 1. Konsep variabel iklim organisasi. Konsep variabel iklim organisasi dalam penelitian ini menggunakan konsep teori Litwin dan Stringer (1968). Konsep ini dipilih karena Stringer (2002) berpendapat bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, iklim

organisasi dapat dilukiskan dan diukur dalam pengertian dimensi tersebut. Stringer mengatakan bahwa untuk mengukur iklim organisasi terdapat enam dimensi yang diperlukan yakni struktur, standar, tanggungjawab, pengakuan, dukungan dan komitmen. Dengan mengukur keenam dimensi dari iklim organisasi suatu perusahaan, dapat digambarkan profil iklim organisasi perusahaan tersebut. Jadi teori Litwin dan Stringer (1968) hanya dengan enam dimensi iklim organisasi dapat diukur dibandingan dengan teori lain yang memiliki banyak dimensi. Kuesioner yang dipakai adalah OCQ (Organizational Climate Quesionnaire) dari Litwin dan Stringer. Instrumen ini terdiri dari 6 dimensi. Masing-masing dimensi memiliki 4 item pertanyaan dengan skala likert 1-5. Adapun kuesioner yang telah diadopsi dan dimodifikasi terdapat pada Lampiran 1. 2. Konsep variabel kepuasan kerja Konsep variabel kepuasan kerja yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan teori Weiss et al. (1967) yang dituangkan dalam MSQ. Pertimbangan menggunakan MSQ karena MSQ didesain untuk mengukur kepuasan karyawan sehubungan dengan pekerjaannya serta mengukur berbagai aspek pekerjaan. Adapun keuntungan MSQ karena mudah digunakan, mudah dimengerti, valid dan reliabel, dapat dipakai setiap organisasi, dapat dipakai manajer, supervisor, dan karyawan. Ada 3 bentuk MSQ yang disediakan yakni dua bentuk panjang (versi 1977 dan versi 1967) dan sebuah bentuk pendek. MSQ menyediakan informasi yang lebih spesifik pada aspek pekerjaan yang menjadi sebuah penghargaan individu lebih dari ukuran umum kepuasan. Instrumen ini terdiri dari versi 1967 bentuk panjang memiliki 100 item pertanyaan. 100 pertanyaan mewakili 20 dimensi dengan 5 pertanyaan setiap dimensi. Dalam penelitian ini hanya mengambil 5 dimensi saja untuk mengukur kepuasan kerja karena keterbatasan peneliti dalam menguasai 20 dimensi serta berdampak pada banyaknya pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Adapun 5 dimensi tersebut adalah pembayaran, promosi, prestasi, kemampuan atasan dan lingkungan kerja.

3. Konsep variabel komitmen organisasi Konsep variabel komitmen organisasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep dari Allen dan Meyer (1990). Konsep ini dipakai kerana merupakan tipologi terakhir dari teori komitmen organisasi. Ada tiga komitmen yang dikemukan yakni komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuance commitment), dan komitmen normatif (normative commitment). Dalam mengukur komitmen organisasi harus merefleksikan ketiga komponen komitmen tersebut diatas. Salah satu pengukuran yang terkenal dan merefleksikan ketiga komponen tersebut adalah Organizational Commitment Questionnare (OCQ) yang dibuat oleh Allen dan Meyer. Alat ini terdiri dari 18 item pertanyaan, dimana setiap komponen diwakili oleh 6 item. Skala komitmen organisasi ini memiliki skor 1-5. Secara ringkas rencana variabel, konsep teori, kuesioner serta indikator yang dipakai seperti pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Variabel dan indikator penelitian Variabel Iklim Organisasi Teori /kuesioner yang dipakai Organization Climate Quationer (OCQ) by Litwin &Stringer (1968) Kepuasan Kerja Minnesota Satisfaction Quetionare (MSQ) by Weiss et al (1967) short form Komitmen Organisasi Organization Commitment Questionnaire (OCQ) by Meyer & Allen 1997 Dimensi 1. Struktur 2. Standar 3. Tanggung jawab 4. Pengakuan 5. Dukungan 6. Komitmen 1. Pembayaran 2. Promosi 3. Prestasi 4. Kemampuan Atasan 5. Lingkungan Kerja 1. Afektif 2. Kontinuans/berkelanjutan 3. Normatif Alasan hubungan variabel digambarkan seperti Gambar 1 di bawah ini karena iklim organisasi yang menjadi variabel utama dalam penelitian ini dapat mempengaruhi perilaku karyawan. Perilaku karyawan di dalam organisasi bermacam-macam seperti motivasi kerja, keterlibatan kerja, komitmen, disiplin kerja, kepuasan kerja, stres kerja, sikap kerja, moril karyawan serta perilaku konflik. Kepuasan dan komitmen merupakan salah satu perilaku karyawan yang

