Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Endang Dwi Purwani SDN 2 Margomulyo Kecamatan Watulimo Trenggalek

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI MAFTUKHA NIM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Oleh Lilik Sujayanti SD Negeri 1 Sawahan Kabupaten Tranggalek

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR NATA PRAYOGA A

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

Oleh: Kusmiyarto SMP Negeri 1 Karangan Trenggalek

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Oleh Mike Akta Buana. Absatrak. Kata Kunci : Keaktifan dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA MATERI GEJALA ALAM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Yayuk Jatining Rahayu 4

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING

Oleh: Mukadi SD Negeri Semarum Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Siti Rusminah A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

PENGGUNAAN MEDIA GELAS FAKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV MI MUHAMMADIYAH BASIN TAHUN 2012/2013

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 6 SEMARANG MELALUI MODEL PBL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial dan personal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memaknai materi dalam kehidupannya sehari-hari. Kemampuan intelektual siswa

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PENGGUNAAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS III SDN KRADENAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA KELAS 5 A SDN TANGGUL WETAN 02 JEMBER

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK PENDAHULUAN. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 RATNASARI. Guru SD Negeri 6 Cakranegara

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TRI ISBUDIYONO A53B090137

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 FKIP ANA NURHARYANTI NIM. A54B090072

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan

Transkripsi:

116 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DAN MEDIA KOTAK-KOTAK CERDAS SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SDN 1 SAWAHAN KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Abstrak. Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak, dibangun dengan pola pemikiran deduk-tif dimana dalil-dalil telah dibuktikan kebenarannya melalui pemecahan masalah, sehingga berlaku secara umum. Tidak ada cara belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik, orang-orang berbeda dalam kemampuan intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka mengadopsi pendekatan yang karakteristiknya berbeda untuk belajar. Masing-masing individu akan memilih cara dan gayanya sendiri untuk belajar atau mengajar, namun setidaknya ada karakteristik tertentu dalam pendekatan pembelajaran tertentu yang khas dibanding pendekatan yang lain. Dalam penggunaan pendekatan problem solving diperlukan media yang dapat menunjang ketercapaian prestasi belajar. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VI SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kecamatan Kebumen, Kabupaten Trenggalek semester I tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 25 siswa (17 siswa lakilaki dan 8 siswa perempuan). Hasil penilaian evaluasi akhir berupa tes evaluasi akhir dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa mencapai 92%. Siswa yang telah tuntas sebanyak 23 siswa, dan yang tidak tuntas mencapai 8% yaitu 2 siswa. Sedangkan persentase pencapaian hasil belajar siswa berkisar antara 70-100%. Kata kunci: prestasi belajar, pembelajaran matematika, metode pemecahan masalah, media kotak-kotak cerdas Pendidikan merupakan suatu rangkaian peristiwa komunikasi kompleks antara guru dan siswa hingga menghasilkan pribadi yang utuh untuk pendidikan di masa mendatang. Sekolah merupakan salah satu wahana pendidikan formal yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu sekolah perlu mempersiapkan segala sarana prasarana, baik perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas guru, peningkatan pembelajaran, maupun perbaikan yang lain. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, efektif, dan efisien. Pembelajaran di SD pada hakikatnya bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa. Pembelajaran di SD terbagi

Rubiyani, Meningkatkan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran... 117 dalam beberapa bidang studi, salah satunya adalah matematika. Matematika adalah suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak, dibangun dengan pola pemikiran deduk-tif dimana dalil-dalil telah dibuktikan kebenarannya melalui pemecahan masalah, sehingga berlaku secara umum. Dalam pembelajaran matematika guru biasanya menempatkan logika sebagai titik incar pembicaraan. Kurikulum 2004 (2003: 5) disebutkan bahwa untuk menghadapi tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi diperlukan sumber daya yang memiliki keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir tersebut harus dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, rasional, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Kurikulum matematika perlu memberikan pengalaman belajar yang membantu siswa memenuhi kebutuhan pribadi, sosial, lingkungan dan ekonomi. Pengalaman belajar dalam kurikulum matematika membantu siswa untuk: (1) menjalani kehidupan sehari-hari secara efektif; (2) memahami dunianya dan hal-hal yang mempengaruhinya; (3) memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif, fleksibel dan inovatif; (4) mengembangkan pengertian tentang konsep-konsep matematika; (5) menilai dan menggunakan produk teknologi; (6) memahami bahwa karir dalam sains dan teknologi yang cocok bagi pria dan wanita; (7) memahami penilaian tetang isu-isu yang berkenaan dengan lingkungan alam dan buatan; (8) bertanggungjawab terhadap perbaikan kualitas lingkungan. Faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika adalah kegiatan pembelajaran yang terpusat pada guru (Kristiyawan, 2009:3). Sehingga, guru diharapkan kreatif dalam menggunakan strategi pembelajaran agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran karena strategi pembelajaran yang menyenangkan dan mampu mengembangkan pemahaman konsep siswa. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan matematika, salah satunya adalah pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pemilihan metode belajar ataupun media yang digunakan. Dimana metode dan media tersebut mampu mengubah pandangan negatif siswa terhadap matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan. Kemampuan berpikir kritis merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, berpikir kritis telah terbukti mempersiapkan siswa dalam berpikir pada berbagai disiplin ilmu karena berpikir kritis merupakan kegiatan kognitif yang dilakukan siswa dengan cara membagi cara berpikir dalam kegiatan nyata dengan memfokuskan pada pembuatan keputusan mengenai apa yang diyakini atau dilakukan. Tidak ada cara belajar (tunggal) yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik, orang-orang berbeda dalam kemampuan intelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka mengadopsi pendekatanpendekatan yang karakteristiknya berbeda untuk belajar. Masing-masing individu akan memilih cara dan gayanya sendiri untuk belajar atau mengajar, namun setidaknya

