STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN SEKUMPUL DI KOTA MARTAPURA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK

STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

STRATEGI PENGELOLAAN PUSAT PERKULAKAN SEPATU TROWULAN (PPST) KABUPATEN MOJOKERTO

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PEDAGANG DAN PENGUNJUNG PASAR BANTO TRADE CENTRE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNJUNG DATANG KE PASAR BANTO TRADE CENTER

PERUMUSAN STRATEGI OPTIMALISASI FUNGSI PASAR BARU MUARA LABUH BERDASARKAN ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA. KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan sesuatu melalui sebuah penelitian (Ulum dan Juanda, 2016).

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PKM-PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PRESENTASI TESIS DARMAWAN EFFENDI NRP DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Ria A. A. Soemitro, M. Eng. Ir. I Putu Artama W., M. T. Ph.

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENYEWAAN MOBIL PADA PT.MULIA SASMITA BHAKTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA.

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR

4 METODOLOGI PENELITIAN

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

: Budi Utami, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Mamuju, mengambil fokus peningkatan kualitas SDM. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) RAYON TAMBUN - BEKASI

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISA FAKTOR- FAKTOR EKSTERNAL PEMASARAN STUDENT APARTMENT DI SURABAYA

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN SOTO WONOGIRI. : Izmi istiana NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Lies Handrijaningsih

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perngertian Judul

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI USAHA PADA USAHA FRANCHISE AYAM SABANA JAKARTA TIMUR

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

EVALUASI KEPUASAN PELANGGAN PADA AKSESIBILITAS BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN GUNA MENAIKKAN PENJUALAN DAN TINGKAT HUNIAN PERUMAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) KABUPATEN SANGGAU

ANALISA SWOT TERHADAP SIKAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMUTUSKAN BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL PROGRAM REVITALISASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

STRATEGI REVITALISASI PUSAT PERBELANJAAN SEKUMPUL DI KOTA MARTAPURA Muhammad Fahroel Razy Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS, email : arul_ma06@yahoo.co.id Nadjadji Anwar Supani Dosen Pascasarjana FTSP ITS, email : labmk_its@yahoo.com ABSTRAK Pusat Perbelanjaan Sekumpul terletak di Kota Martapura Kabupaten Banjar. Pusat perbelanjaan ini dibangun untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh Pasar Batuah. Sejak diresmikannya pada bulan Maret 2005, pusat perbelanjaan tersebut belum sepenuhnya berfungsi sebagaimana mestinya. Permasalahan ini dapat dilihat dari adanya rumah toko, pertokoan dan kios yang masih kosong dan belum ditempati atau dioperasionalkan oleh para pemilik maupun penyewa. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan langkah strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul dengan menggunakan analisis persepsi-kepentingan, analisis kuadran dan analisis SWOT. Data sekunder diperoleh dari hasil survai instansional, sedangkan data primer dari hasil survai lokasi dan menyebarkan kuisioner kepada 166 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa, strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul yaitu strategi meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (strategi turn around) dengan langkah strategis : 1) menambah fasilitas Kantor UPP Sekumpul; 2) mengfungsikan terminal dan menegakkan peraturan terkait pengelolaan terminal; 3) menambah atau membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya; 4) Mengelompokkan para pedagang yang menjual produk unggulan/khas dan sebagai pusat grosir; 5) mengkaji ulang harga sewa toko dan kios; 6) memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna jasa; 7) mengadakan pameran atau bazar. Kata kunci : strategi revitalisasi, pusat perbelanjaan, kota martapura 1. PENDAHULUAN Kota Martapura merupakan pusat pemerintahan dan ibukota Kabupaten Banjar dengan luas wilayah 42,03 km 2. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, menuntut Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar untuk membangun fasilitas kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Martapura dan sekitarnya. Salah satunya adalah pembangunan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai tempat perbelanjaan yang nyaman, lengkap dan masyarakat akan memperoleh berbagai kebutuhan rumah tangganya dengan one stop shopping. Disamping itu pembangunan pusat perbelanjaan tersebut untuk mengurangi beban yang ditanggung oleh Pasar Batuah sebagai pasar yang sudah cukup tua harus menampung para pedagang yang kian hari jumlahnya makin meningkat dengan kondisi sarana dan prasarana pendukungnya sudah semakin turun, sehingga kenyamanan berdagang maupun berbelanja menjadi berkurang. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut di atas, pada Tahun 2003 Pemerintah Kabupaten Banjar menjalin kerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan pusat perbelanjaan dimaksud. Kerjasama ini dilakukan bersama PT. Sinar Harapan Jaya dengan membangun Pusat Perbelanjaan Sekumpul di atas lahan seluas dengan luas 78.000 m2 dengan bentuk kerjasama bangun guna serah atau built-operate-transfer (BOT). Data dari Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Banjar kondisi eksisting Pusat Perbelanjaan Sekumpul pada saat ini sebagian besar bangunan rumah toko, pertokoan dan kios masih kosong dan tidak ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-83

