B. LATAR BELAKANG / RASIONAL
|
|
- Fanny Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROPOSAL KEGIATAN A. NAMA KEGIATAN Pelatihan Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) B. LATAR BELAKANG / RASIONAL Pengembangan bidang kemahasiswaan meliputi 3 aspek, yaitu bidang pengembangan keilmuan dan penalaran, minat dan bakat, dan kesejahteraan mahasiswa. Dalam aplikasi kegiatan pengembangan kemahasiswaan tersebut seringkali terjadi terjadi kecelakaan yang menyebabkan masalah kegawatdaruratan yang bisa menyebabkan kematian mendadak sebelum korban di bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. Keadaan kegawatdaruratan adalah suatu keadaan dimana korban akan mengalami kecacatan atau bahkan kematian, bila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera. Kondisi tersebut dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan siapa saja. Saat ini, masih banyak dijumpai keadaan korban yang tergolong gawat darurat yang mestinya dapat terselamatkan, tetapi karena manejemen pertolongan pertama yang tidak adekuat, sehingga pertolongan tersebut menjadi sia-sia. Salah satu jenis masalah kegawatdarutan yang dapat menimbulkan kematian mendadak biasanya ditemui diakibatkan oleh henti jantung (cardiac arrest), dalam keadaan ini tindakan resusitasi segera sangat diperlukan. Tindakan resusitasi harus sudah dilakukan 4 menit pertama sejak terjadinya cardiac arrest. Jika tidak segera dilakukan bantuan resusitasi dapat menyebabkan kematian atau jika masih sempat tertolong dapat terjadi kecacatan otak permanen. Waktu sangat penting dalam melakukan bantuan hidup dasar. Otak dan jantung bila tidak mendapat oksigen lebih dari 8-10 menit akan mengalami kematian, sehingga korban tersebut dapat meninggal. Tindakan Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan layanan kesehatan dasar yang dilakukan terhadap korban yang mengancam jiwa sampai penderita tersebut mendapat pelayanan kesehatan secara paripurna di unit pelayanan kesehatan. Tindakan BLS umumnya dilakukan oleh paramedis, namun di beberapa negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada serta Inggris dapat dilakukan oleh kaum awam yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya. Tindakan Bantuan Hidup Dasar secara garis besar dikondisikan untuk keadaan di luar Rumah Sakit sebelum
2 mendapatkan perawatan lebih lanjut, sehingga tindakan Tindakan Bantuan Hidup Dasar dapat dilakukan di luar Rumah Sakit tanpa menggunakan peralatan medis. Sejalan dengan itu, kondisi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang dilakukan di luar kampus juga terjadi di Universitas Jember, sehingga risiko kecelakaan yang mengancam jiwa juga kemungkinan dialami oleh mahasiswa Universitas Jember juga. Fakta yang ada di lapangan, sebenarnya banyak sekali orang khususnya mhasiswa yang ingin memberikan pertolongan ketika terjadi bencana atau kecelakaan namun tidak memiliki wawasan atau ketrampilan dasar dalam memeberikan pertolongan pertama. Sehingga yang malah terjadi pertolongan yang diberikan memperparah keadaan korban. Sehubungan dengan itu, kegiatan pembekalan ketrampilan dasar pada mahasiswa menjadi penting sekali untuk dapat dimiliki oleh mahasiswa sebagai upaya pertolongan pertama pada kegawatdaruratan. Oleh karena itu, pelatihan ketrampilan Basic Life Support menjadi penting untuk dilakukan. C. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pelatihan Basic Life Support adalah peserta pelatihan mampu : 1. Memahami dan melakukan pengenalan kejadian henti jantung 2. Melakukan penilaian cepat tanda-tanda potensial henti jantung 3. Melakukan tindakan aktivasi sistem gawat darurat segera sebelum melakukan pertolongan pada korban kegawatdaruratan 4. Mencetak mahasiswa yang memiliki skill berkualitas dalam bidang kegawatdaruratan. 