BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penulis, serta kegunaan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dibuka tetapi dapat dilihat dari munculnya produk-produk baru dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap kepuasan atau

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang ada dalam negara tersebut.semakin berkembang industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari industri perbankan di Surabaya dapat. menunjukkan meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan jasa perbankan.

I. PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia masih tergantung pada sektor konsumsi. Ketika ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. cepat dan disertai dengan adanya tantangan tantangan yang semakin luas dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

T R I Y O N O D

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

I. PENDAHULUAN. Bisnis properti tahun 2008 akan berkembang pesat, hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan ekonomi nasional yang mengandung berbagai kelemahan struktural yaitu

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BABI PENDAHULUAN. Pemasaran adalah kegiatan manus1a yang diarahkan untuk memenuhi. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bank yang menjadi pilihan tersebut. Keputusan nasabah untuk membuka rekening

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

KUALITAS PELAYANAN CUSTOMER SERVICE DAN LOYALITAS NASABAH PADA BANK BRI UNIT VETERAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti di Indonesia saat ini sedang berkembang karena. ditandai dengan semakin gencarnya ekspansi pembangunan properti dan

I. PENDAHULUAN. ketat. Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 131 bank yang masih bertahan di

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Pendahuluan. konsumtif. Dengan begitu banyak bank melihat adanya keuntungan yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. customer life value. Nilai seumur hidup pelanggan atau CLV (Customer Life Value)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai bila kepuasan pelanggan telah terpenuhi bahkan melebihi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendatang. Dinamika yang terjadi di sektor jasa terlihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan. Baik buruknya citra

BAB I PENDAHULUAN. properti residential (IHPR - berdasarkan survey Bank Indonesia). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan dengan mutu produk dan jasa baik akan memperoleh Return On

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM dan diperkirakan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. keadaan nasabah perbankan saat ini. Nasabah perbankan ibarat putri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia saat ini terus mengalami peningkatan dalam hal Dana

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat persaingannya dari bank milik swasta, bank milik negara hingga bank

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu berdasarkan persetujuan pinjaman antara pihak bank dengan pihak lain

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai produk layanan perbankan yang ditawarkan kepada nasabah muncul dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini di Indonesia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan bisnis dan profit mereka (Arlan Rully, 2006)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BABI PENDAHULUAN. hal ini tidak dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan konsumen atau nasabah yang sudah

BAB I. membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang. menciptakan para pelanggan yang merasa puas.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan masyarakat. Kecepatan, kemudahan, dan keamanan

I. PENDAHULUAN. menjadi hal yang penting dan harus dipenuhi oleh setiap produsen guna. mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan berkembang semakin kompleks dengan segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggap menjalankan fungsi dan tanggung jawab di bidang keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB I PENDAHULUAN. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menjadi penyebar kabar. melepas nasabah yang telah loyal secara begitu saja.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk mengetahui, meniru dan menyusun cara-cara untuk mematahkan. terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

SKRIPSI. Oleh: Rika Agustina

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan perbankan pada saat ini sudah sangat ketat. Pentingnya faktor pelayanan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin tingginya populasi penduduk maka semakin tinggi pula kebutuhan manusia, salah satunya dalam segi kebutuhan tempat tinggal. Pada masa ini dalam keadaan yang serba meningkat dari segi harga jual baik pangan, sandang dan lain-lain, begitu pula dengan harga penjualan rumah yang semakin melambung sehingga melampaui budget yang sudah ditentukan oleh debitur dan juga tidak sesuai dengan lokasi yang di harapkan. Dari segi kredit terdapat beberapa jenis sektor konsumtif yang dibiayai dengan kredit oleh bank, salah satunya adalah sektor perumahan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Peningkatan pemberian KPR oleh bank disebabkan masih banyaknya masyarakat yang membutuhkan rumah. Pada sisi lain sebagian masyarakat tidak mampu membeli rumah secara tunai, sehingga ini menjadi peluang bagi bank untuk memasarkan KPR sebanyak banyaknya Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit, seseorang dapat membeli rumah secara tunai apabila orang tersebut memiliki uang yang nilainya sama dengan harga rumah tersebut. Namun seiring dengan semakin sulitnya keadaan ekonomi dan banyaknya tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat maka pembelian rumah secara tunai semakin sulit dilakukan, terutama bagi masyarakat yang tingkat ekonominya menengah kebawah. Dengan demikian pembelian rumah secara kredit di kalangan masyarakat menjadi pilihan yang sangat menarik. Disaat pembelian rumah secara kredit menjadi pilihan utama bagi para debitur, maka terjadi persaingan dan kompetisi antar bank dalam melakukan penjualan produk tersebut. Persaingan yang dimaksud dari suku bunga KPR, pada tahun 2012 suku bunga KPR berhasil mencapai angka singel digits setelah ditahun-tahun sebelumnya selalu mencapai angka diatas 1

