BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan tidak bermotor dan pedestrian seperti terabaikan.

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan perkotaan yang manusiawi merupakan lingkungan perkotaan yang ramah

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui observasi langsung, wawancara kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

SURVEY TC (Traffic Counting) PEJALAN KAKI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

Manajemen Fasilitas Pejalan Kaki dan Penyeberang Jalan. 1. Pejalan kaki itu sendiri (berjalan dari tempat asal ke tujuan)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Geografi merupakan pencitraan, pelukisan atau deskripsi tentang keadaan bumi.

Studi Pemilihan Jenis dan Sebaran Fasilitas Penyeberangan di Koridor Urip Sumiharjo Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB I PENDAHULUAN. 1 Merriam webster s Collegiate Dictionary. Tenth Edition (Massachussets, USA 1994), 64

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT YANG BERAKTIVITAS DI KOTA LAMA SEMARANG DAN SEKITARNYA TERHADAP CITY WALK DI JALAN MERAK SEMARANG TUGAS AKHIR

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Aksesibilitas a. Geometri koridor jalan b. Tautan & kontinuitas akses spasial & visual

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBAR 6.1 KOMPOSISI PENGUNJUNG YANG DATANG DAN TERDAPAT DI KOTA BANDUNG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB II TINJAU PUSTAKA

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. City walk adalah trotoar untuk pejalan kaki yang didesain unik dan menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Agus Surandono 1,a*, Amri Faizal 2,b

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini berdampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB I PENDAHULUAN. berpenduduk di atas 1-2 juta jiwa sehingga permasalahan transportasi tidak bisa

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

PRASARANA KOTA DI JALAN KOLONEL ATMO PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kuesioner Karakteristik Pejalan Kaki Di Koridor Jalan Pasar Ruteng

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan barang dan orang dari suatu tempat ke tempat lain. Transportasi digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Perhitungan Level Of Service Fasilitas Pedestrian Menggunakan Prototipe Gainesville, Pada Ruas Jalan Margonda, Depok

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, didapatkan kesimpulan sebagai

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan kaki, sedangkan jalan merupakan media di atas bumi yang memudahkan manusia dalam tujuan berjalan. Maka pedestrian dalam hal ini memiliki arti pergerakan atau perpindahan orang atau manusia dari suatu tempat sebagai titik tolak ke tempat lain sebagai tujuan dengan menggunakan moda jalan kaki. Berjalan kaki awalnya adalah salah satu terpenting dalam sirkulasi, namun dalam perkembangannya seolah sering terlupakan. Ruang jalan dalam ruang publik kota menjadi begitu diperhatikan akhir-akhir ini karena banyak pihak mulai merasakan perlunya suatu ruang luar bangunan yang tidak hanya berfungsi sebagai penghubung (link) antar bangunan, melainkan dapat memiliki nilai lebih nilainya sebagai sebuah tempat beraktivitas. Jalur pedestrian pada dasarnya merupakan suatu area atau tempat untuk ruang kegiatan pejalan kaki untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan lainnya dan dapat berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi pejalan kaki yang terpisah dari sirkulasi kendaraan lainnya, baik kendaraan bermotor atau tidak, serta dapat memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Jalur pedestrian dalam konteks perkotaan biasanya dimaksudkan sebagai ruang untuk pejalan kaki yang berfungsi sebagai sarana pencapaian yang dapat melindungi pejalan kaki dari bahaya yang datang dari kendaraan bermotor. Di Indonesia lebih dikenal sebagai trotoar, yang berarti jalur jalan kecil selebar 1,5 sampai 2 meter atau lebih memanjang sepanjang jalan umum. 1

