PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH   

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Profil Pendidikan 2014

GAMBARAN UMUM PELAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan di Kabupaten Lombok Barat. 2. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap situs kependudukan pada tingkat

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

TABEL 31 JUMLAH DANA MENURUT SUMBER SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009/2010

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

KOMPILASI DATA PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN

Daftar Tabel. Halaman

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Mei 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN Jakarta, Maret

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016

BAB II ASPEK STRATEGIS

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB IV GAMBARAN UMUM

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Salam kami, Tim penyusun. Hal. i

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Geografis, Topografis dan Geohidrologi

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/16

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Katalog BPS :

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

PROYEKSI PRASARANA DAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN TAHUN 2012/ /2021

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WAY JEPARA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

ANALISIS KINERJA PENDIDIKAN PROVINSI ACEH

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IKHTISAR DATA PENDIDIKAN TAHUN 2012/2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013


KATA PENGANTAR. Kami berharap semoga Profil Pendidikan Kabupaten Karangasem tahun ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA. NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) (5) 3 % 1,31 % 43,67

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN GALANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan

BAB IV GAMBARAN UMUM

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Transkripsi:

PROFIL PENDIDIKAN KOTA MATARAM PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SUB BAGIAN INFORMASI DAN PERENCANAAN Tahun 2016

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Mataram telah dapat menyelesaikan penyusunan Buku Profil Pendidikan Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016. Penyusunan Buku Profil Pendidikan ini merupakan salah satu kebijakan pimpinan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya agar setiap Kabupaten/Kota memiliki data pendidikan yang lengkap dan akurat yang disusun berdasarkan data quisioner pendidikan dalam kurun waktu 31 Juli 2015 sampai dengan 31Juli 2016. Materi Buku Profil ini menyajikan berbagai jenis data dan informasi mengenai pendidikan formal maupun non formal, administrasi Pemerintah Daerah, Demografi, Geografi, Ekonomi, Sosial Budaya dan Agama di Kota Mataram Kami menyadari bahwa Profil Pendidikan ini masih belum sempurna, karena itu saran dan pendapat akan selalu diperhatikan. Semoga bermanfaat. Mataram, 31 Desember 2015 Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Mataram H. Sudenom, S.Pd, MM NIP. 19611231 198301 1 060 i

VISI DAN MISI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Untuk Membentuk Insan Yang Cerdas dan Berkarakter Kuat Misi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Mataram M 1 M 2 M 3 M 4 M 5 Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, pemuda dan olahraga Meningkatkan kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan, pemuda dan olahraga ii

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... Visi dan Misi..... Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B. Tujuan C. Ruang Lingkup.. BAB II KEADAAN UMUM A. Peta Kota Mataram B. Non Pendidikan. 1. Administrasi Pemerintahan Daerah. 2. Demografi 3. Geografi... 4. Ekonomi... 5. Sosial Budaya dan Agama..... 6. Transportasi dan Komunikasi.. C. Pendidikan. 1. Tingkat Taman Kanak-Kanak. 2. Tingkat SLB 3. Tingkat Sekolah Dasar. 4. Tingkat Sekolah Menengah Pertama... 5. Tingkat Sekolah Menengah Atas. BAB III KINERJA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH A. Pemerataan Pendidikan. B. Peningkatan Mutu dan Relevansi. 1. Tingkat SD (SD dan MI). 2. Tingkat SMP (SMP dan MTs) 3. Tingkat SMA (SMA, SMK dan MA).. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi. i ii iii 1 1 2 3 3 4 4 7 8 9 10 11 11 13 14 16 18 22 23 23 24 25 27 28 iii

BAB I PENDAHULUAN Profil pendidikan pada Bab I Pendahuluan dimulai dengan penjelasan tentang latar belakang perlunya Profil Pendidikan, dilanjutkan dengan tujuan dan diakhiri dengan ruang lingkup disusunnya buku ini. A. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan di bidang pendidikan Kota Mataram diperlukan data dan informasi yang lengkap tidak hanya menyangkut data di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga melainkan juga di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Pada kenyataannya untuk mendapatkan data dan informasi khususnya di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga sangat sulit. Hal ini disebabkan setiap instansi memiliki data yang berbeda dan belum ada keseragaman dalam penyediaan data. Agar diperoleh data yang terintegrasi, lengkap dan mutakhir mengenai keadaan pendidikan maka perlu dikaitkan dengan data dan informasi yang ada di luar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga seperti administrasi pemerintah daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama serta transportasi dan komunikasi. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan tidak hanya dapat dilakukan melalui faktor internal pendidikan melainkan juga harus dilihat faktor eksternal lainnya di luar sektor/dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Untuk mengatasi masalah tersebut Profil Pendidikan Dasar dan Menengah yang cukup komprehensif dapat dipandang sebagai bahan masukan yang cukup handal untuk penyusunan perencanaan pembangunan pendidikan yang realistis. Oleh karena itu dengan menggunakan profil pendidikan tersebut dapat diketahui dan diperhitungkan berbagai faktor yang ada termasuk faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi perkembangan khususnya perkembangan pendidikan. Berdasarkan data dan informasi yang komprehensif yang termuat di dalam profil pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kinerja Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemudian, dengan menggunakan kinerja yang ada diharapkan dapat dilakukan identifikasi masalah terhadap pemerataan, mutu dan relevansi, serta manajemen pendidikan. Berdasarkan masalah yang ada maka dilakukan analisis untuk perencanaan dengan pendekatan berdasarkan data dan informasi yang ada. B. Tujuan Tujuan umum disusunnya profil pendidikan adalah untuk menghasilkan data dan informasi yang terintegrasi antara data pendidikan dengan data non pendidikan yang dapat digunakan semua pihak yang berkepentingan dengan pembangunan pendidikan. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui kinerja pendidikan dasar dan menengah di suatu daerah serta masalah yang dihadapi sebagai bahan perencanaan yang menyangkut pemerataan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dan manajemen pendidikan. Setelah diketahui adanya suatu masalah diharapkan dapat disusun cara mengatasi masalah. Di samping itu kinerja pendidikan yang telah dikaitkan dengan faktor eksternal tersebut dapat digunakan 1

sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan seperti penyusunan perencanaan pembangunan wilayah, perencanaan pembangunan pendidikan, penyusunan kebijakan operasional pendidikan dan informasi bagi pihak yang memerlukan, khususnya informasi pendidikan di Kota Mataram. C. Ruang Lingkup Profil Pendidikan ini menyajikan keadaan umum non-pendidikan dan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keadaan umum nonpendidikan yang disajikan meliputi informasi tentang administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama, serta transportasi dan komunikasi. Informasi itu sangat diperlukan dan adanya saling keterkaitan yang mendukung perkembangan pendidikan di daerah. Keadaan umum pendidikan mencerminkan variabel-variabel pendidikan menurut jenjang serta kemajuan yang dicapai melalui indikator-indikator pendidikan di setiap jenjang pendidikan. Berdasarkan bahan yang tersedia disajikan kinerja dan analisis profil pendidikan yang mencerminkan kaitan antara indikator-indikator internal dan eksternal beserta permasalahannya sehingga diharapkan dapat memberikan informasi untuk keperluan perencanaan. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel dan memuat data dasar mengenai pendidikan dan data olahan yang menghasilkan indikator seperti angka, rasio dan perbandingan pendidikan menurut jenis dan jenjang pendidikan, baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah, BPS, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga maupun dari instansi lain. 2