5. Melakukan tindakan bantuan hidup dasar atau Basic Life Support D. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan berupa skill mahasiswa gawat darurat yang berkualitas dan terbentuknya organisasi atau tim yang bergerak dalam bidang Kegawatdaruratan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam bentuk pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan segi kognitif (pengetahuan), psikomotor (ketrampilan) dan afektif mahasiswa dalam pertolongan pertama kegawatdaruratan, terutama henti jantung. Selain itu ketrampilan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai
3 mahasiswa maupun pada saat berperan sebagai anggota masyarakat. Serta hendaknya kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan rutin untuk memberikan bekal kepada mahasiswa yang belum pernah mendapatkan pelatihan seperti ini dalam mengarungi kehidupan kampus dan kehidupan bermasyarakat. Dengan skill tersebut diharapkan mahasiswa dapat bertindak sebagai tim dalam penanganan bencana dan tim penolong dalam situasi gawat darurat. Mahasiswa dapat membentuk suatu organisasi yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan dan manajemen bencana sehingga bila terjadi kecelakaan maupun bencana mahasiswa siap memberikan pertolongan yang optimal. Selain itu, mahasiswa dapat memberikan pelatihan lanjutan bagi mahasiswa lainnya maupun masyarakat sehingga penanganan bencana dan pertolongan kegawatdaruratan menjadi efektif. E. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan pelatihan ini akan diikuti oleh peserta pelatihan sebanyak 50 orang dengan rincian tiap fakultas atau PS setara fakultas mengirimkan 2 orang delegasinya ditambah 20 orang mahasiswa PSIK UNEJ. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Kampus PSIK-UNEJ selama dua hari, yaitu pada hari Sabtu tanggal November 2013 dan pada hari Minggu tanggal November Kegiatan ini berlangsung mulai jam WIB dan berakhir jam WIB dengan susunan acara terlampir. F. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kegiatan pelatihan Basic Life Support ini akan dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Waktu : Tempat : G. SUSUNAN PANITIA H. ANGGARAN DANA I. SUSUNAN ACARA KEGIATAN
4 SUSUNAN KEPANITIAAN Pelatihan Basic Life Support (BLS) Pelindung : dr. Sujono Kardis. Sp. Kj. (Ketua PSIK UNEJ) Penasehat : Ns. Rondhianto, M.Kep (Sekretaris III PSIK UNEJ) Penangung jawab : Roby Aji Permana (Ketua SEMA PSIK UNEJ 2013/2014) Staring Commite : Yesi Luki N. (Angkatan 2010) Ketua Panitia : Frandita Aldiansyah (Angkatan 2011) Sekretaris : Amadea Yollanda (Angkatan 2012) Bendahara : Dhara Ayu (Angkatan 2011) Seksi Acara : Dicky Andriansyah (Angkatan 2011) Ria Aridya L (Angkatan 2011) Eka Desi (Angkatan 2011) Tediy Junianto (Angkatan 2011) Zulfa Makhatul I (Angkatan 2012) Sungging Pandu W (Angkatan 2012) Seksi Perlengkapan : Sandhi Indrayana (Angkatan 2012) Devintania K.N.H (Angkatan 2011) Siti Zumrotul Mina (Angkatan 2012) Alfun Hidayatullah (Angkatan 2012) Andi Susanto (Angkatan 2011) Aditya Wahyu K (Angkatan 2011) Seksi Konsumsi : Dian Diningrum (Angkatan 2011) Nikmatul Khoiriyah (Angkatan 2012) Raras Rahmathicasari (Angkatan 2012) Sofiatul Ma fuah (Angkatan 2012) Seksi Humas : Moh.Rifqy Wibowo (Angkatan 2011) Bima Satriya (Angkatan 2011) Firman Adi Wijaya (Angkatan 2012) Alifia Risqi P (Angkatan 2012) Seksi Pubdekdok : Reza Riyadi (Angkatan 2011) Dahlia Kurniawati (Angkatan 2011)
5 Wahyu Dini Candra (Angkatan 2012) Kustantina Alfiatie (Angkatan 2011) Seksi Kesekretariatan : Siti Marina W (Angkatan 2012) Ratna Lauranita (Angkatan 2011) Ely Rahmatika (Angkatan 2011)
BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course
