Analisis Kualitas Layanan Dengan Metode KANO Berdasarkan Dimensi SERVQUAL Pada PT. AKR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KUALITAS PELAYANAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN MODEL KANO

USULAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PT. X DENGAN MODEL SERVQUAL DAN KANO

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN. domestik maupun di pasar internasional. Fenomena ini semakin menyadarkan para

Analisis Kualitas Layanan Perpustakaan Menggunakan Metode Kano Di Perpustakaan Universitas Kadiri

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN UIN SUSKA RIAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANO

MODEL KANO DALAM MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN DI RESTAURAN CEPAT SAJI

ANALISA KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN PADA PELANGGAN SEMEN PADANG MENGGUNAKAN MODEL KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL

METODE KANO (STUDI KASUS PADA MAHASISWA S1 TELKOM UNIVERSITY ANGKATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Analisis Kepuasan Konsumen Gula Rafinasi Dengan Pendekatan Model Kano Berdasarkan Dimensi Supply Chain Operation Reference

JISI : JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI VOLUME 4 NO. 1 FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia banyak mengalami percobaan. terutama dalam perekonomian. Diantaranya semenjak tahun 1997

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

Bab III Metode Penelitian

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PRIMA NAOMI. Kata kunci : Kepuasan Pelanggan, jasa pelayanan kesehatan, performance importance analysis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

BAB II LANDASAN TEORI. terlebih dahulu dasar-dasar yang akan digunakan nantinya. Dasar-dasar teori

BAB I PENDAHULUAN. Dalam jaman yang semakin modern ini, fotografi berkembang dengan

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KUALITAS PELAYANAN JASA PERCETAKAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA PT TRI JAYA MANDIRI

MEMINIMALKAN GAP KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL DAN BASIS IPA PADA SUPERMAKET DI PT X

Nora Tristiana Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

PENINGKATAN LAYANAN B4T BANDUNG BERDASARKAN USULAN PENINGKATAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN METODE IMPORTANCE PERFORMANCE MATRIX DAN KANO MODEL

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan, tetapi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dengan

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

ABSTRAK. Kata kunci (keywords): Perbaikan Kualitas Pelayanan. iv Universitas Kristen Maranatha

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

USULAN RANCANGAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN MODEL INTEGRASI SERVQUAL KANO

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

#13 KEPUASAN PELANGGAN

KEPUASAN PELANGGAN #12

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

#14 KEPUASAN PELANGGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN BERDASARKAN ANALISIS KEBUTUHAN PELANGGAN POSPAY KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN SERVQUAL, MODEL KANO, DAN TEKNIK TRIANGULASI

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. sebuah bentuk kontak dengan pelanggannya, mulai dari pengiklanan hingga

ANALISIS SISTIM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN MODEL KANO

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya agar tidak ketinggalan oleh para

KUESIONER TERTUTUP. (Vindie Riztya Lubis, SST)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kemajuan dan perkembangan melanda segala aspek. industri jasa, kualitas pelayanan harus dikelola dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

INTEGRASI METODE IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS DAN MODEL KANO DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS: PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS)

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PEMETAAN PREFERENSI KONSUMEN SUPERMARKET DENGAN METODE KANO BERDASARKAN DIMENSI SERVQUAL

Transkripsi:

Analisis Kualitas Layanan Dengan Metode KANO Berdasarkan Dimensi SERVQUAL Pada PT. AKR Ali Mustakim 1, Shanti Kirana Anggraeni 2, Sirajuddin 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Mr_Kimz@yahoo.com 1, s.kirana@ft-untirta.ac.id 2, sirajuddin@ft-untirta.ac.id 3 ABSTRAK PT.AKR terletak di Jl.Brigjen KH.Syam un Kota Cilegon. PT.AKR yang dibangun ditahun 2011 sudah mulai uji coba dan dipergunakan terhitung sejak 2001. Dengan semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan, PT. AKR selaku salah satu penyedia pelayanan jasa konstruksi harus selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan, harus diketahui terlebih dahulu apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan pelanggan atau belum Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan, mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap kualitas kinerja pelayanan di PT.AKR dan menganalisa strategi perbaikan kinerja pelayanan. Penelitian ini diawali survey pendahuluan untuk menguji validitas dan realibitas kuesioner, lalu pengambilan data dilakukan penyebaran kuesioner ke pelanggan selaku pengguna jasa di PT.AKR. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode KANO dimana metode ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna jasa dan berdasarkan dimensi SERVQUAL dimana metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi atribut apa saja yang harus dipertahankan dan ditingkatkan kualitas pelayanannya. Atribut pelayanan yang paling berpengaruh di PT.AKR yang menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan kinerjanya antara lain berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan kelengkapan fasilitas yang memadai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan perusahaan terhadap pelanggan. Kata kunci : Atribut Pelayanan, Dimensi SERVQUAL, KANO. PENDAHULUAN Perkembangan pada sektor jasa semakin meningkat saat ini. Salah satu contoh sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang berbagai aktivitas sehari-hari adalah sektor jasa konstruksi. Konstruksi merupakan sarana perkembangan yang penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian. Dengan pentingnya sektor jasa konxtruksi ini perlu ditunjang juga dengan kualitas pelayanan yang cukup baik bagi pengguna jasa Pengukuran kepuasan pengguna jasa merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pengguna jasa merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini sangat penting terutama bagi pelayanan publik khususnya pelayanan jasa pada PT.AKR yang akan diteliti oleh penulis. Perkembangan yang meningkat disemua aspek baik itu kehidupan, perdagangan dan pemerintahan di Kota Cilegon menuntut pemerintahan Kota Cilegon meningkatkan pelayanan jasa konstruksi yang berfungsi meningkatkan pelayanan publik di Kota Cilegon. Tujuan penelitian mengidentifikasi jenis-jenis pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan PLN. Model Kano merupakan suatu model yang bertujuan mengkategorikan atribut-atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut mampu memuaskan keperluan pelanggan. Model ini dikembang kan Profesor Noriaki Kano (CQM,1993) dari Universitas Tokyo Rika. Mengacu pada kondisi diatas dan melihat semakin meningkatnya respon pelanggan terhadap jasa konstruksi PT.AKR, penulis ingin meneliti tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap pelayanan jasa di PT.AKR. Agar mengetahui tanggapan, keinginan dan harapan konsumen terhadap pelayanan ini diperlukan wawancara langsung dengan metode penyebaran kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada pelanggan jasa PT.AKR. Metode yang tepat untuk permasalahan ini adalah metode KANO yang berdasarkan dimensi SERVQUAL. Metode KANO adalah indeks kepuasan pengguna jasa yang diperlukan untuk mengetahui tingkat