2 Jalur pedestrian berperan menjadi perantara yang penting sebagai habitat manusia untuk beraktivitas, antara lain juga melindungi pedestrian dari ruang jalan kendaraan berkarakter cepat. Bagi jalur pedestrian sebagai penghubung antar bangunan, yang berkarakter pedestrian-oriented (benar-benar ditujukan bagi manusia). Pejalan kaki membutuhkan sebuah ruang pada jalan yang dibentuk secara fisik agar dapat melakukan aktivitas pedestrian. Kota Bandung contoh kota besar di Indonesia yang memiliki masalah mengenai kawasan atau daerah dan fasilitas bagi para pejalan kaki. Berbagai macam daya tarik baik dibidang pariwisata, kuliner dan pusat perbelanjaan membuat Kota Bandung menjadi tempat yang mendapat banyak kunjungan. Pengunjung tidak hanya berasal dari daerah sekitar, seperti Jakarta. Akan tetapi, pengunjung banyak berasal dari luar negeri. Jika berkunjung ke kota-kota besar di dunia, maka salah satu ciri yang menarik dan membuat nyaman pendatang kenyamanan berjalan kaki untuk menikmati suasana dan keindahan kota tersebut. Keadaan tersebut tidak akan pernah dijumpai di Kota Bandung. Pertambahan volume kendaraan yang semakin tidak terkendali setiap harinya mengakibatkan terlanggarnya hak pejalan kaki karena disfungsi trotoar oleh para pengendara motor yang melintasi trotoar untuk menghindari kemacetan. Keterbatasan sarana pejalan kaki menjadi kendala dalam hal ini, seperti Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang dibangun oleh pihak swasta tanpa memperhatikan kelayakan guna bagi para pejalan kaki (karena hanya untuk kepentingan pemasangan reklame), zebra cross yang sudah pudar dan tidak diletakkan di tempat-tempat yang memadai, alat bantu penyebrangan bagi pejalan kaki bahkan di lokasi tersebut sudah tidak ada lagi zebra cross (baik yang bersifat visual maupun audio), dan masih banyak masalah lain yang berhubungan dengan masalah sosial. Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) merupakan salah satu icon Kota Bandung. Dengan lokasinya yang strategis Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) memiliki segala macam apa yang banyak orang inginkan mulai dari berbagai tempat wisata di Bandung terdapat di sana, Hotel-hotel di sekitar Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) seperti Hotel The

3 Palais Dago Perguruan Tinggi seperti Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) dan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Tempat Kuliner, sampai Tempat Shopping yang terdapat di sepanjang jalan. Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) wilayah Cibeunying tahun 2011-2031 yang menetapkan Jalan Ir H. Djuanda sebagai kawasan penggunaan perumahan dan ruang terbuka hijau. Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) merupakan salah satu dari beberapa jalan di Kota Bandung yang bermasalah (tingkat kemacetan yang tinggi) serta mengalami perubahan yang cepat, selain itu koridor ini merupakan Central Business Distric (CBD) II Kota Bandung. Koridor ini terletak di Wilayah Pengembangan Cibeunying dan berdasarkan fungsinya jalan ini berfungsi menjadi jalan kolektor sekunder dengan karakteristik kecepatan rencana minimal 20 km/jam dan lebar badan jalan minimal 7 meter. Dalam RDTRK Wilayah Cibeunying dijelaskan bahwa akibat dari perluasan Kota Bandung, lahirlah beberapa sub pusat pengembangan yang tidak terencana. Hal ini diartikan bahwa lokasi lokasi yang mengalami perubahan tersebut tidak diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung keberadaan pusat pusat pelayanan tersebut. Dan salah satu sub pusat yang bermasalah tersebut yaitu Jalan Ir. H. Djuanda (Dago). Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) merupakan salah satu jalan dengan rutinitas pejalan kaki yang cukup aktif. Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) menjadi salah satu jalan yang berada di pusat kota yang menjadi citra dan identitas kota, sehingga perlu untuk ditata. Disepanjang Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) didominasi oleh jenis kegiatan komersial berupa usaha ekonomi seperti perdagangan dan jasa yang mendukung kegiatan ekonomi kota. Keberadaan Pasar Simpang Dago, pedagang eceran, rumah makan/restoran, swalayan, pelayanan umum seperti pendidikan (universitas, SMP dan SMA), tempat ibadah dan pelayanan kesehatan) dan permukiman penduduk. Keseluruhan kegiatan tersebut telah menimbulkan peluang aktifitas jarak pendek yaitu berjalan kaki.