BAB II KEADAAN UMUM Profil pendidikan pada Bab II keadaan umum dimulai dengan peta Kota Mataram yang menggambarkan letak Kota Mataram dalam kaitannya dengan lingkungan sekelilingnya. Kemudian dilanjutkan dengan keadaan non-pendidikan yang meliputi enam faktor yaitu administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya, transportasi dan komunikasi. Bab ini akan diakhiri dengan penjelasan mengenai keadaan pendidikan yang dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SM. A. Peta Kota Mataram Dapat dikemukakan bahwa batas wilayah Kota Mataram adalah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Labuapi, dan sebelah barat berbatasan dengan Selat Lombok. Peta Wilayah Kota Mataram B. Non-Pendidikan Keadaan non-pendidikan dimasukkan dalam Profil Pendidikan karena selama ini terdapat kesan bahwa faktor lingkungan sering kurang diperhitungkan dalam perencanaan pendidikan sehingga timbul berbagai masalah, antara lain: (1) input pendidikan kurang dikelola secara optimal, dan (2) output pendidikan dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kebutuhan lingkungan sehingga belum mampu menunjang pembangunan daerah. Untuk itu masalah non-pendidikan perlu dikaitkan dengan situasi kondisi pendidikan yang ada. 3

1. Administrasi Pemerintahan Daerah Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah merupakan koordinator semua instansi sektoral dan Kepala Daerah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kota Mataram sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus dicapai melalui pembangunan di semua bidang, termasuk di bidang pendidikan dan kebudayaan. Hal ini berarti bahwa rencana pembangunan pendidikan di Kota Mataram tidaklah berdiri sendiri melainkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Kota Mataram secara keseluruhan. Oleh karena itu segala usaha dan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang pendidikan di Kota Mataram harus berada di bawah koordinasi dari Pemerintah Daerah Kota Mataram untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan. Tabel 2.1 Administrasi Pemerintahan Kota Mataram Tahun 2015 No Variabel Jumlah 1 Kecamatan 6 2 Kelurahan 50 3 Kelurahan Tertinggal - 4 Luas Wilayah 61.30 Km 2 Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Kota Mataram terdiri atas 6 (enam) kecamatan dan terbagi ke dalam 50 (lima puluh) kelurahan yaitu : (1). Kecamatan Ampenan yang terdiri dari 10 kelurahan (2). Kecamatan Mataram yang terdiri dari 9 kelurahan (3). Kecamatan Cakranegara yang terdiri dari 10 kelurahan (4). Kecamatan Sekarbela yang terdiri dari 5 kelurahan (5). Kecamatan Selaparang yang terdiri dari 9 kelurahan (6). Kecamatan Sandubaya yang terdiri dari 7 kelurahan Dengan luas wilayah seluruhnya 61.30 km 2. (lihat Tabel 2.1). 2. Demografi Pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian, penduduk baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, aspek-aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang ditemui dalam masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan. Dengan demikian, aspek kependudukan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan. 4

No. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Usia Sekolah Kota Mataram Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Penduduk Penduduk Kelompok Usia Sekolah 4-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 1 Ampenan 89.042 4.370 9.322 2.686 2.137 2 Mataram 78.521 2.765 9.921 2.851 936 3 Cakranegara 71.495 3.937 9.114 3.826 586 4 Sekarbela 49.337 3.324 4.658 2.291 1.834 5 Selaparang 64.193 3.491 7.926 8.926 5.861 6 Sandubaya 59.366 3.554 5.720 3.486 2.764 Jumlah 411.954 21.441 46.661 24.066 14.118 Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Jumlah penduduk dan usia sekolah di Kota Mataram adalah 411.954 orang dengan perincian 21.441 orang berusia 4-6 Tahun (5.20%), 46.661 orang berusia 7-12 tahun ( 11.33%), 24.066 orang berusia 13-15 tahun ( 5.84%) dan 14.118 orang berusia 16-18 tahun (3.43%) (lihat Tabel 2.2). Tabel 2.3 Sex Ratio Penduduk Kota Mataram Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kecamatan Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio Kecamatan Ampenan 43.283 42.769 86.052 101 Kecamatan Sekarbela 30.841 31.667 62.508 97 Kecamatan Mataram 39.877 41.573 81.450 96 Kecamatan Selaparang 36.376 38.137 74.513 95 Kecamatan Cakranegara 32.808 33.708 66.516 97 Kecamatan Sandubaya 34.883 35.142 70.025 99 Jumlah / Total 218.068 222.996 441.064 98 Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang disebut Sex Ratio (SR). Untuk keperluan perencanaan, SR merupakan informasi yang dapat menggambarkan perbandingan penduduk menurut jenis kelamin sehingga pemenuhan berbagai aspek pelayanan untuk laki-laki dan perempuan dapat terpenuhi. 5

No. Tabel 2.4 Tingkat Kepadatan Penduduk Usia Sekolah di Kota Mataram Tahun 2015 Kecamatan Luas Wilayah (km2) Kepadatan Penduduk Usia Sekolah/Km2 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 1 Ampenan 9,46 985.412 283.932 225.899 10 2 Mataram 10,76 961.337 276.260 90.698 9 3 Cakranegara 9,67 846.240 355.246 54.410 10 4 Sekarbela 10,32 451.357 221.996 177.713 5 5 Selaparang 10,77 129.299 145.612 95.612 9 6 Sandubaya 10,32 554.264 337.791 267.829 7 Kelurahan Seluruhnya Tertinggal % DT Jumlah 61,30 761.191 392.594 230.310 50 - - Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Jumlah penduduk Kota Mataram tahun 2013 adalah 431.876 orang. Berdasarkan data tersebut penduduk Kota Mataram tahun 2014 ini bertambah 441.064 orang ( 2.08%) dari tahun sebelumnya dengan tingkat kepadatan penduduk usia sekolah per Kecamatan terlihat pada tabel 2.4. Untuk tingkat kepadatan penduduk per Kecamatan di Kota Mataram pada tahun 2014, Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ampenan yaitu 9.096 jiwa/km2, jumlah tersebut lebih tinggi dari jumlah rata-rata kepadatan penduduk di Kota Mataram sebesar 7.195 jiwa/km2, lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.5 Kepadatan Penduduk Kota Mataram Per Kecamatan No Kecamatan Luas Wilayah (Km) Jumlah Penduduk Kepadatan Per (Km2) 1 Ampenan 9,46 86.052 9.096 2 Sekarbela 10,32 62.508 6.057 3 Mataram 10,76 81.450 7.570 4 Selaparang 10,77 74.513 6.919 5 Cakranegara 9,67 66.516 6.879 6 Sandubaya 10,32 70.025 6.785 Total 61,30 441.064 7.195 2013 61,30 431.876 7.045 2012 61,30 422.673 6.895 2011 61,30 413.622 6.748 2010 61,30 404.502 6.599 Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 6