kepuasan pengguna jasa dengan memperhatikan tingkat kepuasan dari pelayanan, sedangkan dimensi SERVQUAL dipilih untuk mengukur perbandingan antara tingkat kepentingan suatu variabel dengan kenyataan yang dirasakan oleh pengguna jasa, dengan metode ini dapat di identifikasi variabel apa saja yang harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk memenuhi kepuasan pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan. METODOLOGI PENELITIAN Pengertian kualitas jasa menurut Wyckof dalam Lovelock yang dikutip oleh Tjiptono (2005), adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa yang diterima (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Menurut Parasuraman, dkk ada lima dimensi dalam kualitas jasa, yaitu: Tangibles (bukti fisik) yaitu, tampilan fisik perusahaan yang dapat dilihat secara langsung oleh pihak luar dan berpengaruh terhadap minat untuk mendatangi perusahaan tersebut, Reliability (keandalan) yaitu, kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas berkaitan dengan core business perusahaan, Responsiveness (ketanggapan) yaitu keinginan perusahaan melalui para pegawainya untuk membantu, merespon dan memberikan pelayanan yang cepat kepada konsumen, Assurance (jaminan) yaitu jaminan perusahaan yang diberikan perusahaan kepada konsumen untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. Bentuknya berupa jaminan pengetahuan, kesopanan, kejujuran dan keamanan, Emphaty (Empati) yaitu perusahaan melalui pegawainya menunjukkan rasa empati kepada konsumen dengan memberikan perhatian yang tulus dan memahami konsumennya (Parasuraman, dkk, 1988). Model Kano dikembangkan oleh Prof. Noriaki Kano adalah model yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk ataupun jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan. Di dalam modelnya, Kano membedakan tiga tipe produk yang diinginkan yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu kategori Must-be requirements (atribut dasar) jika ketegori ini tidak dipenuhi, maka konsumen akan secara ekstrim tidak puas. Di sisi lain, karena konsumen menganggap kategori ini sudah semestinya, maka pemenuhan kategori ini tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen, kategori One-dimensional requirements (atribut yang diharapkan), pada ketegori ini kepuasan konsumen proporsial dengan kinerja atribut. Semakin tinggi kinerja atribut, semakin tinggi pula kepuasan konsumen, Attractive requirements (atribut yang dapat meningkatkan kepuasan pelanggan) pemenuhan kategori ini akan menyebabkan peningkatan kepuasan konsumen yang sangat tinggi, tetapi jika tidak dipenuhi tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan (Tan dan Pawitra, 2001). Pada gambar 1 menggambarkan hubungan antara kepuasan konsumen dengan kinerja dari produk atau jasa untuk ketiga tipe di atas. Gambar 1 Kano Diagram Pengklasifikasian Kebutuhan Konsumen dalam Kano Kuesioner Kebutuhan konsumen berdasarkan keempat tipe (one-dimensinal, mus-be, attractive, dan indifferent) dapat diklasifikasikan dalam bentuk kuesioner. Ada dua macam bentuk pertanyaan dalam kuesioner yaitu pertanyaan fungsional dan pertanyaan disfungsional.contoh: 1. Pertanyaan fungsional : Apa yang anda rasakan jika penampilan pekerja selalu menggunaan APD yang sesuai? 2. Pertanyaan disfungsional : Apa yang anda rasakan jika penampilan pekerja tidak menggunaan APD yang sesuai? Kedua pertanyaan tersebut kemudian dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori, yaitu: A = Attractive, M = Must-be, O = One-dimensional, I = Indifferent, R = Reverse, dan Q = Questinable. Dengan menggabungkan pertanyaan fungsional dan disfungsional, maka tipe persyaratan suatu produk dapat diklasifikasikan sesuai tabel 1 berikut. Setelah mengkombinasikan jawaban-jawaban responden berdasarkan pertanyaan fungsional dan disfungsional, hasil dari evaluasi Kano tersebut didaftarkan pada tabel hasil yang menunjukkan distribusi keseluruhan dari kategori customer requirements. Adapun prosesnya dapat dilihat pada gambar 2.