4 Kesemerawutan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar areal Pasar Simpang Dago, berjualan/berdagang di kawasan pedestrian Jalan Ir. H. Djuanda (Dago). sehingga mengganggu/menghambat ruang gerak pengguna jalan khususnya pejalan kaki sehingga hilangnya keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan keindahan bagi pejalan kaki. Selain menghambat ruang gerak pejalan kaki karena adanya lapak-lapak PKL, kondisi pedestrian terlihat kumuh dan sumpek. Dari alasan itulah penulis mengambil studi di wilayah tersebut sehingga kondisi pedestrian dapat berfungsi dengan semestinya. 1.2 Permasalahan Berkurangnya luas ruang gerak bagi pejalan kaki karena terjadinya penyalahan fungsi atas elemen ruang publik yaitu jalur pedestrian yang digunakan oleh para PKL (Pedagang Kaki Lima), rambu-rambu pengatur lalu lintas kendaraan yang tidak beraturan bahkan digunakan sebagai parkir kendaraan khususnya di Simpang Dago. Kondisi fasilitas pedestrian yang buruk, kondisi trotoar sempit, kondisi jembatan penyebrangan orang penempatan nya tidak sesuai, dan tidak adanya zebra cross dan tidak memenuhi kriteria prinsip standar fasilitas pedestrian. Berdasarkan permasalahan diatas, maka timbul pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut yang akan dibahas dalam penelitian ini, sebagai berikut : Bagaimanakah fasilitas pedestrian yang layak di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung yang sesuai dalam memenuhi kriteria prinsip dan standar fasilitas pedestrian. 1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi fasilitas jalur pedestrian yang terdapat di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung yang sesuai

5 dalam memenuhi kriteria keselamatan, keamanan, kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan. 1.3.2 Sasaran Berdasarkan tujuan tersebut di atas maka sasaran yang akan dicapai dalam mencapai tujuan, meliputi : 1. Mengidentifikasi fasilitas-fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. 2. Menganalisis tingkat pelayanan fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. 3. Mengevaluasi tingkat pelayanan fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup yang akan dibahas pada penelitian ini adalah fasilitas jalur pedestrian Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. Jalan Ir. H. Djuanda terletak di Kecamatan Coblong. Adapun batas-batas Kecamatan Coblong antara lain : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bandung Wetan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sukajadi dan Kecamatan Cidadap Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cibeunying Kaler.

Gambar 1.1 Peta Admininistrasi 6

Gambar 1.2 Peta Lokasi Wilayah Studi 7

8 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi dalam penelitian Evaluasi Fasilitas Jalur Pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung mulai dari Taman Cikapayang Dago sampai Terminal Dago ini meliputi pertimbangan prinsip dan standar fasilitas pedestrian sebagai acuan. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 tentang Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum, fasilitas pejalan kaki adalah seluruh bangunan pelengkap yang disedaikan untuk pejalan kaki guna memberikan pelayanan demi keselamatan, keamanan, kenyamanan dan keindahan bagi pedestrian. Berdasarkan komponennya, aspek yang dikaji antara lain : 1. Pejalan kaki 1) Mengetahui identitas pejalan kaki 2) Mengetahui karakteristik pergerakan pejalan kaki 3) Penilaian pejalan kaki terhadap kriteria dan komponen fasilitas pedestrian 2. Fasilitas Pejalan kaki 1) Jalur Pejalan Kaki, terdiri atas: a) Trotoar b) Penyebrangan (Penyebrangan Zebra Cross dan Jembatan Penyebrangan Orang) 2) Pelengkap Jalur Pejalan Kaki, terdiri atas: (Halte, Lampu Penerangan, Rambu-rambu, Pagar Pembatas, Marka Jalan, Pelindung/Peneduh) 1.5 Metodologi Penelitian Sub bab ini memfokuskan pada pembahasan metode-metode yang akan digunakan dalam Evaluasi Fasilitas Jalur Pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. Sub bab ini dimulai dengan pembahasan metode pendekatan yang

