TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI UMUM KEBUN. Profil Perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan Profil Perusahaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pelantaran Agro Estate, Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pewarnaan Blok

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KAJIAN KORELASI KARAKTERISTIK AGROEKOLOGI TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT DAN KARET DI PROVINSI LAMPUNG

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

I. PENDAHULUAN. energi dan serat kasar. Konsumsi ternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ±

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier, dan kuartener. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas permukaan air tanah. Akar sekunder, tertier, dan kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan akar tertier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke tempat yang banyak mengandung hara. Akar tertier dan kuarter merupakan bagian perakaran paling dekat dengan permukaan tanah. Kedua jenis akar ini banyak ditumbuhi bulu-bulu halus yang dilindungi oleh tudung akar. Bulu-bulu tersebut paling efektif dalam menyerap air, udara, dan unsur hara dari dalam tanah. Kedua akar ini paling banyak ditemukan 2-2.5 m dari pangkal batang dan sebagian besar berada di luar piringan. Pada bagian ini tanahnya akan lebih remah dan lembab sehingga merupakan lokasi paling sesuai untuk penyebaran pupuk. Sistem perakaran yang paling banyak ditemukan adalah pada kedalaman 0-20 cm, yaitu pada lapisan olah tanah (top soil). Oleh karena itu, jika menemukan sistem perakaran yang dangkal, perlu menjaga ketersediaan unsur hara dan permukaan air tanah yang lebih mendekati permukaan akar tanaman, terutama pada lahan marjinal (Fauzi et al., 2007). Ekologi Kelapa Sawit Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000-2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang berkepanjangan. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan mamacu pembentukan bunga dan buah. Untuk itu intensitas, kualitas, dan lama penyinaran sangat berpengaruh. Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Suhu optimum untuk kelapa sawit sekitar 24-28 o C untuk tumbuh dengan baik (Fauzi et al., 2007).

4 Ketinggian tempat di atas permukaan laut untuk kelapa sawit yang optimal adalah antara 0-500 m dpl. Tanaman kelapa sawit yang ditanam lebih dari ketinggian 500 m dpl akan terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam di dataran rendah. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah 80%. Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan (Mangoensoekarjo, 2007). Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti podsolik, latosol, alluvial, atau regosol. Namun kemampuan produksi kelapa sawit pada masing-masing jenis tanah tersebut tidak sama. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal. Tanaman kelapa sawit tidak memerlukan tanah dengan sifat kimia yang istimewa sebab kekurangan suatu unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada ph tanah antara 4-6.5, sedangkan ph optimum adalah 5-5.5. Tanah yang memiliki ph rendah dapat ditingkatkan dengan pengapuran. Tanah dengan ph rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut (Fauzi et al., 2007). Sifat Tanah Marjinal Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor, yaitu lingkungan, sifat fisik lahan, dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah marjinal lahan kering Kalimantan terbentuk dari batuan sedimen masam. Batuan sedimen masam merupakan batuan permukaan (eksogen) yang menempati volume 5% kerak bumi. Di Kalimantan diperkirakan penyebaran tanah ini mencapai luas 30.15 juta ha atau 57.22% dari luas pulau dengan jenis tanah utama terdiri atas ultisol, inceptisol, dan oxisol (Subagyo et al., 2000). Tanah marjinal memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan reaksi tanah yang masam, cadangan hara dan kejenuhan basa rendah, sedangkan kejenuhan aluminium tinggi sampai sangat tinggi. Tanah marjinal dicirikan oleh tekstur tanah yang bervariasi dari berpasir hingga liat. Hal

5 tersebut dikarenakan batuan sedimen masam di Kalimantan terbentuk dari dua macam bahan induk tanah, yaitu batu pasir yang bertekstur kasar dan batu liat yang bertekstur halus. Adanya keragaman tekstur tanah yang cukup besar pada tanah marjinal dari batuan sedimen masam akan sangat mempengaruhi sifat fisik, kimia, maupun sifat mineraloginya. Tanah bertekstur kasar dicirikan oleh kemampuan meretensi air dan hara yang rendah sehingga tanah rawan kekeringan pada musim kemarau dan pencucian hara dapat terjadi secara intensif saat musim hujan (Suharta, 2010). Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Kesuburan tanah merupakan interaksi berbagai sifat tanah, yaitu sifat kimia, fisik, dan biologi tanah. Pemahaman yang baik terhadap sifat tanah merupakan dasar dalam upaya menjaga kesuburan tanah melalui kegiatan pemupukan (Darmosarkoro et al., 2003). Tanaman memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik, dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman. Sumber hara (pupuk) yang umum digunakan pada tanaman kelapa sawit adalah jenis pupuk buatan (Sutarta et al., 2003). Kebutuhan pupuk pada kelapa sawit cukup besar seiring dengan peningkatan luas area perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit memerlukan pupuk dalam jumlah yang tinggi, mengingat bahwa 1 ton TBS yang dihasilkan setara dengan 6.3 kg Urea, 2.1 kg TSP, 7.3 kg MOP, dan 4.9 kg Kieserit (Poeloengan et al., 1995). Tanaman kelapa sawit umumnya menempati tanah-tanah yang bereaksi masam sampai agak masam (marjinal). Tanah-tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan kimia yang rendah, tetapi kesuburan fisiknya cukup baik. Upaya pemupukan yang terus menerus menjadi satu keharusan mengingat kelapa sawit tergolong tanaman yang sangat konsumtif. Kekurangan salah satu unsur hara akan segera menunjukkan gejala defisiensi dan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terhambat serta produksi menurun (Poeloengan et al., 1995). Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman yang sehat dan produksi TBS secara maksimum dan ekonomis. Kebutuhan pupuk per hektar di perkebunan kelapa

6 sawit kurang lebih 24% dari total produksi atau sekitar 40-60% dari total biaya pemeliharaan. Manajemen Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Secara umum terdapat empat fungsi manajemen yang sering disebut POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling). Dua fungsi pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental, sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. 1. Fungsi Perencanaan (Planning) Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecendrungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. 2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing) Proses yang menyangkut strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan dirancang dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. 3. Fungsi Pengarahan dan Implementasi (Actuating) Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawab dengan penuh kesadaran. 4. Fungsi Pengawasan (Controlling) Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan, meskipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari-13 Mei 2012. Kegiatan magang berlokasi di Serawak Damai Estate (SDME), PT Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro Group, Wilayah IV Metro Cempaga, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Metode Pelaksanaan Kegiatan umum yang dilakukan selama magang yaitu kegiatan kerja langsung di lapangan menyangkut aspek teknis dan aspek manajerial dimulai dari karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten. Kegiatan penulis selama magang dapat dilihat dalam Lampiran 1, 2 dan 3. Pada tiga minggu pertama, penulis melakukan kegiatan sebagai karyawan harian lepas (KHL). Selama menjadi karyawan harian lepas, kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pemupukan, pemanenan, penyemprotan dan perawatan, mencatat prestasi kerja yang diperoleh penulis dan karyawan kemudian dibandingkan dengan norma kerja yang berlaku di perusahaan tersebut, serta membuat catatan kegiatan. Pada tiga minggu berikutnya penulis melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor. Selama menjadi pendamping mandor kegiatan yang dilakukan adalah membantu mengawasi karyawan harian, membantu menghitung kebutuhan pupuk, racun, membantu membuat perencanaan kebutuhan fisik dan biaya untuk pekerjaan yang akan dilakukan, dan membuat laporan harian mandor (LHM). Selain itu penulis melaksanakan pengambilan contoh pengamatan pada kegiatan pemupukan, melakukan diskusi dengan mandor, asisten divisi, mantri tanaman, manager (Estate Manager), serta membuat catatan dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan. Pada enam minggu berikutnya penulis melakukan kegiatan sebagai pendamping asisten. Kegiatan yang dilakukan adalah membantu menyusun