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani ditempati oleh pemiliknya meskipun sudah beroperasi selama ± 3 (tiga) tahun sejak selesai dibangun dan diresmikannya pada bulan Maret Tahun 2005 lalu, ini artinya tingkat hunian (occupancy rate) Pusat Perbelanjaan Sekumpul perlu mendapat perhatian serius. Fakta tersebut di atas mengindikasikan bahwa ada permasalahan dalam perencanaan pembangunan atau manajemen pengelolaan pusat perbelanjaan, sebab potensi pembeli/konsumen yang ada diwilayah layanan pusat perbelanjaan ini cukup besar. Terlebih lagi pengaruh masih besarnya peran pasar tradisional yang ada di pusat kota yaitu Pasar Batuah, dengan kelengkapan barang dan lokasi yang mudah dijangkau karena letaknya strategis dan dekat dengan permukiman warga, tidak heran jika masih banyak warga yang berbelanja ke pasar tradisonal tersebut. Dengan melihat permasalahan diatas, maka dapat disimpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan tidak berfungsinya Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai pusat perdagangan dan selanjutnya bagaimana Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura sebagai langkah untuk optimalisasi aset daerah dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Banjar 2. DASAR TEORI 2.1. Pengertian dan Penggolongan Pusat Belanja Pusat perbelanjaan dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan lingkup pelayanannya [2]: a. Pusat Lingkungan, merupakan sumber setempat untuk bahan makanan serta pelayanan sehari-hari untuk penduduk sebesar 7.500 sampai dengan 20.000 orang. Ukuran rata-rata pusat lingkungan adalah sekitar 40.000 square feet atau 3.720 m 2 luas lantai kotor, namun bias bervariasi antara 30.000 square feet 75.000 square feet (2.790 m 2 6.977 m 2 ). Lokasi ini harus berada dalam kawasan seluas 4 are 10 are. Pusat perbelanjaan ini biasanya dirancang di sekitar kawasan pasar swalayan sebagai pelayanan perdagangan eceran utama. b. Pusat Daerah/Kota, bisa melayani penduduk antara 20.000 100.000 orang dan dapat memperluas pelayanan pusat lingkungan dengan menyediakan berbagai toko atau toserba kecil sebagai unsur utama. Ukuran rata-rata pusat daerah/kota adalah 150.000 square feet luas lantai kotor atau antara 100.000 square feet 300.000 square feet (9.320 m 2 27.900 m 2 ), dengan luas lahan antara 10 are 30 are. c. Pusat Regional/Wilayah Pusat regional/wilayah biasanya dibangun di sekitar atau lebih toserba dan mencakup berbagai fasilitas perdagangan eceran yang biasanya ditemukan di suatau kota kecil yang seimbang. Pusat ini dapat melayani penduduk antara 100.000 orang 250.000 orang. Ukuran rata-rata pusat regional/wilayah adalah 400.000 square feet luas lantai, meskipun bisa mencapai 1.000.000 kaki persegi dan minimum luas arealnya adalah 40 are, sedangkan pusat yang terbesar memerlukan sampai 100 are. Berdasarkan macam barang yang diperdagangkan, lokasi atau tempat, bangunan serta pengelolaannya, bentuk pusat perbelanjaan dapat dibedakan dalam 5 kelompok besar antara lain [4] : 1. Pasar, bentuk tertua dari tempat berbelanja, memiliki sederetan kios pada sebuah ruang terbuka atau kadangkadang tertutup. Sekelilingnya dapat dilalui oleh sirkulasi untuk umum. Tidak ada pemisahan antara pembeli dan barang dagangan. 2. Shopping Street, terdiri dari deretan toko-tokopada sebuah jalan yang memiliki jalur pendestrian. Salah satu karakteristiknya adalah adanya jendela pamer yang memisahkan antara pembeli dan barang dagangan, sehingga mendorong terjadinya Window Shopping. 3. Department Store, yang menyerupai beberapa macam toko yang berbeda dibawah satu atap. Memiliki kedua karakteristik pasar dan Shopping Street. Tipikal Department Store adalah menjual berbagai barang dari yang terkecil hingga yang terbesar dan sasarannya untuk seluruh masyarakat. ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-84

