BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

ejournal keperawatan (e-kp) Volume: 1. Nomor: 1. Agustus 2013

Dinamika Kesehatan, Vol. 8 No. 1, Juli 2017 Khalilati, et. al., hubungan tingkat pengetahuan..

PENGARUH PELATIHAN BASIC LIFE SUPPORT

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan jumlah 7,4 miliar jiwa dari tahun Pada tahun 2012, 17,5 juta

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

REKOMENDASI RJP AHA 2015

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebab kematian pada semua umur telah mengalami pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, penumpang kapal yang terbalik dan

PROPOSAL

ANIMASI INTERAKTIF BANTUAN HIDUP DASAR (BASIC LIFE SUPPORT)

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS)

PENGARUH PELATIHAN RESUSITASI JANTUNG PARU TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN SISWA DI SMA NEGERI 2 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana merupakan. lingkungannya (Departemen Kesehatan RI, 2006).

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR... iv

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TIM SEARCH AND RESCUE TENTANG BASIC LIFE SUPPORT. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

PENGARUH PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA REMAJA TERHADAP TINGKAT MOTIVASI MENOLONG KORBAN HENTI JANTUNG. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar 1,27 juta orang meninggal di jalan setiap tahunnya di dunia, dan 20 -

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN AUDIOVISUAL DAN PRAKTIK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA NELAYAN DI PANTAI DEPOK YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN DAN SIMULASI BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMAN 9 KOTA MANADO. *Mulyadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

BAB I PENDAHULUAN. saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasien stroke terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

PT. SEPRO INDOTAMA Pelatihan & Konsultasi K3

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh : ANI RIYANI

Al Afik,S.Kep.,Ns Defib/Leader Keterangan : Skill station terdiri 1. Resusitasi Jantung Paru

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian pertolongan pertama bukan hanya terkait dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prevention (CDC) memperkirakan jumlah penderita hipertensi terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

The 2 nd University Research Coloquium 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

Emergency First Aid Course

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden. sebanyak 38 responden dan kelompok kontrol 38 responden.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian

Ejournal keperawatan (e-kp) Volume 2, Nomor 1. Februari 2014

Adult Basic Life Support

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN REMAJA TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecelakaan merupakan salah satu kejadian yang tidak di inginkan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

The Overview of Motivation to Help Traffict Accident Victims of Yogyakarta Police

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

B. LATAR BELAKANG / RASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi pada daerah yang sulit untuk membantu korban sebelum ditemukan oleh petugas kesehatan menjadi sangat penting (Sudiharto & Sartono, 2011). Penyakit jantung merupakan pembunuh terbesar nomer satu di dunia (WHO, 2012). Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung coroner dan gagal jantung (Balitbangkes, 2013). Angka kematian dunia akibat penyakit jantung koroner sekitar 7,4 juta pada tahun 2012 (WHO, 2015). Penyakit jantung koroner (PJK) atau disebut penyakit arteri koroner dapat menyebabkan masalah listrik yang menyebabkan SCA (Sudeen Caediac Arrest) (NHL & BI, 2011). Kasus yang terjadi sebagian besar cardiac arrest pada orang yang memiliki penyakit jantung koroner (Mayo, 2012). Penyakit arteri koroner adalah penyebab paling umum dari SCA pada orang berusia lebih dari 35 tahun (Uscher, 2014). Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior : C-II) berada dibawah dan basis (anterior-inferior ICS-V) dan mempunyai empat ruang yaitu artrium kanan, atrium kiri, vertikel kanan, ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung. Mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah keseluruh tubuh.