BASIC LIFE SUPPORT Emergency First Aid Course PENDAHULUAN Pertolongan pertama merupakan tindakan awal yang harus segera diberikan pada korban yang mengalami masalah kegawatdaruratan akibat Kecelakaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular sebanyak 17,3 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegawatadaruratan dapat terjadi kapan saja dan umumnya mendadak serta tidak terencana, gawat adalah kondisi yang mengancam nyawa dan darurat adalah perlunya tindakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 % dari
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI
KERANGKA ACUAN PENINGKATAN KERAMPILAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT Bagi KARYAWAN PUSKESMAS KEBONSARI A. PENDAHULUAN Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang
Lebih terperinciPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN KESEIMBANGAN CAIRAN
I. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi dimana arus informasi dan pengetahuan mengalir dengan deras diharapkan seorang calon perawat profesional memiliki kompetensi minimal yang diharapkan mampu mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kardiovaskuler masih mendominasi sebagai penyebab kematian tertinggi di dunia (WHO, 2012) dan kematian akibat kecelakaan di jalan raya pada remaja usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung khususnya penyakit jantung koroner memiliki tingkat kegawatdaruratan paling tinggi dibanding penyakit tidak menular lainnya. Henti jantung adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi tugas dari petugas kesehatan untuk menangani masalah tersebut. Tidak menutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kejadian kecelakaan merupakan kejadian yang bisa menimbulkan cedera dan bahkan bisa menjadi faktor terjadinya kematian yang biasa terjadi, dimana saja, dan kapan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian mendadak hingga saat ini masih menjadi penyebab utama kematian. WHO menjelaskan bahwa sebagian besar kematian mendadak dilatarbelakangi oleh penyakit kardiovaskuler
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika berbicara tentang cardiac arrest, ingatan kita tidak bisa lepas dari penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyebab tersering dari cardiac arrest
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja. Kondisi ini menuntut kesiapan petugas kesehatan untuk mengantisipasi kejadian itu. Bila
Lebih terperinciEmergency First Aid Course
Emergency First Aid Course Bulan Sabit Merah Indonesia cabang Jakarta Pusat EMERGENCY FIRST AID COURSE Executive Summary Nama Kegiatan Emergency First Aid Course (EFAC) Penyelenggara Bulan Sabit Merah
Lebih terperinciAdult Basic Life Support
Adult Basic Life Support Bantuan hidup dasar (BHD) merupakan pondasi untuk menyelamatkan hidup seseorang dengan henti jantung. Aspek mendasar dari BHD adalah immediate recognition of sudden cardiac arrest
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Undang-undang No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan jumlah 7,4 miliar jiwa dari tahun Pada tahun 2012, 17,5 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa penyakit jantung menduduki peringkat pertama dari sepuluh penyakit penyebab kematian di dunia dengan jumlah 7,4 miliar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resusitasi jantung paru (RJP) merupakan tindakan darurat untuk mencegah kematian biologis dengan tujuan mengembalikan keadaan henti jantung dan napas (kematian klinis) ke
Lebih terperinciMedical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)
Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan merupakan bagian integral dari tanggap darurat keseluruhan, bertujuan mengurangi dampak penyakit mendadak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan usaha yang pertama kali di lakukan untuk mempertahankan kondisi jiwa seseorang pada saat mengalami kegawatdaruratan (Musliha,2010).