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura 4. Mall/Pedestrian Mall, daerah pedestrian yang bebas dari lalu lintas kendaraan yang melayani unit-unit ritel, dihubungkan dengan sarana transportasi umum. 5. Shopping Centre, kompleks perbelanjaan yang direncanakan dibawah satu manajemen terpusat, menyewakan unit-unit kepada pedagang ritel, pengawasan dilakukan oleh pusat yang bertanggung jawab pada tempat usaha. 2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian dan Image Konsumen Terhadap Pusat Belanja Secara teoritis [3], citra perbelanjaan akan menentukan daya tarik perbelanjaan. Umumnya, citra pusat perbelanjaan dipengaruhi oleh 7 variabel, yaitu lokasi, ambient, sosial, produk, harga, fasilitas dan pelayanan. Semakin baik pandangan konsumen terhadap sebuah tempat perbelanjaan, semakin besar pula daya tarik perbelanjaan tersebut. Berdasarkan kajian pustaka dan wawancara/diskusi dengan para pejabat ahli/expert maka faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian pengguna jasa terhadap Pusat belanja adalah : Tabel 1: Variabel Persepsi dan Kepentingan Pengunjung 2.3. Pengertian dan Perumusan Strategi Perumusan strategi adalah sebuah perencanaan Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana ditulis oleh para ahli. Strategi aset pada prinsipnya [8] adalah mempertahankan fungsi aset sesuai dengan perencanaan dan memenuhi kesenjangan antara kebutuhan aset masa yang akan datang dengan kondisi aset pada saat ini. Kesenjangan kebutuhan dapat ditentukan dengan analisis perbedaan. Hasil analisis berupa strategi manajemen aset infrastruktur yang mencakup pemeliharaan aset yang ada, rehabilitasi aset yang memerlukan perbaikan, pembangunan aset baru, solusi pemanfaatan kelebihan aset dan solusi non aset Salah satu pendekatan yang dapat dipergunakan sebagai instrumen dalam pemilihan strategi dasar adalah melalui analisa SWOT [6]. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats). Tabel 2 : Variabel Persepsi dan Kepentingan Pedagang ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-85

