BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan, observasi (sekaligus penilaian), dan refleksi. Siklus ini akan dilanjutkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di kelas VIII-B SMP Negeri 10 Surakarta, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

BAB III METODE PENELITIAN

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research. Wardhani, dkk. (2008: 1.4) mengungkapkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl. Madubronto No.15 Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Adapun alasan penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu: a. Di SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta terdapat permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara. b. Lokasi SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta mudah dijangkau oleh peneliti karena letaknya dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti sehingga sudah ada kerjasama yang baik antara guru dan peneliti. c. SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan untuk kegiatan mulai dari persiapan proposal hingga ujian skripsi diperkirakan dilaksanakan selama 6 bulan yaitu bulan Januari 2015 sampai Juni 2016. Jadwal penelitian lebih rinci dapat dilihat pada tabel jadwal penelitian terlampir pada lampiran 1. 36

37 B. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu berupa penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2014: 3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. PTK atau classroom action research dilakukan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan model pembelajaran Time Token. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, di mana terdapat 2 pertemuan setiap siklusnya dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Dalam penelitian yang akan dilakukan, ada 4 kegiatan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta semester II tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik 25 peserta didik, terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 9 peserta didik perempuan, dari semua peserta didik tidak ada anak yang berkebutuhan khusus (ABK). D. Data dan Sumber Data 1. Data Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2014: 129) data yang baik adalah data yang yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.

38 Data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, misalnya nilai rerata, persentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. Sedangkan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang tingkat pemahaman siswa, sikap siswa, aktivitas, perhatian, dan sejenisnya (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2014: 131). Data merupakan informasi yang dicari dalam sebuah penelitian. Sumber data merupakan subjek untuk mengumpulkan data dilihat dari mana data dapat diperoleh. Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Adapun data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang dapat digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Hasil wawancara terhadap guru dan siswa kelas IV SDN Sondakan No.11 sebelum dan sesudah penerapan model kooperatif tipe Time Token. b. Hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru elama pelaksanaan tindakan. c. Hasil pengamatan selama pembelajaran berupa dokumentasi pelaksanaan pembelajaran (foto dan video), arsip silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia kelas V. d. Dokumen nilai keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Sondakan No.11 Tahun Ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah tindakan. 2. Sumber Data Sumber data adalah sunjek dari mana data dapat diperoleh. Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat (Arikunto dkk, 2014: 129). Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui berbagai sumber yang meliputi:

39 a. Siswa kelas V SDN Sondakan No.11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 25 siswa (9 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki) b. Guru kelas V SDN Sondakan No.11 sebagai sumber informasi tentang keadaan siswa, dan kegiatan guru pada saat mengajar. E. Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013: 308) menjelaskan pengumpulan data pada dasarnya merupakan langkah utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini antara lain pengamatan, wawancara, tes, dan dokumentasi. 1. Pengamatan (Observasi) Menurut Arikunto, dkk (2014: 127) observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi awal dilaksanakan sebelum tindakan pada 1 Maret 2016 untuk mengetahui kondisi awal guru dan siswa kelas V SDN Sondakan No.11. Selain itu, observasi dilakukan ketika proses pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung yaitu pada saat pemberian tindakan. Observasi pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan yaitu dilaksanakan tanggal 18 April 2016 dan 25 April 2016. Observasi pada siklus II dilaksanakan tanggal 21 April 2016 dan 28 April 2016. Penelitian ini menggunakan jenis observasi nonpartisipatif karena peneliti berperan sebagai observer yaitu peneliti hanya mengamati kegiatan pada saat pembelajaran keterampilan berbicara berlangsung. Sedangkan, guru kelas V SDN Sondakan No. 11 bertindak sebagai pengajar dan berperan penuh dalam melakukan