mudah diukur karena banyak kuesioner yang telah teruji dalam pengukuran kedua variabel ini. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan memilih kedua variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel iklim organisasi. Berdasarkan uraian diatas mengapa ketiga variabel diatas dipakai dan bagaimana hubungan ketiga variabel tersebut serta konsep siapa yang dipakai maka kerangka pemikiran penelitian ini seperti di bawah ini. Iklim Organisasi -Struktur - Pengakuan -Strandar -Dukungan -Tanggungjwb - Komitmen Kepuasan Kerja -Pembayaran -Promosi-Prestasasi Lingkungan Kerja- Kemampuan Atasan Komitmen Karyawan -Afektif -Kontinuans -Normatif Deskriptif SEM dengan PLS Mengetahui tingkat iklim organisasi, kepuasan kerja dan komitmen karyawan berdasarkan karakteristik (usia, jenis kelamin, gol. dll) Analisis pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan komitmen karyawan UT Masukan Bagi Pimpinan UT Gambar 1 Kerangka pemikiran Dari gambar kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa untuk mewujudkan SDM yang berkualitas didalam organisasi tentunya diperlukan suatu

iklim organisasi yang mendukung aktivitas SDM. Iklim organisasi yang tercipta tentunya harus memiliki dampak terhadap kepuasan karyawan yang bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah suasana dan lingkungan pekerjaan serta peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan. Faktor kepuasan tersebut merupakan dimensi dari iklim organisasi yang harus diperhatikan oleh pimpinan. Kepuasan karyawan juga menjadi salah satu ukuran komitmen karyawan selain motivasi, loyalitas dan rasa bangga karyawan. Jadi dengan iklim organisasi merupakan variabel yang paling kritis karena iklim organisasi merupakan cara yang sangat baik untuk menilai sampai seberapa jauh mutu kepemimpinan seseorang dalam mengelola atau mengoptimalkan SDM yang dipimpinnya. Selain itu juga iklim akan sangat menentukan kemampuan karyawan (kompetensi) dalam menghasilkan kinerjanya dan sampai seberapa jauh dapat memenuhi kebutuhan tugasnya. Dari gambar diatas hanya tiga variabel yang menjadi lingkup penelitian yakni iklim organisasi, kepuasan kerja dan komitmen karyawan. Dari hasil penelitian ketiga variabel ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pimpinan UT tentang iklim organisasi UT serta menjawab apakah iklim organisasi yang selama ini diberikan oleh UT berdampak pada kepuasan karyawan dan komitmen karyawan terhadap UT. 3.2 Perumusan Hipotesa Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja H2 : Iklim organiasasi berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Karyawan H3 : Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Karyawan

