b) Prinsip c) Teori PENGGOLONGAN ABO

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS KELOMPOK TRANSFUSI DARAH GOLONGAN DARAH. Disusun Oleh : Ayu Anulus. Putu Desy Metriani. Natalia Sandra Margasira. Ni Luh Novita Pratami

Shabrina Jeihan M XI MIA 6 SISTEM TR A N SFU SI D A R A H

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).

PENETAPAN GOLONGAN DARAH

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOLOGI PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH A, B, AB, O & RHESUS DISUSUN OLEH : KELOMPOK V-A/ GANJIL NUR ALIMIN [ ]

Sistem penggolongan darah manusia telah cukup banyak ditemukan sampai saat ini, seperti sistem golongan darah ABO, Sistem MNSs, Faktor Rh, dan

b. Serum grouping ( Back Typing)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan

LAPORAN PRAKTIKUM GOLONGAN DARAH

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PENENTUAN GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

ALEL GANDA. Oleh ARNI AMIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

ALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

autologous control yang positif mengindikasikan adanya keabnormalan pada pasien itu sendiri yang disebabkan adanya alloantibody di lapisan sel darah

GOLONGAN DARAH. Sejarah

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

Golongan darah. Kuliah SP modul HOM 2009

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM GOLONGAN DARAH PADA MANUSIA

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. Tujuan Praktikum II. Landasan Teori Fenotip Alel

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

Pemeriksaan Golongan Darah dan Rhesus pada Anak Kelas 4,5, dan 6 Sekolah Dasar di Desa Tribuana Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem

Ilmu Pengetahuan Alam

KASUS INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI (CROSSMATCHING) PADA LEBIH DARI SATU DONOR DENGAN METODE GELL TEST

PENYAKIT HEMOLITIK PADA NEONATUS MADE SUANDIKA SKEP,NS,MKEP CWCCA

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

biologi SET 12 TUBUH MANUSIA 1 (SISTEM PEREDARAN DARAH) DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MULTIPEL ALEL PD GOLONGAN DARAH. Prof. DR. ENDANG PURWANINGSIH, MS, PA

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kegunaan Penentuan Golongan Darah A, B, AB, O

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi cukup besar dan menimbulkan resiko lebih lanjut yang dapat. darah masih saja terjadi.( Soedarmono, S.M.Yuyun, 2008 ).

SISTEM SIRKULASI OLEH : DRS. DJOKO IRAWANTO

BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA Jaringan pada sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah. Pembuluh darah ini beredar ke seluruh tubuh.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

GOLONGAN DARAH. Semester I 2016

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

PENERAPAN RULE BASE EXPERT SYSTEM UNTUK MENGETAHUI HASIL PERKAWINAN ANTAR GOLONGAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup

Anemia Hemolitik. Haryson Tondy Winoto,dr,Msi.Med.,Sp.A Bag. IKA UWK

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan di bidang kedokteran transfusi sudah. berkembang pesat dari sejak ditemukannya golongan darah

BEBERAPA KONDISI DI BAWAH INI DAPAT MENYEBABKAN PEMBENTUKKAN ANTIBODI DALAM TUBUH:

STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

Kebutuhan cairan dan elektrolit

LAPORAN PRAKTIKUM SEROLOGI IMUNOLOGI IMUNODIFUSI GANDA

Beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan pembentukkan antibodi dalam tubuh:

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN. mengukur hemoglobin pada sejumlah volume darah. Kadar normal hemoglobin

BAB III METODE PENELITIAN. total dalam serum dan plasma pada balita yang dirawat inap di RS.Telogorejo.

BAB III METODE PENELITIAN

5 Sistem. Peredaran Darah. Bab. Di dalam tubuh makhluk hidup terdapat suatu sistem yang berfungsi untuk mengedarkan makanan dan O 2

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi

PEMERIKSAAN RUJUKAN KASUS IMUNOHEMATOLOGY UDD PMI PUSAT TAHUN No. Kasus Jumlah 1 AIHA tipe dingin 33 kasus 2 AIHA Tipe Hangat/dingin 9 kasus

Pemeriksaan Laboratorium Sebelum Transfusi Darah dan Pada Reaksi Transfusi. Efrida 7 Maret 2012