40 tindakan pembelajaran. Adapun hasil observasi yang telah dilakukan sebelum tindakan pada lampiran 6 halaman 132. Adapun observasi dilakukan untuk mengamati kinerja guru dalam pembelajaran ketrampilan berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Time Token, yang dilengkapi dengan pedoman observasi kinerja guru pada lampiran 12 halaman 146. Selain mengamati kinerja guru, hal yang diamati lainnya adalah aktivitas belajar siswa saat pembelajaran keterampilan berbicara dengan menerapkan model pembelajaran Time Token, yang dilengkapi dengan pedoman observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 156. 2. Wawancara Menurut Sugiyono (2013: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit /kecil. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang pembelajaran keterampilan berbicara. Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara kepada guru dan semua siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 tahun ajaran 2015/2016, baik sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Time Token. Hasil wawancara tersebut nantinya akan digunakan untuk mencari informasi-informasi yang mendalam terkait dengan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara dan daftar pertanyaan sebagai acuan. 3. Tes Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam

41 penelitian. Tes adalah seperangkat rangsangan (stimul) yang akan diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Paizaluddin dan Ermalinda, 2014: 131). Pada penelitian ini, peneliti melakukan tes untuk mengetahui kondisi awal dan akhir siswa serta peningkatan keterampilan berbicara siswa setelah menerapkan model pembelajaran Time Token. Pada tes awal (pretest) digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa dalam keterampilan berbicara. Dari hasil tes tersebut, guru dapat mengetahui tingkat kemampuan dari masingmasing siswa. Selanjutnya pemberian tes ini dilakukan pada setiap pertemuan dari pembelajaran yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat perkembangan keterampilan berbicara siswa. Tes yang diberikan dapat berupa tes tertulis maupun tes unjuk kerja. 4. Dokumentasi Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dijelaskan oleh Arikunto (2006: 231) yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa transkip nilai, foto, video. Teknik dokumentasi yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa silabus bahasa Indonesia kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahasa Indonesia kelas V, foto dan video kegiatan pembelajaran, serta hasil tes keterampilan berbicara siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 setiap pertemuan. Pengumpulan dokumen-dokumen tersebut peneliti lakukan untuk mendapatkan data yang dapat mendukung datadata penelitian telah diperoleh sebelumnya. Selain itu, dokumendokumen tersebut digunakan sebagai bukti dari penelitian yang dilakukan. F. Teknik Uji Validitas Data Dalam penelitian yang akan dilakukan, data-data yang diperoleh

42 harus benar-benar valid. Menurut Sugiyono (2013: 363) data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Dalam penelitian ini, untuk menguji validitas data yang diperoleh, peneliti akan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Moleong dalam Suwandi, 2009: 6). Pada penelitian ini, teknik uji validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. 1. Triangulasi Sumber Dengan menggunakan triangulasi sumber, peneliti mencari informasi dari sumber-sumber, seperti guru dan siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 terkait dengan pembelajaran keterampilan berbicara. Informasi tersebut berupa data hasil keterampilan berbicara divalidasi dari uji pratindakan, siklus I, dan siklus II. Data-data tersebut kemudian diuji dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. 2. Triangulasi Teknik Selain menggunakan triangulasi sumber, dalam penelitian ini juga digunakan triangulasi teknik. Peneliti menguji data yang sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa data hasil pengamatan kinerja guru dan data keaktifan siswa selama proses pembelajaran sebelum dan setelah tindakan, data observasi sebelum dan sesudah tindakan, serta data observasi sebelum dan sesudah tindakan. wawancara dengan guru dan siswa, pengamatan selama proses pembelajaran, dan didukung dengan dokumentasi pada setiap proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, data-data yang diperoleh dari teknik pengumpulan yang berbeda-beda tersebut, hasilnya dapat dibandingkan dan ditarik kesimpulan.