9 berisikan pendekatan dan kerangka pemikiran yang memperlihatkan hubungan variabel-variabel Pembahasan selanjutnya adalah metode analisis dan pengumpulan data yang diperlukan dalam proses evaluasi pedestrian. Metodologi ini juga berdasarkan pada sasaran dan tujuan yang telah dijabarkan sebelumnya. Setiap sasaran yang dicapai dengan memperoleh data-data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan beberapa jenis analisis yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu evaluasi fasilitas pedestrian. 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebagai bahan masukan untuk tahap analisis berikutnya. Dalam pengumpulan data hal yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan data dan kualitas data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) metode yang dilakukan adalah : 1. Metode pengumpulan data primer Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari lapangan dengan cara mengamati dan meneliti objek yang disurvey, berupa observasi, wawancara dan foto. a) Observasi Observasi lapangan dilakukan dengan mengamati serta meneliti keadaan wilayah, pengukuran di lapangan, kegiatan sosial budaya, karakteristik jalur pedestrian yang terdapat di daerah studi. b) Foto-foto Gambar karakteristik kondisi fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda Bandung. c) Quisioner Quisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup dan terbuka. Dalam penelitian ini dipakai teknik sampling acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan

10 pengambilan sampel dari populasi secara acak berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi. 2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait berupa studi literatur dan survey instansi. a) Studi literatur Studi literatur dilakukan dengan mengunjungi perpustakaan-perpustakaan, internet dan mencari buku atau laporan yang menunjang kegiatan survey di lapangan. b) Survey instansi Survey instansi adalah mengunjungi instansi-instansi yang mendukung data observasi di lapangan. Pengumpulan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling analisis opini publik. Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel responden pejalan kaki di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung menggunakan teknik sampel acak (Random Sampling). Teknik sampling ini digunakan karena populasi jumlah pejalan kaki yang melintas tidak diketahui jumlah pastinya, sehingga perlu diambil sampel acak. Berikut adalah rumus untuk menentukan besar sampel : Sumber: Eriyanto, 2007 n merupakan sampel yang ingin dicari Z mengacu pada nilai z (tingkat kepercayaan). Pada studi ini tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 90%, sehingga nilai z-nya adalah 1,645. p (1-p) merupakan variasi populasi yang dinyatakan dalam bentuk proporsi. Pada studi ini variasi populasi diasumsikan heterogen, maka proporsinya adalah 50:50.

11 E adalah kesalahan sampel yang dikehendaki (sampling error). Studi ini menghendaki sampling error sebesar 10% atau 0,1. merupakan estimasi nilai efek desain (design effect). Biasanya desain effect ini berbentuk pecahan 1.5, 1.8, dan lain sebagainya. Studi ini tidak menggunakan sampel acak stratifikasi ataupun sampel acak klaster, maka dari itu nilai desain efeknya adalah 1. Setelah besaran dari masing-masing variabel telah ditentukan, selanjutnya masingmasing angka dimasukan sesuai rumus dan dihasilkan jumlah sampel sebagai berikut : Hasil dari perhitungan dihasilkan sampel dengan angka 85,30, hasil dari perhitungan sampel kemudian akan dibulatkan sehingga jumlah sampel keseluruhan berjumlah 85 sampel. Sebagaimana pada metodologi pengumpulan data akan dilakukan penyebaran quisioner, yang mana quisioner ini akan ditujukan kepada responden yakni pejalan kaki yang berada di lokasi dan atau yang paling tidak pernah mengunjungi kawasan studi, sehingga tahu keadaan pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. Quisioner akan disebar secara acak kepada responden dengan jumlah 85 sampel yang diasumsikan telah mewakili keseluruhan pengguna jalan di wilayah studi.