Tabel 2.6 Keadaan Demografi Tahun 2015 No Komponen Jumlah % 1 Penduduk Seluruh 411.954 100 % 2 Penduduk 7-12 th 46.661 11.33 % 3 Penduduk 13 15 th 24.066 5.84 % 4 Penduduk 16 18 th 14.118 3.43 % Sumber Data : Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Mataram Secara demografi Kota Mataram dapat digambarkan sebagai berikut : dari keseluruhan jumlah penduduk tahun 2015 sebesar 411.954 orang dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Penduduk usia 7 12 tahun sebanyak 46.661 orang (11.33 %) 2. Penduduk usia 13 15 tahun sebanyak 24.066 orang (5.84 %) 3. Penduduk usia 16 18 tahun sebanyak 14.188 orang (3.43 %) 3. Geografi Faktor geografi yang dimaksud mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya alam (SDA) sehingga dapat berpengaru h besar terhadap pembangunan pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat menghambat. Tersedianya sumberdaya alam merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak menguntungkan yaitu keadaan pemukiman penduduk yang padat merupakan kendala dalam upaya peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar. Keadaan topografi di wilayah Kota Mataram perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan : (1) rencana penentuan lokasi sekolah; (2) rencana rayonisasi penerimaan siswa baru; (3) rencana supervisi sekolah dan pengendalian; (4) rencana penempatan guru; (5) rencana pengadaan dan pendistribusian buku-buku serta peralatan pendidikan lainnya. Sumberdaya alam baik yang terkandung di daratan, di sungai, maupun di laut merupakan potensi ekonomi yang besar. Hal ini berarti pengelolaan sumberdaya alam secara efisien akan meningkatkan pendapatan pemerintah daerah dan secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat jelas akan memberikan dampak positif terhadap penyediaan dana dan fasilitas pendidikan sehingga pengembangan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Di Kota Mataram tidak terdapat sumberdaya alam yang menonjol, tetapi mata pencaharian yang berasal dari sumberdaya alam di antaranya adalah perikanan dan pertanian. 7

Tabel 2.7 Penggunaan Lahan Menurut Kesesuaian dengan RUTR di Kota Mataram No. PENGGUNAAN LAHAN Luas Wilayah (Ha) 1 Perumahan 2.414.48 2 Lapangan Olahraga 46.10 3 Kuburan 51.64 4 Perkantoran 115.45 5 Pendidikan 151.82 6 Kesehatan 23.37 7 Ibadah 63.33 8 Pasar/Terminal 68.35 9 Pertokoan/SPBU 104.57 10 Warung/Rumah Makan 1.55 11 Hotel 18.91 12 Pergudangan 52.24 13 Industri 51.75 14 Taman Kota 6.07 15 Tanah diperuntukan 129.88 16 Tanah Pertanian 2.748.22 17 Tanah tidak diusahakan 81.89 0.38 J u m l a h 6.130.00 Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Keterangan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kota Mataram yang berwawasan ramah lingkungan harus dijadikan pedoman perencanaan terpadu pembangunan agar tatanan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya buatan (SDB) dapat dilakukan secara tepat guna, berdaya-guna serta berhasil-guna secara berkelanjutan. 4. Ekonomi Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring dengan pengembangan kualitas sumberdaya manusia ( SDM). Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicitacitakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang (harmonis). 8

Tabel 2.8 Keadaan Ekonomi 2015 No Komponen Jumlah (Rp) 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 202.589.000.000 2 Pendapatan Regional Perkapita 26.373.873 3 Pajak Bumi dan Bangunan 18.000.000.000 4 Upah Minimum Propinsi (UMP) 1.330.000 5 Mata Pencaharian Menurut Sektor : 1. Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 479.257.809 2. Industri Pengolahan 1.053.099.636 3. Listrik, Gas 9.194.481 4. Jasa dan Lainnya 548.854.981 Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur antara lain dari pendapatan per kapita, penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB), pendapatan asli daerah (PAD) serta gambaran kualitatif tentang keadaan sandang, pangan dan perumahan masyarakat. PAD tahun 2014 Kota Mataram adalah sebesar Rp. 202.589.000.000,- penerimaan dari PBB sebesar Rp 18.000.000.000,- sedangkan UMP yang berlaku adalah Rp 1.330.000,- (Tabel 2.8) Tabel 2.10 PDRB Kota Mataram 2012-2014 PDRB (jutaan rupiah) Indeks Berantai pendatapatan Regional Tahun Berlaku Konstan 2000 Berlaku Konstan 2000 2012 9.124.323.159 8.476.038.912 100 % 100 % 2013 10.149.704.301 9.149.603.531 100 % 100 % 2014 11.632.566.112 9.890.519.911 100 % 100 % Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 5. Sosial Budaya dan Agama Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat Kota Mataram dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Budaya Prisaian 2. Budaya Tari Gandrung 3. Baca Barzanji/Serakalan 4. Gendang Beleq 5. Zikir Zaman 6. Pembaca Hikayat 7. Pembayun, dll 9

Tabel 2.11 Keadaan Sosial Budaya dan Agama No Variabel Jumlah Persentase (%) 1. Penduduk 449.113 Orang 100% a. Islam 357.543 Orang 79.61% b. Nasrani (Protestan & Khatolik) 12.621 Orang 2.81% c. Hindu 71.269 Orang 15.87% d. Budha 7.680 Orang 1.71% 2. Tempat Ibadah 1.386 Buah 100% a. Masjid 244 Buah 17,60% b. Musholla 933 Buah 67,32% b. Gereja 16 Buah 1,15% c. Pura 183 Buah 13,20% d. Vihara/klenteng 10 Buah 0,72% 3. Sarana Kesehatan 71 Buah 100% a. Puskesmas Induk 10 Buah 14,08% b. Puskesmas Pembantu 16 Buah 22,54% c. Puskesmas Keliling 17 Buah 23,94% d. Rumah Sakit 10 Buah 14,08% e. Rumah Sakit Bersalin 7 Buah 9,86% e. Balai Pengobatan 11 Buah 15,49% Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2015 Gambaran keadaan keagamaan di Kota Mataram adalah sebagai berikut : jumlah penduduk beragama Islam sebanyak 357.543 orang ( 79.61%), Nasrani (Protestan dan Katholik) sebanyak 12.621 orang (2.81%), Hindu sebanyak 71.269 orang (15.87%), dan Budha sebanyak 7.680 orang (1.71%). Untuk mengamalkan ibadahnya pemeluk agama tersebut didukung oleh adanya masjid dan musholla sejumlah 1.177 (84,92%), gereja 16 buah (1,15%), pura 183 buah ( 13,20%), vihara/klenteng 10 buah(0,72%). (Tabel 2.11). 6. Transportasi dan Komunikasi Sarana dan prasarana perhubungan baik transportasi dan komunikasi merupakan sarana untuk memperpendek jarak antara daerah satu dengan daerah yang lain. Transportasi merupakan alat angkut baik transportasi darat (kereta api, bus, mobil pribadi, sepeda motor, sepeda dan lain-lain), maupun transportasi perairan (kapal laut, motor boat, perahu, dan la in-lain) dan transportasi udara sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Semua sarana tersebut ditujukan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari satu tempat ke tempat lain, serta meningkatkan mobilitas manusia ke tempat tujuan baik dari pedesaan sampai ke perkotaan, daerah perbatasan sampai ke daerah terpencil, ataupun membantu kemudahan siswa dari tempat tinggal menuju ke sekolah. 10