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT POLTEKKES KEMENKES BENGKULU PEMERIKSAAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN PENGOBATAN LAPORAN KEGIATAN
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMERIKSAAN KESEHATAN, PENGOBATAN DAN SITUASI TANGGAP DARURAT JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU T.A. 2015-2016 1 Panitia Pengabdian Masyarakat KATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Gawat adalah suatu keadaan karena cidera maupun bukan cidera yang mengancam nyawa pasien. Darurat adalah suatu keadaan karena cedera maupun bukan cedera yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ini angka lalu lintas semakin tinggi. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian urutan ke 9 terbanyak di dunia, data WHO menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecelakaan sepeda motor yang tercatat pertama kali terjadi di New York pada tanggal 30 Mei 1896. Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama, tercatat terjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN EMERGENCY MEDICAL SERVICES SYSTEM (EMSS) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSPP No. Kpts /B00000/2013-S0 Tanggal 01 Juli 2013 PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA 2 0 1 3 BAB I 0 DEFINISI Beberapa definisi Resusitasi Jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kecelakaan lalu lintas sampai saat ini belum mendapatkan perhatian masyarakat sebagai penyebab kematian yang cukup besar. Setiap tahunnya di seluruh dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus kewajiban yangharus diberikan perhatian penting oleh setiap orang (Depkes RI, 2004). Pemerintah dan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. II dr. SOEPRAOEN NOMOR : / / /2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT
PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. II dr. SOEPRAOEN NOMOR : / / /2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT KEPALA RUMAH SAKIT TK. II dr. SOEPRAOEN Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciAl Afik,S.Kep.,Ns Defib/Leader Keterangan : Skill station terdiri 1. Resusitasi Jantung Paru
PELATIHAN PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT / BASIC TRAUMA AND CARDIA PUSBANKES 118 PERSI DIY STIKES 'AISYIYAH YOGYAKARTA, 12-16 NOVEMBER 2014 WAKTU RABU, 12 NOVEMBER 2014 Kamis, 13 NOVEMBER 2014
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016 TENTANG PELAYANAN PENANGANAN HENTI JANTUNG (RESUSITASI) DI RS.MITRA HUSADA DIREKTUR RS.MITRA HUSADA Menimbang : a. bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dimana kemajuan teknologi semakin berkembang khususnya dalam bidang transportasi, masyarakat modern menempatkan transportasi sebagai kebutuhan
Lebih terperinciPROPOSAL SEMINAR KEPERAWATAN CARDIAC EMERGENCY MANAGEMENT PRE TO IN HOSPITAL
PROPOSAL SEMINAR KEPERAWATAN CARDIAC EMERGENCY MANAGEMENT PRE TO IN HOSPITAL PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2011 PROPOSAL SEMINAR KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup populer di Indonesia. Pada kenyataannya aktivitas berenang ini diikuti oleh banyak orang mulai anak-anak,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, penumpang kapal yang terbalik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap jam setiap hari lebih dari 40 orang kehilangan nyawa mereka akibat tenggelam. Seperti anak kecil tergelincir di kolam renang, remaja berenang di bawah pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan. Jenis dan tingkat keadaan darurat seperti
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1157, 2014 KEMENHAN. Penanggulangan Bencana. Evakuasi Medik. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG EVAKUASI MEDIK DALAM PENANGGULANGAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Lebih terperinciASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA
ASOSIASI PROFESI TEKNIK INDONESIA Sekretariat Pusat : Kampus B Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jl.Cempaka Putih Tengah No.27.Jakarta Pusat.10510. Telp : 021-4256024.Faxs : 021-4256023
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK
Lebih terperinciWALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PUBLIC SAFETY CENTER 119 JAMBI EMERGENCY SERVICES KOTA JAMBI Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPT. SEPRO INDOTAMA Pelatihan & Konsultasi K3
