60 sampai 61 kw memakai bajak tiga buah piringan yang hanya. 13 dan 17 cm. Penggunaan daya tarik traktor tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

(Schumacher) Kepada Ayah dan ibu serta ke7uarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA. Santosa 1

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertemuan ke-8. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Gambar 1. Bagian-bagian bajak singkal (Smith, 1955)

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F

BAB III METODE PE ELITIA

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

SKRIPSI ANALISIS TAHANAN GELINDING (ROLLING RESISTANCE) RODA TRAKSI DENGAN METODE UJI RODA TUNGGAL PADA BAK TANAH (SOIL BIN) Oleh: ARMANSYAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai. a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Sayuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor)

/ MEMPELAlARi PEMGARUH PENGELOLAAM TANAH TERNADAP TAHAHAN PENETRASI Dl KEBUH PERCOBAAN DARMAGA IV IPB, BOGOR. Oleh I WAYAN ASTIKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

III. METODE PENELITIAN

KESIMPULAN DAN SARAN. Kekerasan tanah sawah sebelum dan sesudah dibajak pada kedalaman

HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING DENGAN GAYA PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI PEMBAJAKAN TANAH

HUBUNGAN ANTARA SUDUT - SUDUT BAJAK PIRING DENGAN GAYA PENARIKAN ALAT DAN EFISIENSI PEMBAJAKAN TANAH

I'ENGAItUH PEMADATAN TANAH TERHADAP PERFORMANSI TRAKTOR RODA DUA PADA PROSES PELUMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJAK ROTARI. Oleh : DEDI F

DINAMIKA MESIN DAN TANAH PEMADATAN TANAH

ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL) (Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian) Oleh: Hendri Setiawan

Pertemuan ke-5. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

DAYA DUKUNG TANAH (SOIL BEARING CAPACITY) SAWAH DI PANTAI UTARA JAWA BARAT. Oleh: Asep Sapei

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

KAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh Team RB BPT MEKANISASI PERTANIAN JAWA BARAT DINAS PERTANIAN JAWA BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Guludan dan Tunggul Tebu Sisa Panen

STUDI KINERJA LAPANG BERBAGAI TRAKTOR TANGAN PADA BUDIDAYA KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEAE L)

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT

TINJAUAN PUSTAKA A. SIFAT FISIK DAN MEKANIK TANAH PADA PENGOLAHAN TANAH

I. PENDAHULUAN. Tahun Produksi Impor

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F

ANAllSlS MASUKBN - KELUABAN ENERGI PADA PENANAMAN PAD! coryza Sativa L. I VARlETAS IR 64 DENGAM BEBERAPA PERLAKUAM PENGOLAHAM TA#AW

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA TRAKSI RODA BESI BERSIRIP DI LAHAN SAWAH MUHAMMAD TAUFIQ

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

PENGUJIAN PROTOTIPE ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR. Oleh : FERI F

Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

III. METODE PENELITIAN

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pertanian di Indonesia sangat tergantung pada iklim. Iklim tropis

ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN

UJI KINERJA ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR (KEPRAS PINTAR) PROTOTIPE-2 RIKKY FATURROHIM F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK TRAKSI MAKSIMUM RODA KENDARAAN MENGGUNAKAN KAJIAN EKSPERIMEN PADA RODA SEPEDA MOTOR

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri makanan dan minuman. Menurut Maria (2009), Indonesia sebagai negara

Jumlah serasah di lapangan

TINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,

III. METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

Transkripsi:

1. Latar Belakang Traktor beroda ban merupakan salah satu sumber daya utama di bidang pertanian. Traktor beroda ban digunakan pada semua kegiatan budidaya pertanian mulai dari pembukaan dan penyiapan lahan sampai dengan pengangkutan hasilhasil pertanian. Penggunaan traktor pertanian beroda ban di Indonesia untuk pengolahan tanah meningkat jumlahnya dalam tahun 1980-an. Traktor tersebut beserta seluruh peralatannya didatangkan dari luar negeri yang memenuhi persyaratan standar dari masing-masing negara pengekspor. Traktor beroda ban yang diimpor digunakan untuk pengolahan tanah pada lahan kering di areal pembukaan baru untuk pemukiman transmigrasi, perluasan areal perkebunan tebu, kelapa sa- wit dan karet. Selain itu traktor beroda ban juga diguna- kan untuk reboasasi oleh Departemen Kehutanan pada areal lahan alang-alang di luar pulau Jawa. Lahan yang digunakan untuk perluasan tersebut umumnya tanah yang mempunyai kadar liat yang tinggi berkisar anta- ra 40 sampai 60 persen. Lahan tersebut jika diolah pada. keadaan kadar air tanah rendah'tahanan tariknya tinggi dan berbongkah-bongkah besar. Bila diolah pada keadaan kadar air tanah tinggi menyebabkan slip roda traksi meningkat