Makna skor tiap variabel Makna variabel Iklim Organisasi dikatakan tinggi dan rendah dijelaskan pada Tabel 5 di bawah ini; Tabel 5. Makna skor variabel iklim organisasi Indikator Tinggi Rendah Struktur Jika anggota organisasi merasa Jika anggota organisasi pekerjaan mereka didefinisikan merasa tidak ada kejelasan secara jelas dan baik. mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan Standar Jika anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Tanggung Jawab Jika anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Pengakuan Artinya keseimbangan antara imbalan dan kritik. Dukungan Komitmen Jika anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya. Komitmen kuat artinya berasosiasi dengan loyalitas personal. mengambil keputusan. Merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja. Pengambilan resioko dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak diharapkan. Penyelesaian pekerjaan dengan baik diberi imbalan secara tidak konsisten. Anggota organisasi merasa terisolasi atau tersisihkan sendiri. Karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tuajuannya. Sumber: Litwin dan Stringer (1968) Makna variabel kepuasan dikatakan tinggi dan rendah dijelaskan pada Tabel 6 di bawah ini; Tabel 6. Makna skor variabel kepuasan kerja Kepuasan Tinggi Rendah Menurut Teori nilai Menurut Teori 2 Faktor Sumber: Teori Kepuasan Kerja Jika karyawan semakin banyak menerima hasil Karyawan semakin termotivator. Jika karyawan semakin sedikit menerima hasil Karyawan tidak termotivator

Makna variabel komitmen dikatakan tinggi dan rendah dijelaskan pada Tabel 7. Tabel 7. Makna skor variabel komitmen organisasi Tinggi Komitmen Dessler, (1994), berpendapat bahwa Komitmen yang tinggi dicirikan dengan 3 hal, yaitu : 1. Kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi. 2. Kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi. 3. Keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. Sumber: Dessler 1994 Rendah Sebaliknya 3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2011 dan berlokasi di Universitas Terbuka (UT) yang beralamat di Jl. Pondok Cabe Raya Tangerang Banten. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara sengaja, karena UT merupakan Kantor Pusat dari 37 Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ- UT) yang tersebar di seluruh Indonesia. 3.4 Data dan Sumber Data Adapun data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini tampak pada Tabel 8. Tabel 8. Jenis dan sumber data No. Jenis Data Sumber Data 1. Primer Staf akademik dan administrasi UT 2. Sekunder literatur, buku, jurnal, tesis, disertasi serta data kepegawaian dan SDM UT. 3.5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dengan menggunakan kuesioner. Bentuk kuesioner adalah kuesioner tertutup. Instrumen penelitian menggunakan skala likert dari 1-5, pengukuran yang digunakan dengan memberikan bobot tertentu pada setiap jawaban pernyataan. Dalam penelitian ini

penskoran atas kuesioner skala likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima alternatif jawaban, sesuai Tabel 9. Tabel 9. Skor skala likert Pilihan Pernyataan Nilai Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Tidak Setuju (TS) 2 Netral (N) 3 Setuju (S) 4 Sangat Setuju (SS) 5 Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian sosial. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dengan skala likert dilakukan dengan rumus : Setelah memperoleh rataan skor dari masing-masing pertanyaan, kemudian dihitung skor rataan akhir dengan rumus : Keterangan : = Skor rataan pernyataan = frekuensi yang memiliki pernyataan ke i n = jumlah responden = skor rataan akhir 3.6 Penentuan Jumlah Sampel dan Metode Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan UT Pusat yang berjumlah 323 orang staf akademik dan 556 orang staf administrasi. Sehingga total populasi adalah 879 orang staf. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan probabilitas stratified random sampling. Pengambilan sampel metode ini dilakukan secara stratified, artinya dibentuk strata, tingkatan, atau kelompok. Dengan kata lain populasi dibagi terlebih dahulu menjadi tingkatan

atau kelompok yang berbeda. Selanjutnya sampel ditarik secara random dari setiap kelompok, sehingga bisa meliputi setiap strata yang berbeda untuk mewakili populasi secara keseluruhan. Pada Tabel 10 dan 11 populasi dikelompokkan berdasarkan golongan. Penentuan jumlah sampel setiap golongan dengan cara proporsi, yaitu; Keterangan: Jumlah sampel per kelompok karyawan berdasarkan golongan = Total sampel Jumlah populasi karyawan UT Jumlah populasi karyawan UT setiap kelompok Dalam penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS) dimana besarnya ukuran sampel untuk metode analisis SEM dengan PLS adalah 30-100, tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten yang dikalikan 5-10. Penelitian ini rencananya akan menggunakan 14 indikator, oleh karena itu total sampel yang diperlukan adalah sebesar 112 orang dengan perhitungan sebagai berikut : n = jumlah variabel manifest x 8 n = 14 x 8 n = 112 Jadi total sampel yang dibutuhkan dengan mengunakan PLS hanya sebanyak 112 orang. Namun dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dengan ukuran sampel berdasarkan Tabel Krecjie yang melakukan perhitungan berdasarkan atas kesalahan 5% sehingga sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Adapun perhitungan sampel menggunakan Tabel Krecjie dalah sebagai berikut; Jumlah seluruh pegawai UT 879 orang terdiri atas golongan I=15 orang, golongan II=167 orang, golongan III= 599 orang dan golongan IV=98 orang. Dengan jumlah populasi=879 dan kesalahan 5%, maka jumlah sampel=269 (berdasarkan Tabel Krecjie). Populasi disini berstrata maka sampel juga berstrata

