BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut USP (2007), sifat fisikokimia cefadroxil adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkompromikan daya pisah kromatografi, beban cuplikan, dan waktu analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen. BKAK (2014), sifat fisikokimia pirasetam adalah : Gambar 2.1 Struktur Pirasetam. : 2-Oxopirolidin 1-Asetamida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk tabung pipih atau siskuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meringankan gejala batuk dan pilek, penyakit yang seluruh orang pernah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. A (retinol) atau disebut juga tretinoin. Bahan ini sering dipakai pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat influenza. PCT merupakan analgesik-antipiretik, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Betametason (Bm) dan Deksklorfeniramin Maleat (Dk) adalah kombinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Moffat, dkk., (2004), uraian tentang tramadol adalah sebagai

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembali pada awal tahun 1920-an. Pada tahun 1995-an, metode kromatografi

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

TINJAUAN PUSTAKAA Sifat. Fisikokimia. berikut: Rumus struktur : Nama Kimia. Rumus Molekul. : C 6 H 12 NNaO. Berat Molekul.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

LAPORAN PRAKTIKUM HPLC : ANALISA TABLET VITAMIN C

ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak

Analisis Fisiko Kimia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut British Pharmacopeia (2009), sifat fisikokimia domperidone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama generik, nama

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

PERANCANGAN PENGAWASAN MUTU - BAHAN BAKU OBAT - SEDIAAN JADI

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau food additives adalah senyawa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Ditjen POM RI, 1995).

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Tambahan Makanan (BTM) atau food additives adalah senyawa

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

PENDAHULUAN. Semua orang selalu menginginkan kehidupan yang dijalani adalah kehidupan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sifat Fisikokimia Sifat fisikokimia menurut Ditjen POM (1995) adalah sebagai berikut :

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB I PENDAHULUAN. bakterial) membuat antibiotik ini (ko-amoksiklav, Augmentin) efektif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendidih untuk melarutkan gula. Proses ini juga yang membuat kulit kismis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Trichomoniasis vaginalis, Amoebiasi dan Giardasis. Metronidazol bekerja efektif

BAB I PENDAHULUAN. Gates dan George Soros, sehingga terbentuk GF ATM (global fund against

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Transkripsi:

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stabilitas Stabilitas diartikan bahwa obat (bahan obat sediaan obat), disimpan pada kondisi penyimpanan tertentu didalam kemasan penyimpanan dan pengangkutan tidak menunjukan perubahan sama sekali atau berubah dalam batas-batas yang diperbolehkan. Stabilitas produk sediaan farmasi dapat didefinisikan sebagai suatu rancang bangun formulasi tertentu dalam kemasan spesifik, yang ditunjukkan untuk mempertahankan spesifikasi fisika kimia, mikrobiologi terapetik dan toksikologi. Rancang bangun ini diupayakan mampu menjamin bahwa yang diperoleh pengumpulan data sampel produkobat terkemas (Connor et al, 1992 : 129). Stabilitas fisik dan kimia bahan obat baik tersendiri maupun bersamasama dengan bahan-bahan formulasi merupakan kriteria yang paling penting untuk berhasilnya suatu produk obat. Penyelidikan stabilitas obat dengan macam-macam bahan farmasetiknya juga penting untuk menentukan stabilitas kimia dan fisika serta mempersatukannya sebelum memformulasinya menjadi bentuk-bentuk sediaan (Ansel, 1989 : 59-60). Stabilitas fisika adalah mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan). Contoh dari perubahan fisika antara lain migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi : pemeriksaan organoleptis, homogenitas, ph, bobot jenis (Vadas, 2010). Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu suatu obat untuk mempertahankan integritas kimia dan potensinya seperti yang tercantum pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan (Attwood dan Florence, 2008).

4 B. Uji Stabilitas Fisik Sirup 1. Uji Volume Sedimentasi Uji volume sedimentasi dilakukan untuk mengetahui terbentuknya atau tidaknya endapan pada sirup. Hal ini berkaitan dengan kemampuan terdispersi kembali, karena sirup yang baik akan memiliki kemampuan terdispersi kembali yang cepat. Endapan yang terbentuk berhubungan dengan kelarutan dalam air dan tidak terdistribusinya partikel dengan baik (Martin et al, 1993). 2. Uji Viskositas Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatau cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Kekentalan harus cukup tinggi, tetapi masih dapat dituang. Viskositas sirup pada suhu 25 C adalah 0,1635 Pas = 163,5 Cp (Martin et al, 1993) 3. Uji ph ph adalah suatu ukuran keasaman suatu air (larutan). Pengertian ph dalam aplikasinya berbeda-beda. Di dalam sistem yang sering digunakan NBS system (NBS = National Bureau of Standards), ph digambarkan dalam persamaan ph = -log αh, dimana αh adalah aktivitas ion hidrogen dalam suatu larutan (Anonim, 2006) 4. Uji organoleptis Pemeriksaan organoleptis ini bertujuan sebagai pengenalan awal yang serba sederhana dan seobjektif mungkin pada suatu bahan. Parameter organoleptis dideskripsikan menggunakan panca indra meliputi bentuk (padat, serbuk-kering, kental, cair), warna (kuning,coklat dan lain-lain), rasa (pahit, manis, kelat dan lain-lain) (Depkes RI, 2008)

5 C. Uji Stabilitas Kimia Sirup Stabilitas kimia pada sediaan sirup dilakukan untuk mempertahankan keutuhan kimiawi dan potensiasi yang tertera pada etiket dalam batas yang dinyatakan dalam spesifikasi. Uji stabilitas kimia sediaan sirup yaitu identifikasi dan penetapan kadar (Attwood dan Florence, 2008). D. Amoksisilin Menurut Anonim (1995), sifat fisika dan kimia amoksisilin adalah sebagai berikut : Gambar 1. Struktur molekul amoksisilin (Anonim,1995) Rumus molekul : C 16 H 19 N 3 O 5 S.3H 2 O Berat molekul : 419, 45 365, 9 dalam bentuk anhidrat Pemerian : serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau. Kelarutan : sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam karbon tertraklorida dan dalam kloroform. Baku pembanding : amoksisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Stabilitas : amoksisilin yang merupakan derivat penicilin mengalami hidrolisis yang mendegradasi produksi cincin β-laktam (Lund, 1994).