2 10%, ditengah ancaman property perbankan berlomba-lomba menawarkan paket bunga rendah melalui reklame yang terpampang dijalan-jalan protokol Jakarta. Bank-bank lain menawarkan suku bunga rendah tentu saja hanya untuk fix beberapa tahun saja sesuai dengan kesepakatan, jika jangka waktu sudah habis maka bank menerapkan bunga floating atau mengikuti mekanisme bunga pasar hingga cicilan rumah kredit debitur lunas. Penerapan suku bunga rendah adalah strategi bank untuk menggaet nasabah properti pasca regulasi Bank Indonesia (BI) yang menetapkan minimal uang muka 30% dari harga rumah dan aturan ini berlaku sejak 15 Juni 2012, sejak peraturan tersebut dikeluarkan maka perbankan langsung memutar otak agar bisnis KPR tidak surut. Strategi untuk memenangkan persaingan dalam bisnis KPR adalah suku bunga dan pelayanan yang kompetitif, suku bunga KPR yang tinggi dapat menyebabkan ekspansi atau peminat KPR menjadi turun. Pada sisi lain bank yang mampu memberikan pelayan yang memuaskan pasti dapat menarik banyak debitur sehingga mampu tumbuh dan berkembang. Porsi kredit konsumen BCA sebelum tahun 2010 mencapai 13,8% dari seluruh pinjaman yang disalurkan bank, tidak banyak berbeda dari tahun sebelumnya. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh sebesar 23,9% menjadi Rp. 4,4 triliun dan piutang kartu kredit meningkat sebesar 34,3% menjadi 1,6 triliun. Pada tahun 2012 BCA melalukan penjualan produk KPR lebih agresif lagi dengan menawarkan suku bunga KPR single digit yaitu fix 9% untuk 2 (dua) tahun pertama, berkat penawaran suku bunga tersebut maka pada sembilan bulan pertama berhasil 5% lebih tinggi dari budget yang sudah ditentukan. Seolah tak mau kalah maka bank-bank lain mengeluarkan promo yang sama dan terjadi persaingan dalam memperebutkan atau mendapatkan kepercayaan dari debitur agar tertarik dengan produk dan promo yang ditawarkan.

3 Untuk meningkatkan penyaluran kredit bank berusaha mendapatkan debitur baru dengan mempertahankan dan meningkatkan loyalitas debitur agar tidak lari ke bank pesaing. Untuk mempertahankan loyalitas debitur kepada bank, maka KPR BCA berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya salah satunya untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan debitur maka BCA melakukan survey kepada debitur KPR BCA. Tabel. 1.1 Daftar Komplain Debitur KPR PT. Bank Central Asia, Tbk. Kantor Pusat No Jenis Keluhan Jumlah Debitur Persentase (%) 1. Ketepatan waktu akad kredit 9 22,5 2. Kemampuan staf 8 20 3. Kecepatan pelayanan 6 15 4. Lokasi Parkir 5 12,5 5. Ketulusan membantu 5 12,5 6. Keamanan bertansaksi 3 7,5 7. Ruang akad kredit 2 5 8. Toilet 2 5 Total 40 100 Berdasarkan hasil suvey diatas terhadap 40 orang debitur KPR BCA terdapat beberapa keluhan yaitu: mengenai keterlambatan proses penandatanganan akad kredit yang disebabkan petugas akad KPR BCA terlambat datang ke lokasi (22,5%), petugas akad KPR BCA kurang mampu dalam memberikan informasi mengenai proses akad kredit KPR BCA (20%), petugas akad KPR BCA lambat dalam memberikan pelayanan kepada debitur (15%), tempat parkir yang disediakan kurang memadai dikarenakan hanya terdiri dari 2 lantai area parkir yang kurang luas sehingga tidak dapat menampung lebih dari 30 menit untuk mendapatkan area parkir (12,5%), petugas akad KPR BCA kurang ramah terhadap debitur dalam memberikan bantuan (12,5%), keamanan transaksi tidak ada petugas