PT. SEPRO INDOTAMA Pelatihan & Konsultasi K SILABUS PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (PK) TINGKAT DASAR (BASIC FIRST AID) I. INTRODUKSI Keadaan gawat darurat tidak hanya diakibatkan oleh kecelakaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga pemerintah telah mencanangkan visi dalam bidang pelayanan kesehatan yaitu bertekad
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan merupakan hak asasi sekaligus kewajiban yang harus diberikan perhatian oleh setiap orang. Pemerintah dan segenap masyarakat bertanggung
Lebih terperinciANIMASI INTERAKTIF BANTUAN HIDUP DASAR (BASIC LIFE SUPPORT)
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 261~265 ANIMASI INTERAKTIF BANTUAN HIDUP DASAR (BASIC LIFE SUPPORT) 261 Januar Rorman 1, Saifudin 2 1) AMIK BSI Purwokerto Januar98@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Kantor Kepolisian Republik Indonesia pada
Lebih terperinciBASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas
BASIC LIFE SUPPORT Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa disebabkan karena korban mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan
Lebih terperinciPROPOSAL KONGRES REGIONAL VI AIPDiKI JAWA TIMUR TAHUN 2016
PROPOSAL KONGRES REGIONAL VI AIPDiKI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KONGRES REGIONAL 6 JAWA TIMUR TAHUN 2016 PROPOSAL KONGRES REGIONAL VI AIPDiKI JAWA TIMUR TAHUN 2016 A. Latar Belakang Tenaga vocasional DIII keperawatan
Lebih terperinciBUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BANTUL EMERGENCY SERVICE SUPPORT (BESS) 118 DI KABUPATEN BANTUL
BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN BANTUL EMERGENCY SERVICE SUPPORT (BESS) 118 DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang
Lebih terperinciD. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENILAIAN KINERJA KARYAWAN RS CONDONG CATUR A. PENDAHULUAN Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 adalah salah satu sarana kesehatan yang
Lebih terperinciPokja Pediatri Pelatihan Pediatric Basic Live Support 9 10 Maret 2013, Laboratorium Ketrampilan Klinik (Skill Lab)di Ged. Diklat RSUP Dr.
12 SKP ANNUAL SCIENTIFIC MEETING (ASM) 2013 Sinergi Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran Dalam Menyongsong Pelayanan Kesehatan Era Jamkesta dan BPJS Dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penelitian Basic Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah prosedur darurat yang digunakan untuk menjaga oksigenasi darah dan perfusi jaringan yang bertujuan
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TIM SEARCH AND RESCUE TENTANG BASIC LIFE SUPPORT. Naskah Publikasi
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TIM SEARCH AND RESCUE TENTANG BASIC LIFE SUPPORT Naskah Publikasi Diajukan Untuk memenuhi sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Pada Fakultas Kedokteran dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang membutuhkan pertolongan segera, karena apabila tidak mendapatkan pertolongan dengan segera maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kardiovaskuler secara cepat di negara maju dan negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perubahan pola hidup yang terjadi meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan berperan besar pada mortalitas serta morbiditas. Penyakit jantung diperkirakan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I
KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I 1. PENDAHULUAN Puskesmas rawat inap merupakan organisasi fungsional dalam upaya kesehatan yang memberikan pelayanan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (BALUTAN) DI DESA NULIS TEGAL WANGI PENGUSUL: Wulan Noviani, S.Kep., Ns., MM (NIK: 19861116201404173169/
Lebih terperinciEFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN AUDIOVISUAL DAN PRAKTIK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA NELAYAN DI PANTAI DEPOK YOGYAKARTA
EFEKTIVITAS METODE PENYULUHAN AUDIOVISUAL DAN PRAKTIK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR PADA NELAYAN DI PANTAI DEPOK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DWI PAWIT ANGGI YATMA 201310201153
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2016
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PUBLIC SAFETY CENTER 119 YOGYAKARTA EMERGENCY SERVICES (PSC 119 YES) DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciejournal keperawatan (e-kp) Volume: 1. Nomor: 1. Agustus 2013