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

Manual Prosedur dan Instruksi Kerja Praktikum Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah,

1 Universitas Kristen Maranatha

GOLONGAN DARAH Sejarah : Landsteiner (1900) : gol darah A, B, AB, O gol darah lain : Lewis, Duffi, rhesus, Kidd, Lutheran Yang terpenting ; ABO dan rh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem golongan darah ABO ditemukan oleh ilmuwan. Austria bernama Karl Landsteiner, menemukan tiga tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

Identifikasi dan Analisis Hasil Pemeriksaan Hematologi pada Pasangan Infertil

ABSTRAK PREVALENSI KADAR TITER ANTI-A YANG TINGGI PADA POPULASI GOLONGAN DARAH O DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

PENERAPAN RULE BASE EXPERT SYSTEM UNTUK MENGETAHUI HASIL PERKAWINAN ANTAR GOLONGAN DARAH

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN a) Tujuan 1. Menetukan adanya Antigen A dan antigen B pada plasma (cell grouping). 2. Menentukan adanya antibody A dan antibody B pada sel darah merah (serum grouping). b) Prinsip Antigen / Aglutinogen + Antibodi/ Aglutinin Aglutinasi / Penggumpalan - Cell Grouping Apabila terdapat antigen dalam plasma akan berikatan dengan reagen dan menimbulkan aglutinasi - Serum Grouping Apabila terdapat antibodi dalam eritrosit akan berikatan dengan reagen dan menimbulkan aglutinasi. c) Teori Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hany saja jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, sok dan kematian. PENGGOLONGAN ABO Golongan Darah A Memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif. Golongan Darah B Memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Orang dengan golongan darah B-negatif 1

hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah B-negatif atau O- negatif Golongan Darah AB Memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antaigen A maupun B.Orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif. Golongan Darah O Memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan sisebur donor universal. Namun orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif. Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. (Gambar 1.Tabel antibody golongan darah ABO;Fosca,2010) Pewarisan Golongan Darah 1. Orang tua O dan O, maka anak kemungkinan : O 2. Orang tua O dan A, maka anak kemungkinan : O atau A 3. Orang tua O dan B, maka anak kemungkinan : O atau B 4. Orang tua O dan AB, maka anak kemungkinan : A atau B 2

5. Orang tua A dan A, maka anak kemungkinan : O atau A 6. Orang tua A dan B, maka anak kemungkinan : O, A, B, atau AB 7. Orang tua A dan AB, maka anak kemungkinan : A, B atau AB 8. Orang tua B dan B, maka anak kemungkinan : O atau B 9. Orang tua B dan AB, maka anak kemungkinan : A, B atau AB 10. Orang tua AB dan AB, maka anak kemungkinan : A, B atau AB PENGGOLONGAN RHESUS (FAKTOR Rh) Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah meerahnya memilihi golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini sering digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B. Kecocokan faktor Reshus sangat penting karena ketidakcocokan golongan (misal : donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rd(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau dibawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan. Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+). Penting Untuk Transfusi Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orangke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medisseperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah.singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner, pada 1907sejarah mencatat 3

kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan oleh Dr. ReubenOttenberg di Mt. Sinai Hospital, New York.Berkat keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat terjadi Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai dilakukan. Kemudian,Karl Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima)adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkansistem ABO dan Rhesus faktor.transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfuse imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenisgolongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuhresipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas Penting untuk Suami istri Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengahdikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesusnegatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan antar bangsa.secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan bedarhesus punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%. Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akanmenimbulkan masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah siibu. Selanjutnya ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi.sel-sel darah merah si calon bayi akan dihancurkan.pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning(karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warnakuning pada kulit).tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memilikirhesus 4

positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknyaterhadap sel darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisadihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akanmemberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak kedua bisa diselamatkan. Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang inginmemiliki bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksakesehatannya. Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkanuntuk melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karenakeduanya menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+.Jadi, golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan bergunauntuk kehidupan. GOLONGAN DARAH LAINNYA 1. Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika. 2. Dari sistem MNS didapat golongan darah M,N dan MN, Berguna untuk tes kesuburan 3. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. 4. Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen 5. Sistem lainnya meliputi : Colton, Kell, Kidd,Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/Rodgers, Kx, gerbich, Knops, Indian, Ok, Raph dan JMH II. ALAT dan BAHAN 1.Darah kapiler & darah vena 2. Larutan NaCl f0,85 3. Alkohol 70% 4. Sepuit 3cc 5. 1 set Autoclick/ blood lanset device 6. Kaca objek 7. Kapas 5