Tabel 2.12 Transportasi dan Komunikasi No Variabel Jumlah 1 Kelas Jalan a. Kelas I 29.506 Km b. Kelas II 58.830 Km c. Kelas III 319.715 Km 1 Jumlah TV 87,991 Unit 2 Radio Komunikasi 1.484 Unit 3 Antena parabola 827 Unit 4 Palwa Vidio 42 Unit 5 Radio 84.646 Unit Sumber Data : Mataram Dalam Angka 2014 C. Pendidikan Sarana komunikasi penting lainnya yang mempengaruhi arus komunikasi baik bagi perorangan maupun kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, dan swasta serta lembaga perdagangan adalah : (1) jumlah TV sebanyak 87.991 unit (2) Radio komunikasi 1.484 (3) Antena Parabola 827 (4) palwa Vidio 42 dan (5) Radio 84.646 (Tabel 2.12). Kemajuan pendidikan di Kota Mataram cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan telah menyebabkan makin berkembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan maka pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau daerah pinggiran, daerah dengan penduduk miskin, dan daerah padat penduduk. Secara rinci, pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak sama. Oleh karena itu, akan dijelaskan tentang keadaan tingkat TK/RA, tingkat SD/MI, tingkat SMP/MTs, serta tingkat SMA/MA/SMK. 1. Tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah TK Negeri dan Swasta sejumlah 99 sekolah, ruang kelas sejumlah 285 buah, jumlah siswa sejumlah 5.738 orang, kelompok belajar sejumlah 488 buah dan guru berjumlah 522 orang ( dengan perincian 93 orang berstatus dan Non sebanyak 429 orang (Tabel 2.13a). 11

No Kecamatan Tabel 2.13a Jumlah Siswa, Guru TK di Kota Mataram Tahun 2014/2015 Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru TK di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Kelompok Ruang Kelas Sekolah Siswa Belajar Milik N S Jml Neg Swa Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan 0 18 18 0 1.067 1.067 0 36 36 0 49 49 16 73 89 2 Mataram 1 24 25 58 1.419 1.477 4 111 115 5 68 73 29 110 139 3 Cakranegara 1 14 15 34 922 956 0 34 34 0 42 42 14 67 81 4 Sekarbela 0 10 10 0 532 532 0 18 18 0 27 27 6 44 50 5 Selaparang 1 20 20 92 1.030 1.122 5 198 203 5 54 59 20 84 104 6 Sandubaya 1 11 11 90 494 584 0 82 82 4 31 35 8 51 59 Jumlah 4 95 99 274 5.464 5.738 9 479 488 14 271 285 93 429 522 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 No Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah RA Negeri dan Swasta sejumlah 26 sekolah, ruang kelas sejumlah 72 buah, jumlah siswa sejumlah 1.708 orang, kelompok belajar sejumlah 48 buah dan guru berjumlah 163 orang (dengan perincian 7 orang berstatus dan Non sebanyak 156 orang (Tabel 2.13b) Kecamatan Sekolah Tabel 2.13b Jumlah Siswa, Guru RA di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru RA di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Siswa Kelompok Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml Neg Swa Jml N S Jml N S Jml Non Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan 0 5 5 0 215 215 0 13 13 0 14 14 1 23 24 2 Mataram 0 6 6 0 361 361 0 8 8 0 17 17 1 33 34 3 Cakranegara 0 1 1 0 71 71 0 3 3 0 2 2 0 7 7 4 Sekarbela 0 4 4 0 327 327 0 13 13 0 9 9 2 34 36 5 Selaparang 0 7 7 0 624 624 0 5 5 0 26 26 2 49 51 6 Sandubaya 0 3 3 0 110 110 0 6 6 0 4 4 1 10 11 Jumlah 0 26 26 0 1.708 1.708 0 48 48 0 72 72 7 156 163 Keadaan guru menurut kualifikasi di Taman Kanak-Kanak Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru yang berpendidikan SMA berjumlah 114 orang, PGSKP/D-I berjumlah 6 orang, PGSLA-II berjumlah 22 orang, Sarjana Muda/D-III berjumlah 6 orang dan Sarjana S-I sebanyak 371 orang, dan S2 berjumlah 3 orang. (Tabel 2.14). Non Jml 12

Tabel 2.14 Jumlah Guru TK Negeri dan Swasta Berdasarkan Ijazah di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Guru Menurut Ijazah Tertinggi dan Jenis Kelamin No. Kecamatan <= SLTA PGSLP /D1 PGSLA /D2 Sarmud / D3 Sarjana / S1 S2 Jumlah L P L P L P L P L P L P L P L+P 1 Ampenan 0 26 0 2 0 2 0 1 1 57 0 0 1 88 89 2 Mataram 1 19 0 2 1 6 0 2 4 102 0 2 6 133 139 3 Cakranegara 2 19 0 0 0 5 0 1 2 51 0 1 4 77 81 4 Sekarbela 0 14 0 0 0 2 0 0 1 33 0 0 1 49 50 5 Selaparang 0 19 0 1 1 2 0 0 5 76 0 0 6 98 104 6 Sandubaya 0 14 0 1 0 3 0 2 1 38 0 0 1 58 59 Jumlah 3 111 0 6 2 20 0 6 14 357 0 3 19 503 522 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Keadaan guru menurut kualifikasi di Raudhatul Athfal Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru yang berpendidikan SMA berjumlah 28 orang, PGSKP/D-I berjumlah 0 orang, PGSLA-II berjumlah 3 orang, Sarjana Muda/D-III berjumlah 3 orang dan Sarjana S-I sebanyak 123 orang dan S2 berjumlah 6 orang. (Tabel 2.14). No. Jumlah Guru RA Negeri dan Swasta Berdasarkan Ijazah di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Kecamatan Guru Menurut Ijazah Tertinggi dan Jenis Kelamin PGSLP PGSLA Sarmud Sarjana <= SLTA S2 Jumlah /D1 /D2 / D3 / S1 L P L P L P L P L P L P L P L+P 1 Ampenan 0 5 0 0 0 0 0 0 0 19 0 0 0 24 24 2 Mataram 1 2 0 0 0 2 0 1 0 28 0 0 1 33 34 3 Cakranegara 0 2 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 7 7 4 Sekarbela 0 9 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 36 36 5 Selaparang 0 5 0 0 0 0 0 2 1 43 0 0 1 50 51 6 Sandubaya 0 4 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 0 11 11 Jumlah 1 27 0 0 0 3 0 3 1 122 0 6 2 161 163 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 2. Tingkat Sekolah Luar Biasa Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SLB Negeri dan Swasta sejumlah 3 sekolah (sekolah negeri = 1 dan sekolah swasta = 2) dengan ruang kelas sejumlah 33 buah, jumlah siswa sejumlah 300 orang, kelompok belajar sejumlah 0 buah dan jumlah guru 51 orang terdiri dari 37 orang berstatus dan Non 14 orang. (Tabel 2.15) 13

