ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL) (Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian) Oleh: Hendri Setiawan
|
|
- Hendra Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ALAT PENGOLAHAN TANAH PRIMER (BAJAK SINGKAL) (Laporan Praktikum Mata Kuliah Alat dan Mesin Pertanian) Oleh: Hendri Setiawan LABORATORIUM DAYA, ALAT, DAN MESIN PERTANIAN JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2015
2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada budidaya tanaman pertanian, diperlukan beberapa tahap hingga pada akhirnya mencapai proses panen dan proses pasca panen. Dalam proses-proses tersebut yang merupakan proses awal adalah pengolahan lahan (soil tillage). Pada proses ini berfungsi untuk menggemburkan tanah, menghilangkan kotorankotoran dan sampah pada tanah. Proses pengolahan lahan meliputi tahap pembajakan dan penggaruan. Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, pengolahan tanah yang awalnya dilakukan dengan cara konvensional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak, dapat berupa sapi ataupun kerbau. Sekarang, dengan semakin berkembangnya teknologi, pengolahan dengan cara konvensional diganti dengan teknologi yang lebih canggih. Traktor adalah mesin pertanian yang paling umum digunakan untuk membajak lahan pertanian. Pada traktor, dapat digandeng dengan berbagai jenis bajak sesuai dengan jenis tanah yang akan diolah. 1.2 Tujuan a. Mahasiswa mengetahui macam-macam alat pengolahan tanah primer (bajak singkal) maupun sekunder. b. Mahasiswa mengetahui fungsi-fungsi dari bajak singkal. c. Mahasiswa mampu menghitung kapasitas kerja bajak.
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan proses mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama pertumbuhan tanaman budidaya (Smith, 1990: 188). Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami. Pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang tindih). Perbedaan antara pengolahan tanah primer dan pengolahan tanah sekunder biasanya didasarkan pada kedalaman pengolahan serta hasil olahannya. Pengolahan tanah pertama biasanya mempunyai kedalaman olah yang lebih dalam (>15 cm ) dengan bongkah tanah hasil pengolahan lebih besar, sedangkan pengolahan tanah kedua mengolah tanah lebih dangkal (< 15 cm) serta hasil olahannya sudah halus dengan permukaan tanah yang relatif rata (siap untuk ditanami) (Anonim, 2008). Sifat fisik dan kimia tanah sangat erat hubunganya dengan jenis dan kondisi tanah serta iklim setempat, dimana langsung atau tidak langsung sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Sifat tanah yang baik selain dipengaruhi oleh bahan induk dan proses pembentukannya juga oleh tindakan pengolahan tanah. Struktur, tekstur dan solum tanah mempengaruhi aerasi tanah, perkembangan atau dalamnya perakaran dan perkembangan faktor biotis. Dari hal tersebut diatas maka dalam budidaya tanaman masalah pengolahan tanah perlu mendapat perhatian.(sachez,1993)
4 Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1.No tillage (tanpa olah tanah). 2.Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang ditanami). 3.Maximum tillage (pengolahan intensif pada seluruh lahan yang akan ditanami). (Sosroatmojo,1980) Fungsi tanah yang primer menurut Haryadi (1988) adalah :1. Memberikan unsur-unsur mineral, melayani baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. 2. Memberikan air dan melayaninya sebagai perubahan. 3.Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Untuk mendapatkan tanah yang bagus, maka pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan antara lain ; iklim, keadaan tanah, jenis tanaman dan saat tanam. Pengolahan tanah meliputi pekerjaan penyiapan/pengolahan lahan sehingga siap ditanami. pengolahan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah primer (pengolahan tanah pertama) dan pengolahan tanah sekunder (pengolahan tanah kedua), meskipun pada kenyataannya pembedaan tersebut kurang tegas (bisa saling tumpang tindih). Contoh alat dan mesin pengolahan tanah pertama adalah: bajak singkal, bajak piringan, bajak pahat (chisel plow), rotavator atau rotary tiller, cangkul, dan lain-lain. Contoh alat dan mesin pengolahan tanah kedua adalah: garu gerigi, garu pegas (spring tooth harrow), garu piringan, rotavator, cangkul, dan berbagai macam alat pembentuk guludan atau juringan (Anonim, 2009). 2.2 Macam-macam Bajak Peralatan yang digunakan oleh petani pada pengolahan tanah primer adalah untuk memotong, memecah dan membalik tanah sampai kedelaman dari 15 sampai 91 cm. Alat-alat tersebut yaitu : 1. Bajak Singkal (Mold Board Plow) Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong dan membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping (landside).