8 rencana kegiatan bulanan (RKB), membantu menyusun laporan asisten, serta membuat catatan dari kegiatan yang dilakukan. Kegiatan khusus yang dilakukan adalah menganalisis manajemen pemupukan pada perkebunan kelapa sawit serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pemupukan Pengumpulan Data dan Informasi Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap semua kegiatan teknis yang dilaksanakan, sedangkan data sekunder diperoleh dari kebun meliputi lokasi dan letak geografis kebun, keadaan tanaman, iklim dan jenis tanah, luas areal dan tata guna lahan, produksi kebun, norma kerja di lapangan, data rekomendasi dan realisasi pemupukan 2012. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung yang dipusatkan pada kegiatan pemupukan yaitu dari pengadaan pupuk sampai aplikasi di lapangan, prinsip 5T, kehilangan pupuk akibat pengangkutan, upaya efisiensi pupuk dan produktivitas kebun. Penulis melakukan kegiatan di lapangan mulai dari pemupukan, pemanenan, perawatan, pengendalian gulma, dan kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan di SDME. Kegiatan tersebut dilakukan dengan disertai pencatatan alat dan bahan yang digunakan, prestasi kerja, dan informasi yang diperoleh dalam jurnal harian. Informasi dan pengetahuan juga diperoleh dari kegiatan manajerial sebagai pendamping mandor, dan pendamping asisten. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dipusatkan pada aspek yang berhubungan dengan kegiatan pemupukan, yaitu: 1. Pengamatan dilakukan pada prinsip 5T Tepat Jenis : Mengamati jenis pupuk yang di aplikasikan dan membandingkan dengan buku rekomendasi pemupukan SDME divisi 2 tahun 2012 yang dikeluarkan oleh Departemen Riset BGA.

9 Tepat Waktu : Mengamati waktu aplikasi pemupukan yang direkomendasikan dengan realisasi di lapangan berdasarkan curah hujan bulanan pada buku rekomendasi pemupukan SDME divisi 2 tahun 2012. Tepat Dosis : Ketepatan bobot untilan dilakukan pada pupuk HGFBorat, Urea, dan MOP dengan melakukan penimbangan contoh 10 untilan di gudang pupuk yang dilakukan sebanyak tiga kali setiap selesai kegiatan penguntilan, sehingga diperoleh contoh untilan sebanyak 30 untuk setiap jenis pupuk. Ketepatan dosis untilan per pokok dilakukan pada pupuk Palmo, Urea, dan MOP di tiga blok yang berbeda untuk masing-masing jenis pupuk dengan pengambilan contoh masing-masing 10 untilan pada tujuh penabur, sehingga diperoleh contoh 210 untilan untuk setiap jenis pupuk yang diamati. Tepat Cara : Ketepatan cara dilakukan dengan pengamatan pada aplikasi jenis pupuk tabur dan tugal. Pengamatan pupuk dengan cara tabur dilakukan pada pupuk Urea dan MOP pada dua blok yang berbeda untuk masing-masing jenis pupuk, sedangkan pengamatan cara tugal pada pupuk Palmo dan Chelated Zincooper pada dua blok yang berbeda untuk masingmasing jenis pupuk. Ketepatan cara tabur maupun tugal dilakukan dengan pengamatan 20 contoh tanaman untuk masing-masing tujuh penabur, sehingga diperoleh 280 contoh tanaman untuk setiap pupuk yang diamati setiap bloknya. Tepat Administrasi : Pengamatan dilakukan secara langsung mengenai administrasi yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan pemupukan. 2. Kehilangan Pupuk Akibat Pengangkutan Penimbangan dilakukan sebanyak dua tahap, yaitu penimbangan 10 until pupuk HGFB di gudang, dan dari 10 until tersebut diambil lima contoh untuk dilakukan penimbangan akhir di lapangan ketika pupuk sampai di tangan penabur untuk diaplikasi. Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh contoh sebanyak 15 untilan. 3. Upaya Efisiensi Pupuk Melakukan pengamatan terhadap langkah perusahaan dalam upaya mengefisiensikan biaya pupuk dan kehilangan pupuk.

10 4. Produktivitas Kebun Membandingkan data produktivitas selama 4 tahun terakhir dengan produktivitas standar Marihat dengan kelas kesesuaian S3. Analisis Data dan Informasi Data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan magang dianalisis secara kuantitatif seperti nilai rata-rata, persentase dan perhitungan statistik sederhana lalu dijelaskan secara deskriptif dengan membandingkan norma yang berlaku di perkebunan kelapa sawit yang ditetapkan perusahaan. Data tersebut diolah sesuai dengan kebutuhan penulis dan akan disajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik maupun diagram.