No No. Kecamatan Tabel 2.15 Jumlah Sekolah, Siswa dan Guru SLB di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 SLB Jumlah Siswa Kelompok Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml Neg Swa Jum N S Jum N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan 1 0 1 136 0 136 0 0 0 20 0 20 17 6 23 2 Mataram 0 1 1 0 129 129 0 0 0 0 0 0 14 2 16 3 Cakranegara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Sekarbela 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 Selaparang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Sandubaya 0 1 1 0 35 35 0 0 0 0 13 13 6 6 12 Jumlah 1 2 3 136 164 300 0 0 0 20 13 33 37 14 51 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 3. Tingkat Sekolah Dasar (SD dan MI) Kecamatan Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah SD sejumlah 161 sekolah (sekolah negeri 143 dan swasta 18), Jumlah siswa sebanyak 43.569 orang (siswa sekolah negeri 39.071 dan swasta 4.498 orang), Rombongan belajar sebanyak 1.443 (negeri 1.226 dan swasta 217 ), Ruang kelas milik sebanyak 1.242 ruang (sekolah negeri 1.053 dan swasta 189 ruang), dan Jumlah guru dan Non sebanyak 2.141 orang (Guru 1.254 dan Guru Non 887 orang). (Tabel 2.16) Tabel 2.16 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SD di Kota Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016 Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Non Jum Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan 23 6 29 7.430 1.402 8.832 224 60 284 183 58 241 213 194 407 2 Mataram 28 5 33 7.359 1.664 9.023 234 95 329 202 69 271 253 242 495 3 Cakranegara 30 2 32 7.820 678 8.498 255 28 283 233 32 265 268 201 469 4 Sekarbela 18 1 19 4.494 142 4.636 152 7 159 123 7 130 155 62 217 5 Selaparang 28 2 28 7.047 289 7.336 202 15 217 183 12 195 215 95 310 6 Sandubaya 18 2 20 4.921 323 5.244 159 12 171 129 11 140 150 93 243 Jumlah 143 18 161 39.071 4.498 43.569 1.226 217 1.443 1.053 189 1.242 1.254 887 2.141 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, jumlah MI sejumlah 23 sekolah (sekolah negeri 3 dan swasta 20), Jumlah siswa sebanyak 4.105 orang (siswa sekolah negeri 1.149 dan swasta 2.956 orang), Rombongan belajar sebanyak 177 (negeri 38 dan swasta 139), Ruang kelas milik sebanyak 149 ruang (sekolah negeri 32 dan swasta 117 ruang), dan Jumlah guru dan Non sebanyak 311 orang (Guru 67 dan Guru Non 244 orang). (Tabel 2.17) 14

No. Kecamatan Tabel 2. 17 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MI di Kota Mataram Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016 Rombongan Siswa Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan 0 5 5 0 829 829 0 35 35 0 26 26 6 62 68 2 Mataram 1 3 4 341 557 898 12 24 36 7 19 26 18 33 51 3 Cakranegara 1 3 4 279 480 759 9 22 31 9 17 26 18 41 59 4 Sekarbela 0 3 3 0 317 317 0 18 18 0 17 17 3 28 31 5 Selaparang 1 1 2 529 177 706 17 7 24 16 7 23 15 19 34 6 Sandubaya 0 5 5 0 596 596 0 33 33 0 31 31 7 61 68 Jumlah 3 20 23 1.149 2.956 4.105 38 139 177 32 117 149 67 244 311 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SD Negeri lebih banyak dari SD Swasta yaitu SD Negeri sebanyak 143 sekolah dengan jumlah siswa 39.071 orang sedangkan SD Swasta sebanyak 18 sekolah dengan jumlah siswa 4.498 orang, sebaliknya jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta lebih banyak dibandingkan dengan Madrasah Negeri, Madrasah Negeri sebanyak 3 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 1.149 orang dan Madrasah Swasta sebanyak 20 buah dengan jumlah siswa 2.956 orang. Hal ini disebabkan karena MI lebih banyak dibangun oleh yayasan swasta sedangkan SD lebih banyak dibangun oleh pemerintah melalui program bantuan pembangunan sekolah dasar yang lebih dikenal dengan SD Inpres. Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan di SD dan MI yang memiliki ruang kelas paling banyak dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya sehingga jumlah ruang kelas dalam kondisi rusak ringan dan kondisi rusak berat paling banyak di SD dan MI, jenjang SD yaitu 1.032 ruang dalam kondisi baik, kondisi rusak ringan 181 ruang dan kondisi rusak berat 29 ruang sedangkan jenjang MI yaitu 124 ruang dalam kondisi baik, kondisi rusak ringan 20 ruang dan kondisi rusak berat 5 ruang. Banyaknya ruang kelas yang kondisi rusak berat ini menunjukkan mutu prasarana yang buruk berakibat secara tidak langsung akan menurunkan mutu sekolah. Selanjutnya jika dilihat dari APK di Sekolah Dasar, yaitu berjumlah 102.97 % sedangkan APM-nya adalah 74.60 %. Lulusan Sekolah Dasar yaitu 7.580 orang selanjutnya yang melanjutkan ke SMP adalah 9.532 orang (125.75 %) dan ke MTs 1.297 orang (17.11 %). Angka Drop Out pada tingkat Sekolah Dasar adalah 7 orang (0.02 %) serta angka mengulang sejumlah 376 orang (0.79 %). 15

No. 4. Tingkat Menegah Pertama (SMP dan MTs) Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, SMP Negeri, SMP Swasta, SMP Terbuka dan MTs berjumlah 66 sekolah, dengan jumlah ruang kelas sebanyak 747 ruang, jumlah guru 1.733 orang, sedangkan jumlah siswa 24.210 orang dengan jumlah rombongan belajar 612 rombel untuk SMP, 135 rombel untuk MTs dan 10 rombel untuk SMP Terbuka. (Tabel 2.18, Tabel 2.19 dan Tabel 2.20) Tabel 2.18 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMP di Kota Mataram Kecamatan Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016 Rombongan Siswa Belajar Ruang Kelas Milik Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta N S Jum N S Jum N S Jml N S Jum Non 1 Ampenan 5 3 8 2.039 209 2.248 69 9 78 110 13 123 104 82 186 2 Mataram 2 6 8 1.297 1.415 2.712 40 46 86 24 43 67 59 118 177 3 Cakranegara 3 2 5 3.239 458 3.697 91 16 107 79 18 97 115 75 190 4 Sekarbela 4 0 4 1.283 0 1.283 44 0 44 39 0 39 65 26 91 5 Selaparang 7 3 10 7.278 150 7.428 206 5 211 170 29 199 263 136 399 6 Sandubaya 6 0 6 2.876 0 2.876 86 0 86 79 0 79 123 68 191 Jumlah 27 14 41 18.012 2.232 20.244 536 76 612 501 103 604 729 505 1.234 Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 No. Kecamatan Tabel 2.19 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MTs di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S J4ml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan 0 4 4 0 438 438 0 20 20 0 25 25 5 63 68 2 Mataram 0 2 2 0 139 139 0 9 9 0 9 9 0 29 29 3 Cakranegara 0 1 1 0 134 134 0 6 6 0 6 6 1 12 13 4 Sekarbela 1 4 5 540 468 1.008 14 20 34 12 24 36 33 87 120 5 Selaparang 2 0 2 1.498 0 1.498 40 0 40 39 0 39 83 25 108 6 Sandubaya 0 7 7 0 610 610 0 28 28 0 20 20 5 104 109 Non Jml Jml Jumlah 3 18 21 2.038 1.789 3.827 54 83 137 51 84 135 127 320 447 Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 16

