Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, FINANCIAL DISTRESS

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Changes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi UNP Kediri

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

Lanny Wijaya Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Manajemen (dalam teori. keagenan disebut agen) dan pemegang saham (dalam teori keagenan

Oleh : DIANA NUARIAENY HARYANTO B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: ELSYE SHEZARITASARI B

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, AUDITOR OPINION, FINANCIAL DISTRESS DAN ACCOUNTING FIRM SIZE PADA AUDITOR SWITCHING

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

ANALISIS PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP AUDITOR SWITCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Dilla Astria 1, Cherrya Dhia Wenny 2 Jurusan Akuntansi STIE Multi Data Palembang * 1 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Fachmy Syahtiadi Henny Medyawati Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN AUDITOR

Accounting Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODE PENELITIAN. laporan auditan perusahaan jasa sub sektor property dan real estate yang

ANALISIS PENGARUH PERGANTIAN MANAJEMEN, KEPEMILIKAN PUBLIK, FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH OPINION SHOPPING, FINANCIAL DISTRESS

PENGARUH UKURAN KAP, OPINI AUDIT, DAN PROFITABILITAS TERHADAP AUDITOR SWITCHING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

Disusun oleh: Nama : Ridwan Rifai NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Dr. Widyatmini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN AUDITOR SWITCHING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: RIA RIZKY ANDRIAN B

Pengaruh Opini Going Concern, Pergantian Manajemen Dan Ekspansi Internal Terhadap Auditor Switching Secara Voluntary

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. Metode Penelitian. publik tahun yang diperoleh dengan cara mendownload melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN KLIEN, KESULITAN KEUANGAN PERUSAHAAN, UKURAN KAP, DAN PERGANTIAN MANAJEMEN TERHADAP AUDITOR SWITCHING

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH AUDIT TENURE, PERGANTIAN DEWAN KOMISARIS, AUDIT DELAY, DAN PERSENTASE PERUBAHAN ROA TERHADAP AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE & PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014. Juhartin Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit tenure, pergantian dewan komisaris, audit delay, dan persentase perubahan ROA terhadap auditor switching. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai auditor switching memperlihatkan hasilhasil yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian lain perlu dilakukan untuk menguji ulang tentang auditor switching. Populasi penelitian ini adalah perusahaan real estate and property yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. Berdasarkan metode purposive sampling dalam proses pengumpulan data, diperoleh 11 perusahaan sebagai sampel. Variabel penelitian yang digunakan adalah Audit Tenure (TENURE), Pergantian Dewan Komisaris (PDK), Audit Delay (AD), Persentase Perubahan ROA (ROA), dan Auditor Switching (SWITCH). Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi logistik menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit tenure berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, sedangkan pergantian dewan komisaris, audit delay dan persentase perubahan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Kata kunci: Audit tenure, pergantian dewan komisaris, audit delay, dan persentase perubahan ROA, dan auditor switching PENDAHULUAN Perusahaan publik mempunyai kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan perusahaannya dan telah diaudit oleh akuntan publik, sehingga jasa akuntan