4 (security) yang bertugas di BCA, ruang untuk proses akad kredit tidak bagus untuk dekorasi, penataan ruangan tidak terawat peralatan yang tersedia (7,5%), ruang akad kredit yang digunakan terlalu sempit dan penggap sehingga debitur tidak nyaman (5%) dan kebersihan toilet yang kurang terjaga sehingga membuat debitur terganggu (5%). Berkurangnya loyalitas debitur mungkin bisa dikarenakan kurangnya efektifitas dalam pelayanan yang diberikan kepada debitur yang dapat terlihat dari jumlah keluhan yang diterima. Pada umumnya perusahaan jasa financial khususnya perbankan berkeinginan memiliki debitur yang loyal atau setia kepada bank yaitu debitur yang melakukan pinjaman ulang, meningkatkan jumlah pinjamannya dan memberitahu tentang pengalamannya yang memuaskan kepada pihak lain serta tidak pindah ke bank pesaing. BCA sebagai perusahaan jasa financial juga berharap dapat mempertahankan dan meningkatkan loyalitas debiturnya, keputusan debitur menggunakan dan memilih suatu produk sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan. BCA berusaha memuaskan kebutuhan dan keinginan debitur dengan memperbaiki kualitas pelayanan dengan cara meningkatkan kemampuan karyawan dengan memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan mendorong untuk lebih proaktif dalam memasarkan produknya serta dari segi kemudahan dalam bertransaksi, kecepatan dan service yang sesuai dengan ekspetasi debitur serta melakukan perbaikan pada atribut-atribut pelayanan maka akan semakin meningkatkan kepuasan debitur serta mempebesar loyalitas debitur kepada bank. Kepuasan debitur yang sangat tinggi menyebabkan loyalitas lebih lama, membeli lebih banyak ketika bank menawarkan produk baru atau memperbarui produk yang sudah ada. Selain bunga, loyalitas, kepuasan dan kualitas layanan yang mempengaruhi debitur ternyata ketentuan dari Bank Indonesia mengenai LTV ( Loan To Value ) juga sangat berpengaruh terhadap debitur karena peraturan LTV tersebut mempengaruhi pinjaman dan plafon kredit yang

5 disetujui oleh bank. Berdasarkan kebutuhan akan tempat tinggal maka, pada tahun 2000 BCA mendirikan suatu Divisi Unit Bisnis Kredit Konsumer/ UBKK KPR BCA Kantor Pusat yang terletak di Grand Indonesia dan Pondok Indah. UBKK ini sendiri difokuskan untuk memproses produk KPR dan melayani debitur dalam hal melakukan pembelian rumah melalui KPR BCA. UBKK ini adalah unit yang mempromosikan dan menginformasikan KPR dari segi bunga, keuntungan dan manfaatnya selain itu debitur dapat melakukan pembelian tempat tinggal selain rumah bisa juga untuk pembelian apartemen, ruko sesuai dengan wilayah yang debitur inginkan secara kredit melalui KPR BCA. Proses kerja pada UBKK adalah mulai dari debitur mengajukan form permohonan pengajuan KPR, persetujuan, akad kredit, penyimpanan dokumen dan pelunasan. Untuk meningkatkan ketertarikan debitur dalam rangka pembelian rumah melalui kredit, maka BCA mengedepankan yang paling diutamakan yaitu kualitas dalam segi pelayanan pada saat akad kredit yang dapat memberikan kepuasan antara debitur dengan BCA sehingga menimbulkan loyalitas dari diri debitur sendiri. Agar debitur mendapatkan kepuasan maka BCA berupaya yang terbaik dalam proses KPR yaitu Apabila proses permohonan kredit debitur sudah disetujui dan persyaratan yang diperlukan oleh BCA sudah dipenuhi serta dokumen dokumen yang dibutuhkan sudah dilengkapi oleh debitur maka akan dilanjutkan untuk proses penandatanganan akad kredit, sebelum akad kredit itu dilaksanakan akan dilakukan konfirmasi terlebih dahulu oleh pihak BCA antara debitur dengan notaris untuk menentukan waktu dan tempat akan dilakukannya proses penandatanganan kredit debitur tersebut. Permasalahan yang ada yaitu pada saat akad kredit berlangsung, disini akan terjadi komunikasi antara petugas akad BCA dengan debitur dan pihak ketiga lainnya seperti notaris. Dari proses akad kredit tersebut akan diketahui dan terlihat apakah petugas akad BCA datang tepat waktu, pelayanan dan informasi serta waktu untuk proses akad tersebut sesuai dengan yang sudah ditentukan, yaitu untuk proses KPR Umum ± 1 s/d 1,5