PENGARUH PELATIHAN TEORI BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP PENGETAHUAN RESUSITASI JANTUNG PARU SISWA-SISWI SMA NEGERI 1 TOILI Christie Lontoh Maykel Kiling Djon Wongkar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciDIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
1 DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 2 1. PENDAHULUAN 2. PERAN FASYANKES PRIMER /DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA 3. DUKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebab kematian pada semua umur telah mengalami pergeseran dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebab kematian pada semua umur telah mengalami pergeseran dari penyakit menular ke Penyakit Tidak Menular (PTM) (Riskesdas, 2013). Tahun 2008 angka kematian di dunia
Lebih terperinciRESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )
RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR ) 1 MINI SIMPOSIUM EMERGENCY IN FIELD ACTIVITIES HIPPOCRATES EMERGENCY TEAM PADANG, SUMATRA BARAT MINGGU, 7 APRIL 2013 Curiculum vitae
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden. sebanyak 38 responden dan kelompok kontrol 38 responden.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Karakteristik Responden Terdapat 100 orang yang bersedia menjadi responden dan didapatkan 76 orang yang memenuhi kriteria inklusi
Lebih terperinciCODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan
Standar Prosedur Operasional (SPO) PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Diperiksa Oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan
Lebih terperinci(emergency) diperlukan nomor tunggal panggilan darurat
GUBERNUR DKI JAKARTA PERATURAN GUBERNUR DKI JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN NOMOR TUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
Lebih terperinciFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PROPOSAL KEGIATAN PENSIL (Pesta Anak Sehat Islam Luar Biasa) SD 16 MUHAMMADIYAH SURAKARTA DiselenggarakanOleh: DOKTER MUDA PERIODE 16 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS 2015/2016 Kesehatan adalah hak asasi
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Pemberi Layanan: (Dinas Kesehatan Bantul dan PMI Bantul)
LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Pemberi Layanan: (Dinas Kesehatan Bantul dan PMI Bantul) a. Evaluasi Konteks ( Contect ) No Indikator Pertanyaan 1. Tujuan Pelaksanaan 1. Apa tujuan pelaksanaan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Bencana merupakan. lingkungannya (Departemen Kesehatan RI, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang letak geografisnya pada wilayah yang rawan terkena bencana alam baik berupa bencana letusan gunung berapi, banjir, tsunami, tanah longsor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. INDONESIA SEHAT Dalam upaya menuju Indonesia Sehat 2010, maka
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Visi Departemen Kesehatan dalam melaksanakan pembangunan kesehatan adalah INDONESIA SEHAT 2010. Dalam upaya menuju Indonesia Sehat 2010, maka pengembangan pelayanan
Lebih terperinciPada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,
Lebih terperinciPROPOSAL
PROPOSAL Basic Life Support & Advanced Cardiovascular Life Support (BLS & ACLS) ============================================ Accordance with the curriculum of the American Heart Association (AHA) ============================================
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN PERSYARATAN CALON PETUGAS HAJI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPROPOSAL KEGIATAN PEDULI SAMPAH NASIONAL 2017 (PESAN2017) ALIANSI KOMUNITAS JOGJA
PROPOSAL KEGIATAN PEDULI SAMPAH NASIONAL 2017 (PESAN2017) ALIANSI KOMUNITAS JOGJA A. Nama Kegiatan PEDULI SAMPAH NASIONAL (PESAN2017) B. Tema Kegiatan Jangan Biarkan Bencana Akibat Sampah C. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam Pasal 28H Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan Hak bagi setiap warga Negara sebagaimana termaktub dalam Pasal 28H Ayat (1) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
Lebih terperinciFK UNAIR Sematkan Gelar Kehormatan pada Pakar Bedah Saraf Dunia
FK UNAIR Sematkan Gelar Kehormatan pada Pakar Bedah Saraf Dunia UNAIR NEWS Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali menggelar acara penganugerahan gelar kehormatan. Kali ini, FK UNAIR melalui
Lebih terperinciIGD RSUD CIBINONG MEMBERIKAN LAYANAN TRIASE SERDADU