12 1.3 Kerangka Berpikir KEBIJAKAN RDTRK Cibeunying tahun 2011-2031. UU No.26 Tahun 2007 tentang penataan ruang. UU No.22 Tahun 2009 tantang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 Tahun 2014 Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan Peraturan Menteri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pertambahan volume kendaraan yang semakin tidak terkendali setiap harinya mengakibatkan terlanggarnya hak pejalan kaki karena disfungsi trotoar oleh para pengendara motor yang melintasi trotoar untuk menghindari kemacetan INPUT RUMUSAN PERMASALAHAN Berkurangnya luas ruang gerak bagi pejalan kaki karena terjadinya penyalahan fungsi atas elemen ruang publik dan tidak memenuhi kriteria prinsip standar fasilitas pedestrian. TUJUAN Mengevaluasi fasilitas jalur pedestrian yang terdapat di Jalan Ir H. Djuanda (Dago) yang sesuai dengan kriteria keselamatan, keamanan, kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan SASARAN Mengidentifikasi fasilitas-fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. Menganalisis tingkat pelayanan fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. Mengevaluasi tingkat pelayanan fasilitas pedestrian di Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) Kota Bandung. TAHAP IDENTIFIKASI Identifikasi kondisi eksisting trotoar Identifikasi kondisi eksisting jembatan penyebrangan orang Identifikasi kondisi eksisting zebra cross ANALISIS TINGKAT PERHITUNGAN TINGKAT PELAYANAN (LOS) Analisis tingkat pelayanan trotoar Analisis tingkat pelayanan jembatan penyebrangan orang Analsis tingkat pelayanan zebra cross ANALISIS LOS (LEVEL OF SERFICE) DAN ANALISIS PERSEPSI Evaluasi fasilitas jalur pedestrian di Jalan Ir H. Djuanda (Dago) yang sesuai dengan kriteria keselamatan, keamanan, kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OUTPUT

13 1.5.2 Metode Pendekatan Studi Berdasarkan jenis pendekatan penelitian, kegiatan evaluasi fasilitas pedestrian ini menggunakan pendekatan kasus yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mempelajari teori, konsep, kelebihan dan kekurangan dalam pertimbangan fasilitas pedestrian yang memenuhi kriteria kenyamanan dan keselamatan. 2. Mempelajari teori ruang publik melalui tinjauan literatur, kemudian merumuskan kriteria dan indikator dari komponen fasilitas pedestrian. 3. Mengidentifikasi karakteristik yang berada di jalur pedestrian. Pengamatan dilakukan untuk : Mengetahui kondisi fasilitas pedestrian. Mengetahui persoalan fasilitas pedestrian. Mengetahui karakteristik pejalan kaki. Mengidentifikasi fasilitas-fasilitas pedestrian. 4. Analisis tingkat pelayanan fasilitas pedestrian. 5. Merumuskan evaluasi fasilitas pedestrian yang memenuhi kriteria prinsip dan standar fasilitas pedestrian 1.5.3 Metode Analisis Dalam penggunaan/pemilihan model analisis tentunya harus betul-betul disesuaikan dengan karakteristik kota yang bersangkutan. Penggunaan model analisis belum tentu sama terhadap obyek studi, karena berkaitan dengan kondisi dan situsi setempat ataupun ketersediaan data, dalam menganalisis juga dipengaruhi oleh metode survey itu sendiri dan tingkat kedalaman studi yang dihasilkan. Adapun metode analisis yang akan dilakukan adalah : 1. Analisis Perhitungan Tingkat Pelayanan (LOS/level of service) fasilitas utama, tepatnya ruang pejalan kaki, guna perhitungan formulasi matematis ruang pejalan kaki dan aliran lebar satuan pejalan kaki menurut standar Highway Capacity manual 1999. 2. Analisis Persepsi Pejalan Kaki terhadap Fasilitas Pedestrian

14 Dalam melakukan analisis persepsi pejalan kaki terhadap kinerja fasilitas pedestrian, maka diperoleh variable berdasarkan teori yang ada terkait dengan indikator tercapainya konsep pengembangan fasilitas jalan yang didalamnya mencakup komponen dan indikator yang berpengaruh pada seberapa baik kinerja dari sebuah fasilitas pedestrian. 1.6 Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang hal-hal yang menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, rung lingkup wilayah, ruang lingkup materi, metodologi penelitian, metode pengumpulan data, metode pendekatan studi, metode analisis dan sistematika pembahasan BAB II : TINJAUAN TEORI Bab ini berisi mengenai landasan teori tentang fasilitas jalur pedestrian BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Berisikan karakteristik wilayah studi mencakup secara detail mengenai permasalahan yang ada di wilayah studi BAB IV : ANALISIS FASILITAS PEDESTRIAN Berisikan tentang analisis fasilitas pedestrian dengan menggunakan analisis tingkat pelayanan dan perumusan konsep berdasarkan standar dan teori yang akan menghasilkan evaluasi fasilitas pedestrian yang sesuai BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil studi yang telah dilakukan.