118 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 ada karakteristik tertentu dalam pendekatan pembelajaran tertentu yang khas dibanding pendekatan yang lain. Problem solving adalah upaya individu atau kelompok untuk pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tak lumrah. Sanjaya (2009) menyatakan bahwa problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Afcariono (2008) menunjukkan bahwa problem solving mampu meningkatkan kemampuan berpikir siswa seperti kemampuan bertanya dan menjawab permasalahan yang akan dipecahkan. Kelebihan dalam problem solving ini adalah merupakan salah satu penggunaan metode dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau kelompok untuk dipecahkan sendiri atau bersama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah (problem solving). Dalam penggunaan pendekatan problem solving diperlukan media yang dapat menunjang ketercapaian prestasi belajar. Salah satunya adalah menggunakan media kotak-kotak cerdas. Kotak-kotak cerdas memiliki manfaat untuk mengkonkritkan ideide abstrak, memberikan perangsang yang sama, menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama, mengarahkan perhatian siswa pada satu titik fokus, memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dengan siswa. Model dan warna kotak-kotak cerdas dibuat menarik sehingga siswa menjadi tertarik dan memahami materi yang diajarkan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Subyek penelitian adalah sejumlah orang yang ditunjuk untuk diteliti (Arikunto, 2006:145). Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VI SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kecamatan Kebumen, Kabupaten Trenggalek semester I tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 25 siswa (17 siswa lakilaki dan 8 siswa perempuan). Sumber data berasal dari siswa kelas VI, teman sejawat dan dokumen. Proses pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, wawancara dan tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif yang membandingkan nilai tes antar siklus dan membandingkan nilas tes antara kondisi awal dengan kondisi akhir. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Penelitian tindakan merupakan penelitian eksperimen berkesinambungan dan berkelanjutan. Alasan dilakukan berkelanjutan karena penelitian tindakan bermaksud menguji proses, sehingga kenyamanan dan kelancaran proses dirasakan oleh siswa sebagai pembelajaran yang menyenangkan serta materinya mudah dipahami. Hasil belajar dari observasi awal, siklus 1 dan siklus 2 dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dan daya serap klasikal. Caranya dengan menganalisis nilai tes formatif menggunakan kriteria ketuntasan belajar. Tujuan untuk mengetahui daya serap siswa dimana seorang siswa disebut tuntas belajar jika mencapai renata skor 70 dan daya serap klasikal 70%, artinya jika 70% siswa mencapai nilai 70. Berdasarkan standar ketuntasan mini-

Rubiyani, Meningkatkan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran... 119 mal yang dimiliki oleh SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, rumus pencapaian rata-rata skor dan daya serap klasikal dapat diperoleh sebagai berikut. skor total Rerata Skor = siswa dalam 1 kelas Rerata Skor = tuntas belajar x 100% siswa dalam 1 kelas Kriteria ketuntasan belajar siswa dalam kelas dirinci sebagai berikut. Tabel 1 Tingkat ketuntasan Tingkat Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas HASIL DAN PEMBAHASAN Skor 70-100 0-69 Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus pada bulan Oktober sampai dengan November 2014. Hasil pencapaian prestasi belajar siswa kelas VI dalam siklus I ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Penilaian Proses Keaktifan Siswa Kelas VI Siklus I Aspek siswa Persentase No yang Dinilai 1 2 3 1 2 3 1 Kerjasama 5 12 8 20% 48% 32% 2 Ketepatan 8 9 8 32% 36% 32% 3 Keaktifan 4 11 10 16% 44% 40% Dari penilaian proses keaktifan siswa dari 25 siswa didapat bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai 40%, dengan jumlah ketuntasan yaitu 10 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas mencapai 60% dengan jumlah 15 siswa. Berdasarkan hasil pencapaian tujuan belajar siswa, skor akhir 70-100 dinyatakan tuntas, dan nilai akhir kurang dari 70 dinyatakan tidak tuntas. Jadi berdasarkan penilaian proses tersebut pada siklus 1 ini proses pembelajaran belum mencapai tujuan. Adapun untuk tingkat ketuntasan hasil evaluasi akhir dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Penilaian Hasil Evaluasi Akhir Siklus I No Nilai Siswa Kategori Persentase 1 89 100 5 Sangat Baik 20% 2 77 88 4 Baik 16% 3 65 76 3 Cukup 12% 4 53 64 9 Kurang 36% 5 40 52 4 Sangat Kurang 16% Dari tabel penilaian akhir berupa tes formatif dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa mencapai 48%. Yang tuntas mencapai 12 siswa, dan yang tidak tuntas mencapai 52% dengan jumlah siswa 13 siswa. Sedangkan persentase pencapaian hasil belajar siswa berkisar antara 70-100%. Jadi pada observasi penilaian akhir berupa tes evaluasi akhir, bahwa proses pembelajaran belum mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, maka perlu dilakukan revisi pada siklus 2. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus 2 telah menunjukkan keaktifan siswa dan pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan. Prestasi hasil belajar juga menunjukkan peningkatan sehingga telah mencapai kriteria ketuntasan. Pada tahap observasi diperoleh hasil penilaian proses keaktifan siswa seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Penilaian Proses Keaktifan Siswa Kelas VI Siklus II Aspek yang siswa Prosentase No Dinilai 1 2 3 1 2 3 1 Kerjasama - 7 18-28% 72% 2 Ketepatan - 6 19-24% 76% 3 Keaktifan - 3 22-12% 88% Dari penilaian proses keaktifan siswa dari 25 siswa didapat ketuntasan belajar siswa mencapai 88%, dengan jumlah ketun-