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani 2.4. Pengertian Revitalisasi Revitalisasi [9] adalah merubah suatu tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai, dimana tidak menuntut perubahan drastis atau hanya memerlukan sedikit dampak. Revitalisasi tidak terbatas pada kondisi fisik, namun juga memperhatikan suasana sosialnya dan mempertahankan sektor unggulan yang dimiliki kawasan tersebut. Disebutkan pula bahwa revitalisasi adalah upaya untuk menvital-kan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup akan tetapi mengalami kemunduran/ degradasi. Pendekatan revitalisasi infrastruktur [9], artinya memberdayakan kembali, menambah kemampuan, menambah vitalitas, menambah intensitas agar sesuatu sarana atau prasarana lebih berdaya guna dan lebih berhasil guna. Infrastruktur, artinya prasarana, yaitu penunjang utama bagi terselenggaranya suatu proses seperti usaha, pembangunan, proyek dan sebagainya, baik bersifat fisik (berbagai sarana dan prasarana fisik) maupun non fisik (organisasi, sistem dan prosedur). 2.5. Analisis Kepentingan-Persepsi Penggunaan analisis tingkat kepentingan dan persepsi, untuk mengetahui tingkat kepentingan dan persepsi responden, terhadap kondisi pusat perbelanjaan. Kuisioner yang akan diajukan kepada responden, diberikan pilihan jawaban dengan menggunakan skala lima tingkat (likert) [5] seperti tabel 3 berikut : terhadap indikator kepentingan yang mempengaruhi optimalisasi fungsi pusat perbelanjaan. Untuk dapat memetakan kondisi pusat belanja dalam kuadran, maka metode perhitungannya dilakukan sebagai berikut [7] : 1. Menghitung nilai rata-rata total dari tingkat kepuasan (persepsi) dan rata-rata total dari tingkat kepentingan. 2. Nilai rata-rata total tingkat kepentingan adalah batas sumbu Y, sedangkan nilai total rata-rata tingkat kepuasan adalah batas sumbu X. 3. Berdasarkan batas-batas tersebut dapat ditentukan kriteria koordinat untuk setiap kuadran. Frekuensi untuk setiap kuadran mempunyai kriteria : Kuadran A : X x dan Y y Kuadran B : X x dan Y y Kuadran C : X x dan Y y Kuadran D : X x dan Y y Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut diplot dalam diagram kartesius yang dibagi menjadi empat kuadran seperti yang terlihat pada Gambar 1 dibawah ini. Adapun posisi atribut pada kuadran adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Pembobotan variabel Gambar 1 : Diagram Kartesius 2.6. Analisis Kuadran Analisis kuadran ini bertujuan untuk memetakan indikator persepsi konsumen/penguna jasa pusat belanja Kuadran A : menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepentingan, merupakan variabel yang harus segera diperbaiki karena atribut yang dianggap penting, namun pengguna jasa belum menerima kinerja seperti apa yang diharapkan (prioritas utama). ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-86

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura Kuadran B : menunjukkan faktor-faktor yang menurut pengguna jasa penting dan pengguna jasa telah mendapatkan sesuai harapannya (memuaskan). Kondisi ini yang harus dipertahankan (pertahankan prestasi). Kuadran C : menunjukkan faktor-faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi kepuasan pengguna jasa dan pengguna jasa tidak menerima pelayanan seperti apa yang diharapkan (tidak memuaskan), sehingga dianggap kurang penting (prioritas rendah). Kuadran D : menunjukkan faktor-faktor yang menurut pengguna jasa kurang penting, tetapi pengguna jasa menerima pelayanan lebih dari apa yang diharapkan sehingga tidak menjadikan prioritas perbaikan (berlebihan). 2.7. Analisis SWOT Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan [7]. Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktor-faktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masingmasing faktor tersebut dalam sebuah Matrik SWOT, kemudian dilakukan skoring dengan cara pembobotan dan rating. Berdasarkan hasil yang diperoleh kemudian ditentukan fokus rekomendasi strategi sebagaimana Gambar 2 berikut : Gambar 2 : Diagram SWOT Kuadran I : Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around). Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive). 3. METODOLOGI Penelitian ini di awali dengan mengumpulkan data sekunder dan primer. Selanjutnya dilakukan analisa meliputi : 1. Analisa kondisi eksisting Pusat Perbelanjaan Sekumpul 2. Analisa pusat perbelanjaan pembanding dengan mengambil contoh pusat perbelanjaan yang ada di Kota Surabaya dan Banjarmasin 3. Analisa Kepentingan Persepsi dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna jasa pusat belanja yaitu : pengunjung dan pedagang sebanyak masing-masing 80 responden. 4. Analisa Kuadran untuk memetakan hasil kuisioner yang disebarkan kepada pengunjung dan pedagang dalam diagram kartesius 5. Analisa SWOT untuk merumuskan Strategi Revitalisasi dengan menyebarkan kuisioner kepada para ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-87