Identifikasi Variabel Penelitian Tabel 2. Variabel Penelitian No Sub Variabel Pertanyaan Tabel 1 Tabel Evaluasi Kano Gambar 2 Proses evaluasi Kano Penentuan kategori Kano tiap atribut dengan menggunakan Blauth s formula menurut Walden (1993) antara lain: one-dimensional + attractive + must-be) > (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh dari yang paling maksimum dari (onedimensional, attractive, must-be) one-dimensional + attractive + must-be) < (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh dari yang paling maksimum dari (indifferent + reverse + questionable) one-dimensional + attractive + must-be) = (indifferent + reverse + questionable) maka grade diperoleh yang paling maksimum diantara semua kategori kano yaitu (one-dimensional, attractive, must-be, indifferent, reverse, questionable). Objek dari penelitian ini adalah PT. AKR dengan jumlah responden sebanyak 43 responden pelanggan dan 32 responden pihak manajemen. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah menggunakan instrumen kuesioner. Penentuan mekanisme penelitian dalam kuesioner Servqual menggunakan model penilaian skala likert dengan 10 jenjang range nilai. Sedangkan kuesioner kano terdiri dari pertanyaan fungsional dan disfungsional mengenai produk/jasa yang diberikan oleh PT. AKR. Kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban: 1=Suka, 2=Mengharapkan, 3=Netral, 4=Memberikan toleransi, 5=Tidak suka. 1. Penampilan pekerja selalu mengenakan APD yang sesuai Fasilitas yang lengkap dengan peralatan yang 2. memadai Tangibles 3. Kerapian dan kebersihan dalam bekerja (bukti langsung) 4. Jumlah karyawan mencukupi 5. Jumlah tenaga ahli/skill yg mencukupi 6. Penampilan pekerja saat menangani pekerjaan 7. Ketersedian alat dalam bekerja 8. Pelayanan pekerjaan memberikan penawaran yang sesuai Prosedur pelayanan yang baik dan tepat oleh perusahaan 9. 10. Reliability (kehandalan) Tidak bercanda dalam bekerja 11. Mutu pelayanan yang baik 12. Waktu kerja sesuai jadwal 13. Mutu kerja yang baik Kemampuan untuk cepat tanggap terhadap 14. keluhan yang disampaikan pelanggan. Dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan 15. Responsiveness yang diajukan pelanggan (ketanggapan) Kemampuan perusahaan dalam memberikan 16. solusi Pemberian informasi yang jelas / mudah 17. Responsiveness dimengerti (ketanggapan) 18. Pelayanan pemeriksaan yang cepat Jaminan pekerjaan/masa garansi yang cukup 19. bagi pelanggan Dapat melakukan komunikasi yang efektif 20. Competence dengan pelanggan (keterampilan) 21. Solusi yang diberikan memperhatikan nilai yang baik 22. Pekerja memiliki keahlian khusus 23. Para pekerja dapat dipercaya dalam menjalani tugas 24. Para pekerja memberikan hasil kerja yang baik Credibility Jadwal pengerjaan sesuai waktu yang di 25. (dipercaya) tentukan 26. Para pekerja melakukan pekerjaan yang di tentukan 27. Pekerja yang sopan, ramah, tertib dan rapih Courtesy 28. Pekerja menghormati Pelanggan (rasa hormat) 29. Pekerja mementingkan peperluan pelanggan 30. Tindakan pekerja yang sesuai ketentuan 31. Pekerja melakukan SOP 32. Pekerja menggunakan safety sesuai prosedur Security perusahaan 33. (keamanan) Kesiapan dan kelengkapan alat-alat yang dipakai dalam bekerja 34. Pelayanan pemeriksaan pekerjaan ditangani secara baik oleh pekerja 35. Alamat perusahaan jelas dan mudah di jangkau 36. Access Manajer mudah ditemui 37. (mudah dicapai) Manajer mudah dihubungi Pelayanan via telepon ditanggapi oleh staf 38. perusahaan 39. Perusahaan memberikan pengertian dalam pelayanan jasa 40. Communication Bahasa yang mudah di mengerti oleh pelanggan 41. (komunikasi) Informasi yang diberikan mudah dipahami 42. Perusahaan selalu memantau dan berkomunikasi dengan efektif terhadap pelanggan 43. Perusahaan selalu memberikan rasa nyaman Understanding The terhadap pelanggan 44. Customer Para pekerja bersikap sopan dalam pelayanan 45. (mengerti pelanggan) Perusahaan selalu memantau kondisi pekerjaan 46. Keramahan pekerja terhadap pelanggan