sehingga daya tarik traktor bertambah besar untuk mengatasi slip, dan mengakibatkan pemadatan tanah. Hasil penelitian di beberapa pabrik gula di Jawa Barat dan Sumatera Selatan didapatkan traktor yang berdaya 60 sampai 61 kw memakai bajak tiga buah piringan yang hanya memerlukan daya tarik berkisar antara 9 sampai 17 kw atau 15 sampai 28 persen dari daya traktor yang tersedia pada motor (Raihan Yomni, 1984 ; Dede Jaelani,1984, Bambang Dwinugroho, 1984 ; Dudi Sudrajat, 1985 dan Yon Nofyan, 1986). Traktor tersebut digunakan pada lebar pembajakan antara 70 sampai 90 cm dan kedalaman berkisar antara 13 dan 17 cm. Penggunaan daya tarik traktor tersebut jauh di bawah kemampuan traksinya. Traktor tersebut masih dapat ditingkatkan kemampuan traksinya mendekati 60 persen dari daya yang tersedia pada roda gila. Traktor yang mempunyai daya 60 sampai 61 kw seharusnya dapat melakukan pembajakan pada kecepatan L-3 dengan RPM berkisar antara 1600 sampai 2000 (1.00 m/detik), kedalaman pembajakan selang 20 sampai 25 cm dengan lebar pembajakan antara 120 sampai 150 cm dan pada daya traksi sebesar 36 kw. Besarnya daya tarik umumnya dibatasi oleh kapasitas traksi yang dapat diberikan oleh alat traksi pada $anah (Gill dan Van den Berg, 1968; Crolla dan Pearson, 1975). Oleh karena itu kemampuan traksi suatu traktor akan me- nentukan besarnya gaya tarik yang dapat dihasilkan oleh traktor tersebut. Efisiensi traks.i tergantung dari besarnya beban yang diberikan untuk ditarik yang menyebabkan.

perubahan penempelan atau kontak pada tanah oleh roda ban. Gaya traksi maksimum dengan tahanan guling minimum akan memberikan gaya tarik yang maksimum. Dalam usaha me- ningkatkan efisiensi traksi, maka besarnya daya dan berat dari elemen traksi, serta kecepatan kendaraan dan slip ha- rus disesuaikan untuk mendapatkan traksi yang optimal. Sifat-sifat dinamis yang mempengaruhi reaksi tanah pada waktu pembajakan adalah tahanan terhadap tekanan, kohesi, adhesi dan tahanan terhadap pemotongan. Semua pengaruh sifat-sifat ini dinyatakan sebagai gaya yang di- butuhkan untuk menarik bajak. Penggunaan daya yang paling besar di. dalam kegi- atan pertanian adalah pembajakan. Pembajakan adalah pe- kerjaan pengolahan tanah pertanian dengan jalan memotong dan membalikkan bongkah-bongkah tanah. Kebutuhan daya un- tuk setiap pekerjaan pembajakan adalah fungsi dari lebar, kedalaman, serta kecepatan operasi lapangan dan tahanan tanah. Sedangkan jumlah daya yang tersedia pada roda traksi adalah fungsi dari besarnya daya motor traktor, si- fat-sifat tanah, muatan dinamis pada roda traksi dan slip. Penggunaan Indeks Kerucut tanah (CI) sebagai nilai beban tahanan tanah untuk memprediksi kemampuan traksi dae ri traktor beroda ban telah dilakukan oleh ASAE dalam bentuk model prediksi kemampuan traksi (Agricultural Engi- neers Yearbook, 1983/1984). Nilai Indeks Kerucut juga te- lah digunakan oleh beberapa peneliti sebagai salah satu