6 jam sedangkan proses KPR Refinancing ± 1 jam. Setelah proses akad selesai maka petugas akad harus segera mengirimkan hasil akad kredit tersebut untuk diproses oleh bagian pencairan dana. Apabila waktu untuk proses akad yang sudah ditentukan masih belum selesai, maka perlu diketahui penyebab yang menghambat proses akad kredit tersebut. Penyebab proses akad tersebut bisa dari berbagai masalah yang ada bisa dari debitur sendiri atau pihak lainnya, tetapi permasalahan ada di petugas akad BCA yaitu tidak memberikan informasi yang lengkap, pelayanan yang tidak maksimal, antusias yang kurang serta tidak memberikan solusi kepada debitur, sehingga pada saat akad kredit menimbulkan komplain atau keluhan serta masalah pada saat akad kredit berlangsung atau setelah proses akad kredit tersebut selesai. Bila akad kredit berlangsung lama dan tidak konsisten dengan waktu yang sudah ditentukan, maka hal ini bisa menyebabkan terhambatnya proses pencairan dana ke rekening debitur atau penjual. Apabila pencairan dana terhambat selain menimbulkan complainan dari debitur maka akan berpengaruh terhadap kinerja pendamping akad BCA yang harus melakukan confirmasi dan penjelasan secara berulang ulang antara debitur dan pihak pihak lainnya yang terkait. Untuk bagian pencairan dana dari segi waktu dan kualitas akan menjadi pengaruh terhadap proses penginputan dan mempunyai waktu yang sedikit untuk pemeriksaan dokumen yang diperlukan untuk melakukan proses pencairan dana sehingga dapat menyebabkan kesalahan dan human error yang tinggi. Akibat dari permasalahan tersebut secara langsung berdampak pada perubahan loyalitas debitur kepada bank untuk produk dan pelayanan yang sudah diterimanya, secara otomatis debitur menjadi kecewa, komplain dan tidak akan melakukan transaksi lagi di KPR BCA atau merekomendasikan kepada yang lain. Loyalitas merupakan faktor yang paling penting dalam bisnis karena sangat berpengaruh terhadap kepuasan debitur apabila tidak disertai dengan kualitas pelayanan yang baik sesuai dengan kebutuhan dan

7 keinginan debitur maka tidak mungkin debitur akan melakukan transaksi kembali. Loyalitas merupakan hal yang bersifat emosional dari konsumen dan didapatkan dari usaha dan perjalanan yang panjang dari sebuah produk karena loyalitas terbentuk berdasarkan pengalaman konsumen terhadap produk yang didasarkan pada betapa baik dan berfungsinya sebuah produk dengan tepat berdasarkan hal yang dijanjikan. Loyalitas menjadi hal yang penting karena dengan tingginya loyalitas konsumen terhadap suatu produk akan mendukung produk tersebut secara langsung dimana konsumen akan setia menggunakan produk dan tidak mudah berganti ke produk lain sehingga produk akan memiliki positioning yang sangat penting dibenak konsumen. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang masalah tersebut diatas adalah loyalitas debitur menjadi berkurang dikarenakan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterimanya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sesuai dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui Determinan Loyalitas Debitur Pada KPR PT. Bank Central Asia, Tbk. 1.2 Penelitian Terdahulu Dharmayanti (2006), melakukan penelitian untuk mengetahui apakah kinerja pelayanan mempunyai pengaruh secara langsung terhadap loyalitas nasabah Bank Mandiri cabang Surabaya dan sejauh manakah peran interaksi kinerja pelayanan dan kepuasan nasabah sebagai moderating variabel dalam mempengaruhi loyalitas nasabah Bank Mandiri cabang Surabaya. Penelitiannya menunjukan, kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan, kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap loyalitas dan kepuasan memiliki pengaruh terhadap loyalitas. Bharwana, Bashir dan Mohsin (2013), melakukan penelitian untuk mengetahui kualitas layanan yang ditawarkan oleh perguruan tinggi sehingga mereka perguruan tinggi dapat bersaing saingan mereka dan