5 Ketiga bagian utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam). Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh gambar disamping: 2. Bajak Piringan (Disk Plow) Bajak piringan diciptakan untuk mengolah tanah dengan kondisi yang sulit bagi bajak singkal. Piringan dari bajak ini pada saat beroperasi dapat menggelinding dan berputar, sehingga bukan telapak bajak yang harus meluncur sehingga diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draff) yang terjadi. Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan juga membantu dalam pembalikan potongan tanah. Gambar disamping menunjukkan piringan bajak. Keuntungan menggunakan bajak piringan yaitu : a. Dapat bekerja di tanah keras dan kering. b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket dan berdebu. c. Dapat untuk tanah-tanah yang kasar, berbatu dan banyak perakaran. d. Dapat untuk tanah-tanah yang gambut dan berseresah tebal. e. Dapat untuk pembajakan yang dalam (Wijanto, 1996). 3. Bajak Rotary Alat pengolah tanah yang terdiri dari beberapa pisau yang tertaut pada poros yang berputar dari sumber tenaga traktor atau disambungkan dengan sumber daya putar dari traktor (PTO), berfungsi mencacah dan menghancurkan tanah yang ringan atau bongkahan tanah hasil pembajakan dengan bajak singkal atau bajak piringan dimana lebar poros menentukan lebar pengolahan tanah (Badan Standardisasi Nasional, 2009).
6 Macam-macam Garu Pengolahan Tanah kedua dilakukan setelah pembajakan, istilah pengolahan tanah kedua atau pengolahan tanah sekunder diartikan sebagai pengadukan tanah sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam. Alat-alat pengolah tanah kedua meliputi: 1. Garu (Harrow) Merupakan peralatan yang dipergunakan untuk meratakan tanah, memecah bongkahan tanah, mengaduk tanah dan mencegah serta membinasakan gulma, dan sering juga dipergunakan untuk menutup biji. Berikut merupakan macam-macam garu, yaitu: a. Garu Piringan (Disk Harrow) Garu piringan yang digunakan sebelum pembajakan untuk memotong sisa tanaman yang tertinggal dipermukaan tanah dan menggemburkan tanah lapisan atas sehingga paliran akan membentuk hubungan yang lebih baik dengan tapak paliran sehingga mencegah terbentuknya ruang-ruang udara saat paliran dibalik. Penggunaan setelah pembajakan untuk menggemburkan tanah dan menempatkan tanah dalam keadaan yang lebih baik bagi benih. Tujuan lain adalah : - Menyiapkan lahan dalam keadaan siap tanam - Pendangiran tanah - Pemberaan - Menutup biji yang disebarkan dengan tanah. (Dian, 2010). Pembajakan yang baik terdiri atas pembalikan dan pemerataan tanah, pembuatan paliran yang bersih bulat seragam. Pembajakan memiliki peran penting dalam pengolahan tanah, sehingga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: - Puncak paliran (furrow) sedikit bergerigi. - Tanah harus digemburkan dengan sempurna dari puncak sampai dasar paliran. - Masing-masing paliran harus lurus dari ujung ke ujung lahan yang rata.
7 - Setiap paliran balik sedikit lebih tinggi dan segala macam seresah tertimbun dengan sempurna. - Garis besar paliran harus pada satu titik tanpa patahan dan cekungan. - Semua seresah harus terbenam empurna di sudut kanan paliran yang lebih rendah. - Paliran haris sepenuhnya seragam. - Kedalaman semua paliran harus sama, yang berlanjut dengan kedalaman yang seragam. - Alur buntu harus bebas dari semua seresah. - Jalur yang tak terpecah tidak boleh dibiarkan di antara paliran dalam pembajakan menurut kontur (garis tinggi) (Dahono, 1997).