6 Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap paparan cahaya Terhadap suhu : terurai pada suhu 30-35 C Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan seperti yang tertera diatas, yaitu untuk infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Amoksisilin adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap penisilinase (Siswandono, 2000). Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan β-laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat menembus pori pori dalam membranfos folipid luar. Amoksisilin memiliki dua jalur degradasi, disebut sebagai dimerisasi dan peruraian hidrolitik pada cincin β-laktam. Dimerisasi (aminolisis diri sendiri) dari amoksisilin berlangsung lewat penyerangan nukleofilik oleh gugus amino rantai samping bebas dalam suatu molekul pada lingkungan karbonil. β-laktam dalam molekul kedua ini merupakan katalisis basa umum melalui gugus amino rantai samping dan gugus fenolik terionisasi dalam molekul amoksisilin lain. Derajat kebasaan gugus amino meningkat dengan jelas apabila gugus fenolik berada dalam bentuk terionisasi (Connor et al, 1992). Peristiwa hidrolisis, dapat terjadi karena amoksisilin yang tersedia berada dalam bentuk trihidrat yang berarti mengandung 3 molekul. Peristiwa hidrolisis merupakan peristiwa peruraian karena adanya molekul air. Hidrolisis amoksisilin dimulai dengan gugus asil karbon karbonil β- laktam yang terpolarisasi karena oksigen yang terdapat pada karbon yang relatif bersifat elektronegatif, kemudian elektron bebas dari oksigen yang berasal dari air akan menyerang asil atom karbon sehingga oksigen bermuatan positif, lalu terjadi deprotonasi dari air. Terjadi pemutusan ikatan karena perpindahan elektron dari atom karbon asil ke nitrogen β- laktam, selanjutnya terjadi stabilisasi dengan menarik kembali elektron

7 dari oksigen ke karbon asil dan terbentuklah hasil uraian cincin β-laktam amoksisilin yaitu asam penisiloat yang inaktif pada bakteri. E. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Putra, 2004) Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia.kckt termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain: 1. Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran. 2. Mudah melaksanakannya. 3. Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi. 4. Dapat dihindari terjadinya dekomposisi /kerusakan bahan yang dianalisis. 5. Resolusi yang baik. 6. Dapat digunakan bermacam-macam detektor. 7. Kolom dapat digunakan kembali 8. Mudah melakukan "sample recovery". Komponen-komponen penting dari KCKT dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 2. Komponen KCKT (Putra, 2004).

8 1. Pompa (Pump) Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom.ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untukmenghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. 2. Injektor (injector) Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum yaitu Stopped Flow dan Solvent Flowing. Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan: a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil dan resolusinya tidak dipengaruhi. b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada kromatografi gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60-70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut kromatografi cair.partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan. c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10 μl dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksikan secara manual). Pada posisi load, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila valve difungsikan, maka sampel akan masuk ke dalam kolom.

9 3. Kolom (Column) Kolom adalah jantung kromatografi.berhasil atau gagalnya suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok : a. Kolom analitik : diameter dalam 2-6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis material pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan adalah 50-100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10-30 cm. Saat ini ada yang panjangnya 5 cm. b. Kolom preparatif: umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25-100 cm. Kolom umumnya dibuat dari stainless steel dan biasanya dioperasikan pada temperatur kamar, tetapi bisa juga digunakan temperatur lebih tinggi, terutama untuk kromatografi penukar ion dan kromatografi eksklusi. Pengepakan kolom tergantung pada model KCKT yang digunakan (Liquid Solid Chromatography, LSC; Liquid Liquid Chromatography, LLC; Ion Exchange Chromatography, IEC, Exclution Chromatography, EC) 4. Detektor (Detector). Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel didalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe senyawa.suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh. Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa dengan kisaran yang lebih luas.detektor indeks refraksi juga digunakan secara luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika dibandingkan dengan detektor UV. Detektor-detektor lainnya antara lain:

10 a. Detektor fluorometer-detektor spektrofotometer massa. b. Detektor ionisasi nyala-detektor refraksi indeks. c. Detektor elektrokimia-detektor reaksi kimia. F. Validasi Metode (Rohman & Gandjar, 2007) Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. 1. Kecermatan ( accuracy) Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasilanalis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Perhitungan perolehan kembalidapat juga ditetapkan dengan rumussebagai berikut: Perolehan kembali = CF = konsentrasi total sampel yang diperoleh dari pengukuran CA = konsentrasi sampel sebenarnya C*A = konsentrasi analit yang ditambahkan Untuk mendokumentasikan akurasi, ICH merekomendasikan pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda (misal 3 konsentrasi dengan 3 kali replikasi). 2. Keseksamaan (precision) Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampelsampel yang diambil campuran yang homogen.presisi seringkali diekspresikan dengan SD atau relative standart deviation( RSD). 3. Selektivitas (spesifitas) Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.

11 Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan. 4. Linearitas Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, danlinearitas yangdapat diterima. 5. Batas deteksi(limit of detection, LOD) danbatas kuantitasi (Limit of quantitation, LOQ) Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko.batas deteksi merupakan parameter uji batas.batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.