43 G. Teknik Analisis Data Setyosari (2013: 247) menyatakan bahwa setelah data dikumpulkan, data itu perlu diolah atau dianalisis. Pertama-tama peneliti perlu menyeleksi tingkat reliabilitas dan validitasnya. Data yang memiliki reliabilitas dan validitas rendah digugurkan. Di samping itu, data yang kurang lengkap tidak perlu disertakan dalam unit analisis. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis interaktif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013: 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification). 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pengamatan, wawancara, tes, dan dokumentasi baik sebelum dan setelah tindakan dilakukan. 2. Reduksi Data (Data Reduction) Setelah pengumpulan data, maka akan diperoleh data yang banyak dan perlu dicatat secara teliti dan rinci dengan cara reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2013: 338). Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan dan penyederhanaan dari data-data yang terkumpul dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran setiap pertemuan dalam setiap siklus, termasuk juga kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran, hasil wawancara dengan guru dan siswa, serta hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran Time Token. Dari data-

44 data tersebut kemudian akan difokuskan pada masalah yang diteliti sedemikian rupa untuk ditarik kesimpulan akhir. 3. Penyajian Data (Data Display) Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data. Penyajian data dilakukan untuk menyusun pola hubungan sehingga data dapat dengan mudah dipahami. Data tersebut disusun dalam bentuk tabel, grafik, ataupun dinarasikan dalam pembahasan. Dari penyajian yang sederhana tersebut, peneliti dapat memahami setiap perbandingan dari pelaksanaan tindakan setiap siklus sehingga memungkinkan penarikan suatu kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan begitu, peneliti dapat merencanakan apa yang harus dilakukan selanjutnya dari data yang dipahami tersebut. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi: a. Data hasil pengamatan kinerja guru dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran Time Token b. Data hasil wawancara guru sebelum dan sesudah tindakan sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran Time Token c. Data nilai keterampilan berbicara siswa sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran Time Token 4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification) Langkah terakhir dari analisis data yaitu penarikan kesimpulan. Kegiatan ini merupakan peninjauan kembali apakah data yang diperoleh selama penelitian benar atau tidak. Kesimpulan dalam penelitian diharapkan merupakan temuan baru yang berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga sehingga setelah diteliti akan menjadi jelas. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap selama penelitian dilakukan, sehingga masih perlu didukung oleh data-data yang valid sampai mendapatkan kesimpulan akhir. Kesimpulan tersebut secara singkat dan

45 jelas memuat perbandingan nilai keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menggunakan model pembelajaran Time Token yang selanjutnya dapat ditarik sebuah kesimpulan yang menjawab hipotesis penelitian. Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar 3.1 berikut: Pengumpulan Data (Data Collection) Reduksi Data (Data Reduction) Penyajian Data (Data Display) Penarikan Kesimpulan Gambar 3. 1 Komponen Analisis Data Model Interaktif (Miles & Huberman dalam Sugiyono, 2013: 338) H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefktifan penelitian (Suwandi, 2009: 61). Indikator ini digunakan sebagai tolak ukur ketercapaian dan keberhasilan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian ini indikator kinerja yang ingin dicapai yaitu meningkatnya keterampilan berbicara pada siswa kelas V SD Negeri Sondakan No.11 tahun ajaran 2015/2016 dengan menggunakan model pembelajaran Time Token dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 70. Keberhasilan belajar ini ditandai dengan perolehan persentase ketuntasan klasikal mencapai 80% di atas KKM pada siklus I dan 80% pada siklus II. Jadi pembelajaran keterampilan berbicara dinyatakan berhasil jika siswa yang memperoleh nilai 70 mencapai 80% dari keseluruhan jumlah siswa di kelas tersebut.

46 Pada penelitian ini, siswa dikatakan mampu meningkatkan keterampilan berbicara jika dapat memenuhi indikator sebagai berikut: Aspek yang diukur Siswa terampil dalam berbicara di depan kelas Tabel 3. 1 Indikator Kinerja Pencapaian Persentase Siswa yang Ditargetkan 80% I. Prosedur Penelitian Cara Mengukur Diukur dari hasil tes lisan (unjuk kerja) Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus dan terdiri dari 2 pertemuan setiap siklusnya. Alokasi waktu dari setiap pertemuan yaitu 2 x 35 menit. Dari siklus tersebut diharapkan terjadi adanya peningkatan keterampilan siswa dalam berbicara. Dalam setiap siklus mencakup 4 kegiatan, yaitu 1) perencanaan (planning); 2) pelaksanaan (action); 3) observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan (reflecting). Mekanisme prosedur penelitian tindakan kelas ini ditunjukkan pada gambar 3.2. berikut ini: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Gambar 3. 2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2014: 16)