8 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Mata kuliah Alat dan Mesin Pertanian yang berjudul Alat Pengolahan Tanah Primer (Bajak Singkal) ini dilaksanakan pada hari rabu, 11 Maret 2015 pukul 08:00 10:00 WIB. Tempat paktikum yaitu di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran, buku tulis, pena, dan alat penghitung. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bajak singkal.
9 3.3 Diagram Alir Praktikum Adapun diagram alir praktikum adalah sebagai berukut: Dibuka pratikum oleh asisten dosen Dijelaskan macam macam bajak oleh asisten dosen Dijelaskan bagian bagian dari bajak singkal beserta fungsinya Dilakukan pengukuran bajak singkal meliputi panjang, lebar, dan tinggi Dicatat hasil pengukuran Ditutup praktikum oleh asisten dosen
10 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengukuran Adapun hasil pengukuran dari praktikum ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini: Dimensi Volume Singkal Alat Nilai Panjang Lebar Tinggi Bajak 185 cm 85 cm 105 cm Dimensi Pembajakan Alat Panjang Nilai Lebar Bajak 120 cm 65 cm 4.2 Pembahasan Langkah Praktikum Pada praktikum kali ini yang berjudul Pengenalan Alat Pengolahan Tanah Primer (Bajak Singkal) kita akan melakukan pengukuran terhadap alat pengolahan tanah primer dan dalam hal ini kita menggunakan bajak singkal. Dalam praktikum ini pengukuran mencakup dimensi volume singkal dan dimensi pembajakan. Pada
11 awal praktikum kita harus menyediakan alat dan bahan terlebih dahulu. Setelah alat dan bahan sudah ada, langsung dilakukan pengukuran. Pengukuran sendiri untuk dimensi pembajakan meliputi panjang dan lebarnya. Sedangkan untuk dimensi volume singkal meliputi panjang, lebar dan tingginya. Untuk pengukuran volume singkal garis terluar diambil dari sisi paling luar bajak. Sedangkan untuk pengukuran pembajakan diukur dari ujung mata bajak. Pada pengukuran pembajakan tidak mengikuti arah mata bajak tetapi mengikuti arah pembajakan. Dari pengukuran diatas didapat hasil pengukuran volume singkal yaitu 185 cm x 85 cm x 105 cm. Sedangkan untuk pengukuran pembajakan dihasilkan 120 cm x 65 cm Fungsi Bajak Singkal Fungsi dari bajak singkal sendiri pada umumnya sebagai pengolahan tanah sebelum ditanami tanaman. Namun secara terperinci yaitu untuk memotong, membalikkan, memecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah. Bajak singkal sendiri dalam susunannya dibuat miring sedemikian rupa dikarenakan memiliki fungsi sebagai pemblik tanah setelah dipotong oleh mata bajak. Bajak singkal terbagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Bajak singkal satu arah. Artinya pada saat melakukan pengolahan tanah hanya membalikkan tanah satu arah saja. 2. Bajak singkal dua arah yaitu bajak yang pada saat melakukan pembajakan akan membalikkan tanah ke dua arah yaitu kanan dan kiri. Dari kedua jenis bajak singkal tersebut, yang akan dibahas adalah bajak singkal satu arah. Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah Bagian Bajak Singkal Beserta Fungsinya Dibawah ini adalah bagian-bagian dari bajak singkal beserta fungsinya:
12 1. Mata bajak yaitu bagian yang digunakan untuk memotong tanah. 2. Penyatu (frog) yaitu bagian untuk menyatukan tiga bagian utama yaitu moldboar, share, dan landside. 3. Batang penarik (beam): batang yang dihubungkan dengan penarik bajak singkal. 4. Rangka (frame) yaitu bagian rangka dari bajak singkal. 5. Land wheel: berfungsi untuk mengatur kedalaman sehingga kedalamannya konstan. Land wheel letaknya di samping. 6. Singkal (mold board): Singkal adalah bagian yang menerima lempengan tanah dan membalik serta memecahkan lempengan tanah tersebut.