Analisa Kriteria Pelayanan yang Harus Diprioritaskan Berdasarkan pengintegrasian Servqual dan Model Kano yang sudah dilakukan sebelumnya dapat diketahui kriteria mana saja yang perlu mendapat prioritas untuk ditingkatkan. Kategori pertama yang harus ditingkatkan ialah kategori must-be, hal ini disesuaikan dengan evaluation rule pada model Kano bahwa kriteria yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan terlebih dahulu adalah kriteria yang termasuk kategori must-be (Hinterhuber, dkk, 1996). Kategori must-be diutamakan lebih dahulu karena merupakan kriteria dasar dari produk ataupun jasa yang berarti bahwa kriteria tersebut sudah semestinya dipenuhi oleh perusahaan. Prioritas ini juga didasarkan pada besarnya nilai gap yang terjadi dimana prioritas utama ialah yang memiliki nilai gap terbesar dalam penelitian ini dimensi credibility yaitu para pekerja dapat dipercaya dalam menjalankan tugas. Setelah kategori dasar (must-be) sudah dipenuhi kemudian perusahaan berupaya untuk meningkatkan kinerja pada kategori one-dimensional dan memasukkan kategori yang attractive yang berbeda dengan kompetitor (Walden, 1993). Dibawah ini merupakan tabel kriteria yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan sesuai dengan urutan yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.dalam penelitian ini kriteria yang termasuk kategori indifferent tidak dimasukkan ke dalam prioritas perbaikan karena kategori indifferent dianggap tidak memberikan pengaruh baik kepada kepuasan pelanggan maupun ketidakpuasan pelanggan. Tabel 3 Integrasi Data Servqual dan Kano berdasarkan Dimensi Sevqual Atribut KANO Kode atribut layanan X23 X32 X30 X22 X21 X19 X2 X39 X44 X8 X27 Must be attribute X9 X12 X25 X37 X38 X36 X35 X46 X28 X41 X42 X31 X34 One dimensional attribute X20 X40 X18 X5 X24 X7 X1 X13 X17 X15 X26 X16 X3 X4 X29 X14 X43 X45 X10 Attractive attribute X11 X33 Indifference atribute X6 Tabel 3 Integrasi Data Servqual dan Kano berdasarkan Dimensi Sevqual (lanjutan) Analisis Penentuan Prioritas Perbaikan Atribut Layanan Berdasarkan pengintegrasian dimensi Servqual dan Model Kano yang sudah dilakukan sebelumnya dapat diketahui kriteria mana saja yang perlu mendapat prioritas untuk ditingkatkan. Kategori pertama yang harus ditingkatkan ialah kategori must-be, hal ini disesuaikan dengan evaluation rule pada model Kano bahwa kriteria yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan terlebih dahulu adalah kriteria yang termasuk kategori must-be (Hinterhuber, dkk, 1996). Kategori must-be diutamakan lebih dahulu karena merupakan kriteria dasar dari produk ataupun jasa yang berarti bahwa kriteria tersebut sudah semestinya dipenuhi oleh perusahaan. Setelah kategori dasar (must-be) sudah dipenuhi kemudian perusahaan berupaya untuk meningkatkan kinerja pada kategori onedimensional dan memasukkan kategori yang attractive yang berbeda dengan kompetitor (Walden, 1993). Dibawah ini merupakan pengelompokkan kriteria yang harus diprioritaskan untuk ditingkatkan sesuai dengan urutan yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini kriteria yang termasuk kategori indifferent tidak dimasukkan ke dalam prioritas perbaikan karena kategori indifferent dianggap tidak memberikan pengaruh baik kepada kepuasan pelanggan maupun ketidakpuasan pelanggan. a)must Be Attribute : Atribut X23(Para pekerja dapat dipercaya dalam menjalani tugas), atribut X32(Pekerja menggunakan safety sesuai prosedur perusahaan), atribut X30(Tindakan pekerja yang sesuai ketentuan), atribut X22(Pekerja memiliki keahlian khusus), atribut X21(Solusi yang diberikan memperhatikan nilai yang baik), atribut X19(Solusi yang diberikan memperhatikan nilai yang baik), atribut X2(Fasilitas yang lengkap dengan peralatan yang memadai), atribut X39(Fasilitas yang lengkap dengan peralatan yang

