Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Bab 1 Analisis Penggunaan Rasio Keuangan

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab II. Tinjauan Pustaka

MANAJEMEN KEUANGAN Laporan Neraca, Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Analisa Common Size, Analisa Index

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa nilai EVA PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Pada periode

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

RASIO LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Raden Muh. Adlan Rahim

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ASPEK KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 KINERJA KEUANGAN PADA PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian rentabilitas menurut Sofyan Syafri Harahap (2007: 304)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (aktiva lancar dan utang lancar). Manajemen modal kerja ini

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

Bab 7 MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA YANG DIKELOLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah analisis rasio, analisis nilai tambah pasar (Market Value

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to. negative EVA is said to be a value destroyer.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

Kas merupakan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kapitalisasi pasar BEJ sehingga pergerakan transaksi perusahaan yang Obyek penelitian adalah perusahaan - perusahaan go publik yang

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

JUMLAH AKTIVA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

BAB I PENDAHULUAN. Selain untuk mencari keuntungan, tujuan dari kegiatan bisnis juga untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Pendekatan Metode Economic Value Added (EVA) pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk DENGAN MENGGUNAKANMETODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan, dapat menyebutkan elemen arus kas, dan dapat menghitung pajak, serta menentukan nilai tambah dengan economic value added K as dan surat berharga merupakan komponen yang berada dalam aktiva lancar. Kedua komponen ini merupakan aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Manajer keuangan perlu mengelola kas dan surat berharga, mengingat kedua komponen aktiva memiliki nilai strategis dalam hal yang berkaitan dengan operasional perusahaan. 1. Arus kas Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari ataupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terusmenerus atau kontinyu, misalkan pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji, dan lain sebagainya. Tetapi di samping itu juga ada aliran kas ke luar (cash outflow) yang bersifat tidak kontinyu atau bersifat intermittent, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga, dividen, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran utang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap dan lain sebagainya. Di samping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash inflow) di dalam perusahaan. Seperti halnya pada cash outflow, di dalam cash inflow pun terdapat aliran yang bersifat kontinyu dan yang bersifat intermittent. Mengenai aliran kas dalam perusahaan, dapatlah dilihat dalam gambar 2.1.

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 21 Gambar 2.1 Aliran Kas dalam Perusahaan Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalkan aliran kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dan lain sebagainya. Sedangkan aliran kas masuk yang tidak kontinyu misalkan aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dan lain sebagainya. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung terus selama hidupnya perusahaan. Dengan demikian aliran kas itu, bagaikan darah yang terus menerus mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusahaan itu dapat melangsungkan hidupnya. Kelebihan dari aliran kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan di dalam perusahaan. Besarnya saldo kas ini akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu karena berbagai faktor. Jumlah saldo kas yang ada dalam perusahaan akan meningkat apabila aliran masuknya yang berasal dari penjualan tunai dan piutang yang terkumpul lebih besar daripada aliran kas keluar untuk bahan mentah, tenaga kerja, biaya lain dan pajak. Perubahan dalam tingkat harga juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap aliran kas di dalam perusahaan. Perubahan politik marketing, keputusan di bidang produksi, kebijakan di bidang pembelian dan di bidang personalia juga mempunyai efek terhadap aliran kas dalam perusahaan. Adanya kebijakan untuk mengadakan advertensi secara besar-besaran berarti akan mengakibatkan adanya aliran kas yang segera keluar, sementara efek dari pengeluaran itu belum dirasakan sampai saat ini di mana adanya tambahan cash inflow yang berasal dari kenaikan sales. Kebijakan dalam meningkatkan produksi dengan membeli aktiva tetap baru juga mempunyai efek terhadap aliran kas di dalam perusahaan. Di sini pun segera ada aliran kas keluar secara sekaligus sedangkan aliran kas masuknya sebagai akibat dari bertambahnya produksi dari sales tidak sebanyak aliran kas keluarnya. Demikian pula dalam politik pembelian akan mempunyai efek terhadap aliran kas. Untuk mendapatkan discount perusahaan sering mengadakan pembelian dalam jumlah besar. Apabila semula perusahaan