13 V. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari praktikum iniadalah: 1. Bajak singkal digolongkan menjadi dua yaitu bajak singkal satu arah dan bajak singkal dua arah. 2. Bagian-bagian dari bajak singkal yaitu mata bajak, penahan samping, penyatu, batang penarik, rangka, land wheel, singkal, wing of share. 3. Ukuran luas pembajakan bervariasi tergantung banyaknya bottom atau bajak dalam satu rangka. 4. Bajak singka memiliki fungsi pembajakan yang cocok untuk tanah jenis apapun.
14 DAFTAR PUSTAKA Anonim, Pengantar Mata Kuliah Mesin Peralatan Pertanian. Diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 17:15 WIB. Anonim, Mesin pertanian. Rizaltekpert's Blogspot.com. Diakses tanggal 2 Maret 2015 pukul 14:00 WIB. Badan Standardisasi Nasional, Traktor Roda Dua-Unjuk Kerja dan Cara Uji. darisasi/sni-sni_tanaman_pangan/31146_sni_ pdf. Diakses pada 2 Maret 2015 pukul 17:25 WIB. Dahono, Pengolahan Tanah dengan Traktor Tangan. Jakarta: Bagian Proyek Pendidikan Kejuruan Teknik IV Dian, Alat dan Mesin Pengolah Tanah. /2010/05/alat-dan-mesin-pengolahan-tanah.html. Diakses pada tanggal 2 Maret 2015 pukul 17:45 WIB. Haryadi, M.M. Sri Setyati Pengantar Agronomi. PT Gramedia,Jakarta. Sanchez, Pedro A Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB, Bandung.
15 Smith, H. P. dan Wilkes, L. H Mesin dan Peralatan Usaha Tani (Edisi keenam). Texas: Gadjah Mada University Press. Sosroatmodjo, P.L.A Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah. Penunjang Pembangunan Nasional, Jakarta. Wijanto, Memilih, Merawat, dan Menggunakan Traktor Tangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
16 LAMPIRAN
17 Kapasitas Lapang Teoritis (KLT) Rumus dari KLT adalah: Keterangan: KLT = 0,36 ( V x Lp ) KLT V Lp = Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam) = Kecepatan Rata-rata (m/detik) = Lebar Pembajakan rata-rata (m) Kapasitas Lapang Efektif (KLE) Rumus dari KLE adalah: Keterangan: KLE = L/Wk KLE L Wk = Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam) = Luas Lahan Hasil Olahan (Ha) = Waktu Kerja (Jam) Efisiensi Lapang (EFF) Rumus dari EFF adalah: Keterangan: EFF = (KLE/KLT) x 100% EFF = Efisiensi Lapang (%) KLT = Kapasitas Lapang Teoritis (Ha/Jam)
18 KLE = Kapasitas Lapang Efektif (Ha/Jam) Slip Roda Traksi (Si) Rumus dari Si adalah: Keterangan: Si = (1 (Sb/So)) x 100% Si = Slip Roda Traksi (%) So = Jarak Tempuh Traktor Tanpa Beban Dalam 5 Putaran Roda Traksi (m) Sb = Jarak Tempuh Trakor Saat Pengolahan Tanah Dalam 5 Putaran Roda Traksi (m) Contoh Soal: Diketahui : V = 4 Km/Jam = 1,11 m/detik Lp = 2 m Luas = 1 Ha = m 2 Waktu = 2 jam = 7200 detik Ditanya: KLT...? KLE...? EFF...?
19 Si...? Jawab: KLT = 0,36 ( V x Lp ) KLT = 0,36 (1,11 x 2 ) KLT = 0,7992 Ha/Jam KLE = L/Wk KLE = ½ KLE = ½ Ha/Jam EFF = (KLE/KLT) x 100% EFF = ((½ Ha/Jam)/(0,7992 Ha/Jam)) x 100% EFF = 67,56 %\ Sb So = 10 m = 15 m Si = (1 (Sb/So)) x 100% Si = (1 (10/15)) x 100% Si = 33,33 %
20 Foto Praktikum Foto bajak singkal satu arah Foto mengukur panjang bajak
21 Foto mengukur tinggi bajak Foto saat mengukur dimensi pembajakan
B. Pokok Bahasan : Peralatan Pengolahan Tanah. C. Sub Pokok Bahasan: Jenis-jenis alat pengolahan tanah I
Pertemuan ke-6 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinciPengolahan lahan merupakan salah satu hal yang penting, kegiatan bercocok tanam.