8. Anti-A serum ( Aglutinasi α/ A), Anti-B serum ( Aglutinasi β/ B), Anti-AB serum ( Aglutinasi α/ A dan β/b) 9. Tusuk gigi 10. Tabung Sentrifius 11. Pipet tetes 12. Tabung serologi III. METODE KERJA Cara kerja (darah kapiler) metode slide : Diusapkan jarum dengan alcohol 70% Ditusukkan jarum ke ujung jari yang sudah dibersihkan Diteteskan darah yang keluar pada kaca objek, di tiga sisi berbeda Di aduk tetesan masingmasing antiserum dengan darah tersebut dengan ujung tusuk gigi Diberilah setetes anti-a serum pada ssi kanan tetesan darah, anti-b serum pada sisi tengah tetesan darah, dan anti-ab serum pada sisi kiri tetesan darah. Diamati hasil setelah 2-3 menit, terjadi ppenggumpalan 6

Cara kerja (darah vena) : Diambil darah seorang anggota sebanyak 3cc Dimasukkan dalam tabung sentrifuse Disentrifus selama 15menit, kecepatan 3000 rpm Dibuang supernatan dan tambah NaCl Sisa eritrosit dicuci dengan NaCl 0,85%campur dan Diambil serumnya dan dimasukkan Dilakukan hal tersebut sebanyak 3 kali Setelah NaCl dibuang, maka sisanya adalah Diambil 1 bagian sel 100% + 9 bagian NaCl 0,85% = suspense eritrosit Cara kerja serum grouping : Disiapkan serum/ plasma dari darah yang akan diperiksa Diteteskan 3 tetes serum /plasma darah pada kaca objek Diteteskan juga masing sel suspense eritrosit 10% golongan A, sel golongan B, dan sel golongan O Dicampur secara perlahan dan lihat terjadinya aglutinasi 7

Cara kerja (darah kapiler) Rhesus Slide : Diusap ujung jari dengan kapas alcohol 70%, lalu tusukkan jarum ke ujung jari Diteteskan darah yang keluar (eri 100%) pada kaca objek di 2 tempat (kiri&kanan) Diberi setetes anti-rh serum pada sisi kanan tetesan darah dan bovine albumin 22% (control negative) pada sisi kiri tetesan darah Diperhatikan terjadinya penggumpalan dikedua sisi kaca objek tersebut Diaduk tetesan masing reagen dengan darah, gunakan tusuk gigi Cara kerja (darah vena) : Diambil darah seorang anggota sebanyak 3cc Disentrifuse selama 15menit selama kecepatan 15menit kecepatan 3000rpm 3000rpm Diambil serumnya dan masukkan ke dalam tempat Dilakukan hal tersebut sebanyak 3kali Dibuang supernatant dan tambah NaCl 0,85% lagi Sisa eritrosit dicuci dengan NaCl 0,85% dicampur dan sentrifuse dengan kecepatan 3000rpm selama 1menit Setelah NaCl 0,85% dibuang maka sisanya adalah suspense eritrosit 100% Diambil 2 bagian sel 100% + 3 bagian NaCl 0,85% = suspense eritrosit 40% (2/5) 8

IV. HASIL PENGAMATAN a. Hasil pengamatan cell grouping dan Rhesus pada darah kapiler Terjadi aglutinasi di anti Rh golongan darah O Rhesus + Terjadi aglutinasi di anti B, anti AB dan anti Rh golongan darah B Rhesus + Terjadi aglutinasi di anti B, anti AB dan anti Rh golongan darah B rhesus + Terjadi aglutinasi di anti Rh golongan darah O Rhesus + 9