Menurut WHO, Maret 2013 PJK adalah sebab nomer satu penyebab kematian global, lebih banyak orang meninggal seiap tahun dari PJK daripada penyebab lainnya. Diperkirakan 17,3 juta orang yang meninggal akibat PJK pada tahun 2008, yang mewakili 30% dari semua kematian global. Kematian ini diperkirakan 7,3 juta (WHO, 2013). Setiap tahun layanan gawat darurat media mengkaji adanya lebih dari 420.000 cardiac arrest terjadi luar rumah sakit di Amerika Serikat (American Heart Association, 2014). Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Sepuluh tahun terakhir angka tersebut cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1991 angka kematian akibat PJK adalah 16%. Pada tahun 2001 angka tersebut melonjak menjadi 26,4%. Angka kematian akibat PJK diperkirakan mencapai 53,5 per 100.000 penduduk dinegara kita. Provinsi jawa tengah berdasarkan laporan dari rumah sakit, kasus tertinggi penyakit jantung koroner adalah di kota semarang yaitu sebesar 4.784 kasus (26,00%) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus penyakit jantung koroer di kabupaten atau kota lain di jawa tengah. Dilihat berdasarkan jumlah kasus keseluruhan PTM lain dari kabupaten Klaten addalah 3,82%. Kasus tertinggi kedua adalah kabupaten Banyumas yaitu sebesar 2.400 kasus (10,89%) dan apabila disbanding dengan jumlah keseluruhan PTM lain kabupaten Banyumas adalah sebesar 9,87%. Rata-rata kasus jantung koroner di Jawa Tengah adalah 525,62 kasus (Balitbangkes, 2008). Prevalansi penyakit jantung koroner di Indonesia tahun 2012 sebanyak 34 kabupaten/kota (97,14%). Dari total 1.212.167 kasus sebanyal 66,51% 806.208 kasus (Dinkes, 2012). Tahun 2013 sebesar 0,5 atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang (Balitbangkes, 2013). Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung pada seseorang secara tiba-tiba yang mungkin atau tidak telah terdiagnosis penyakit jantung. Cardiac arrest terjadi ketika

malfungsi system listrik jantung. Cardiac arrest kematian terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti bekerja dengan besar (American Heart Association, 2014). Penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Remaja Terhadap Tingkat Motivasi Menolong Korban Henti Jantung dengan hasil menunjukan bahwa pada kelompok perlakuan tingkat motivasi sedang bertambah dari 47,4% menjadi 52,6% sedangkan tingkat motivasi tinggi berkurang dari 52,6% menjadi 47,4% setelah penelitian. Kelompok kontrol tingkat motivasi terbanyak sebelum pelatihan adalah sedang (52,6%) sedangkan setelah pelatihan tingkat motivasi terbanyk adalah tinggi (57,9%) (Dzurriyatun T, 2014). Penelitian tentang Pengaruh Pelatihan Teori Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi Negeri 1 Toili dengan hasil menunjukan adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan selama satu hari. Hasil menujukan terjai peningkatan pengetahuan resusitasi jantung paru responden yaitu dapat dilihat adanya peningkatn pengetahuan yang baik dari 8,3% menjadi 94,4% dan penurunan pengetahuan yang kurang dari 41,7% menjadi 0% (Christie, 2013). Basic life support dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan henti nafas (Handisman, 2014). Basic life support harus diberikan pada korban-korban yang mengalami henti napas, henti jantung, dan perdarahan. Keterampilan basic life support dapat diajarkan kepada siapa saja. Setiap orang dewasa seharusnya memiliki keterampilan basic life support (Frame, 2010). Bantuan hidup dasar atau Basic life support merupakan usaha ang pertama kali dilakukan untuk mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa (Guyton & Hall, 2008). Bantuan hidup dasar merupakan salah satu upaya yang harus segera dilakukan oleh seseorang apabila menemukan korban yang

mebutuhkannya. Oleh karena itu, setiap tenaga kesehatan khususnya perawat wajib menguasainya (Keenan, et al, 2009). Pengetahuan bantuan hidup dasar dianggap dasar keterampilan untuk perawat (Parajulee & Selvaraj, 2011). Keterampilan Bantuan Hidup Dasar (BHD) menjadi penting karena didalamnya diajarkan tentang bagaimana teknik dasar penyelamatan korban dari berbagai kecelakaan atau musibah sehari-hari yang biasa dijumpai (Fajarwati, 2012). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto terletak di Jl. Suparjo Rustam KM. 7 Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Mempunyai keunggulan di bidang kegawatdaruratan yang bisa dilihat dari desain laboratorium yang di desain sesuai dengan keadaan kegawatdaruratan dan fasilitas yang lengkap dengan alat-alat kegawatdaruratan seperti yang ada dirumah sakit dan pernah mengadakan serangkaian kegiatan seperti pelatihan Basic Cardiac Life Support (BCLS) yaitu cara penanggulangan pada orang dengan trauma fisik, gangguan pada jantung dan gangguan kardiovaskuler yang mengancam jiwa. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, dimana turut bertanggung jawab terhadap permasalahan ini, sehingga Basic life support (BLS) merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh mahasiswa kesehatan atau keperawatan. Pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan dalam melakukan basic life support sehingga penting sekali memberikan pelatihan yang mendukung pengetahuan dan keterampilan basic life support pada mereka. Mahasiswa angkatan tahun 2014 yang terbagi menjadi empat kelas keperawatan S1 dengan rata-rata kelulusan dari SMA berjumlah 103 orang SMK berjumlah 47 orang Madrasah atau MA berjumlah 34 dan total keseluruhan 185 orang. Oermann et al (2011) dalam penelitiannya tetang kualitas RJP pada perawat mendapatkan hasil bahwa kualitas RJP yang dilakukan oleh perawat masih buruk walaupun mereka sudah mengikuti pelatihan. Hal ini disebabkan karena knowledge dan skills dalam