47 Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Siklus I Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan 2 pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Kegiatan pada siklus I dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 2 x pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token. 2) Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran. 3) Menyiapkan lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 4) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran beserta instrumen penilaiannya. 5) Menentukan kriteria keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu minimal 80% yang mencapai KKM yaitu 70. 6) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Peneliti menerapkan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun antara lain: 1) Guru melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran Time Token. 2) Siswa melakukan kegiatan keterampilan berbicara dengan model pembelajaran Time Token. 3) Memantau perkembangan keterampilan berbicara siswa. c. Pengamatan Tahap ini dilakukan saat guru melakukan tindakan di dalam

48 kelas. Peneliti mengamati setiap hal yang terjadi selama proses pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan model pembelajaran Time Token. Peneliti juga mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan format instrumen yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya. d. Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti melakukan pengkajian pada nilai keterampilan berbicara siswa, aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran, dan kinerja guru dalam mengajar menggunakan model pembelajaran Time Token. Peneliti menganalis nilai keterampilan berbicara siswa, apabila sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan sebelumnya yaitu 80% siswa telah mencapai KKM, maka penelitian ini dihentikan dan dinyatakan berhasil. Tetapi apabila belum mencapai indikator kinerja maka dilanjutkan ke siklus II. Selain itu, peneliti juga berdiskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang telah dilakukan, baik ketercapaian maupun kekurangan selama proses pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan pembelajaran siklus berikutnya. 2. Siklus II Siklus II merupakan rencana perbaikan pembelajaran yang didasarkan pada hasil refleksi siklus I. Pada siklus II peneliti melakukan pembelajaran 2 x pertemuan. Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Kegiatan pada siklus II dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Melakukan identifikasi masalah pada siklus I dan menetapkan alternatif pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada siklus II. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 2 x pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Time Token.

49 3) Menyiapkan lembar kerja siswa yang digunakan dalam proses pembelajaran. 4) Menyiapkan lembar pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran beserta instrumen penilaiannya. 6) Menentukan kriteria keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu minimal 80% yang mencapai KKM yaitu 70. 7) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Pada dasarnya, pelaksanaan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan pembelajaran pada siklus I. Perbedaannya terletak pada topik faktual yang dibahas dan pembagian kelompok. Pasa siklus I, kelompok dibentuk secara acak dengan kemampuan siswa yang homogen. Pada siklus II ini, kelompok dibentuk dengan kemampuan yang heterogen. Dalam satu kelompok setidaknya terdapat 1-5 siswa yang lebih terampil dalam berbicara secara tidak langsung siswa-siswa tersebut dapat menularkan ilmunya pada saat melakukan diskusi pada pembelajaran menggunakan model pembelajaran Time Token. Adapun langkahnya yaitu sebagai berikut: 1) Memperbaiki dan menyempurnakan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. 2) Guru melaksanakan pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan model pembelajaran Time Token. 3) Siswa melakukan kegiatan berbicara dengan topik faktual yang telah disediakan dengan model pembelajaran Time Token. 4) Memantau perkembangan keterampilan berbicara siswa. c. Pengamatan Pada siklus II dalam kegiatan pengamatan, tugas peneliti sama

50 seperti pada siklus I yaitu mengamati setiap hal yang terjadi selama proses pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan model pembelajaran Time Token. Peneliti juga mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan format instrumen yang telah disusun oleh peneliti. d. Refleksi Refleksi pada siklus II dilakukan untuk membandingkan hasil dari siklus I. Peneliti melakukan analisis terhadap keseluruhan data yang telah diperoleh selama tindakan berlangsung. Apabila sudah mencapai indikator kinerja yang ditentukan sebelumnya yaitu 80% siswa telah mencapai KKM, maka penelitian ini dihentikan dan dinyatakan berhasil. Tetapi apabila belum mencapai indikator kinerja maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya.