BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

III METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Juni

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

3. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU LAMPIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

3 Metodologi Percobaan

Y ij = µ + B i + ε ij

Lampiran A : Komposisi Media MS

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

BABm METODA PENELITIAN

3 Metode Penelitian Alat

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

1 atm selama 15 menit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAMPIRAN. Lampiran 1. Tahapan Penelitian. Kultur Stok S. thermopillus, L. bulgaricus, dan B. bifidum. MRS agar miring

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Teknologi Farmasi dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

15 BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA 3.1 BAHAN Lactobacillus acidophilus FNCC116 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari Universitas Gajah Mada), Bacillus licheniformis F11.4 (kultur koleksi BPPT yang didapatkan dari University of Hamburg, kerjasama IG- Biotech), limbah kulit udang (limbah PT Wironto Agung). Bahan kimia yang digunakan antara lain : Natrium alginat (Fluka), CaCl 2 H 2 O (Merck), medium MRS (Pronadisa), ekstrak khamir (Pronadisa), pepton (Pronadisa), NaCl (Applichem), glukosa (Merck), agar bacto (Pronadisa), MgSO 4.7H 2 O (Merck), MnSO 4. 7H 2 O (Merck), FeSO 4. 7H 2 O (Merck), Na 2 CO 3 (Merck), NaOH (Merck), CuSO 4 (Merck), NaKC 4 H 4 O 6.4H 2 O(), KCl (Merck), KH 2 PO 4 (Merck), C 3 H 6 O 3 atau asam laktat (Merck), Na 3 C 5 H 6 O 7 atau natrium sitrat (Merck), buffer Tris (Merck), azokasein (Fluka), trikloroasetat (Fluka), reagen Folin (Merck), Bovine serum albumin (Fluka). 3.2 ALAT Shaker Incubator, refrigerated centrifuge (Hitachi), centrifuge (Sigma), phmeter (Inolab), spektrofotometer (UV, U-2001 Hitachi), thermomixer (Eppendorf), HPLC (Merck), timbangan, autoklaf, hot plate magnetic stirrer, pipet mikro, alat gelas seperti cawan petri, beker gelas, erlenmeyer. 3.3 METODA 3.3.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. 3.3.1.1 Produksi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116.

16 Sebanyak 1 ose kultur stok Lactobacillus acidophilus FNCC116 diinokulasikan pada 50 ml medium MRS cair, kemudian diinkubasi selama 12 jam pada temperatur 37 o C. Prekultur ini diinokulasikan pada 500 ml medium MRS dalam Erlenmeyer 1000ml, kemudian diinkubasi pada temperatur 37 o C selama 18 jam. Kultur sel ini disentrifugasi pada temperatur 4 o C selama 10 menit dengan kecepatan putaran 8000 rpm. Supernatan dibuang dan endapan sel disuspensikan dengan larutan NaCl 0,9% steril. 3.3.1.2 Proses Amobilisasi sel Lactobacillus acidophilus FNCC116 Sebanyak 50 ml suspensi sel Lactobacillus acidophilus FNCC116 dicampur homogen dengan 50 ml larutan natrium alginat konsentrasi 4% sehingga didapatkan konsentrasi akhir natrium alginat 2%. Campuran homogen ini diteteskan pada larutan CaCl 2. 2H 2 0 0,2 M. Butiran sel amobil yang terbentuk didiamkan selama 30 menit di dalam larutan, kemudian dipisahkan dan dicuci dengan larutan NaCl 0,9% steril. 3.3.2 Fermentasi Sel Amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116. 3.3.2.1 Uji Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Sel terhadap ph dan Konsentrasi Asam Laktat. Sebanyak masing-masing 15, 20, 25 dan 30 gram sel amobil dimasukkan ke dalam 4 Erlenmeyer 250 ml A o, B o, C o dan D o yang masing-masing berisi 100 ml medium yang mengandung glukosa 6%, ekstrak khamir 1,5%, MnSO 4 0,003% FeSO 4.7H 2 O 0,003% MgSO 4. 7H 2 O 0,02% kemudian diinkubasi dengan putaran 100 rpm, temperatur 37 o C. Pengamatan dilakukan pada jam ke 6, 12, 18, 24, 30, 36 dengan mengukur ph dan jumlah asam laktat. 3.3.2.2 Analisa Asam laktat

17 Medium hasil sampling disentrifuse dengan kecepatan 13.000 rpm pada temperatur kamar. Cairan supernatan disaring dengan mikrofilter berukuran 0,5 µm. Sebanyak 5 µl filtrat diinjeksikan pada kolom KCKT menggunakan kolom C18 dan dielusi dengan H 2 SO 4 0,0005 N dalam aquadest pada kondisi analisis dengan kecepatan aliran 0,6 ml per menit dan temperatur 60⁰C. Absorbansi diukur menggunakan detektor UV. 3.3.3 Demineralisasi Menggunakan Sel Amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116. 3.3.3.1 Uji Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Kulit Udang terhadap ph, Konsentrasi Asam Laktat dan Kadar Abu pada Demineralisasi dengan Sel Amobil 30% Sebanyak masing-masing 30, 60 dan 90 gram kulit udang basah (10%, 20% dan 30% b/v) yang telah diblender, dimasukkan ke dalam 3 wadah labu bulat A, B, C yang berisi 300 ml medium yang mengandung glukosa 6%, ekstrak khamir 1,5%, MnSO 4 0,003%, FeSO 4.7H 2 O 0,003% dan MgSO 4. 7H 2 O 0,02%. Selanjutnya ke dalam wadah A, B dan C dimasukkan sel amobil sebanyak 90 gram (30% b/v) kemudian diinkubasi pada temperatur 37 o C selama 48 jam dengan kecepatan putaran 150 rpm. Pengamatan dilakukan dengan mengukur ph medium dan kadar asam laktat pada jam ke 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42 dan 48. Setelah 48 jam kulit udang dicuci dengan aquadest kemudian dikeringkan dan diukur kadar abu akhirnya. 3.3.3.2 Uji Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Kulit Udang terhadap ph, Konsentrasi Asam Laktat dan Kadar Abu pada Demineralisasi dengan Sel Amobil 20%. Pada prosedur ini dilakukan sama dengan pada prosedur 3.3.3.1 dengan perbedaan pada konsentrasi sel amobil sebanyak 20% dimasukkan ke dalam 3 medium E, F dan G. 3.3.3.3 Pengukuran Kadar Abu dalam Kulit Udang.

18 Sebanyak 1 gram sampel yang telah dikeringkan, dimasukkan ke dalam cawan keramik yang telah disiapkan, dan ditimbang beratnya terlebih dahulu kemudian kemudian dibakar di dalam tanur, pada temperatur 600 o C 800 o C selama 3 jam Sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sampel dihitung kadar abunya dengan menggunakan rumus : Kadar abu sampel %= Berat abu setelah pengabuan) Berat sampel x100% 3.3.4 Amobilisasi Sel Bacillus licheniformis F11.4 3.3.4.1 Produksi Sel Bacillus licheniformis F11.4 Sebanyak 1 ose Bacillus licheniformis F11.4 diinokulasikan pada 50 ml medium LB cair, kemudian diinkubasi pada temperatur 55 o C selama 6 jam dengan kecepatan putaran 180 rpm. Setelah 6 jam diinokulasikan pada 500 ml medium LB cair dalam Erlenmeyer dan diinkubasi pada temperatur 55 o C selama 12 jam dengan kecepatan putaran 180 rpm, sehingga didapatkan biakan sel Bacillus licheniformis F11.4. Hasil pembiakan sel ini disentrifugasi pada temperatur 4 o C selama 10 menit dengan kecepatan putaran 8000 rpm. Cairan filtrat dibuang dan endapan sel disuspensikan kembali dengan larutan NaCl 0,9% steril. 3.3.4.2 Proses Amobilisasi Sel Bacillus licheniformis F11.4. Sebanyak 50 ml suspensi sel Bacillus licheniformis F11.4 dicampur dengan 50 ml larutan natrium alginat 4% sampai homogen sehingga diperoleh konsentrasi akhir natrium alginat 2%. Campuran homogen ini diteteskan pada larutan CaCl 2. 2H 2 0 0,2 M. Butiran yang terbentuk didiamkan selama 30 menit di dalam larutan, kemudian dipisahkan dan dicuci dengan larutan NaCl 0,9% steril. 3.3.5 Fermentasi Sel Amobil Bacillus licheniformis F11.4 3.3.5.1 Uji Pengaruh Konsentrasi Sel Terhadap Aktivitas Protease.

19 Sebanyak masing-masing 10, 20 dan 30 gram ( 10%, 20% dan 30% b/v) sel amobil dimasukkan ke dalam 3 Erlenmeyer 250 ml ( A, B, C ) yang berisi 100 ml medium yang mengandung ekstrak khamir 0,5%, NaCl 0,5%, MgSO 4.7H 2 O 0,05%, CaCl 2. 2H 2 O 0,1%, kemudian diinkubasi pada temperatur 40 o C dengan kecepatan putaran 100 rpm. Pengamatan dilakukan jam ke 6, 12, 18, 24, 30, 48, 72, 96 dengan mengukur aktivitas protease. 3.3.5.2 Pengukuran aktivitas enzim protease (Metoda Waldeck). Sebanyak 25 µl sampel yang telah disentrifugasi ditambah 225µL larutan buffer tris 0,1 M ph 8, kemudian ditambah 150 µl larutan azokasein. Campuran diinkubasi didalam thermomixer pada temperatur 40⁰C selama 10 menit. Setelah 10 menit, sebanyak 400 µl trikloroasetat ditambahkan ke dalam campuran tadi. Endapan dan larutan dipisahkan dengan sentrifugasi 13000 rpm selama 10 menit, pada temperatur 25 o C. Sebanyak 750 µl supernatan dipipet dan ditambah 250 µl natrium hidroksida 0,5 M. Setelah dihomogenkan, diukur serapannya pada 440 nm menggunakan spektrofotometer UV Vis U-2001. 3.3.6 Deproteinasi Kulit Udang Menggunakan Sel Amobil Bacillus licheniformis F11.4. 3.3.6.1 Uji Pengaruh Perbedaan Temperatur terhadap Aktivitas Protease dan Kadar Protein Kulit Udang. Sebanyak masing-masing 90 gram kulit udang basah (30% b/v) yang telah diblender dimasukkan ke dalam wadah labu bulat yang berisi 300 ml medium yang mengandung ekstrak khamir 0,5% NaCl, 0,05% MgSO 4.7H 2 O, 0,1% CaCl 2. 2H 2 O 0,1% kemudian ke dalam kedua medium ditambahkan masingmasing 90 gram sel amobil Bacillus licheniformis F11.4, selanjutnya diinkubasi pada temperatur 37 o C, 40 o C, 55 o C selama 96 jam dengan kecepatan putaran 150 rpm. Pengamatan dilakukan pada jam ke 6, 12, 18, 24, 28, 32, 36, 48, 52, 56, 60, 72, 96 dengan mengukur aktivitas enzim protease. Setelah 96 jam, kulit udang dipisahkan dari medium, dicuci dengan aquadest dan dikeringkan.

20 3.3.6.2 Uji Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Sel Amobil terhadap Aktivitas Protease dan Kadar Protein Kulit Udang. Sebanyak masing-masing 90 gram kulit udang basah (30% b/v) yang telah diblender dimasukkan ke dalam 2 wadah labu bulat yang berisi 300 ml medium yang mengandung ekstrak khamir 0,5%, NaCl 0,5%, MgSO 4.7H 2 O 0,1% CaCl 2. 2H 2 O 0,1%. Kedua medium ditambahkan sel amobil Bacillus licheniformis F11.4. masing-masing sebanyak 60 gram (20% b/v) dan 90 gram (30% b/v). Selanjutnya diinkubasi pada temperatur 40 o C selama 96 jam dengan kecepatan putaran 150 rpm. Pengamatan dilakukan pada jam ke 6, 12, 18, 24, 28, 32, 36, 48, 52, 56, 60, 72, 96 dengan mengukur aktivitas enzim protease. Setelah 96 jam kulit udang dicuci dengan aquadest dan dikeringkan, kemudian diukur kadar protein dalam kulit udang. 3.3.6.3 Uji Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Kulit Udang terhadap Aktivitas Protease dan Kadar Protein Kulit Udang. Sebanyak masing-masing 60 gram (20% b/v) dan 90 gram (30% b/v) kulit udang basah yang telah diblender dimasukkan ke dalam labu bulat yang berisi 300 ml medium yang mengandung ekstrak khamir 0,5%, NaCl 0,5%, MgSO 4.7H 2 O 0,05%, CaCl 2. 2H 2 O 0,1%. Selanjutnya ke dalam kedua wadah dimasukkan sel amobil Bacillus licheniformis F11.4 sebanyak 90 gram (30% b/v) kemudian dinkubasi pada temperatur 40 o C, selama 96 jam dengan kecepatan putaran 150 rpm. Pengamatan dilakukan pada jam ke 6, 12, 18, 24, 28, 32, 36, 48, 52, 56, 60, 72, 96 dengan mengukur aktivitas enzim protease. Setelah 96 jam kulit udang dicuci dengan aquadest dan dikeringkan, 3.3.6.4 Pengukuran Kadar Protein dalam Kulit Udang (metoda Lowry). Kulit udang yang telah dideproteinasi, dikeringkan pada temperatur 105⁰C selama 24 jam. Sebanyak 0,5 gram kulit udang yang telah kering direndam dalam 7,5 ml larutan natrium hidroksida 1 M selama 24 jam pada temperatur 55⁰C. Sebanyak 200 µl larutan uji ditambahkan dengan 180 µl larutan buffer fosfat dan 2 ml larutan Lowry yang baru dibuat, kemudian campuran diinkubasi selama 10

21 menit pada temperatur ruang. Setelah diinkubasi ditambahkan 200 µl Folin, kemudian campuran dinkubasi selama 30 menit pada temperatur ruang, kemudian diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis U-2001 pada panjang gelombang 750 nm. Pengujian blanko menggunakan larutan buffer atau aquades, sedangkan kurva standar dibuat dengan mengganti sampel dengan menggunakan larutan BSA ( Bovine Serum Albumin ). BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Amobilisasi sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel Lactobacillus acidophilus FNCC116 berhasil dilakukan dan didapatkan bentuk butiran yang bulat. (Gambar 2.) serta hasil foto SEM dengan perbesaran 50 kali (Gambar 6) dan 500 kali (Gambar 7). 4.2 Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Sel Amobil terhadap ph dan Konsentrasi Asam Laktat pada Fermentasi Sel Amobil Lactobacillus acidophilus FNCC116. Hasil pengamatan ph pada medium A o mulai dari jam ke 6 sampai jam ke 36 menunjukkan terjadi penurunan ph mulai dari 5,8 menjadi 3,25. Medium B o didapatkan penurunan dari 5,55 menjadi 2,78 sedangkan medium C o terjadi penurunan ph dari 5,45 menjadi 2,78 dan medium Do menghasilkan penurunan ph dari 5,45 hingga 2,73 ( Tabel 1.)