Pengolahan Tanah PENDAHULUAN Pengolahan lahan merupakan salah satu hal yang penting, karena merupakan pondasi awal, sebelum bl melakukan lkk kegiatan bercocok tanam. Dengan pengolahan lahan yang baik maka
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap barhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciGaru (harrow) 1. Garu piringan (disk harrow)
Garu (harrow) Tanah setelah dibajak pada pengolahan tanah pertama, pada umumnya masih merupakan bongkah-bongkah tanah yang cukup besar, maka untuk lebih menghancurkan dan meratakan permukaan tanah yang
Lebih terperinciPertemuan ke-7. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-7 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian 2. Khusus
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB III PERSIAPAN LAHAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia.
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Pada mulanya, semua tanaman budidaya untuk kebutuhan pangan manusia dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia. Berabad-abad kemudian tenaga otot
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan terhitung dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2009 yang bertempat di lahan HGU PG Pesantren Baru, Kediri,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Sayuran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Sayuran Menurut Williams et al. (1993) budidaya sayuran meliputi beberapa kegiatan yaitu pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Budidaya
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH
ALAT DAN MESIN PENGOLAHAN TANAH 1. Maksud dan tujuan pengolahan tanah Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Budidaya tebu bisa dibedakan dalam lima tahap yaitu pengolahan tanah, penyiapan bibit, penanaman, pemeliharaan, dan panen. Budidaya tebu harus dilaksanakan seefektif dan seefisien
Lebih terperinci3. MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAT PENGOLAHAN TANAH SECARA MEKANIS 10
1. PENDAHULUAN 3 2. MENENTUKAN POLA PENGOLAHAN TANAH 4 3. MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAT PENGOLAHAN TANAH SECARA MEKANIS 10 4. PENGOLAHAN TANAH PERTAMA 12 5. PENGOLAHAN TANAH KEDUA 15 6. CARA MENGGEMBURKAN
Lebih terperinciUJI KAPASITAS KERJA DAI\ EFISIENSI HAND TRAKTOR
AgrowY Volume VI. No, 2. Maret 2015 ISSN :1978-2276 UJI KAPASITAS KERJA DAI\ EFISIENSI HAND TRAKTOR I.IIITUK PENGOLAHAN TANAH LAHAN KERING THE EXPERIMENT OF EFFICIENCYAND WORK CAPACITYAT IAND TRACTOR FOR
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tenaga manusia, dengan bentuk yang sangat sederhana. Kemudian Thomas
TINJAUAN PUSTAKA Bajak Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000 th SM di Egypt. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh tenaga manusia, dengan bentuk yang sangat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Penelitian dilakukan di lahan Hak Guna Usaha (HGU) milik PG Pesantren Baru yang terletak di desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten
Lebih terperinciSTUDI BANDING KINERJA PENGOLAHAN TANAH POLA TEPI DAN POLA ALFA PADA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN BAJAK ROTARI DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU
STUDI BANDING KINERJA PENGOLAHAN TANAH POLA TEPI DAN POLA ALFA PADA LAHAN SAWAH MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN BAJAK ROTARI DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU (Comparative of The Performance of Tillage Pattern Side
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGUJIAN MODEL METERING DEVICE PUPUK Pengujian penjatah pupuk berjalan dengan baik, tetapi untuk campuran pupuk Urea dengan KCl kurang lancar karena pupuk lengket pada
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR Pengukuran Wheel Slip dan Pemasangan Bajak Rotari Pada Traktor Poros Tunggal
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI TRAKTOR Pengukuran Wheel Slip dan Pemasangan Bajak Rotari Pada Traktor Poros Tunggal Oleh : Kelompok 3 1. David Torhis Sitinjak 240110120033 2. Reinaldy Pradana 240110120040
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. air dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman. Di