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 22 mengadakan pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk kebutuhan satu bulan, kemudian mengubah kebijakannya dengan mengadakan pembelian untuk kebutuhan empat bulan setiap kali pembelian, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap aliran kas dalam perusahaan. Juga dalam bidang personalia, apabila semua pembayaran gaji dilakukan setiap bulan kemudian diubah menjadi dua kali setiap bulannya, maka hal ini akan mengakibatkan adanya aliran kas keluar yang lebih cepat. Dengan demikian maka perimbangan antara akiran kas masuk dengan aliran kas keluar baik dalam kuantitas maupun waktunya akan menentukan besarnya saldo kas dalam perusahaan pada suatu saat. 2. Laporan Keuangan Secara umum dikatakan bahwa laporan keuangan adalah (Kasmir, 2010:66): Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud dari laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah kondisi perusahaan terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode tertentu, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan intern perusahaan. Adapun untuk laporan lebih luas dilakukan 1 tahun sekali. Di samping itu dengan adanya laporan keuangan, kita akan mengetahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut tentunya. Inti dari laporan keuangan adalah menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya kita mengenal beberapa macam laporan keuangan seperti: Neraca Laporan laba rugi Laporan perubahan modal Laporan catatan atas laporan keuangan Laporan arus kas Dan masing-masing laporan memiliki komponen keuangan tersendiri dan tujuan dan maksud tersendiri pula. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Artinya, dari suatu neraca akan tergambar berapa jumlah harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan. Pembuatan neraca biasanya dibuat secara periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis berapa harta, utang, dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu. Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi (Kasmir, 2010:67):

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 23 (1) Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki, (2) Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva, (3) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability), (4) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang, (5) Jenis-jenis modal (equity), serta (6) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal. Laporan laba rugi, menunjukkan kondisi usaha suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Artinya, laporan laba rugi harus dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui, perusahaan dalam keadaan laba atau rugi. Seperti halnya neraca, laporan laba rugi juga memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi (Kasmir, 2010:68): (1) Jenis-jenis pendapatan (penjualan) yang diperoleh dalam suatu periode, (2) Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan, (3) Jumlah keseluruhan pendapatan, (4) Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode, (5) Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan dan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan, serta (6) Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi. Laporan perubahan modal, merupakan laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian laporan ini juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi (Kasmir, 2010:68): (1) Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini, (2) Jumlah rupiah tiap jenis modal, (3) Jumlah rupiah modal yang berubah, (4) Sebab-sebab berubahnya modal, serta (5) Jumlah rupiah modal sesudah perubahan. Laporan catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya, tujuannya agar pengguna laporan keuangan menjadi jelas akan data yang disajikan. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain. Adapun arus kas keluar merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 24 Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya. Di samping itu, juga tergantung dari kebutuhan dan tujuan perusahaan dan memenuhi kepentingan pihak-pihak lainnya. Hanya saja yang sudah pasti dibuat adalah neraca dan laporan laba rugi, sedangkan laporan perubahan modal dan laporan catatan atas laporan keuangan akan dibuat jika memang diperlukan. Sekali lagi dapat dikatakan bahwa dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan, sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah digariskan, dapat pula dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan gambaran kinerja manajemen masa lalu yang sekaligus dijadikan pedoman untuk meningkatkan kinerja ke depan. 3. Nilai Tambah Pasar dan Nilai Tambah Ekonomi Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Selain memberi manfaat bagi pemegang saham, tujuan ini juga menjamin sumber daya perusahaan yang langka dialokasikan secara efisien dan memberi manfaat ekonomi. Nilai tambah pasar merupakan selisih antar nilai perusahaan dengan nilai kapital. Dapat diartikan pula bahwa nilai tambah pasar adalah selisih antara nilai pasar ekuitas dengan nilai buku ekuitas (Stewart, 1991:181). Kemakmuran pemegang saham dimaksimalkan dengan memaksimalkan kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham. Kenaikan ini disebut market value added (MVA). Dengan demikian, MVA mencerminkan seberapa besar manajemen mampu menciptakan atau menambah kekayaan bagi para pemilik modal. MVA = Nilai pasar ekuitas Modal ekuitas yang disetor pemegang saham = (Jumlah saham beredar)(harga saham) Total nilai ekuitas Sebagai ilustrasi jika PT. ABC memiliki market value of equity Rp. 150 juta dan nilai modal yang disetor adalah Rp. 10 juta. Maka MVA PT. ABC adalah Rp. 150 juta Rp. 10 juta = Rp. 140 juta. MVA mengukur dampak tindakan manajerial sejak perusahaan berdiri, sementara nilai tambah ekonomi (economic value added) menitikberatkan pada efektivitas manajerial pada tahun tertentu. Warsono (2004:48) menyatakan bahwa economic value added (nilai tambah ekonomi) adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya. EVA = Laba bersih operasi setelah pajak (NOPAT) Biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung operasi = EBIT(1 Pajak perusahaan) (Modal operasi)(biaya modal setelah pajak) Modal operasi atau operating capital merupakan penjumlahan dari utang, saham preferen, dan saham biasa yang digunakan untuk pengadaan aset operasi bersih atau net