No. Tabel 2.20 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMP Terbuka di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Kecamatan Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta 1 Ampenan 1 0 1 45 0 45 3 0 3 3 0 3 5 10 15 2 Mataram 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Cakranegara 1 0 1 5 0 5 1 0 1 1 0 1 10 1 11 4 Sekarbela 1 0 1 32 0 32 3 0 3 3 0 3 9 2 11 5 Selaparang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 Sandubaya 1 0 1 57 0 57 3 0 3 1 0 1 9 6 15 Jumlah 4 0 4 139 0 139 10 0 10 8 0 8 33 19 52 Sumber : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 Tabel 2.21 Data Pokok SMP, SMP T dan MTs Tahun 2015/2016 No Komponen SMP MTs SMP TERBUKA SMP + MTs 1 Sekolah 41 21 4 66 2 Ruang Kelas menurut kondisi : a. Baik 554 118 7 679 b. Rusak Ringan 48 10 1 59 c. Rusak Berat 2 7 9 3 Guru menurut Ijazah a. SLTA 13 34 2 49 b. D1 4 1 0 5 c. D2 6 4 0 10 d. D3 23 2 2 27 e. S1 1.147 356 44 1.547 f. S2 39 16 2 57 g.guru Pamong 4 Jumlah siswa menurut kelas : a. Kelas 7 6.833 1.297 24 8.154 b. Kelas 8 6.723 1.253 42 8.018 c. Kelas 9 6.683 1.277 73 8.033 5 Rombongan Belajar 612 137 10 759 Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 Pada tabel tersebut digambarkan pula bahwa jumlah SMP lebih besar jika dibandingkan dengan MTs, hal ini terlihat di semua data yang ada. Seperti halnya dengan SMP dan MTs bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SMP Negeri lebih banyak dari SMP Swasta yaitu SMP Negeri 24 sekolah dengan jumlah siswa 18.012 orang, SMP swasta 17 sekolah dengan jumlah siswa 2.232 orang dan SMP Terbuka sebanyak 4 sekolah dengan jumlah siswa 139 orang, sebaliknya jumlah Madrasah Swasta lebih banyak dibandingkan dengan Madrasah Negeri yaitu MTs Negeri sebanyak 3 sekolah dengan jumlah murid 2.038 orang sedangkan MTs Swasta 18 buah dengan jumlah siswa 1.789 orang. Non Jml 17

Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan di SMP Negeri/Swasta ruang kelas dengan kondisi baik yaitu 554 buah, kondisi rusak ringan 48 buah, dan rusak berat 2 buah sedangan ruang kelas yang dimiliki MTs dengan kondisi baik sebanyak 118 buah, kondisi rusak ringan sebanyak 10 buah dan dalam kondisi rusak berat sebanyak 7 buah. Banyaknya ruang kelas dalam kondisi baik ini menunjukkan mutu prasarana yang baik berakibat secara tidak langsung akan meningkatkan mutu sekolah. Selanjutnya jika dilihat dari APK di Sekolah Menengah Pertama, yaitu berjumlah 101.58 % sedangkan APM-nya adalah 74.44 %. Lulusan Sekolah Menengah Pertama yaitu 7.651 orang. Angka Drop Out adalah 62 orang (0.81 %) serta angka mengulang sejumlah 60 orang ( 0.78 %). 5. Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK) No. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2015/2016, SMA berjumlah 24 sekolah, ruang kelas sejumlah 321 buah, jumlah guru 858 orang, jumlah siswa 11.657 orang dan rombongan belajar sebanyak 344 rombel dan MA sebanyak 12 sekolah, ruang kelas sejumlah 81 buah dengan jumlah siswa 2.461 orang dan rombongan belajar 126 rombel serta SMK sejumlah 21 sekolah, ruang kelas sejumlah 267 buah dengan jumlah siswa 9.623 orang dan jumlah rombel 332 buah. (lihat tabel 2.22, 2.23 dan 2.24). Tabel 2.22 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMA di Kota Mataram Kecamatan Sekolah Tahun 2015/2016 Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan 1 3 4 1.588 414 2.002 41 17 58 27 14 41 54 102 156 2 Mataram 0 6 6 0 673 673 0 28 28 0 35 35 5 106 111 3 Cakranegara 0 2 2 0 586 586 0 24 24 0 11 11 0 53 53 4 Sekarbela 1 1 2 1.645 49 1.694 42 3 45 30 3 33 64 40 104 5 Selaparang 3 4 7 3.799 277 4.076 98 18 116 92 41 133 152 117 269 6 Sandubaya 3 0 3 2.626 0 2.626 73 0 73 68 0 68 111 54 165 Jumlah 8 16 24 9.658 1.999 11.657 254 90 344 217 104 321 386 472 858 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 18

No. Tabel. 2.23 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru MA di Kota Mataram Tahun 2015/2016 Kecamatan Sekolah Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan 0 2 2 0 135 135 0 54 54 0 5 5 1 37 38 2 Mataram 0 3 3 0 263 263 0 12 12 0 12 12 2 65 67 3 Cakranegara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 Sekarbela 0 2 2 0 140 140 0 3 3 0 6 6 3 36 39 5 Selaparang 2 1 3 1.719 66 1.785 48 3 51 48 4 52 83 45 128 6 Sandubaya 0 2 2 0 138 138 0 6 6 0 6 6 1 37 38 Jumlah 2 10 12 1.719 742 2.461 48 78 126 48 33 81 90 220 310 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 No. Tabel 2.24 Jumlah Sekolah, Siswa, Rombongan Belajar, Kelas dan Guru SMK di Kota Mataram Kecamatan Sekolah Tahun 2015/2016 Siswa Rombongan Belajar Ruang Kelas Milik N S Jml N S Jml N S Jml N S Jml Jumlah Guru di Sekolah Negeri & Swasta Non Jml 1 Ampenan 1 1 2 454 45 499 18 3 21 13 0 13 34 25 59 2 Mataram 2 4 6 992 382 1.374 46 19 65 37 20 57 75 135 210 3 Cakranegara 0 1 1 0 301 301 0 17 17 0 17 17 0 36 36 4 Sekarbela 1 2 3 570 147 717 19 6 25 15 5 20 23 64 87 5 Selaparang 5 2 7 5.955 238 6.193 165 16 181 128 17 145 306 220 526 6 Sandubaya 1 1 2 509 30 539 21 2 23 13 2 15 24 33 57 Jumlah 10 11 21 8.026 1.143 9.623 269 63 332 206 61 267 462 513 975 Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 19

Tabel 2.25 Data Pokok SMA, SMK dan MA Tahun 2015/2016 No Komponen SMA SMK MA SMA + SMK + MA 1 Sekolah 24 21 12 57 2 Ruang Kelas menurut kondisi : a. Baik 304 265 69 638 b. Rusak Ringan 10 2 10 22 c. Rusak Berat 1 0 2 3 3 Guru menurut Ijazah a. SLTA 0 0 0 0 b. D1 7 7 11 25 c. D2 4 0 5 9 d. D3 165 52 1 218 e. S1 635 875 265 1.775 f. S2 41 41 28 110 4 Jumlah siswa menurut kelas : a. Kelas 10 4.323 3.564 842 8.729 b. Kelas 11 3.790 3.182 790 7.762 c. Kelas 12 3.544 2.778 829 7.151 5 Rombongan Belajar 344 332 126 802 Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 Bila dilihat menurut status sekolah, jumlah SMA Negeri lebih sedikit dari SMA Swasta yaitu SMA Negeri 8 sekolah sedangkan SMA Swasta 16 sekolah dan MA Negeri 2 sekolah sedangkan MA Swasta 10 sekolah tapi bila dilihat dari jumlah siswa maka jumlah siswa SMA/MA Negeri lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah siswa SMA/MA Swasta, yaitu SMA Negeri berjumlah 9.658 orang sedangkan siswa SMA Swasta 1.999 orang, dan jumlah siswa MA Negeri 1.719 orang sedangkan MA Swasta 742 orang. Jumlah SMK Negeri 10 sekolah dan SMK Swasta 11 sekolah dengan jumlah siswa SMK Negeri 8.026 orang sedangkan SMK Swasta 1.143 orang. Ternyata jumlah SMA/MA lebih banyak dibandingkan dengan SMK, hal ini disebabkan pembangunan SMA lebih murah dibandingkan dengan SMK sehingga wajar jika SMA/MA lebih banyak. Sesuai dengan banyaknya siswa yang ada, lulusan SMA juga lebih banyak jika dibandingkan dengan lulusan SMK. Dari ketiga jenis sekolah menengah ke atas yang ada, jumlah ruang kelas yang paling besar memiliki kondisi yang baik adalah SMA, sedangkan ruang kelas yang memiliki kondisi rusak berat terdapat pada MA. Melihat kondisi yang rusak berat ini, selayaknya jika pada jenis sekolah tersebut diprioritaskan untuk memperoleh bantuan rehabilitasi terlebih dahulu dibandingkan dengan dua jenis sekolah lainnya. Menurut kualifikasi guru di SMA Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 7 orang, PGSLA-II 4 orang, Sarmud/D-III 165 orang, Sarjana/S-I 635 orang serta Sarjana Magister/S-II berjumlah 41 orang, kualifikasi guru di MA dapat dirinci sebagai berikut : guru berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 11 orang, PGSLA-II 5 orang, Sarmud/D-III 1 orang, Sarjana/S-I 265 orang serta Sarjana Magister/S-II berjumlah 28 orang. Sedangkan kualifikasi guru di SMK Negeri dan Swasta dapat dirinci sebagai berikut : guru 20