Terjadi aglutinasi di anti A, anti AB dan anti Rh golongan darah A rhesus + b. Hasil pengamatan cell grouping pada darah vena Tidak terjadi aglutinasi golongan darah O 10

c. Hasil pengamatan serum grouping Terjadi aglutinasi pada suspense eri-a, eri-b dan eri-o golongan darah O d. Hasil pengamatan Rhesus metode slide e. Anti-Rh Bouvine Albumin Terjadi aglutinasi pada anti Rh dan bouvine albumin, namun pada anti Rh terlihat aglutinasi yang lebih jelas 11

V. PEMBAHASAN Pertanyaan 1. Jelaskan perbedaan mendasar antara teknik pemeriksaan cell grouping dan serum grouping? 2. Zat apa yang terkandung pada reagen anti-a, Anti-B, dan Anti-AB yang digunakan untuk pemeriksaan Cell Grouping 3. Dalam pemeriksaan serum grouping mana yang lebih baik digunakan sebagai bahan pemeriksaan antara serum atau plasma darah 4. Apa fungsi dari larutan bouvine Albumin 22% yang digunakan dalam pemeriksaan golongan darah rhesus ini Jawaban Pertanyaan 1. Cell grouping : untuk menentukan adanya antigen A dan Antigen B pada sel darah merah ; Serum Grouping : untuk menentukan adanya anti-a dan anti-b pada serum atau plasma darah 2. Anti-A Serum : aglutinin / A Anti-B Serum : aglutinin / B Anti-AB Serum : aglutinin / A dan aglutinin / B 3. Serum 4. Sebagai kontrol negatif Seperti yang telah kita ketahui, bahwa golongan darah ABO itu terbagi menjadi 4 golongan darah yaitu golongan darah A, B, AB dan O. keempat golongan darah itu memiliki antibodi dan antigen yang berbeda - beda. Golongan darah A memiliki antigen A dan antibody B, golongan darah B memiliki antigen B dan antibody A, golongan darah AB memiliki antigen A dan B dan tidak memiliki antibody sedangkan yang terakhir golongan darah O tidak memiliki antigen namun memiliki anti bodi AB. Terdapat 2 metode yang digunakan dalam pemeriksaan kali ini, ada cell grouping dan serum grouping, dan terdapat perbedaan yang mendasar dari kedua metode ini, yaitu metode cell grouping akan mengidentifikasi antigen yang terdapat dalam plasma, dan serum grouping akan mengidentifikasi antibody yang terdapat dalam eritrosit. 12

Hal inilah yang menyebabkan, mengapa pada metode cell grouping golongan darah O tidak terdapat aglutinasi, karena pada golongan darah O tidak terdapat antigen. Dan pada metode serum grouping golongan darah O terjadi aglutinasi pada suspense eri-a, eri-b dan eri-o, karena golongan darah O ini memiliki antibody A dan B. Begitupun pada metode cell grouping golongan darah A, terjadi aglutinasi pada anti-a dan anti-ab, karena golongan darah A memiliki antigen A dan anti-ab berperan sebagai control. Pada golongan darah B, terjadi aglutinasi pada anti-b dan anti-ab, karena golongan darah ini memiliki antigen B dan anti-ab berperan sebagai control. Golongan darah AB akan terjadi aglutinasi pada anti-a, anti-b dan anti AB, karena golongan darah ini memiliki antigen A dan B. Pada Rhesus, Rhesus positif memiliki antigen Rh dan Rhesus negative tidak memiliki antigen Rh. VI. KESIMPULAN DAN SARAN Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Golongan darah A memiliki antigen A dan antibody B, golongan darah B memiliki antigen B dan antibody A, golongan darah AB memiliki antigen A dan B dan tidak memiliki antibody sedangkan yang terakhir golongan darah O tidak memiliki antigen namun memiliki anti bodi AB. Perbedaan yang mendasar dari kedua metode yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan golongan darah, yaitu metode cell grouping akan mengidentifikasi antigen yang terdapat dalam plasma, dan serum grouping akan mengidentifikasi antibody yang terdapat dalam eritrosit. Pada Rhesus, Rhesus positif memiliki antigen Rh dan Rhesus negative tidak memiliki antigen Rh 13

VII. DAFTAR PUSTAKA http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2020592-golongan-darah/ http://kir-fosca.blogspot.com/2010/02/bombay-blood-golongan-darah-abo.html http://www.scribd.com/doc/43468118/dasar-teori-golongan-darah 14