TINJAUAN PUSTAKA Lahan Sawah Sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan pertaniannya terutama pada awal kegiatan penanaman. Di Indonesia terdapat bermacam-macam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2012 di Laboratorium Lapang Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman tebu untuk keperluan industri gula dibudidayakan melalui tanaman pertama atau plant cane crop (PC) dan tanaman keprasan atau ratoon crop (R). Tanaman keprasan merupakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. September Tim Penyusun Modul IbIKK
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas selesainya penyusunan modul IbIKK. Ini merupakan ringkasan materi serta panduan praktis yang dapat digunakan oleh para peserta pelatihan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Menyiapkan Lahan Dengan Traktor Roda 2
KATA PENGANTAR Kurikulum Program Keahlian Budidaya Tanaman dikembangkan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan program sekolah berbasis pada kebutuhan dan potensi wilayah. Strategi ini merupakan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. MODIFIKASI ALAT PENYIANG Alat ini merupakan hasil modifikasi dari alat penyiang gulma yang terdahulu yang didesain oleh Lingga mukti prabowo dan Hirasman tanjung (2005), Perubahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari saluran-saluran/bandar-bandar/parit-parit yang diselenggarakan dan
TINJAUAN PUSTAKA Keadaan Lahan Sawah Menurut Siregar (1981), areal persawahan menurut pengairannya dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu: 1. Sawah irigasi, yaitu sawah yang memperoleh kebutuhan akan
Lebih terperinciEFISIENSI LAPANG DAN BIAYA PRODUKSI BEBERAPA ALAT PENGOLAHAN TANAH SAWAH DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT
EFISIENSI LAPANG DAN BIAYA PRODUKSI BEBERAPA ALAT PENGOLAHAN TANAH SAWAH DI KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT (Field Efficiency and Production Cost of Some Rice Field Tillage Tools in Kecamatan
Lebih terperinciPertemuan ke-8. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-8 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN PENDAHULUAN Pengujian ini bertujuan untuk merancang tingkat slip yang terjadi pada traktor tangan dengan cara pembebanan engine brake traktor roda empat. Pengujian
Lebih terperinciPERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 217 PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya
Lebih terperinciKAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P
Mata Kuliah: Mekanisasi Pertanian KAPASITAS KERJA PENGOLAHAN TANAH Oleh: Zulfikar, S.P., M.P Yang dimaksud dengan kapasitas kerja adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin memperbaiki hasil (hektar,
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN
ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,
Lebih terperinciKINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F
KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F14103133 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Mesin Bajak Sawah Mesin bajak sawah diatas menggunakan 4 pully dan 1 poros yang saling menghubungkan untuk melakukan putaran di poros tersebut terdapat mata baja
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2010 September 2011. Perancangan dan pembuatan prototipe serta pengujian mesin kepras tebu dilakukan di Laboratorium Teknik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. proses yang dinamis, dengan proses tujuan masa depan yang tak terbatas. Dalam
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah menunjukkan bahwa proses mekanisasi pertanian adalah suatu proses yang dinamis, dengan proses tujuan masa depan yang tak terbatas. Dalam suatu sistem yang kompetitif,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2010 Pembuatan prototipe hasil modifikasi dilaksanakan di Bengkel Departemen Teknik
Lebih terperinciPENYIAPAN BIBIT UBIKAYU
PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN PERANCANGAN
IV. PENDEKATAN PERANCANGAN A. KRITERIA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung dengan tenaga tarik traktor tangan ini dirancangan terintegrasi dengan alat pembuat guludan (furrower) dan alat pengolah
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN BAB IV KLASIFIKASI TRAKTOR DAN PENGELOMPOKAN TRAKTOR RODA DUA DAN RODA EMPAT Drs. Kadirman, MS. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciSebelum abad 19: Perkakas Pertanian masih kasar. Setiap buruh tani hanya mampu menghasilkan pangan untuk mencukupi 5-6 orang 1920: Dengan peralatan