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani pejabat ahli/expert dilingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar sebanyak 6 responden. 4. HASIL DAN DISKUSI 4.1. Analisis Kondisi Eksisting Berdasarkan analisis kondisi eksisting diketahui bahwa Pusat Perbelanjaan Sekumpul berada di lokasi yang strategis, dekat permukiman, perkantoran dan aksesibilitasnya cukup baik, namun tingkat hunian bangunan dari jumlah total bangunan yang ada rendah, yaitu : rumah toko 30,6 %, pertokoan 29,3 %, los basah dan kering 1,5 % dan blok kaki lima 1,6 %. Sedangkan hasil analisis pusat perbelanjaan pembanding dengan mengambil contoh pusat belanja yang ada di Surabaya dan Banjarmasin, yaitu: Pasar Tambahrejo Surabaya, Pasar Wonokromo/DTC Surabaya, Jembatan Merah Plaza (JMP) Surabaya, Pasar Atum (Atum Mall) Surabaya dan Pasar Sentra Antasari Banjarmasin, maka faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi pusat belanja adalah : faktor lokasi, fasilitas terminal, produk/harga barang, image pusat belanja, manajemen pengelolaan pusat belanja (konsep penggabungan antara pasar tradisional dan pasar modern). 4.2. Analisis Kepentingan-Persepsi dan Analisis Kuadran Berdasarkan hasil analisis Tingkat kesesuaian antara kepentingan-persepsi, menunjukan bahwa sebagian besar kondisi Pusat Perbelanjaan Sekumpul belum mampu memenuhi Kepentingan pengguna jasa. Menurut Pengunjung rata-rata tingkat persepsi 3,20 dan kepentingan 4,31. Sedangkan menurut pedagang rata-rata tingkat persepsi 2,70 dan kepentingan 4,12. Sedangkan dari hasil pemetaan analisis kuadran diperoleh faktor-faktor yang menyebabkan Pusat Perbelanjaan Sekumpul kurang berhasil menjalankan fungsinya sebagai pusat perdagangan. Faktor-faktor tersebut merupakan juga kelemahan dilihat dari faktor internal pusat perbelanjaan tersebut. Faktor tersebut terletak pada kuadran A (prioritas utama) yaitu, faktor yang menurut responden sangat penting dan merupakan harapan dari responden namun pelaksanaan/kinerjanya dirasakan tidak memuaskan menurut persepsi responden sehingga memerlukan prioritas penanganan, faktor tersebut yaitu : 1. Faktor Fasilitas dan Utilitas : a. Kondisi terminal (responden pedagang dan pengunjung) b. Tempat ibadah (responden pedagang) c. Sarana hiburan (responden pedagang dan pengunjung) 2. Faktor Sosial : Kenyamanan dan keamanan (responden pedagang) 3. Aspek Produk/Harga : a. Kelengkapan barang (responden pengunjung ) b. Harga barang ( responden pengunjung) c. Harga jual/sewa bangunan ( responden pedagang) 4. Faktor Pelayanan Pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa ( responden pedagang) 4.3. Analisis Perumusan Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul Faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang ada didalam lingkungan Pusat Perbelanjaan Sekumpul ditinjau dari aspek : a. Sumber daya manusia (SDM) b. Organisasi pusat belanja c. Teknis. Faktor ini didapat dari hasil analisa kondisi eksisting, analisa kuadran dan hasil diskusi/wawancara dengan para ahli atau pejabat expert. Sedangkan Faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang meliputi aspek : a. Pemerintah Daerah b. Sosial lingkungan Faktor ini diperoleh melalui identifikasi lingkungan sekitar objek penelitian berdasarkan analisa kondisi eksisting dan diskusi/wawancara dengan para responden pejabat yang dianggap ahli/expert. Dengan menggunakan data faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Pusat Perbelanjaan Sekumpul, maka dapat disusun matrik SWOT Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul seperti ditunjukkan Tabel 4 berikut ini : ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-88

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura Tabel 4 : Matrik SWOT Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul Sumber: Hasil Analisis dan Diskusi/Wawancara dengan Pejabat Expert/Ahli 4.4. Analisis Faktor-Faktor Strategis Analisis faktor Strategis Internal dan faktor Strategis Eks ternal dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada Pengelola Pusat Perbelanjaan Sekumpul dan Pejabat di ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-89

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani Pemerintah Kabupaten Banjar sebanyak 6 responden, yaitu: 1. Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kab. Banjar 2. Kepala Dinas Perhubungan Kab. Banjar 3. Kepala Sub Dinas Kebersihan & Pemeliharaan Pasar Kab. Banjar 4. Kepala Bidang Fisik Prasarana Bappeda Kab. Banjar 5. Kepala UPP Sekumpul Pusat Perbelanjaan Sekumpul 6. Direktur PT. Sinar Harapan Jaya. Tabel 6 : Faktor Strategis Eksternal (EFAS) Berdasarkan hasil analisis pembobotan dan rating didapat hasil Evaluasi Faktor Internal (IFAS) dan Faktor Eksternal (EFAS) sebagai berikut : Tabel 5 : Faktor Strategis Internal (IFAS) Tabel 7 : Rangkuman Bobot dan Skor Bobot Faktor Internal-Eksternal No Evaluasi Faktor- Faktor 1 Internal Bobot Skor Bobot Kekuatan 0,33 0,91 Kelemahan 0,67-1,77 2 Eksternal Selisih -0.86 Peluang 0,63 2,31 Ancaman 0,37-0,84 Selisih 1,47 Sumber: Data Diolah 4.5. Diagram Strategi Berdasarkan rangkuman hasil analisis faktor strategis internal dan eksternal yang ditunjukkan Tabel 6, diketahui skor bobot kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selisih skor bobot kekuatan dengan kelemahan yaitu 0,86 berada pada kelemahan internal. Sementara selisih skor bobot peluang dengan ancaman yaitu 1,47 berada pada peluang eksternal. Hasil selisih skor masing-masing faktor internal dan eksternal dimasukkan ke dalam diagram ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-90

Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul di Kota Martapura strategi sehingga diperoleh strategi yang paling tepat untuk revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul seperti ditunjukkan pada Gambar 3 berikut : Gambar 3 : Diagram Strategi Revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul Dari Gambar 3 terlihat bahwa alternatif diagram strategi menunjukkan posisi strategi turn around, yaitu strategi untuk meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal (Strategi W-O) seperti pada Tabel 3. Matrik SWOT Strategi Pusat Perbelanjaan Sekumpul dengan langkah strategis sebagai berikut :. 1. Menambah fasilitas Kantor Pengelolaan Pusat Belanja (UPP sekumpul), seperti meja kursi, papan struktur, komputer dan lainnya untuk kelancaran tugas pegawai dilapangan. Dinas Pengelolaan Pasar Kab. Banjar sebagai pihak berwenang akan secepatnya merealisasikan sesuai anggaran yang tersedia. 2. Mengfungsikan terminal dan menegakan peraturan terkait pengelolaan terminal. Dengan jalan menindak tegas sopir angkutan kota yang masih beroperasi ditempat yang telah dilarang. Dan seiring dengan itu Mengaktifkan Kantor Pengelolaan Terminal dengan segera menempatkan pegawai dan petugas pengatur terminal dan pemungut retribusi. Dinas Perhubungan Kab. Banjar sebagai pihak berwenang mengupayakan memfungsikan terminal dengan meningkatkan kemampuan personil dilapangan. 3. Menambah dan membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan master plan eks PKM Martapura seperti membangun tempat hiburan, tempat bermain anak-anak dan sejenisnya. Penambahan fasilitas bangunan atau pengadaan fasilitas pendukung lainnya disesuaikan dengan kebutuhan. Biaya pembangunan bisa dianggarkan dari Pemerintaha Daerah atau bekerjasama dengan pihak swasta. 4. Mengelompokkan para pedagang, terutama yang menjual produk unggulan/khas yaitu: toko penjualan batu permata, maupun toko-toko yang menjual souvenir lainnya seperti kerajinan rotan, sasirangan dan menjadikan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai pusat grosir, terutama untuk jenis barang dagangan pakaian, tas, sepatu/sandal dan barang konsumtif lainnya. Langkah ini bertujuan untuk pembagian tempat tujuan berbelanja yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan frekuensi jumlah kunjungan ke pusat belanja. 5. Mengkaji ulang harga sewa toko/kios dengan cara memperingan angsuran kredit/sewa atau membebaskan iuran atau retribusi selama jangka waktu tertentu untuk menarik minat pedagang menyewa toko. Langkah Pihak pengelola antara lain, bertindak sebagai mediator untuk melakukan musyawarah dengan pemilik toko. 6. Memberikan pelayanan kenyamanan dan keamanan yang memuaskan kepada pengguna jasa pusat belanja dengan cepat tanggap dan respon terhadap keluhan pengguna jasa. Langkah ini antara lain segera meningkatkan pelayanan terhadap pengguna jasa, peningkatan dan perbaikan fasilitas umum seperti perbaikan jalan, perbaikan mushola dan peningkatan keamanan. 7. Mengadakan pameran atau bazar untuk memperkenalkan barang dan jasa dengan bekerjasama para pengusaha yang ada di Kabupaten Banjar maupun luar Kabupaten. ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-91

Muhammad Fahroel Razy, Nadjadji Anwar, Supani 5. KESIMPULAN Hasil penelitian menyimpulkan bahwa strategi revitalisasi Pusat Perbelanjaan Sekumpul menunjukkan strategi turn around, yaitu strategi meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang dengan strategi sebagai berikut :a a. Menambah fasilitas Kantor Pengelolaan Pusat Belanja (UPP sekumpul) b. Mengfungsikan terminal dan mengaktifkan Kantor Pengelolaan Terminal serta menegakan peraturan terkait pengelolaan terminal. c. Menambah dan membangun ruang publik dan fasilitas pendukung lainnya sesuai dengan master plan eks PKM Martapura. d. Mengelompokkan para pedagang, terutama yang menjual produk unggulan/khas yang ada di Kabupaten Banjar dan menjadikan Pusat Perbelanjaan Sekumpul sebagai pusat grosir. e. Mengkaji ulang harga sewa toko/kios untuk menarik minat pedagang menyewa toko. f. Memberikan pelayanan kenyamanan dan keamanan yang memuaskan kepada pengguna jasa pusat belanja. g. Mengadakan pameran atau bazar. 6. Rangkuti, F. (2006), Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. 7. Umar, H. (2003), Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta Business Research Center, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. 8. Wahyudi, A.S. (1996), Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, Jakarta, Binarupa Aksara. 9. www.bappeda-makassar.net (2006), Revitalisasi Pantai Losari. REFERENSI 1. BPS Kab. Banjar (2006), Kabupaten Banjar Dalam Angka 2006, Martapura 2. Gallion, A.B., dan Eisner S. (1994), Pengantar Perancangan Kota, Desain dan Perancangan Kota, Jakarta, Penerbit Airlangga. 3. Grewal, R., Baker, J. dan Parasuraman, A. (1994), The Influence of Store Environment on Quality Interfaces and Store Image, Journal of The Academy of Marketing Science, Vol. 22 No. 4. 4. Lidia (2002), Strategi Penataan Penggunaan Bangunan pada Kawasan Perdagangan di Pusat Kota Samarinda, Tesis Pasca Sarjana Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 5. Supranto, J. (2006), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Cetakan Ketiga, Jakarta, PT.Rineka Cipta. ISBN No. 978-979-18342-0-9 F-92