melakukan RJP tanpa dilakukan praktek dan pengingatan kembali, maka akan cenderung hilang seiring dengan waktu. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto, terhadap 20 responden dengan menggunakan kuisioner diperoleh data 4 mahasiswa sudah mengetahui gambaran tentang Basic life support (BLS) dan 16 mahasiswa belum mengetahui gambaran tentang Basic life support (BLS). Berdasarkan latar belakang diatas, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pelatihan Basic life support Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Keperawatan tentang Kegawatdaruratan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah Bagaimanakah Pengaruh Pelatihan Basic life support Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Keperawatan tentang Kegawatdaruratan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pelatihan basic life support terhadap pengetahuan dan keterampilan mahasiswa keperawatan tentang kegawatdaruratan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden.

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kegawatdaruratan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan basic life support di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. c. Untuk mengidentifikasi keterampilan mahasiswa keperawatan tentang kegawatdaruratan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan basic life support di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. d. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan basic life support terhadap pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang kegawatdaruratan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. e. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan basic life support terhadap keterampilan mahasiswa keperawatan tentang kegawatdaruratan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. D. Manfaat penelitian 1. Bagi peneliti Peneliti dapat menganalisa bagaimanakah pengaruh pelatihan basic life support terhadap pengetahuan dan keterampilan tentang kegawatdaruratan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2. Bagi responden a. Diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kegawatdaruratan mahasiswa keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. b. Diharapkan dapat menerangkan serta dapat melakukan BLS secara spesifik dan terperinci setiap langkah yang dilakukan pada bantuan hidup jantung lanjut.

3. Bagi institusi Menambah pustaka dan kurikulum bagi institusi pendidikan yang berhubungan dengan pengetahuan pelatihan basic life support dan sebagai bahan evaluasi bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 4. Bagi ilmu pengetahuan Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pelatihan basic life support dan sebagai pengembangan program untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Purwokerto. E. Penelitian Terkait 1. Dzupriyatun, T (2014) Judul penelitian Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Remaja Terhadap Tingkat Motivasi Menolong Korban Henti Jantung. Penelitian ini menggunakan metode quasy experiment with pre post test control group design. Persamaan : sama-sama menggunakan metode quasy experiment with pre post test control group design. Perbedaan : teknik yang digunakan peneliti yaitu menggunakan random sampling. 2. Christie (2013). Judul penelitian Pengaruh Pelatihan Teori Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Toili. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian One-group Pre test-post test design untuk membandingkan pengetahuan RJP sebelum dan sesudah pelatihan. Persamaan : sama-sama menggunakan desain one group pre test-post test desaign Perbedaan : terletak pada tempat penelitian dan peneliti akan menggunakan mahasiswa sebagai sempel.

3. Umi (2015). Judul Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Keterampilan Perawat Dalam Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di RSUD Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian bersifat descriptif correlational dengan pendekatan cross sectional. Persamaan : sama-sama meneliti dari penelitian ini yaitu sama-sama meneliti Pelatihan tentang Basic life support. Perbedaan : terletak pada metode penelitian dan peneliti akan menggunakan metode quasy experiment with pre post test control group design. 4. Sutono, dkk (2015). Judul penelitian Perbedaan Nilai Kompresi Dada dan Ventilasi pada Pelatihan Jantung Paru Mahasiswa SI Keperawatan dengan Umpan Balik Instruktur, Audiovisual dan Kombinasi di Yogyakarta. metode quasy experiment with pre post test control group design Persamaan : sama-sama menggunakan metode quasy experiment with pre post test control group design Perbedaan : teknik yang digunakan peneliti yaitu menggunakan random sampling.