berpendidikan kurang atau sama dengan DI berjumlah 7 orang, PGSLA-II 0 orang, Sarmud/D-III 52 orang, Sarjana/S-I 875 orang serta Sarjana Magister/S-2 41 orang. Selanjutnya, jika dilihat dari tingkat kualifikasi pendidikan guru baik di SMA/MA/SMK, dapat disimpulkan bahwa guru-guru di tingkat sekolah menengah ke atas tersebut lebih banyak yang berijazah Sarjana S1 bahkan ada yang telah berijazah pasca sarjana (S2). Bila dilihat fasilitas sekolah yang seharusnya ada, ternyata tidak semua fasilitas yang ada dimiliki oleh SMA, MA, atau SMK. Perpustakaan, lapangan olahraga, UKS terdapat di tiga jenis sekolah, sedangkan bengkel dan ruang praktik hanya di SMK. Kondisi sekolah yang tidak memiliki fasilitas tersebut hendaknya menjadi prioritas dalam pembangunan fasilitas tersebut. Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan di SMA/MA/SMK. Ruang kelas dengan kondisi baik yaitu 304 ruang, kondisi rusak ringan 10 ruang dan kondisi rusak berat 1 ruang untuk tingkat SMA, sedangan ruang kelas yang dimiliki MA dengan kondisi baik sebanyak 69 ruang, kondisi rusak ringan sebanyak 10 ruang dan terdapat 2 ruang kelas dengan kondisi rusak berat. Sedangkan untuk tingkat SMK ruang kelas yang kondisinya baik berjumlah 265 buah ruang kelas untuk rusak ringan berjumlah 2 ruang dan terdapat 0 ruang kelas dengan kondisi rusak berat. Banyaknya ruang kelas dalam kondisi baik ini menunjukkan mutu prasarana yang baik berakibat secara tidak langsung akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Selanjutnya jika dilihat dari APK di SMA/MA/SMK sebesar 168.16 % sedangkan APM-nya adalah 124.79 %. Lulusan SMA/MA/SMK yaitu sebesar 7.016 orang. Dengan Angka Drop Out adalah 5 orang (0.04 %) untuk tingkat SMA, 8 orang (0.33 %) untuk tingkat MA dan 98 orang (1,02 %) untuk tingkat SMK dengan jumlah angka mengulang 43 orang ( 0.34 %) untuk tingkat SMA, 5 orang (0.20 %) untuk tingkat MA dan 115 orang (1.20 %) untuk tingkat SMK. 21

BAB III KINERJA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Kinerja pendidikan dasar dan menengah pada bab III akan dimulai dengan kinerja dipandang dari sudut pemerataan pendidikan, dilanjutkan dengan peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, dan diakhiri dengan efisiensi internal pendidikan. Untuk pemerataan, peningkatan mutu, dan efisiensi internal, kinerja yang dilihat adalah menurut jenjang pendidikan yaitu tingkat SD, SMP, dan SM, sedangkan untuk relevansi yang dilihat hanyalah SD, SMA, dan SMK. A. Pemerataan Pendidikan Berdasarkan APK yang ada, ternyata APK tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK yaitu 168.16 % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu 101.58 %. Tingginya APK pada SMA/MA/SMK di akibatkan oleh banyaknya siswa di luar usia sekolah yang berada di jenjang tersebut. Tabel 3.1 Indikator Pemerataan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 SMA/MA/ SD+MI SMP+MTs No INDIKATOR SMK % % % 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) 102.97 % 101.58 % 168.16 % 2 Angka Partisipasi Murni (APM) 74.60 % 74.44 % 124.79 % 3 a. Siswa/Guru 30:1 30:1 24:1 b. Siswa/Kelas 34:1 34:1 32:1 c. Siswa/Sekolah 300:1 360:1 430:1 d. Kelas/Guru 1:2 1:3 1:3 e. Guru/Sekolah 14:1 27:1 38:1 f. Kelas/Ruang Kelas 1:1 1:1 1:1 4 Angka Mengulang 0.79 % 0.25 % 0.66 % 5 Angka Putus Sekolah 0.01 % 0.26 % 0.45 % 6 Angka melanjutkan/transisi dari SD/MI ke SMP/MTs 142.86 % 7 Angka melanjutkan/transisi dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 112.95 % Sumber Data : Buku Saku Pendidikan 2015/2016 APM yang tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK yaitu 124.79 % dan yang terendah di tingkat SMP/MTs yaitu 74.44 %. Berdasarkan APM dapat diketahui bahwa pada tingkat SMA/MA/SMK anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat di tingkat SMA/MA/SMK. Indikator berikutnya membicarakan tentang rasio siswa per guru, siswa per kelas, siswa per sekolah, kelas per guru, guru per sekolah dan kelas per rombel. Rasio siswa per guru tertinggi terdapat di tingkat SMA/MA/SMK dengan rasio 24:1 (24 siswa untuk 1 guru) dan terendah terdapat di tingkat SD/MI dan SMP/MTs dengan rasio 30:1 (30 siswa untuk 1 guru). Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya kekurangan guru terutama di tingkat SD/MI dan SMP/MTs sebaliknya di tingkat 22