MENGENAL ALAT DAN MESIN PERTANIAN Sejarah Mekanisasi Pertanian (Smith & Wilkes, 1976) Sebelum abad 19: Perkakas Pertanian masih kasar. Setiap buruh tani hanya mampu menghasilkan pangan untuk mencukupi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan pertumbuhan sekitar 1,5% tahun, sehingga mendorong permintaan pangan yang terus meningkat. Sementara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI LINTASAN UJI Tanah yang digunakan untuk pengujian kinerja traktor tangan Huanghai DF-12L di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB adalah
Lebih terperinci15 Traktor. Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow. 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD. Bajak Singkal - Share Plough. 16 Traktor Galaxy 404 : 40 HP, 4WD
1 www.galaxindo.com DAFTAR ISI PERSIAPAN LAHAN Bajak Piring Dua Sisi - Disc Harrow 15 Traktor Bajak Singkal - Share Plough 15 Traktor Galaxy 304 : 30 HP, 4WD 6 Penggembur Tanah - Rotary Tiller 16 Traktor
Lebih terperinciUji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir
Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Bobby Wirasantika*, Wahyunanto Agung Nugroho, Bambang Dwi Argo Jurusan Keteknikan
Lebih terperinciTujuan Intruksional Khusus:
37 4.3.2. Pokok Bahasan 2: Persiapan Lahan Tujuan Intruksional Khusus: Setelah mengikuti course content ini mahasiswa dapat menjelaskan dan melaksanakan persiapan lahan untuk penanaman yang meliputi pengukuran
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan,
TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Traktor Sejarah traktor dimulai pada abad ke-18, motor uap berhasil diciptakan dan pada permulaan abad ke-19 traktor dengan motor uap mulai diperkenalkan, sementara itu penelitian
Lebih terperinciBanyak jenis dari seed metering devices, namun secara garis besar dapat dibedakan menjadi : - horizontal feed / rotor metering devices - vertical
IV. MESIN PENANAM 4.1 Seeder Fungsi mesin penanam yaitu meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman, jumlah tertentu dan seragam, dan pada sebagian besar alat penanam menutup dengan tanah kembali.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN
BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN A. ANALISIS PENGATUR KETINGGIAN Komponen pengatur ketinggian didesain dengan prinsip awal untuk mengatur ketinggian antara pisau pemotong terhadap permukaan tanah, sehingga
Lebih terperinciV.HASIL DAN PEMBAHASAN
V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras yang memiliki
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras yang memiliki banyak manfaat dan dapat diolah menjadi berbagai jenis bahan makanan, bahan pakan ternak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jagung. B. Pengolahan Tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Jagung Jagung adalah tanaman yang menghendaki keadaan hawa yang cukup panas dan lembab dari waktu tanam sampai periode mengakhiri pembuahan. Jagung tidak membutuhkan persyaratan
Lebih terperinciPENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI
PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA III DERAJAT KERUT TANAH Semester : Genap 2011/2012 Disusun Oleh : Nama : Bagus Satrio Pinandito NIM : A1C011072 Rombongan : 12 Asisten : KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciAdapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:
Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah
Lebih terperinciPENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan
PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan
Lebih terperinciMenembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.
Lebih terperinciDRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA. Santosa 1
1 DRAFT SPESIFIK PENGOLAHAN TANAH : TERMINOLOGI DAN KEGUNAANNYA Santosa 1 PENDAHULUAN Draft spesifik tanah merupakan sifat mekanik tanah yang sangat terkait dengan besarnya gaya untuk mengolah tanah tersebut,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciPEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa
Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciPENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum
PENYIAPAN LAHAN Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai berlatih peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali tentang pembersihan lahan tanaman bawang merah dengan baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besar jenis tanah suatu massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm 3. Volume tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel tanah.