parameter untuk memprediksi model kemampuan traksi (Wissmer dan Luth, 1974; Gee - Clough, 1980; Gee-Clough & aj,, 1982; Ismail & aj., 1981) di mana digunakan bermacam-macam alat penetrometer untuk menghitung nilai Indeks Kerucut. Para peneliti tersebut berhasil membuat model kernampuan traksi dengan menggunakan Indeks Kerucut sebagai salah satu parameter prediksi. Dari hasil penelitian Kramadibrata (1990) didapatkan bahwa nilai Indeks Kerucut tanah yang berbeda pada suatu areal penelitian yang sama, meskipun tidak ada perbedaan nyata dalam kondisi fisik tanah antara lain kadar air, kerapatan tanah, tekstur dan struktur tanah. Menurut Kramadibrata (1990) nilai Indeks Kerucut (CI) sebagai salah satu parameter tidak praktis digunakan untuk model memprediksi kemampuan traksi. Dalam tahun 1973, Dinas Alat dan Mesin Pertanian, Direktorat Teknik Pertanian Departemen Pertanian telah menerbitkan peta Beban Tahanan Tanah (Soil Draft Resistance) serta buku petunjuk penggunaannya. Peta tersebut didasarkan atas pengukuran Indeks Kerucut menggunakan alat penetrometer SR-2 buatan Jepang. Peta Beban Tahanan tersebut perlu dikaji ulang mengingat hasil penelitian Kramadibrata (1990), diketahui adanya kele-. mahan-kelemahan dari penggunaan nilai Indeks Kerucut untuk memprediksi model kemampuan traksi sehingga perlu dicari model prediksi kemampuan traksi yang tidak memasukkan In- deks Kerucut sebagai salah satu parameter prediksi.

Sampai saat ini belum banyak peneliti membuat persa- maan pendugaan tahanan tarik dengan memasukkan parameter yang berhubungan dengan bentuk alat bajak, cara kerja alat dan sifat fisik dan mekanika tanah dengan melakukan pene- litian langsung di lapangan. Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan instrumen pengukur yang tidak peka terhadap goncangan-goncangan yang terjadi di lapangan dan kompleksnya hubungan parameter pada penelitian a. Kemampuan traksi dipengaruhi oleh kondisi tanah dan alat. Salah satu cara agar traktor dapat memberikan daya maksimum pada kondisi lahan yang tidak sesuai, adalah de- ngan menambah beban traktor. Penambahan beban dapat di- lakukan dengan memasang ballast (pemberat)pada ban peng- gerak (Gill dan Van den Berg, 1968). Penggunaan pemberat ban akan meningkatkan traksi dan menurunkan slip, tetapi dengan cara ini tahanan guling juga akan meningkat se- hingga dibutuhkan daya yang lebih besar untuk menggerakkan traktor. Jumlah pemberat yang dapat digunakan dibatasi oleh beban maksimum yang dapat diterima ban traktor, daya yang tersedia pada motor traktor, dan kecepatan kerja yang digunakan di lapangan. Semua faktor ini akan mempengaruhi efisiensi traksi dan daya tarik yang dapat diberikan trak- tor (Hunt, 1983). Menurut ~eeklou~h et al. (1982) untuk mencapai efisiensi traksi maksimum traktor sebagai sumber daya tarik perlu diadakan penyesuaian yang tepat dari daya traktor, berat, kecepatan kerja dan gaya tarik.

Sampai saat ini pembajakan yang dilakukan belum memenuhi kemampuan pembajakan yang diingini yaitu: 1. kedalaman pembajakan harus cukup, sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan perakaran tanaman; 2. pembalikan tanah harus sempurna; 3. pemotongan bongkah-bongkah tanah harus baik; 4. kapasitas pembajakan harus besar. Kemampuan pembajakan tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan bajak singkal, tetapi tahanan tarik bajak singkal lebih besar jika dibandingkan dengan bajak piringan yang biasa digandengkan dengan traktor pertanian. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi parameter yang mempengaruhi tahanan tarik pengolahan tanah pada lahan kering berkadar liat tinggi dengan menggunakan bajak singkal. 2. Pendugaan hubungan maternatis dari proses pengolahan tanah yang ditekankan pada hubungan antara tahanan tarik pembajakan dengan bentuk alat bajak, cara kerja alat dan sifat fisik serta mekanika tanah berdasarkan analisis dimensi. 3. Menentukan operasi pembajakan yang efisien pada lahan kering berkadar liat tinggi sesuai dengan daya traktor tersedia dan slip yang terjadi pada roda traksi.