8 mencari kepuasan dari siswa. Penelitianna menunjukan bahwa, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan. Beigi, Jorfi, Tajarrod dan Beigi (2016), melakukan penelitian untuk mengetahui efek dari kualitas layanan e-banking pada kepuasan pelanggan dan loyalitas. Penelitiannya menunjukkan, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas dan kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas. Sanayei, Shahin dan Taheri (2012), melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh dari kualitas pelayanan terhadap loyalitas. Penelitiannya menunjukan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas. Mohsan, Nawas, Khan, Shaukat dan Aslam (2011), melakukan penelitian untuk menemukan dampak dari kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan niat untuk beralih. Penelitiannya menunjukan, kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas. Ivanauskiene dan Volungenaite (2014), melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Penelitiannya menunjukkan, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas Awara (2014), melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan; kepuasan pelanggan dan patronage pelanggan; dan kepuasan pelanggan dan retensi pelanggan. Penelitiannya menunjukkan, kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas Mossahab, Mahamad dan Ramayah (2010), melakukan penelitian untuk mengetahui kualitas layanan yang ditawarkan oleh Bank dan untuk mempelajari hubungan antara kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas. Penelitiannya menunjukakan, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan, kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas dan kepuasan berpengaruh terhadap loyalitas. Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: kualitas pelayanan dan kepuasan sangat berpengaruh terhadap loyalitas hal ini dapat disampaikan bahwa loyalitas memiliki

9 peranan penting kualitas pelayanan agar dapat tercapainya kepuasan debitur. Namun hasil penelitian terdahulu apakah berlaku di BCA oleh karena itu diperlukan penelitian ini untuk mengetahui loyalitas debitur kepada KPR BCA. 1.3 Identifikasi Masalah Perusahaan yang bergerak dibidang jasa khususnya perbankan harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada para debitur agar menjadi loyal kepada perusahaan karena merasa puas terhadap pelayanan atau jasa yang diberikan dan diterima oleh debitur. Pada kondisi yang sebenarnya terdapat perbedaan antara kualitas pelayanan KPR BCA dengan peneliti terdahulu bahwa terdapat ketidak sesuaian yang diterima oleh debitur mengenai kualitas pelayanan sehingga mereka merasa kecewa dan marah karena tidak mendapatkan pelayanan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhannya sehingga mereka tidak puas dan timbul keluhan mengenai kualitas pelayanan yang diterima 1.4 Batasan Masalah Karena banyaknya masalah yang diidentifikasi maka peneliti melakukan pembatasan masalah agar tidak meluasnya permasalahan yang dibawakan dalam penelitian ini. Adapun batasan masalah ini dengan maksud agar lebih dan tetap konsisten sehingga mendapatkan penyelesaian atas masalah tersebut. Beberapa masalah yang akan penulis bahas adalah Kualitas Pelayanan, Loyalitas dan Kepuasan Debitur. 1.5 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan-batasan masalah yang ada, maka peneliti membuat rumusan masalah yang meliputi: (1) Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan debitur; (2) Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas debitur; (3) Apakah kepuasan debitur berpengaruh terhadap loyalitas debitur KPR BCA.

10 1.6 Tujuan Penelitan Dari rumusan diatas maka tujuan penelitian ini meliputi: (1) Untuk mengetahui kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan debitur KPR BCA; (2) Untuk mengetahui kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas debitur KPR BCA; (3) Untuk mengetahui kepuasan debitur berpengaruh terhadap loyalitas debitur KPR BCA. 1.7 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan saran pemikiran dan wawasan agar dapat lebih meningkatkan kinerja pekerja bank dalam memberikan kualitas pelayanan yang maksimal kepada debitur, sehingga dapat memberikan kesan serta kepuasan yang mendalam kepada debitur dan menciptakan loyalitas yang tinggi dari debitur agar dapat lebih terjalin kerjasama yang jauh lebih baik antara bank dan debitur. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbang saran untuk menambah informasi dan wawasan kepada Unit Bisnis Kredit Konsumer KPR BCA Kantor Pusat. Untuk Jakarta, sebagai referensi dan kepustakaan bagi penulis berikutnya mengenai kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas antara bank dan debitur. 1.8 Sistematika Penulisan Tesis ini tersusun dalam 6 (enam) bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, penelitian terdahulu identifikasi, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian.

11 BAB III: RERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS PENELITIAN Dalam bab ini dibahas mengenai rerangka konseptual dan hipotesis penelitian. BAB IV: METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas mengenai tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data serta definisi operasional variabel. BAB V: HASIL dan PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan gambaran umum obyek penelitian mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, demografi responden. Bab ini juga akan membahas mengenai hasil hubungan dimensi setiap variabel yang diteliti. BAB VI: KESIMPULAN dan SARAN Bab ini adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran berdasarkan hasil pembahasan.