SMA/MA/SMK jumlah gurunya lebih merata dibandingkan jenjang pendidikan lainnya. Perbedaan pencapaian di tingkat SD, SMP, dan SM juga karena akibat perbedaan kepadatan penduduk usia sekolah, kepadatan terbesar terdapat di tingkat 7-12 tahun dan terkecil terdapat di tingkat 16-18 tahun. Berdasarkan indikator yang terdapat pada Tabel 3.1 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator untuk setiap jenjang pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat SMA/MA/SMK mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan tingkat SMP/MTs dan tingkat SD/MI. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi pada tingkat tersebut. B. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan 1. Tingkat SD (SD dan MI) Indikator mutu dapat dibedakan menjadi lima indikator mutu yaitu: (1) mutu masukan, (2) mutu proses, (3) mutu SDM, (4) mutu fasilitas, dan (5) biaya. Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa 6.347 orang siswa baru tingkat I di SD adalah berasal dari tamatan TK/BA/RA dan siswa baru tingkat I dari tamatan TK/BA/RA di MI berjumlah 617 orang. Tabel 3.2 Indikator Mutu Pendidikan SD dan MI Tahun 2015/2016 No INDIKATOR SD MI SD + MI 1 Jumlah penduduk usia 7 12 tahun 46.661 2 Jumlah siswa seluruh 43.569 4.105 47.674 3 Jumlah siswa berumur 7 12 tahun 38.968 3.585 42.553 4 Angka Partisipasi Kasar (APK) 102.97 % 5 Angka Partisipasi Murni (APM) 74.60 % 6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.01 % 0.26 % 0.45 % 7 Angka Mengulang 0.79 % 0.25 % 0.66 % 8 Sekolah 161 23 184 9 Siswa baru Tk. I asal TK/BA/RA 6.347 617 6.964 10 Siswa Tk. I 7.622 852 8.474 11 Guru : a. Layak mengajar 2.032 283 2.452 b. Tidak layak mengajar 109 28 137 Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan 2015/2016 Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang di SD adalah 0.79 % dan MI 0.25 %, angka putus sekolah di SD adalah 0,01 % dan MI 0.26 % serta rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) di SD negeri dan Swasta adalah 7.83 sedangkan rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN ) di MI negeri dan swasta adalah 7.55. Dengan melihat ketiga indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada SD. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka mengulang lebih rendah dari MI dan nilai UAN di SD lebih tinggi 23

dari MI. Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka jumlah guru yang layak mengajar di SD dan MI yaitu 2.452 orang dan tidak layak mengajar 137 orang. Hal ini dilihat dari segi kualifikasi pendidikan serta kesesuaian ijazah guru dengan bidang studi yang diajarkan. Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa dari 8.474 orang siswa baru tingkat I SD dan MI. Yang berasal dari tamatan TK/RA/BA adalah 6.964 orang siswa ( 82%). Prosentase siswa baru tingkat I di SD yang berasal dari tamatan TK/BA/RA lebih tinggi dibandingkan dengan MI, yaitu SD : 6.347 orang (91%) dan MI : 617 orang (9%). Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putus sekolah, ternyata angka mengulang lebih tinggi di SD yaitu 0.79 %, dan MI yaitu 0.25 %, sementara angka putus sekolah terbesar terdapat pada MI yaitu 0.26 % dan pada jenjang SD terdapat 0.01% angka putus sekolah. Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja terbaik adalah pada SD. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka putus sekolah paling rendah serta angka masukan siswa baru tingkat I dari TK/RA/BA yang lebih tinggi dibandingkan MI. Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.2 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator untuk SD dan MI, maka dapat dikatakan bahwa SD mempunyai kinerja mutu yang lebih unggul dibandingkan dengan MI. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi dalam hal mutu pada tingkat tersebut. 2. Tingkat SMP (SMP dan MTs) Berdasarkan mutu masukan yang terdapat Tabel 3.3 dapat diketahui bahwa rasio NIlai UAN lulusan SMP lebih tinggi dibandingkan dengan Nilai UAN lulusan MTs, Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang, angka putus sekolah, dan angka lulusan, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada MTs yaitu sebesar 0.31% dan angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMP yaitu sebesar 0.27%. Angka UAN pada SMP negeri 7 dan SMP swasta 6 sedangkan MTs negeri 7.2 dan MTs swasta 7. Tabel 3.3 Indikator Mutu Pendidikan SMP dan MTs Tahun 2015/2016 No INDIKATOR SMP MTs SMPT SMP + SMPT+MTs 1 Jumlah penduduk usia 13 15 tahun 24.066 2 Jumlah siswa seluruh 20.244 3.827 139 24.210 3 Jumlah siswa berumur 13 15 tahun 14.733 2.945 68 17.746 4 Angka Partisipasi Kasar (APK) 101.58 % 5 Angka Partisipasi Murni (APM) 74.44 % 6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.26 % 7 Angka Mengulang 0.25 % 8 Sekolah 41 21 4 66 9 Siswa baru Tk. I asal SD/MI 6.818 1.297 23 8.138 10 Siswa Tk. I 6.833 1.297 24 8.154 11 Guru : a. Layak mengajar 982 331 50 1.363 b. Tidak layak mengajar 17 35 2 54 Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 24

Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka jumlah guru yang layak mengajar di SMP dan MTs yaitu 1.363 orang dan tidak layak mengajar 54 orang, hal itu terlihat pada kualifikasi pendidikan guru dan kesesuaian ijazah guru dengan bidang studi yang diajarkan. Berdasarkan indikator mutu yang terdapat pada Tabel 3.3 dan dengan melihat pencapaian setiap indikator di SMP, mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan MTs yang diambil dari banyaknya nilai yang lebih tinggi dalam hal mutu pada SMP. Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa dari 8.154 orang siswa baru tingkat I SMP/MTs. Yang berasal dari tamatan SD/MI adalah 8.138 orang siswa (99.80%). Prosentase siswa baru tingkat I di SMP yang berasal dari tamatan SD/MI lebih tinggi dibandingkan dengan MTs, yaitu SMP : 6.818 orang (83.62%) dan MTs : 1.297 orang (15.91%). Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putus sekolah, ternyata angka mengulang lebih tinggi di MTs yaitu 0.31%, dan SMP yaitu 0.24%, sementara angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMP yaitu 0.27% dan pada jenjang MTs terdapat angka putus sekolah sebanyak 0.21%. Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja pada kedua jenjang pendidikan tersebut boleh dikatakan sama. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka putus sekolah pada MTs lebih rendah jika di bandingkan dengan SMP tetapi angka masukan siswa baru tingkat I dari SD/MI pada SMP lebih tinggi jika dibandingkan dengan MTs. 3. Tingkat SMA (SMA, SMK, dan MA) Tabel 3.4 Indikator Mutu Pendidikan SMA, MA dan SMK Tahun 2015/2016 No INDIKATOR SMA MA SMK SMA + MA +SMK 1 Jumlah penduduk usia 16 18 tahun 14.118 2 Jumlah siswa seluruh 11.657 2.461 9.623 23.741 3 Jumlah siswa berumur 16 18 tahun 7.860 1.778 7.500 17.138 4 Angka Partisipasi Kasar (APK) 82.60 % 17.40 % 68.20 % 168.20 % 5 Angka Partisipasi Murni (APM) 55.70 % 12.60 % 53.10 % 121.40 % 6 Angka Putus Sekolah (DO) 0.04 % 0.33 % 1.02 % 1.39 % 7 Angka Mengulang 0.37 % 0.20 % 1.20 % 1.77 % 8 Sekolah 24 12 21 57 9 Siswa baru Tk. I asal SMP/MTs/Paket B 4.284 828 3.485 8.597 10 Siswa baru Tk. I 4.298 842 3.502 8.642 11 Guru : a. Layak mengajar 758 244 728 1.730 b. Tidak layak mengajar 0 0 0 0 Sumber Data : Buku Statistik Pendidikan Tahun 2015/2016 Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang dan angka putus sekolah, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada SMK yaitu sebesar 1.20% dan angka putus sekolah terbesar terdapat pada SMK yaitu sebesar 1.02%. Dengan melihat kedua indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa mutu masukan terbaik adalah pada SMA. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka 25