PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT (SLUDGE) PABRIK PULP DAN PAPER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian Kerangka penelitian penelitian secara bagan disajikan dalam Gambar 4. Penelitian ini dipilah menjadi tiga tahapan kerja, yaitu:

MATERI DAN METODE. Materi

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BEBERAPA SIFAT DAN PEMANFAATAN ARANG DARI SERASAH DAN KULIT KAYU PINUS. The Properties and Utilization of Charcoal from Pine Litter and Bark

TINJAUAN PUSTAKA II.

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Kompos Dengan Variasi Penambahan Dosis Abu Boiler Serta Penggunaan Bioaktivator EM-4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

Kata Kunci : kompos, kotoran sapi, kotoran ayam, kualitas kompos, C/N rasio.

Ilmu Tanah dan Tanaman

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.

III. BAHAN DAN METODE

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

III. METODOLOGI PE ELITIA

PEMANFAATAN SLUDGE HASIL PENGOLAHAN LIMBAH AIR INDUSTRI PUPUK SEBAGAI BAHAN BAKU PUPUK KOMPOS

III. BAHAN DAN METODE

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI LIMBAH PADAT INDUSTRI KERTAS. Manufacturing Organic Fertilizer from Paper Industry s Sludge Effluent.

The Effect of Lands Use Change From Peat Bog Forest to Industrial Forest Acacia Crassicarpa on Physical and Chemical Properties of Peat Soil

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PENGARUH UKURAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP PROSES KOMPOSTING MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK AKTIF (POA) DI DALAM KOMPOSTER MENARA SKRIPSI

Pengaruh Variasi Tinggi Tumpukan Pada Proses Pengomposan Limbah Lumpur Sawit Terhadap Termofilik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PABRIK KERTAS SEBAGAI MEDIA KECAMBAH BENIH KECAMBAH BENIH AKASIA (Acacia mangium Willd) DENGAN METODE HYDROSEEDING

JENIS PUPUK ORGANIK DARI MILL WASTE. 1. Janjangan kosong (EFB). 2. Abu Janjang (bunch ash). 3. Decanter solid. 4. POME. 5. Compost EFB.

Disusun oleh : Rahmawati Sagita.W Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT AREN SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS DENGAN PENAMBAHAN STARTER ALAMI SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN PUPUK CAIR

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

Pupuk Organik dari Limbah Organik Sampah Rumah Tangga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap 1. Pengomposan Awal. Pengomposan awal diamati setiap tiga hari sekali selama dua minggu.

I. PENDAHULUAN. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas. banyak populasi jasad mikro (fungi) dalam tanah (Lubis, 2008).

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang tidak baik bagi manusia. Tumpukan sampah. tersebut jika dibiarkan dapat menimbulkan pencemaran, penyakit serta

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI PASAR TRADISIONAL DI BANDAR LAMPUNG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KOMPOS DAN BIOGAS

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

PEMANFAATAN PUPUK BIO-SLURRY PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DI PRE-NURSERY

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Survei Limbah Organik Susu Bubuk 3.2 Penelitian Lapang

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN HARA LIMBAH CAIR INDUSTRI PEREKAT DALAM RANGKA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PERAIRAN

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

II. TI JAUA PUSTAKA NH 2. Gambar 1. Reaksi kimia selama pengomposan

KAJIAN PRODUKSI DAN KINERJA PUPUK HIJAU CAIR DARI TANAMAN Muntingia C.L DAN Helianthus A.L

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

KEMAMPUAN KOTORAN SAPI DAN EM4 UNTUK MENDEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN NILAI EKONOMIS DALAM PENGOMPOSAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

KAJIAN PENAMBAHAN Effective Microorganisms (EM 4 ) PADA PROSES DEKOMPOSISI LIMBAH PADAT INDUSTRI KERTAS

Pemanfaatan Lindi sebagai Bahan EM4 dalam Proses Pengomposan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

Transkripsi:

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT (SLUDGE) PABRIK PULP DAN PAPER Maria Peratenta Sembiring dan Rozanna Sri Irianty Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Binawidya Jl. HR. Subrantas Km 12,5 Simpang Baru, Pekan Baru 28293 Email : m_peratenta@yahoo.com ABSTRACT One of the method to use pulp and paper mill sludge was convert it become a compost. This research result showed that time variation of compost have different physical and organic matter properties. In physical properties, 3 months of compost had 12.57% moisture content, while organic matter contain 10.56% carbon, 1.07% nitrogen, and 9.87 C/N ratio. For 4 months compost had 6.79% moisture content, 11.88% carbon, 0.91% nitrogen, and 13.05 C/N ratio. Nutrients content from both composts appropriate with the standard value of National Standarisation Body. Keywords : Sludge, compost, moisture content, C/N ratio, nutrient PENDAHULUAN Industri pulp dan paper merupakan salah satu industri yang memberikan devisa yang cukup besar bagi negara. Berdasarkan data BPS (2007) [1], proporsi nilai ekspor pulp dan paper mencapai nilai tertinggi sekitar 40% dari total nilai ekspor industri kehutanan. Bahan baku yang digunakan umumnya berupa kayu alam, Acacia, dan Eucalyptus. Dalam proses produksinya akan dihasilkan produk berupa pulp dan paper, dan tak kalah pentingnya akan dihasilkan limbah berupa lignin, sulfida, sludge, lime mud, boiler ash, lime dreg, dan pulp knot [2]. Jumlah limbah padat terutama sludge lebih kurang sepertiga dari jumlah seluruh limbah yang ada [2]. Limbah yang berasal dari boiler ash dan sludge akan menyebabkan pencemaran pada tanah, air tanah, dan ekosistem setempat. Mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, yaitu UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, maka sebaiknya limbah yang dihasilkan dikelola dan dimanfaatkan, yang diikuti dengan pengendalian pencemaran dan degradasi kualitas lingkungan serta sumber daya alam. Untuk itu diperlukan satu pemikiran dan penelitian untuk pemanfaatan kembali limbah tersebut yang telah diolah sehingga ramah lingkungan. Salah satu penelitian yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah padat (sludge) menjadi kompos. Jumlah limbah padat (sludge) yang dihasilkan pabrik pulp dan paper cukup banyak sehingga membutuhkan areal pembuangan (landfill) yang luas dan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan dampak yang serius pada lingkungan [3]. Dari hasil analisa Balai Besar Pulp dan Kertas (2004) [2], diketahui bahwa sludge mengandung unsur-unsur antara lain nitrogen, fosfat, kalsium, magnesium, sulfur, besi, mangan, seng, dan natrium. Dengan adanya unsur-unsur ini, maka sludge dapat dijadikan kompos. Pada penelitian ini, kompos ini dibuat menjadi dua bagian berdasarkan umur pembuatan kompos yaitu kompos umur 3 bulan dan 4 bulan. Untuk mengetahui kelayakan kompos, maka dilakukan analisis kandungan unsur-unsur di laboratorium. Hasil analisis tersebut dibandingkan dengan nilai yang dikeluarkan oleh Badan Standarisari Indonesia (SNI) [4] untuk kompos. Hasil penelitian ini menjadi salah satu cara mengatasi masalah limbah pada pabrik pulp dan kertas dengan membuat limbah padat 132

Vol. 5, No. 2, Maret 2012 (sludge) tersebut menjadi kompos. Hasil analisis kandungan kompos limbah padat (sludge) berada dalam batas ketentuan yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (SNI ) [5] untuk kompos, maka kompos tersebut dapat digunakan pada tanaman seperti palawija. METODOLOGI PENELITIAN Adapun bahan dan alat yang digunakan: cetakan kompos (2m x 2m x 30cm), cangkul, sekop, saringan dengan porositas ± 1 cm, meteran, ph meter, peralatan gelas, neraca analitis, pipet, statif dan klem, penangas air, sludge, bahan nutrisi: kapur, urea, TSP, pupuk kandang, dan alat analisis Inductively Couple Plasma. Prosedur Kerja Limbah padat ( sludge) diaduk sampai rata, kemudian dilakukan pembalikan tumpukan untuk mempertahankan kondisi aerobik. Proses pembalikan dan analisis fisik (kadar air, temperatur, warna, bau, dan ph) dilakukan secara periodik selama proses pengomposan. Pada akhir pengomposan (yang divariasikan menjadi 3 bulan dan 4 bulan) dilakukan analisis laboratorium berupa: kandungan bahan organik ( karbon [C], nitrogen [N], perbandingan C/N), unsur hara (kalium [K], phosphor [P], natrium [Na], kalsium [Ca], magnesium [Mg], aluminium [Al], besi [Fe], mangan [Mn]) dengan menggunakan alat analisis Inductively Couple Plasma. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kualitas fisik kompos, pada semua bagian memenuhi nilai yang ditentukan Standar Nasional Indonesia (SNI) [4] untuk kualitas kompos tetapi dalam jumlah yang minimum terutama pada kandungan unsur hara. Bahan organik untuk nilai nitrogen (N) 1,07% bila dibandingkan dengan nilai effluent sludge 0,19% [5], maka terjadi kenaikan jumlah nitrogen yang cukup besar yaitu 5,63 kali dan bila dibandingkan dengan nilai SNI (>0,4%) dan nilai dari kebun percobaan Muara Bogor (0,09%) [5], maka dapat dinyatakan nilai nitrogen yang ada pada kompos slugde cukup baik. Namun demikian masih perlu ditambahkan pupuk anorganik untuk memenuhi kebutuhan tanaman karena tanaman (daun) memerlukan nitrogen > 3%. Diagram alir pembuatan kompos sludge [6] : Aerasi dengan cara pembalikan tumpukan Sludge Campuran Pengomposan, pengeringan dan penyaringan KOMPOS Kompos yang didaur ulang Gambar 1. Diagram alir pembuatan kompos 133

Susunan dan letak tumpukan: 2 m Tumpukan 1 Tumpukan 2 2m (3 bulan) 3 m (4 bulan) 1m Tempat untuk pembalikan Gambar 2. Susunan dan letak tumpukan kompos Analisis Data No Parameter Metode 1 ph ph meter 2 C organik Walkley back 3 N Kjeldahl 4 P Nitrat Perklorat 5 Unsur Hara (K, Na, Ca, Mg, Al, Fe, dan Mn) Inductively Coupled Plasma Untuk nilai karbon (C) sebesar 11,88% sudah melebihi nilai yang diperoleh dari kebun percobaan Muara Bogor yaitu sebesar 8,2%. Jika dibandingkan dengan nilai SNI > 9,8%, maka jumlah karbon pada kompos slugde sudah memenuhi standar. Perbandingan C/N yang diperoleh sudah memenuhi nilai SNI yaitu sebesar 9,87 (3 bulan) dan 13,05 (4 bulan). Perbandingan C/N ini sangat penting pada proses pengomposan karena berhubungan dengan aktivitas biologis organisme. Jika nilai perbandingan C/N terlalu tinggi, maka aktivitas biologis organisme menjadi berkurang. Untuk itu diperlukan beberapa siklus organisme untuk menyelesaikan degradasi bahan kompos sehingga waktu pengomposan akan lebih lama dan kompos yang dihasilkan memiliki mutu yang rendah. Jika perbandingan C/N terlalu rendah, maka kelebihan nitrogen yang tidak dipakai oleh 134

Vol. 5, No. 2, Maret 2012 mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan hilang melalui volatisasi sebagai amoniak. Perbandingan C/N yang ideal untuk proses pengomposan adalah 20-40 dan Perbandingan C/N yang ideal setelah menjadi kompos adalah 10-20. Kandungan unsur hara kompos yang diperoleh seperti kalium (K) sebesar 0,24% dan fospat (P) 0,19%. Nilai P yang diperoleh jika dibandingkan dengan nilai P pada effluent sludge (0,0008%), menunjukkan kenaikan sebesar 23,75 kali. Jika dibandingkan dengan nilai SNI untuk kalium (> 0,2%) dan fospat (>0,1%), maka nilai dari kompos slugde ini terletak pada batas minimum sehingga perlu penambahan nutrisi. Nilai kalsium (Ca) sebesar 1,16%. Jika dibandingkan dengan nilai effluent sludge (0,10%) telah mengalami kenaikan sebesar 11,6 kali. Tetapi masih jauh dari nilai maksimum yang ditentukan oleh SNI sebesar 25,5%. Nilai magnesium (Mg) pada kompos cukup baik yaitu sebesar 0,22% sehingga tidak perlu ditingkatkan karena kebutuhan tanaman hanya sebesar 0,15%. Tabel 1. Kandungan kompos sludge No Unsur Satuan Kualitas kompos SNI Umur kompos Min Maks 3 bulan 4 bulan Kualitas Fisik: 1 Kadar air % - 50 12,57 6,79 2 Temperatur C Suhu air tanah 28 29 3 Warna Kehitaman abu-abu kehitaman hitam 4 Bau Bau tanah Bau tanah Bau tanah 5 ph 6.8 7,49 7,24 7,28 Bahan organik: 6 Carbon % 9.80 32 10,56 11,88 7 Nitrogen % 0.40-1,07 0,91 C/N ratio 10 20 9,87 13,05 Unsur hara: 8 Kalium (K) % 0,2 * 0,235 0,24 9 Phosphat (P) % 0,1-0,19 0,22 10 Natrium (Na) % 0,424 0,73 11 Calsium (Ca) % * 25,5 1,16 1,08 12 Magnesium (Mg) % * 0,6 0,22 0,17 13 Aluminium (Al) % * 2,2 0,012 0,013 14 Besi (Fe) % * 2 0,391 0,394 15 Mangan (Mn) % * 0,1 0,033 0,033 Keterangan: * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum 135

KESIMPULAN Dari hasil analisis, kualitas fisik kompos sludge berupa kadar air, temperatur, warna, bau, dan ph sudah memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI). Nilai perbandingan C/N untuk kompos sludge berumur 3 bulan dan 4 bulan adalah sebesar 9,87 dan 13,05. Kandungan unsur hara kompos sludge kecuali unsur magnesium (Mg) masih perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih diucapkan kepada Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah mendanai penelitian ini melalui dana DIPA Universitas Riau dengan kode kegiatan 10.06.01.2310.0531.521119. DAFTAR PUSTAKA 1. BPS, Buletin statistik perdagangan luar negeri 2006, Badan Pusat Statistik, Jakarta 2007. 2. Anonim, Penelitian pemanfaatan bahan sisa pabrik, balai besar penelitian dan pengembangan industri selulosa, Bandung, 2004. Anonim, Penelitian Pemanfaatan Bahan Sisa Pabrik, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa, Bandung, 2004. 3. I. Cooperben, Paper mill sludge and compos effluent on soil, University of Winconsin, Madison, USA, 2000. 4. Anonim, SNI 19-7030-2004, Balai Standarisasi Nasional, Jakarta, 2004. 5. Anonim, Penelitian pemanfaatan bahan sisa pabrik, balai besar penelitian dan pengembangan industri selulosa, Bandung, 2004. Anonim, Penelitian Pemanfaatan Bahan Sisa Pabrik, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa, Bandung, 2002. 6. N. Djuarnani, Cara cepat membuat kompos, Edisi 2, Agromedia Pustaka, Jakarta, 2005. 136