120 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 tasan yaitu 22 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas mencapai 12% dengan jumlah 3 siswa. Berdasarkan hasil pencapaian tujuan belajar siswa dengan skor nilai antara 70-100 dinyatakan tuntas, dan skor nilai dibawah 70 dinyatakan tidak tuntas. Jadi berdasarkan penilaian tersebut keaktifan siswa pada siklus 2 telah mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk tingkat ketuntasan hasil evaluasi akhir siklus II dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Penilaian Hasil Evaluasi Akhir Siklus II No Nilai Siswa Kategori Prosentase 1 89 100 12 Sangat Baik 48 % 2 77 88 3 Baik 12 % 3 65 76 8 Cukup 32 % 4 53 64 2 Kurang 8 % 5 40 52 - Sangat Kurang Dari tabel penilaian hasil evaluasi akhir berupa tes evaluasi akhir dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa mencapai 92%. Siswa yang telah tuntas sebanyak 23 siswa, dan yang tidak tuntas mencapai 8% yaitu 2 siswa. Sedangkan persentase pencapaian hasil belajar siswa berkisar antara 70-100%. Jadi pada observasi penilaian akhir berupa tes evaluasi dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran matematika - telah mengalami peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II digambarkan pada Gambar 1. Setelah dilaksanakan penelitian ini, peneliti menemukan bahwa penggunaan pendekatan problem solving dengan media kotak-kotak cerdas pada pembelajaran matematika untuk siswa kelas VI SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dampak lain yang ditimbulkan adalah semangat siswa menjadi meningkat, sehingga siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Selain itu, pemahaman siswa juga meningkat. Siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah dalam matematika dengan langkah-langkah penyelesaian yang jelas dan mudah dipahami, mulai dari memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Zaini (2009) berpendapat bahwa seorang siswa akan mudah mengingat pengetahuan yang diperoleh secara mandiri lebih lama, dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari mendengarkan orang lain. SK K C B SB 48% 36% 32% 16% 20% 16% 12% 0 8% 12% Siklus 1 Siklus 2 Gambar 1 Diagram Perbandingan Hasil Evaluasi

Rubiyani, Meningkatkan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran... 121 PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan problem solving dengan media kotak-kotak cerdas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas VI SDN 1 Sawahan Kabupaten Trenggalek Semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penilaian hasil evaluasi akhir berupa tes evaluasi akhir dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan siswa mencapai 92%. Siswa yang telah tuntas sebanyak 23 siswa, dan yang tidak tuntas mencapai 8% yaitu 2 siswa. Sedangkan persentase pencapaian hasil belajar siswa berkisar antara 70-100%. Saran Bagi guru SDN 1 Sawahan perlu mempertimbangkan untuk menjadikan pendekatan problem solving dikembangkan dalam pembelajaran. Dalam penggunaan pendekatan problem solving hendaknya media yang digunakan, perangkat dan penunjang pembelajaran dapat dimaksimalkan, baik untuk guru maupun siswa. DAFTAR RUJUKAN Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovaif 3 (2): 65-68. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Kurikulum-Balitbang Departemen Pendidikan Nasional. Kristiyawan, A. 2009. Peningkatan Pemahaman Konsep Luas Permukaan serta Volume Kubus dan Balok melalui Model Pembelajaran Aktif Tipe Snowball. Surakarta: Skripsi FKIP UMS. (Tidak Diterbitkan). Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kanisius. Zaini, H., Munthe, B., & Aryani, S.A. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.