publik sangat dibutuhkan bagi perusahaan. Susan & Trisnawati (2011: 132) menyatakan bahwa meningkatnya kebutuhan jasa akuntan publik maka semakin banyak pula Kantor Akuntan Publik (KAP) yang beroperasi, dan hal ini menimbulkan sebuah pilihan bagi perusahaan. Menurut Mahantara (2013), Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien baik secara voluntary ataupun mandatory. Auditor switching perlu dilakukan untuk mencegah hilangnya independensi seorang auditor, karena auditor diharapkan tidak memiliki hubungan yang lebih dalam hal pekerjaan yang dapat berpengaruh pada pemberian opini audit (Rahmawati, 2011). Di Indonesia sendiri, peraturan yang membatasi masa perikatan audit adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3. Peraturan tersebut mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Pada tahun 2015, peraturan mengenai auditor switching di Indonesia diatur kembali dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Auditor switching terjadi secara voluntary bisa menimbulkan pertanyaan bahkan kecurigaan mengenai faktor apa yang menyebabkan perusahaan melakukan penggantian KAP tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan, sedangkan Auditor switching yang dilakukan secara mandatory yaitu sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Auditor Switching Menurut Mahantara (2013), Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Susan & Trisnawati (2011) juga menyatakan bahwa Auditor Switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang terjadi pada suatu perusahaan. Pergantian KAP dibedakan menjadi dua jenis yaitu pergantian yang bersifat peraturan wajib (mandatory) dan yang bersifat sukarela (voluntary). Teori Agency Menurut Jensen dan Meckling (1976) untuk mengatasi konflik agensi diperlukannya auditor independen. DeFond (1992) dalam (Abdillah, 2013) menambahkan bahwa manajer sangat mempertimbangkan pergantian auditor sebagai cara dalam mengatasi konflik agensi. Chariri (2014) juga mengemukakan bahwa diperlukannya pihak ketiga yang bersifat independen sebagai penengah kedua belah pihak antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga berfungsi untuk memonitor perilaku manajemen apakah sudah melakukan tindakan sesuai dengan kepentingan prinsipal. Audit Tenure Audit tenure adalah masa perikatan audit dari KAP dalam memberikan jasa auditnya terhadap perusahaan klien Shockley (1981) dalam (Astrini & Muid, 2013). Di Indonesia, Pemerintah telah mengatur kewajiban pergantian Kantor Akuntan Publik dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 17/PMK.01/2008 dengan masa penugasan audit KAP diperpanjang menjadi enam tahun, sedangkan untuk seorang Akuntan Publik selama tiga tahun. Peraturan ini kemudian diperbaharui kembali dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik pasal 11, yaitu pemberian jasa audit atas laporan keuangan historis terhadap suatu entitas oleh seorang Akuntan Publik dibatasi paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturutturut. Penelitian ini menggunakan dasar Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik pasal 3, karena penelitian ini adalah tahun 2010-2014. Pergantian Dewan Komisaris Rifai (2009) menyatakan bahwa Dewan komisaris merupakan lembaga pengawasan yang semata-mata bertugas untuk kepentingan perseroan. Menurut Meryani & Mimba (2012), dalam hal melakukan tugasnya sebagai pengawas untuk kepentingan perseroan, Dewan Komisaris juga berkewenangan untuk menunjuk suatu KAP melalui rekomendasi dari komite audit yang nantinya akan diusulkan dalam RUPS. Audit Delay Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal tutup buku tahun perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal ditandatanganinya laporan audit (Robbitasari & Wiratmaja, 2013).

Persentase Perubahan ROA (Return On Asset) Menurut Hery (2015: 228), ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan asset perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Susan dan Estralita (2011) juga berpendapat bahwa ROA (Return on Assets) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang telah digunakan, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan secara efisien menggunakan asetnya dalam melakukan kegiatan usahanya. Mahantara (2013) berpendapat bahwa peningkatan dari persentase ROA menunjukkan terjadinya peningkatan efektivitas dari perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset yang dimiliki, akan tetapi ketika terjadi penurunan dari persentase ROA, hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan efektivitas dari perusahaan tersebut. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Audit Tenure terhadap Auditor Switching Audit tenure adalah masa perikatan audit dari KAP dalam memberikan jasa auditnya terhadap perusahaan klien Shockley (1981) dalam (Astrini & Muid, 2013). Audit tenure yang panjang dapat menyebabkan kualitas dan kompetensi kerja auditor cenderung menurun secara signifikan dari waktu ke waktu dan dapat menimbulkan persepsi bahwa auditor sulit untuk bersikap independen, karena kemungkinan adanya keterikatan yang bersifat pribadi yang dinilai dapat mengganggu independensi auditor (Astrini & Muid, 2013). Kedekatan yang muncul antara KAP dan klien akibat adanya hubungan yang cukup panjang akan mempengaruhi independensi KAP dan mengurangi kualitas audit (Chariri, 2014).

Pengaruh Pergantian Dewan Komisaris terhadap Auditor Switching Rifai (2009) menyatakan bahwa Dewan komisaris merupakan lembaga pengawasan yang semata-mata bertugas untuk kepentingan perseroan. Menurut Meryani & Mimba (2012), dalam hal melakukan tugasnya sebagai pengawas untuk kepentingan perseroan, Dewan Komisaris juga berkewenangan untuk menunjuk suatu KAP melalui rekomendasi dari komite audit yang nantinya akan diusulkan dalam RUPS. Oleh karena dewan komisaris berkewenangan untuk mengangkat KAP, sehingga apabila terjadi pergantian dalam keanggotaan dewan komisaris maka diikuti juga dengan perubahan kebijakan perusahaan termasuk dalam penunjukkan KAP. Pengaruh audit delay terhadap auditor switching Audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal tutup buku tahun perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal ditandatanganinya laporan audit (Robbitasari & Wiratmaja, 2013). Apabila waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan auditnya terlalu lama, menyebabkan perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan ke pasar modal dapat berpengaruh terhadap pergantian KAP Stocken (2000) dalam (Srimindarti, 2006). Robbitasari & Wiratmaja (2013) juga menyatakan keterlambatan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat menimbulkan kecurigaan bagi pengguna laporan keuangan, dan tentu saja perusahaan tidak ingin keterlambatan publikasi laporan keuangan yang disebabkan oleh audit delay terjadi lagi di tahun berikutnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melakukan pergantian KAP.

Pengaruh Persentase Perubahan ROA terhadap Auditor Switching Menurut Mahantara (2013) peningkatan dari persentase ROA menunjukkan terjadinya peningkatan efektivitas dari perusahaan untuk menghasilkan laba dari aset yang dimiliki perusahaan, akan tetapi ketika terjadi penurunan dari persentase ROA, maka hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan efektivitas dari perusahaan tersebut. Menurut Budi, Arifati, & Oemar (2015), perusahaan yang memiliki nilai persentase perubahan ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga kondisi keuangan perusahaan menurun, hal tersebut akan mendorong manajemen untuk mengganti auditornya dengan harapan akan mendapatkan auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek penelitian ini adalah laporan keuangan auditan perusahaan jasa sektor real estate and property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Dependen Variabel dependen penelitian ini adalah Auditor switching. Auditor Switching merupakan pergantian auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien karena beberapa faktor (Mahantara, 2013). Variabel auditor switching disini menggunakan variabel dummy, yaitu nilai 1 menunjukan adanya pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien, dan nilai 0 bila tidak ada pergantian KAP yang

dilakukan oleh perusahaan klien. Jika terjadi pergantian salah satu partner atau lebih, dimaksudkan sebagai rotasi partner dan bukan pergantian KAP. Variabel Independen Audit Tenure Menurut Astrini & Muid (2013), Audit tenure adalah masa perikatan audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya dan variabel audit tenure dihitung dengan menjumlah total panjang masa perikatan audit sebelum auditor berpindah, tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Pergantian Dewan Komisaris Variabel pergantian dewan komisaris menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien mengganti anggota dewan komisaris akan diberikan nilai 1, sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti anggota dewan komisaris, maka diberikan nilai 0. Pergantian komisaris disini memiliki arti pergantian salah satu atau keseluruhan dari dewan komisaris. Audit Delay Variabel audit delay diukur dengan melihat jumlah hari tanggal tutup buku tahun perusahaan 31 Desember sampai tanggal penandatanganan laporan audit yang tertera pada laporan auditor independen Pawitri & Yadnyana (2015).

Persentase Perubahan ROA Dalam penelitian ini variabel persentase perubahan ROA dihitung dengan menggunakan cara yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), yaitu dengan rumus: Keterangan: ROA = ROA t ROA t 1 ROA t 1 x100% ROA = persentase perubahan ROA periode t dari periode t-1 ROAt = ROA pada periode t ROAt-1 = ROA pada periode t-1 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Jasa Sektor Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive, yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Real Estate and Property yang terdaftar di BEI periode 2010 2014 2. Perusahaan yang tidak melakukan auditor switching secara mandatory periode 2010-2014

3. Perusahaan yang menyajikan informasi yang dibutuhkan selama penelitian periode 2010-2014. Metode Analisis Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan metode analisis regresi logistik, karena variabel dependennya bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Selain itu, variabel independen merupakan campuran antara variabel kontinyu (data metrik) dan kategorial (data non metrik), sehingga Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi (Ghozali, 2011). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya. Adapun model regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : SWITCHt = α + β 1 TENURE + β 2 PDK + β 3 AD + β 4 ROA + ε Keterangan: SWITCHt : Auditor switching α β 1 β 4 : Konstanta : Koefisien Regresi TENURE : Audit Tenure PDK AD : Pergantian Dewan Komisaris : Audit Delay

ROA ε : Persentase Perubahan ROA : Error HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), nilai standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil output pengujian statistik deskriptif dengan SPSS Ver. 22 pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa 1. Variabel audit tenure (TENURE) menunjukkan nilai terendah 1dan nilai tertinggi 5, dengan kata lain panjang masa perikatan KAP dengan suatu perusahaan paling singkat adalah 1 tahun dan paling lama adalah 5 tahun. Sedangkan nilai mean dan standar deviasi yang dimiliki variabel ini adalah 2,40 dan 1,342. 2. Variabel audit delay (AD) menunjukkan nilai terendah 24 dan nilai tertinggi 199. Sedangkan Rata-rata audit delay perusahaan real estate and property periode 2010-2014 selama 76 hari dan standar deviasi nya adalah 27.279. 3. Variabel persentase perubahan roa (ROA) menunjukkan nilai terendah -0,92 dan nilai tertinggi 13,28, sedangkan nilai rata-rata (mean) 0,6105 dan standar deviasi variabel ini adalah 2,15743. Statistik Frekuensi Berdasarkan hasil output pengujian statistik deskriptif dengan SPSS Ver. 22 pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa variabel auditor switching (SWITCH) diukur

dengan menggunakan variabel dummy, yaitu bernilai 0 jika tidak terjadi pergantian KAP dan bernilai 1 jika terjadi pergantian KAP. Perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP sebanyak 70,9% sedangkan perusahaan yang melakukan pergantian KAP sebanyak 29,1%. Berdasarkan hasil output pengujian statistik deskriptif dengan SPSS Ver. 22 pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa variabel pergantian dewan komisaris (PDK) diukur dengan menggunakan variabel dummy, yaitu bernilai 0 jika tidak terjadi pergantian dewan komisaris dan bernilai 1 jika terjadi pergantian dewan komisaris. Perusahaan yang tidak melakukan pergantian dewan komisaris sebanyak 45,5% sedangkan perusahaan yang melakukan pergantian dewan komisaris sebanyak 54,5%. Pengujian Hipotesis Penelitian Oleh karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching) maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Selain itu, variabel independen merupakan campuran antara variabel kontinyu (data metrik) dan kategorial (data non metrik), sehingga Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi (Ghozali, 2011). Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011: 333) :

Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Berdasarkan tabel 4.5, Nilai -2LL awal tanpa variabel sebesar 66,326 dan setelah dimasukkan empat variabel independen, maka diperoleh nilai 2 log likelihood sebesar 22,414. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan sebesar 43,912. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil uji keseluruhan model dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Menilai Keseluruhan Model Iteration History a,b,c,d Coefficients Iteration -2 Log likelihood Constant TENURE PDK DELAY ROA Step 1 1 37.108 3.156 -.939 -.349 -.021.124 2 27.626 5.519-1.668 -.524 -.038.191 3 23.847 7.491-2.445 -.703 -.048.196 4 22.612 8.638-3.159 -.820 -.050.168 5 22.420 9.057-3.553 -.850 -.049.153 6 22.414 9.138-3.635 -.854 -.049.151 7 22.414 9.141-3.638 -.854 -.049.151 8 22.414 9.141-3.638 -.854 -.049.151 Initial -2 Log Likelihood: 66.326 Data sekunder yang diolah, 2016 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Besarnya nilai koefesien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah

sebesar 0,785 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 78,5%, sedangkan sisanya sebesar 21,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hasil pengujian ditampilkan dalam table 4.6 : Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square 1 22.414 a.550.785 Data sekunder yang diolah, 2016 Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chi-square sebesar 1,058 dengan signifikansi (p) sebesar 0,994. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Hasil uji kelayakan model regresi disajikan pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 1.058 7.994 Data sekunder yang diolah, 2016

Matriks klasifikasi Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel 4.8 : Tabel 4.8 Matriks Klasifikasi Classification Table a Observed tidak ada Pergantian KAP Y Predicted Pergantian KAP Percentage Correct Step 1 Y tidak ada Pergantian KAP 36 3 92.3 Data sekunder yang diolah, 2016 Pergantian KAP 1 15 93.8 Overall Percentage 92.7 Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian, kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan auditor switching adalah sebesar 93,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi terdapat sebanyak 15 perusahaan yang diprediksi akan melakukan auditor switching dari total 16 perusahaan yang melakukan auditor switching. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan prediksi dari model regresi sebesar 92,7%.

Model Regresi Logistik Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Logistik Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1 a TENURE (X1) -3.638 1.192 9.309 1.002.026 PDK (X2) -.854 1.173.529 1.467.426 DELAY (X3) -.049.036 1.862 1.172.952 ROA (X4).151.234.417 1.518 1.163 Constant 9.141 3.354 7.426 1.006 9334.607 a. Variable(s) entered on step 1: TENURE, PDK, DELAY, ROA. Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 4.9, persamaan regresi logistik dalam penelitian ini dapat dinyatakan dengan: SWITCHt = 9,141 3,638TENURE 0,854PDK 0,049AD+ 0,151ROA+ ε Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Audit Tenure (TENURE) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel audit tenure menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,002. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α = 5%, maka hipotesis pertama (H1) diterima. Hal ini berarti bahwa penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh audit tenure terhadap auditor switching secara voluntary. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Astrini & Muid (2013) dan Abdillah (2013), akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Olivia (2014) yang menemukan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap auditor switching.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari peraturan pemerintah yang membatasi perikatan audit agar tidak terjadinya hubungan yang cukup panjang antara KAP dan klien untuk mempertahankan tingkat independensi KAP dan kualitas audit. Sehingga semakin lama masa perikatan audit, maka semakin besar kecenderungan perusahaan klien untuk melakukan pergantian KAP. Hal ini karena adanya peraturan yang membatasinya. Pengaruh Pergantian Dewan Komisaris (PDK) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel pergantian dewan komisaris menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,467. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis kedua (H2) tidak berhasil didukung. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pergantian dewan komisaris berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meryani & Mimba (2012), namun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) dan Sihombing (2012). Dalam hal ini kebijakan perusahaan dapat diselaraskan dengan kebijakan dalam penunjukkan KAP. Oleh karena itu pergantian dalam keanggotaan dewan komisaris tidak menjamin perusahaan akan mengganti KAP dan kebijakan dalam penunjukkan pergantian KAP juga memerlukan adanya persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sehingga keinginan dewan komisaris baru bisa jadi tidak terpenuhi dalam RUPS.

Pengaruh Audit Delay (DELAY) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel audit delay menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,172. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis ketiga (H3) tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa audit delay berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pawitri & Yadnyana (2015), namun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wenny (2014) yang menyatakan bahwa audit delay tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki pertimbangan untuk tetap mempertahankan KAP lama demi menjaga reputasi mereka di mata investor maupun calon investornya dan apabila perusahaan mengganti KAPnya, maka KAP baru perlu melakukan pemahaman atas bisnis perusahaan dan risiko yang membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan jika perusahaan tetap menggunakan KAP yang lama. Pengaruh Persentase Perubahan ROA (ROA) terhadap Auditor Switching (SWITCH) Variabel persentase perubahan ROA menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,518. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis keempat (H4) tidak berhasil didukung dan ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa persentase perubahan roa berpengaruh signifikan

terhadap auditor switching secara voluntary. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Biantoro (2015), namun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Susan, & Trisnawati (2011) dan Mahantara (2013) yang menyatakan bahwa persentase perubahan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Hal ini menunjukkan bahwa ketika terjadi penurunan persentase ROA, perusahaan tidak serta merta melakukan penggantian KAP. Hal ini terjadi karena perusahaan lebih mementingkan untuk mempertahankan reputasinya dimata para stakeholder dengan cara mempertahankan untuk menggunakan jasa KAP yang lama. Reputasi dari sebuah perusahaan akan dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan perusahaan untuk mengganti KAP ketika terjadi penurunan kinerja keuangan dalam perusahaan tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh audit tenure, pergantian dewan komisaris, audit delay dan persentase perubahan roa terhadap auditor switching pada perusahaan real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010 2014.. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Sampel yang digunakan adalah 11 perusahaan dengan periode 5 tahun yaitu sebanyak 55 data.

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik dalam penelitian menunjukkan bahwa audit tenure berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. 2. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik dalam penelitian menunjukkan bahwa pergantian dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. 3. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik dalam penelitian menunjukkan bahwa audit delay tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. 4. Hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik dalam penelitian menunjukkan bahwa persentase perubahan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan real estate and property yang terdaftar di BEI periode 2010-2014. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu : 1. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunaan jenis industri yang berbeda sehingga dapat dilakukan perbandingan antar jenis industri.

2. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan menggunakan variabel independen lain yang mungkin mempengaruhi auditor switching untuk meningkatkan pengetahuan mengenai auditor switching di Indonesia. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya memperhatikan auditor switching pada tingkat akuntan publik. DAFTAR PUSTAKA Abdillah, T. B. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian KAP. Semarang: Universitas Diponegoro. Skripsi Astrini, N. R., & Muid, D. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switching Secara Voluntary. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 2, Nomor 3 ( ISSN: 2337-3806). Biantoro, F. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Budi, S., Arifati, R., & Oemar, A. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah KAP Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009-2013. Universitas Pandanaran Semarang, Vol. 1, No 1. Chariri, A. (2014). Pengaruh Tenure, Ukuran KAP dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3, Nomor 3 (ISSN : 2337-3806). Damayanti, S., & Sudarma, M. (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Seminar Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Divianto. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Dalam Melakukan Auditor Switch. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS), Vol. 1 No. 2. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center for Acdemic Publishing Service).

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat Jensen, M.C. dan Meckling W.H. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3. Mahantara, A. G. (2013). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Udayana. Tesis. Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakata: PT. Raja Grafindo. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Meryani, L. H., & Mimba, N. P. (2012). Pengaruh Financial Distress, Going Concern Opinion, dan Management Changes Pada Voluntary Auditor Switching. Universitas Udayana, Vol. 2, No. 3. Olivia. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Switching Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Makassar: Universitas Hasanuddin. Skripsi Pawitri, N. M., & Yadnyana, K. (2015). Pengaruh Audit Delay, Opini Audit, Reputasi Auditor Dan Pergantian Manajemen Pada Voluntary Auditor Switching. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, volume 10, nomor 1 (ISSN : 2302-8578), 214-228. PMK Nomor 17 Tahun 2008 (2008). Peraturan Menteri Keuangan No. 17 Tahun 2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Jakarta: Menteri Keuangan. PP Nomor 20 Tahun 2015 (2015). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Jakarta: Departemen Keuangan. Rahmawati, F. (2011). Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik. Semarang: Universitas Diponegoro. Skripsi. Rifai, Badriyah. (2009). Peran Komisaris Independen dalam Mewujudkan Good Corporate Governance di Perusahaan Publik. Jurnal Hukum. Vol. 16, No. 3: 396-412. Robbitasari, A. P., & Wiratmaja, I. D. (2013). Pengaruh Opini Audit Going Concern, Kepemilikan Institusional dan Audit Delay pada Voluntary Auditor

Switching. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 5, nomor 3 (ISSN : 2302-8556). Sihombing, M. M. (2012). Analisis Hubungan Auditor Klien : Faktor Faktor yang mempengaruhi Auditor Switching. Semarang: Universitas Diponegoro. Skripsi. Srimindarti, C. (2006). Opini Audit Dan Pergantian Auditor: Kajian Berdasarkan Resiko, Kemampuan Perusahaan Dan Kinerja Auditor. Fokus Ekonomi, Vol. 5 No.1. Suarjana, I. W., & Widhiyani, N. L. (2015). Faktor Klien Yang Memengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,Vol.10, No.1, 78-90 (ISSN: 2302-8556). Susan, & Trisnawati, E. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol. 13 no. 2, 131-144. Wenny, C. D. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor Changes. Jurnal Ilmiah STIE MDP, Vol. 4 No. 1.