IGD RSUD CIBINONG MEMBERIKAN LAYANAN TRIASE SERDADU (Triase dengan Stiker Deteksi Awal dan Deteksi Waktu) DENGAN 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Sabar) Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
Lebih terperinciOleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Abstrak
PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN SEKOLAH NEGERI SE-KECAMATAN BANTUL DALAM PENANGANAN DINI CEDERA OLAHRAGA MENGUNAKAN REST ICE COMPRESSION ELEVATION Oleh: Satriya Wicaksana Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITS NEGERI GORONTALO
GAMBARAN PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITS NEGERI GORONTALO Rahmawaty Latif 1, dr. Zuhriana K.Yusuf, M.Kes 2, Wirda Y. Dulahu, S.Kep, Ns, M.Kep
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENANGANAN GAWAT DARURAT TERPADU DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinci1. Melakukan kajian situasi
Kode Unit Judul Unit : O.842340.052.01 : Melakukan PertolonganPertama Deskripsi Unit : Unit ini menjelaskan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk memberikan tindakan pertolongan pertama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegawatdaruratan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Kondisi gawat darurat dapat terjadi akibat trauma atau non trauma yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang disertai perbaikan sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup ternyata
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan sarana transportasi, peralatan rumah tangga, dan industri yang disertai perbaikan sosial ekonomi dan perubahan gaya hidup ternyata membawa pengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat dari aktifitas manusia dalam rumah tangga, industri, trafic accident, maupun bencana alam. Luka bakar
Lebih terperinciBersama ini kami mohon kesediaan Bapak atau yang mewakili untuk hadir pada seminar ini yang akan diadakan pada :
No. : 121/IHCF/EM/I/2016 Perihal : Undangan Seminar Nasional dan Workshop 2016 Lampiran : 1 berkas Kepada Yth, Ketua Pengurus Pusat PERSI Di tempat Dengan Hormat, Dengan semakin meningkatnya angka korban
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR Umi Nur Hasanah 1), Yeti Nurhayati 2), Rufaida Nur Fitriana 3)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata dan sebagai kota pelayanan dengan perkembangannya diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pariwisata dan sebagai kota pelayanan dengan perkembangannya diantaranya pesatnya pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciPENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG
PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG Hendri Tamara Yuda 1, Putra Agina WS 2 1,2 Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. SCIENTIA JOURNAL Vol.2 No.1 Mei 2013 STIKes PRIMA JAMBI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENANGANAN KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PASIEN CEDERA KEPALA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT DAERAH KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya dalam bidang transportasi. Masyarakat moderen menempatkan trasportasi sebagai kebutuhan sekunder yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan di Indonesia adalah pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu
Lebih terperinciTempat pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan di tempat yang diatur oleh penyelenggara
STANDARDISASI UMUM Deskripsi kegiatan 1. Kegiatan skala nasional Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) adalah kegiatan yang dilaksanakan dari, oleh, dan untuk anggota PTBMMKI,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS KESEHATAN UPT RUMAH SAKIT KUSTA SUMBERGLAGAH Dsn. Sumberglagah, Ds. Tanjungkenongo Pacet, Mojokerto Telp (0321) 690441, 690106 Fax.(0321) 690137 Kode Pos 61374 KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkungan. Tentu saja akibat-akibat negatif itu menjadi tanggungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka perkembangan industri di suatu negara, masalah besar yang selalu timbul adalah kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan dampak negatif industri terhadap
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN DAN SIMULASI BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMAN 9 KOTA MANADO. *Mulyadi
PENGARUH PENYULUHAN DAN SIMULASI BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMAN 9 KOTA MANADO *Mulyadi *Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Lebih terperinci