memadai), atribut X44(Para pekerja bersikap sopan dalam pelayanan), atribut X8(Pelayanan pekerjaan memberikan penawaran yang sesuai), atribut X27(Pekerja yang sopan, ramah, tertib dan rapih), atribut X9(Prosedur pelayanan yang baik dan tepat oleh perusahaan), atribut X12(Waktu kerja sesuai jadwal). atribut X25(Jadwal pengerjaan sesuai waktu yang di tentukan), atribut X37(Manajer mudah dihubungi), atribut X38(Pelayanan via telepon ditanggapi oleh staf perusahaan), atribut X36(Manajer mudah ditemui), atribut X35(Alamat perusahaan jelas dan mudah di jangkau), atribut X46(Keramahan pekerja terhadap pelanggan), atribut X28(Pekerja menghormati Pelanggan), atribut X41(Informasi yang diberikan mudah dipahami), atribut X42(Perusahaan selalu memantau dan berkomunikasi dengan efektif terhadap pelanggan). Strategi yang harus dilakukan pada kategori Must Be yaitu meningkatkan kualitas suber daya manusia supaya menjadi sumber daya yang lebih kompeten dan berintegritas tinggi. b)one Dimensional Attribute : atribut X31(Pekerja melakukan SOP), atribut X34(Pelayanan pemeriksaan pekerjaan ditangani secara baik oleh pekerja), atribut X20(Dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan pelanggan), atribut X40(Bahasa yang mudah di mengerti oleh pelanggan), atribut X18(Pelayanan pemeriksaan yang cepat), atribut X5(Jumlah tenaga ahli/skill yg mencukupi), atribut X24(Para pekerja memberikan hasil kerja yang baik), atribut X7(Ketersedian alat dalam bekerja), atribut X1(Penampilan pekerja selalu mengenakan APD yang sesuai), atribut X13(Mutu kerja yang baik), atribut X17(Pemberian informasi yang jelas / mudah dimengerti), atribut X15(Dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan pelanggan), atribut X26(Para pekerja melakukan pekerjaan yang di tentukan), atribut X16(Kemampuan perusahaan dalam memberikan solusi), atribut X3(Kerapian dan kebersihan dalam bekerja), atribut X4(Jumlah karyawan mencukupi), atribut X29(Pekerja mementingkan keperluan pelanggan), atribut X14(Kemampuan untuk cepat tanggap terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan), atribut X43(Perusahaan selalu memberikan rasa nyaman terhadap pelanggan), atribut X45(Perusahaan selalu memantau kondisi pekerjaan). Strategi yang dapat dilakukan pada kategori One Dimensonal yaitu meningkatkan mutu serta intensitas pelayanan terhadap pelanggan pengguna jasa PT.AKR. c)attractive Attribute : atribut X10(Tidak bercanda dalam bekerja), atribut X11(Mutu pelayanan yang baik), atribut X33(Kesiapan dan kelengkapan alatalat yang dipakai dalam bekerja). Strategi yang dapat dilakukan pada kategori Attractive yaitu meningkatkan kesiapan dan kelengkapan alat-alat yang digunakan dalam bekerja sehingga pekerjaan yang akan dikerjakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. KESIMPULAN Usulan rekomendasi perbaikan kualitas layanan yang hendaknya dilakukan manajemen PT. AKR adalah perbaikan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia dan kelengkapan fasilitas (must be attribute) yang memadai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan perusahaan terhadap pelanggan, yaitu : Kriteria Must Be Attribute : Pihak perusahaan seharusnya mengecek pekerjaan si pekerja setiap 1-2 jam sekali agar dapat memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan permintaan pelanggan. Dengan cara pengecekan tersebut akan dapat merubah tingkah laku pekerja menjadi baik dan dapat dipercaya dalam melakukan pekerjaannya. Hal seperti itu dapat membuat pelanggan merasa puas akan pekerjan yang dikerjakan si pekerja. Kriteria One Dimensional Attribute : Dengan cara memantau proses pekerjaan yang sedang dilakukan oleh si pekerja akan dapat merubah pola piker serta sudut pandang pelanggan terhadap mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak pemberi jasa pelayanan. Kriteria Attractive Attribute : Seharusnya pihak perusahaan pemberi jasa melengkapi serta memberikan pelatihan yang cukup terhadap pekerja yang akan bertugas dilapangan. DAFTAR PUSTAKA Ariani, Doronthea Wahyu, 2004, Pendekatan Kualitas Statistik, Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas, Andi Offset, Yogyakarta. Barnes, James, G., 2003, Secrets of Customer Relationship Management, Rahasia Manajemen Hubungan Pelanggan, Andi Offset, Yogyakarta. Kottler, Philip. 1994, Manajemen Pemasaran Jilid 1 Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Sauerwein.E.Bailon. F, Matzer. K, Hinterhuber. H.H, 1996. The Kano Model : How To Delight Your Customer s, International Working Seminar Production Economics,Innsbruck/lgls/Austria,pp.3 13-327. Sudjana, DR, M.A., Msc, 1992, Metode Statistik. Penerbit Tarsito, Bandung. Sumayang, Lalu, 2003, Dasar dasar manajemen produksi dan operasi, Edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta

Tjiptono, Fandy, 1996, Manajemen Jasa, andi Offset, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Pemasaran, andi Offset, Yogyakarta Tjiptono, Fandy, dan Gregorius A., 2005, Service, Quali ty &Satisfaction, andi Offset, Yogyakarta Vincent. G, 2002, Total Quality Management. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Vincent. G, 1997, Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, PT Gramedia pustaka Utama, Jakarta.