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 25 operating asset, yaitu modal kerja operasi bersih atau net operating working capital ditambah investasi pabrik dan peralatan bersih. Operating asset sama dengan modal untuk membeli operating asset. EVA mampu menghitung laba ekonomi yang sebenarnya atau true economic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika dibanding laba akuntansi. EVA mencerminkan residual income yang tersisa setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, telah dikurangkan. Sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangkan biaya modal. EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu, manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Perlu dicatat bahwa EVA dapat juga diterapkan pada tingkat divisi atau subsidiary perusahaan. Dengan demikian, EVA merupakan salah satu kriteria yang lebih baik dalam penilaian kebijakan manajerial dan kompensasi. Nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan membiayai investasi dengan net present value yang positif, karena net present value yang positif akan memberikan economic value added kepada pemegang saham. Tabel 2.1 Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA) PT. Rifki (Dalam Jutaan Rupiah) Perhitungan MVA Harga per Lembar Saham Jumlah Saham Beredar (Juta) Market Value of Equity Book Value of Equity 1999 1998 23,00 50,00 1.150,00 896,00 26,00 50,00 1.300,00 840,00 MVA = Market Value Book Value 254,00 460,00 Perhitungan EVA EBIT Tarif Pajak (t) NOPAT = EBIT(1 t) Total Modal Operasi Yang Diberikan Oleh Investor Biaya Modal Setelah Pajak (%) Biaya Modal (Rp) 283,80 40% 170,30 1.800,00 11% 198,00 263,00 40% 157,80 1.455,00 10,8% 157,14 EVA = NOPAT Biaya Modal (-27,70) 0,66 Tabel 2.1 menunjukkan MVA dan EVA PT. Rifki pada tahun 1998 dan 1999. Pada periode tersebut terjadi kombinasi antara penurunan harga saham, Rp. 26 ke Rp. 23, dan kenaikan nilai buku modal, dari Rp. 1.300 menjadi Rp. 1.150, sehingga menyebabkan penurunan MVA. MVA tahun 1999 masih positif namun terjadi penurunan nilai kemakmuran pemegang saham sebesar Rp. 460 Rp. 254 = Rp. 206 juta. EVA tahun 1998 positif yaitu Rp. 660.000, sedangkan pada tahun 1999 negatif yaitu Rp. -27,7 juta. Net operating income after tax (NOPAT) naik, namun EVA masih tetap menurun. Hal ini dikarenakan tingkat kenaikan NOPAT sebesar 8% lebih kecil daripada tingkat

M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 26 kenaikan rupiah biaya modal sebesar 26% sehingga kenaikan biaya modal tersebut mengakibatkan EVA turun. Dapat dikemukakan bahwa dari tahun 1998 sampai 1999 net income turun, namun penurunan itu tidak sedrastis penurunan EVA. Net income terbukti tidak mencerminkan modal yang dipergunakan sehingga angka ini kurang akurat jika digunakan dalam penentuan tujuan atau target perusahaan atau untuk pengukuran kinerja manajerial. Secara umum dapat dinyatakan dua pengamatan yaitu: pertama, ada hubungan antara MVA dan EVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA negatif, maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif dan sebaliknya jika EVA positif maka belum tentu MVA perusahaan akan positif. Harga saham sebagai salah satu komponen MVA akan lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan kinerja masa lalunya. Sehingga perusahaan dengan EVA negatif dapat saja memiliki MVA positif jika investor memiliki harapan akan perubahan yang lebih baik pada perusahaan di masa depan. Kedua, EVA secara umum lebih bermanfaat dibanding MVA untuk mengevaluasi kinerja manajerial sebagai bagian dari incentive compensation program dengan alasan (1) EVA menunjukkan nilai tambah atau value added yang terjadi pada tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan selama hidupnya dan (2) EVA dapat diterapkan pda tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar secara individual, sedangkan MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top management selama jangka waktu yang panjang. SOAL-SOAL LATIHAN 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aliran kas perusahaan beserta contohnya? 2. Sebutkan pengertian dari laporan keuangan? 3. Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen dalam laporan keuangan? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA)? 5. Sebutkan alasan mengapa metode EVA lebih dipilih daripada MVA dalam mengevaluasi kinerja manajerial perusahaan?