BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teori-teori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012, yaitu: a. Working Capital To Total Assets (X 1 ) Nilai rasio working capital to total assets dari tahun 2011-2012 cenderung turun. Nilai rasio working capital to total assets terkecil pada tahun 2011 berada pada PT. Bayan Resources Tbk. (BYAN), sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA). Pada tahun 2012, nilai rasio working capital to total assets terkecil berada pada PT. Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk. (BORN), sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO). 74
75 b. Retained Earnings To Total Assets (X 2 ) Nilai rasio retained earnings to total assets dari tahun 2011-2012 cenderung turun. Nilai rasio retained earnings to total assets terkecil pada tahun 2011 berada pada PT. Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT), sedangkan pada tahun 2012 berada pada PT. Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk (BORN). Nilai rasio retained earnings to total assets terbesar pada tahun 2011-2012 berada pada PT. Bayan Resources Tbk. (BYAN). c. Earnings Before Interest and Taxes (X 3 ) Nilai rasio earnings before interest to total assets dari tahun 2011-2012 cenderung turun. Nilai rasio earnings before interest to total assets terkecil pada tahun 2011 berada pada PT. Perdana Karya Persada Tbk. (PKPK), sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Bayan Resources Tbk. (BYAN). Pada tahun 2012, nilai rasio earnings before interest to total assets terkecil berada pada PT. Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk. (BORN), sedangkan nilai yang terbesar berada pada PT. Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO). d. Market Value of Equity To Book Value of Liabilities (X 4 ) Nilai rasio market value of equity to book value of liabilities dari tahun 2011-2012 cenderung turun. Nilai rasio market value of equity to book value of liabilities terkecil pada tahun 2011-2012 berada pada PT. Perdana Karya Persada Tbk. (PKPK). Nilai rasio market value of equity to book value of liabilities terbesar tahun 2011 berada pada PT.
76 Golden Energy Mines Tbk. (GEMS), sedangkan pada tahun 2012 berada pada PT. Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT). e. Sales To Total Assets (X 5 ) Nilai rasio sales to total assets dari tahun 2011-2012 cenderung turun. Nilai rasio sales to total assets terkecil pada tahun 2011-2012 berada pada PT. Golden Eagle Tbk. (SMMT). Nilai rasio sales to total assets terbesar tahun 2011-2012 berada pada PT. Bayan Resources Tbk. (BYAN). 2. Dari nilai hasil perhitungan model Altman Z-Score yang telah dilakukan maka dapat diprediksikan pada tahun 2011, terdapat 1 perusahaan berada pada kategori potensial bangkrut yang ditandai dengan nilai Z-Score berada di bawah 1,81, 2 perusahaan berada pada kategori grey area yang ditandai dengan nilai Z-Score berada di antara 1,81-2,99, dan 10 perusahaan berada pada kategori sehat yang ditandai dengan nilai Z-Score berada di atas 2,99. Pada tahun 2012, terdapat 3 perusahaan berada pada kategori potensial bangkrut, 2 perusahaan berada pada kategori grey area, dan 8 perusahaan berada pada kategori sehat. 5.2 Saran Dari penelitian analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan (survei pada perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa
77 Efek Indonesia periode 2011-2012) maka saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Saran untuk perusahaan: Bagi perusahaan yang memiliki nilai Z-Score tinggi dan tidak mengalami kebangkrutan diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan tersebut agar tetap bertahan hidup, perusahaan yang memiliki nilai Z-Score yang berada pada kategori grey area harus meningkatkan kinerja perusahaannya agar pada waktu berikutnya tidak mengalami penurunan yang dapat menyebabkan kebangkrutan, dan pada perusahaan yang memiliki nilai Z-Score rendah dan diprediksi potensial bangkrut sebaiknya mengadakan evaluasi dan meningkatkan kinerja perusahaan agar minimal potensi kebangkrutan dapat dikurangi atau bahkan dihindari. Cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mempertahankan dan menghindarkan perusahaan dari kebangkrutan dengan dua cara yaitu: Internal: mengadakan evaluasi menyeluruh atas kinerja perusahaan, melakukan perubahan direksi, mengubah Standar Operasi Perusahaan (SOP), melakukan penyusutan operasi perusahaan, meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengawasan perusahaan agar kecurangan dapat dihindari. Eksternal: menjual sebagian asset yang tidak terpakai, menjual sebagian saham, mengidentifikasi peluang-peluang yang mungkin terjadi dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
78 2. Saran untuk pengembangan ilmu: Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki beberapa kelemahan penelitian sebelumnya yang telah dibuat, kelemahan dalam penelitian ini adalah Hanya berfokus pada satu jenis sampel perusahaan saja yaitu perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini hanya 2 tahun, Hanya menggunakan rumus Altman Original Z-Score sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan, Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar menambah variabel, memperluas sampel penelitian dan menambah jangka watu yang digunakan dalam penelitian, serta dapat menggunakan model-model prediksi kebangkrutan lainnya.