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGOLAHAN LAHAN A. DEFINISI Adalah pengolahan lahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Traktor Pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Traktor Pertanian Traktor adalah suatu mesin traksi yang utamanya dirancang dan dinyatakan sebagai penyedia tenaga bagi peralatan pertanian dan perlengkapan usaha tani (Sembiring
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN RANCANGAN
IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai. a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah
METODE PENELITIAN A. Rangkaian kegiatan Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pengambilan data tahanan penetrasi tanah b. Pengolahan tanah c. Pesemaian d. Penanaman dan uji performansi
Lebih terperinciPertemuan ke-12. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa
Pertemuan ke-12 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus
Lebih terperinciUji Implemen Bajak Piring (Disc Plow) untuk Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor John Deere 6110 B dengan Daya 117/2100 Hp
Uji Implemen Bajak Piring (Disc Plow) untuk Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor John Deere 6110 B dengan Daya 117/2100 Hp Isya Al Hanif*, Sandra Malin Sutan, Wahyunanto Agung Nugroho Jurusan Keteknikan
Lebih terperinciIII. MESIN PENGOLAH TANAH
III. MESIN PENGOLAH TANAH 3.1. Maksud dan Tujuan Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kesulitan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT
III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Bengkel Metanium, Leuwikopo, dan lahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Budidaya Jagung Jarak tanam tergantung pada varietas jagung yang akan ditanam. Jarak tanam untuk jagung hibrida adalah 75 x 25 cm atau 75 x 40 cm. Kedalaman lubang tanam antara
Lebih terperinciKINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F
KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING Oleh : ARI SEMBODO F14101098 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH
Lebih terperinciDESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor)
DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor) Radite P.A.S 2, Wawan Hermawan, Adhi Soembagijo 3 ABSTRAK Traktor tangan atau
Lebih terperinciLampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN
L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Kelurahan Situgede, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor LOKASI PENGAMATAN 50 Lampiran 2. Struktur Lahan Sawah Menurut Koga (1992), struktur lahan sawah terdiri dari: 1.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon
TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tanaman Tebu Ratoon Saat ini proses budidaya tebu terdapat dua cara dalam penanaman. Pertama dengan cara Plant Cane dan kedua dengan Ratoon Cane. Plant Cane adalah tanaman tebu
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI. OLEH I Wayan Narka
0 PENUNTUN PRAKTIKUM SIFAT SIFAT FISIK TANAH KELAS A PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI OLEH I Wayan Narka FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 1 I. PENDAHULUAN Tanah merupakan akumulasi tubuh
Lebih terperinciMATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P
MATA KULIAH: MEKANISASI PERTANIAN OLEH: ZULFIKAR, S.P., M.P Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (land preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan komoditas strategis kacang-kacangan yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan
Lebih terperinci60 sampai 61 kw memakai bajak tiga buah piringan yang hanya. 13 dan 17 cm. Penggunaan daya tarik traktor tersebut
1. Latar Belakang Traktor beroda ban merupakan salah satu sumber daya utama di bidang pertanian. Traktor beroda ban digunakan pada semua kegiatan budidaya pertanian mulai dari pembukaan dan penyiapan lahan
Lebih terperinciPRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU
PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.
Lebih terperinciPENGUJIAN PROTOTIPE ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR. Oleh : FERI F
PENGUJIAN PROTOTIPE ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR Oleh : FERI F14103127 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGUJIAN PROTOTIPE ALAT KEPRAS
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di lahan hak guna usaha (HGU) DIV II PT PG Laju Perdana Indah site OKU dan Laboratorium Fisika dan Mekanika Tanah, FATETA IPB. Penelitian
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PENANAM
ALAT DAN MESIN PENANAM Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan tanah didalam tanah. Hal
Lebih terperinciMODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI
MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM
Lebih terperinciPENENTUAN BULK DENSITY ABSTRAK
PENENTUAN BULK DENSITY Fauziah Mas ud Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan
Lebih terperinciKINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F
KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING Oleh : ARI SEMBODO F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting sebagai penghasil gula. Lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman
Lebih terperinciIV. ANALISA PERANCANGAN
IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).
Lebih terperinciSTUDI KINERJA LAPANG BERBAGAI TRAKTOR TANGAN PADA BUDIDAYA KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEAE L)
STUDI KINERJA LAPANG BERBAGAI TRAKTOR TANGAN PADA BUDIDAYA KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGEAE L) Field Performance Study of Various Hand Tractor in Peanut (Arachis hypogeae l.) Cultivation Manggala 1, Cahyawan
Lebih terperinciGambar 1. Bagian-bagian bajak singkal (Smith, 1955)
PERANCANGAN BAJAK SINGKAL PADA LAHAN DENGAN KANDUNGAN LIAT TINGGI A. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam rancangan bajak singkal Sifat tanah liat yang padat, menggumpal dan sulit merembeskan air
Lebih terperinci3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik
Lebih terperinci