menurut golongan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tiap golongan harus proposional sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk: Golongan I= Golongan II = Golongan III= Karena golongan III terdiri dari Akademik dan Administrasi maka jumlah sampel 183 dibagi lagi sebagai berikut; Sampel untuk Akdemik Sampel untuk Administrasi Golongan IV= Karena golongan IV terdiri dari Akademik dan Administrasi maka jumlah sampel 183 dibagi lagi sebagai berikut; Sampel untuk Akdemik Sampel untuk Administrasi Berdasarkan penentuan sampel diatas maka diperoleh jumlah sampel per kelompok karyawan berdasarkan golongan. Terlihat pada Tabel 10 dan Tabel 11 di bawah ini. Jadi total sampel yang diperlukan dengan populasi 879 dengan kesalahan 5% adalah sebanyak 269 orang.

Tabel 10. Populasi dan sampel staf akademik UT pusat berdasarkan golongan No. Golongan Populasi (orang) Sampel (orang) 1. III 247 75 2. IV 76 23 Jumlah 323 98 Sumber: Data Kepegawaian UT Per 28 Juli 2011 Tabel 11. Populasi dan sampel staf administrasi UT pusat berdasarkan golongan No. Golongan Populasi (orang) Sampel (orang) I 15 5 1. II 167 51 2. III 352 108 3. IV 22 7 Jumlah 556 171 Sumber: Data Kepegawaian UT Per 28 Juli 2011 Dalam penelitian ini menggunakan analisis metode Partial Least Square (PLS) namun untuk penentuan sampel menggunakan perhitungan statistik dengan Tabel Krecjie dengan kesalahan 5% sehingga sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Adapun sampel yang dipakai sebanyak 269 orang. 3.7 Metode Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural Equation Modelling (SEM) yang berbasis variance Secara teknis SEM dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu SEM berbasis kovarian yang diwakili oleh LISREL dan SEM variance atau sering disebut Component Based SEM yang mempergunakan software SmartPLS dan PLS Graph. Perbedaan utama antara Covariance Based SEM dan Component Based SEM dengan PLS (yang selanjutnya akan disebut sebagai Variance based dengan PLS) adalah pada

Covariance Based SEM model yang dianalisis harus dikembangkan berdasarkan pada teori yang kuat dan bertujuan untuk mengkonfirmasi model dengan data empirisnya. Sedangkan Variance based dengan PLS lebih menitikberatkan pada model prediksi sehingga dukungan teori yang kuat tidak begitu menjadi hal terpenting. Covariance Based SEM lebih bertujuan memberikan pernyataan tentang hubungan kausalitas atau memberikan deskripsi mekanisme hubungan kausalitas (sebab-akibat). Sedangkan Component Based SEM dengan PLS bertujuan mencari hubungan linear prediktif antar variabel. Ghozali (2008) mengemukakan bahwa masalah yang muncul dalam penggunaan Covariance Based SEM antara lain : (1) terjadinya improper solution karena adanya nilai variance yang negatif (Heywood case), (2) factor indeterminacy yang mengakibatkan program tidak memberikan hasil analisis karena model unidentified, dan (3) Non-covergence algorithm. Jika hal ini terjadi maka tujuan penelitian diturunkan, tidak lagi mencari hubungan kausalitas antara variabel menjadi hubungan linear prediktif optimal. Pada Tabel 12 menunjukkan perbedaan SEM Lisrel dengan SEM PLS. Selain itu juga pendekatan PLS adalah distribution free (tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio). PLS merupakan metode analisis powerfull karena tidak didasarkan banyak asumsi, jumlah sampel kecil dan residul distribusi. Walaupun PLS juga dapat digunakan untuk mengonfirmasi teori, tetapi juga untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antara variabel laten. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Component Based SEM (PLS) lebih unggul pertama, bila terjadi masalah improper solution, factor indeterminacy, Non-covergence algorithm maka kita tidak perlu menurunkan tujuan penelitian dari hubungan kausalitas antara variabel menjadi hubungan linear prediktif optimal. Kedua, besarnya sample yang dipakai minimal direkomendasikan berkisar dari 30 sampai 100 sampel. Ketiga, distribution free artinya dapat berupa nominal, kategori, ordinal, interval dan rasio. Berdasarkan keunggulan tersebut maka penelitian ini menggunakan Component Based SEM dengan PLS sebagai alat pengolahan dan analisis data. Pertimbangan lain mengapa menggunakan Component Based SEM dengan PLS sebagai alat pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah sudah terlalu banyak penelitian-penelitian

menggunakan Covariance Based SEM yang kemungkinan bisa terjadi masalah seperti improper solution, factor indeterminacy, Non-covergence algorithm. Tabel 12. Perbedaan SEM LISREL dengan SEM PLS No Kriteria PLS LISREL 1 Tujuan Berorientasi prediksi Berorientasi pendugaan parameter 2 Pendekatan Berbasis varian (Ragam) Berbasis Covarian (peragam) 3 Hubungan antara peubah laten dan Formatif atau reflektif Reflektif manifest/indikator 4 Peubah Laten Setiap peubah laten merupakan kombinasi linear dari peubah manifest/indikator 5 Kompleksitas model Sampai kompleksitas besar 100 laten atau 1000 manifest Peubah laten diduga oleh seluruh peubah manifest/indikator Sampai kompleksitas sedang (kurang dari 100 laten) 6 Ukuran contoh Rekomendasi sekitar 30 Rekomendasi sekitar 200-800 100 7 Persyaratan teori Fleksibel, bebas sebaran Asumsi kuat, sebaran normal 8 Perlakuan missing data Algoritma NIPALS Model kemungkinan maksimum 9 Identifikasi Dalam model rekursif selalu teridentifikasi 10. Implikasi Optimal untuk ketepatan prediksi Sumber : Ghozali (2008) Bergantung kepada model idealnya, lebih dari 4 manifest per laten untuk over determinasi, 3 untuk identifikasi yang sesuai Optimal untuk ketepatan parameter Ada beberapa langkah-langkah apabila menggunakan metode PLS ini yakni seperti Gambar 2 di bawah ini:

Gambar 2 Langkah-langkah PLS 1. Merancang model struktural atau inner model. Inner model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau bisa juga dikatakan inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan substantive theory. 2. Merancang model pengukuran atau outer model. Outer model merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatoindikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya. 3. Mengkontruksi diagram jalur dari tiap variabelnya. 4. Mengkonversi diagram jalur ke persamaan. 5. Pendugaan parameter yakni: a. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten b. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading)

c. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. d. Metode estimasi PLS: OLS dengan teknik iterasi e. Interaction variable Pengukuran untuk variabel moderator, dengan teknik : menstandarkan skor indikator dari variabel laten yang dimoderasi dan yang memoderasi, kemudian membuat variabel laten interaksi dengan cara mengalikan nilai standar indikator yang dimoderasi dengan yang memoderasi. f. goodness of fit yakni: 1) Outer model refleksif : a) Convergent validity Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7. b) Discriminant validity Nilai AVE yang direkomendasikan adalah lebih besar dari 0.50. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut: AVE = λ 2 i + λ 2 i i var( ε ) i c) Composite realibility Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc) adalah 0.6, walaupun bukan merupakan standar absolut. Rumus ρc adalah sebagai berikut: ρ c = ( λ i ) 2 ( λ i ) + v a r( ε i ) i 2) Outer model formatif : Outer model formatif dapat dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan melihat signifikansi dari weight. Sedangkan goodness of fit untuk inner model diukur menggunakan Q-Square predictive relevance 2

Rumus Q-Square: Q 2 = 1 ( 1 R 2 2 2 1 ) ( 1 R 2 )... ( 1- R p ) Dimana R 2 1, R 2 2 2... R p adalah R - square variabel endogen dalam model Interpretasi Q 2 sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R 2 pada regresi) g. Pengujian hipotesis yakni: 1. Hipotesis statistik untuk outer model: H0 : λi = 0 lawan H1 : λi 0 2. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen: H0 : γi = 0 lawan H1 : γi 0 3. Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen terhadap endogen: H0 : βi = 0 lawan H1 : βi 0 4. Statistik uji: t-test; p-value 0,05 (alpha 5 %); signifikan 5. Outter model signifikan: indikator bersifat valid 6. Inner model signifikan: terdapat pengaruh signifikan 7. PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi normal: menggunakan teknik resampling dengan metode Bootstrap Dari langkah-langkah diatas maka dalam penelitian ini dimulai dari tahap pertama yakni melakukan langkah 1 sampai 3.

Gambar 3 Model Struktural Penelitian 89

57 Pada gambar 3 diatas, gambar dibuat sederhana namun variabel laten dalam penelitian ini merupakan konstruk dengan multidimensi. Dalam penelitian ini dimana variabel dapat diukur dengan melihat dimensi. Dimensi tersebut merupakan fisrt order konstruk sedangkan iklim organisasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi merupakan second order konstruk. Adapun Tabel 13 menunjukkan bahwa kontruk penelitian ini adalah kontruk dengan multidimensi. Tabel 13. Second Order, First Order Konstruk dan indikator-indikatornya. Konstruk Second Order Konstruk First Order Item Pertanyaan Iklim organisasi Struktur (X1) X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Standar (X2) X2.1 X2.2 X2.3 Tanggung jawab (X3) X3.1 X3.2 X3.3 Pengakuan (X4) X4.1 X4.2 X4.3 Dukungan (X5) X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 Komitmen (X6) X6.1 X6.2 X6.3 X6.4 Kepuasan Kerja Pembayaran (Y1.1) Y1.1.1 Y1.1.2 Promosi (Y1.2) Y1.2.1 Y1.2.2 Prestasi (Y1.3) Y1.3.1 Y1.3.2 Kemampuan Atasan (Y1.4) Y1.4.1 Y1.4.2 Lingkungan Kerja (Y1.5) Y1.5.1 Y1.5.2

Tabel 13. (Lanjutan) Konstruk Second Order Konstruk First Order Item Pertanyaan Komitmen Karyawan Afektif (Y2.1) Y2.1.1 Y2.1.2 Y2.1.3 Y2.1.4 Kontinuans (Y2.2) Y2.2.1 Y2.2.2 Y2.2.3 Y2.2.4 Normatif (Y2.3) Y2.3.1 Y2.3.2 Y2.3.3 Y2.3.4 Selanjuntnya mengkonversi diagram jalur ke persamaan. Berdasarkan gambar model struktural diatas maka diperoleh persamaan sebagai berikut; 1. Outer model Hubungan antara konstruk laten first order dengan Indikator X1.1 = λ X1.1 ξ Struktur + ε X1.1 s/d X1.4 = λ X1.4 ξ Struktur + ε X1.4 X2.1 = λ X2.1 ξ Standar + ε X2.1 s/d X2.3 = λ X1.3 ξ Standar + ε X2.3 X3.1 = λ X3.1 ξ Tanggungjawab + ε X3.1 s/d X3.3 = λ X3.3 ξ Tanggungjawab + ε X3.3 X4.1 = λ X4.1 ξ Pengakuan + ε X4.1 s/d X4.3 = λ X4.3 ξ Pengakuan + ε X4.3 X5.1 = λ X5.1 ξ Dukungan + ε X5.1 s/d X5.4 = λ X5.4 ξ Dukungan + ε X5.4 X6.1 = λ X6.1 ξ Komitmen + ε X6.1 s/d X6.4 = λ X6.4 ξ Komitmen + ε X6.4 Y1.1.1 = λ Y.1.1.1 ξ Pembayaran + ε Y1.1.1 s/d Y1.1.2 = λ Y.1.1.2 ξ Pembayaran + ε Y1.1.2 Y1.2.1 = λ Y.1.2.1 ξ Promosi + ε Y1.2.1 s/d Y1.2.2 = λ Y.1.2.2 ξ Promosi + ε Y1.2.2 Y1.3.1 = λ Y.1.3.1 ξ Prestasi + ε Y1.3.1 s/d Y1.3.2 = λ Y.1.3.2 ξ Prestasi + ε Y1.3.2 Y1.4.1 = λ Y.1.4.1 ξ Kemampuan + ε Y1.4.1 s/d Y1.4.2 = λ Y.1.4.2 ξ Kemampuan + ε Y1.4.2 Y1.5.1 = λ Y.1.5.1 ξ Lingkungan + ε Y1.5.1 s/d Y1.5.2 = λ Y.1.5.2 ξ Lingkungan + ε Y1.5.2 Y2.1.1 = λ Y.2.1.1 ξ Afektif + ε Y1.2.1 s/d Y2.1.4 = λ Y.2.1.5 ξ Afektif + ε Y2.1..4 Y2.2.1 = λ Y.2.2.1 ξ Continue + ε Y2.2.1 s/d Y2.2.4 = λ Y.2.2.4 ξ Continue + ε Y2.2.4 Y2.3.1 = λ Y.2.3.1 ξ Normative + ε Y2.3.1 s/d Y2.3.4 = λ Y.2.3.4 ξ Normative + ε Y2.3.4

1. Inner model : a. Hubungan antara konstruk laten first order dengan konstruk laten second order Struktur = γ Struktur ξ Iklim Organisasi + δ1 Standar = γ Standar ξ Iklim Organisasi + δ2 Tanggungjawab = γ Tanggungjawab ξ Iklim Organisasi + δ3 Pengakuan = γ Pengakuan ξ Iklim Organisasi + δ4 Dukungan = γ Dukungan ξ Iklim Organisasi + δ5 Komitmen = γ Komitmen ξ Iklim Organisasi + δ6 Afektif = γ Afektif ξ Komitmen + δ12 Continue = γ Continue ξ Komitmen + δ13 Normative = γ Normative ξ Komitmen + δ14 Kepuasan Kerja (η 1 ) = γ Pembayaran ξ Pembayaran + γ Promosi ξ Promosi + γ Prestasi ξ Prestasi + γ Kemampuan ξ Kemampuan + γ Lingkungan ξ Lingkungan + δ7 + δ8 + δ9 + δ10 + δ11 b. Hubungan antar konstruk laten second order η 1 = γ IKLIM ORGANISASI 1 ξ IKLIM ORGANISASI + ζ 1 η 2 = β 1 η 1 + ζ 2 η 2 = γ IKLIM ORGANISASI 2 ξ IKLIM ORGANISASI + ζ 2 η 2 = β 1 η 1 + γ IKLIM ORGANISASI 2 ξ IKLIM ORGANISASI + ζ 2 Keterangan ξ = Ksi, konstruk latent first order dan second order berupa konstruk eksogen η i = Eta, konstruk laten second order dimana i = 1 dan 2 λ = Lamnda (kecil), loading faktor konstruk latent berupa konstruk laten first order, β 1 = Beta (kecil), koefisien pengaruh kepuasan (variabel endogen 1) terhadap komitmen karyawan (variabel endogen 2) γi = Gamma (kecil), koefisien parameter antara konstruk laten second order ke konstruk laten first order dan koefisien parameter antar konstruk laten second order ζ i = Zeta (kecil), galat model pada konstruk laten second order endogen dimana i = 1 dan 2 δ = Delta (kecil), galat model pada konstruk laten first order ε = Error, galat pengukuran (indikator) pada konstruk laten first order