HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN LOYALITAS MEREK KARTU PRABAYAR IM3 PADA REMAJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pun telepon seluler telah mengubah peta industri telekomunikasi

STUDI PERSEPSI PELANGGAN TENTANG HARGA DAN FASILITAS TERHADAP KESETIAAN BAGI PEMAKAI KARTU IM3 INDOSAT DI KECAMATAN BOYOLALI.

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU SELULER INDOSAT IM3. Skripsi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT

BAB I PENDAHULUAN. dipermudah pengadaannya, salah satunya bidang teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. seluler besar yang menggunakan teknologi berbasis GSM yaitu PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai macam alat komunikasi yang semakin memudahkan penggunanya

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebutuhan masyarakat akan alat komunikasi pada saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu kebutuhan masyarakat modern adalah kebutuhan sarana

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

I. PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang semakin ketat. Ketatnya persaingan menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan bermunculannya operator-operator jasa telekomunikasi baik lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis telekomunikasi berkembang terus menerus dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat, hal ini menuntut setiap perusahaan atau operator (provider) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB I PENDAHULUAN. cara berfikir kita dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul industri-industri serta perusahaan-perusahaan baru, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. IM3, Mentari, XL, Axis, 3, Matrix, dll. Masing masing provider telepon seluler

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Sebagai contoh, di Indonesia, perkembangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini telepon seluler sebagai alat komunikasi modern dan manfaatnya

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BABI PENDAHULUAN. Industri seluler saat ini sangat menggairahkan, sebab potensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan masyarakat tentang teknologi menjadikan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan zaman. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat pesat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membuka suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah pesat. Seiring dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam industri ini masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi mengenai konsumen secara keseluruhan agar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

RINGKASAN EKSEKUTIF...

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, kebutuhan manusia akan telekomunikasi menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. satu bukti bahwa telah terjadi persaingan yang semakin ketat di bidang bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota pelajar dan banyak mahasiswa yang datang dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, dalam bentuk informasi maupun komunikasi.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan kartu simcard yang ditawarkan oleh penyedia jaringan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. gratis kepada konsumen misalnya telepon gratis, internet gratis, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan,minuman,kesehatan maupun produk untuk berkomunikasi. keunggulan kompetitif yang berkesimbungan dalam menghadapi semakin

BAB I PENDAHULUAN. perhatian konsumen. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan produk tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan

Skripsi. Disusun oleh : Nama : Yohanes Bimo Satrio NIM :

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan maka dibutuhkan pula kualitas produk dan tingkat pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan mudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telepon selular, para operator kartu GSMyang memfasilitasi telekomunikasi antar. telepon selular pun tumbuh pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Bakrie Telecom, Mobile-8, Natrindo, Sampoerna

Pasar pengguna ponsel yang diperkirakan mencapai juta pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang makin meningkat seiring perkembangan teknologi dan era

BAB I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan bisnis seluler GSM ( Global System for Mobile Communication)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini, kemajuan teknologi merupakan kebutuhan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Pengaruh switching..., Adhitya Buwono, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk. merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KOHESIVITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN LOYALITAS MEREK KARTU PRABAYAR IM3 PADA REMAJA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : AMALISA RACHMANI D NIM F 100 040 108 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di industri seluler saat sekarang ini sedang berkembang pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Para produsen industri seluler berlomba-lomba mengeluarkan hasil produk baru untuk mengeluarkan produk yang dapat menjaring konsumen sebanyakbanyak. Industri seluler terus tumbuh signifikan dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2007, pertumbuhan pengguna seluler diperkirakan telah mencapai 80 juta pelanggan. Sebuah angka yang cukup besar dari segi jumlah. Namun, mengacu pada tingkat penestrasi di Indonesia, perolehan tersebut masih kurang signifikan. Mengingat hingga sekarang pelanggan belum mencapai jumlah setengah dari 240 juta penduduk di Indonesia. Berarti, potensi pasar seluler tetap terbuka lebar. Untuk tahun 2008, pertambahan pelanggan masih dimungkinkan lagi (Pitrajaya, 2008). Persaingan tarif promosi semakin meningkat. Seperti, Telkomsel menawarkan tarif Rp 0,5,- per detik melalui penawaran Simpati PeDe, XL menawarkan tarif Rp 1 per detik. Sementara Esia menawarkan tarif Rp 50,- per menit atau sekitar Rp 0,83,- per detik. Bahkan operator Smart lebih berani lagi menawarkan promosi gratis (Pitrajaya, 2008). Hal tersebut juga diakui oleh Direktur Utama Indosat Johni Swandi, yang menyatakan bahwa dalam menyelenggarakan seluler. PT Indosat Tbk menitikberatkan pada harga atau tarif. Cara lain yang dilakukan oleh PT Indosat Tbk 1

2 adalah dengan mengemas komunikasi semenarik mungkin. Misalnya program Mentari bicara Rp 5.000,- memperoleh bonus Rp 5.000,- dipromosikan dengan komunikasi Rp 0/detik. Mentari juga melakukan program murah berupa Mentari hebat. Dalam program ini pelanggan dapat mendaftarkan lima orang teman-teman yang biasa ditelepon untuk memperoleh tarif weekend sebesar Rp 50/30 detik. Untuk produk Matrix, Indosat mempunyai program Matrix Strong. Lain lagi dengan IM3, sebagai produk yang membidik pasar remaja, IM3 difokuskan pada tarif SMS murah (Wulandari, 2008). Di antara kartu pra bayar produk Indosat seperti Mentari, Matrix, Star One, dan IM3 untuk produk IM3 dalam perkembangannya paling rendah dibandingkan produk lainnya. Penjualan kartu pra bayar IM3 dalam satu semester ada penurunan dari 6% menjadi 3%, untuk produk yang lain yaitu Mentari, Matrix, dan Star One kenaikan penjualan sebesar 8%-10%. Penurunan penjualan kartu pra bayar IM3 sebesar 3% menunjukkan konsumen IM3 yang dikhususkan untuk remaja kurang loyal terhadap perusahaan. Ketidakloyalan konsumen pada kartu IM3 membuat Indosat sebagai perusahaan penghasil produk mengalami penurunan laba. Penurunan laba yang tidak sesuai dengan target membuat perusahaan rugi dan kerugian yang terjadi tidak diinginkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan penjualan kartu pra bayar IM3 dengan targetnya para remaja difokuskan pada tarif SMS murah, strategi tarif murah kirim 10 SMS bonus 10 SMS dan voucher khusus SMS senilai Rp 8.000,- dengan promosi ikon IM3 Rajanya SMS, dengan harapan ada peningkatan dalam penjualan (Wulandari, 2008). Penurunan laba untuk penjualan kartu pra bayar dengan target konsumen remaja sangat dirasakan kerugiannya oleh Indosat dalam pemasukan laba, hal ini

3 mengingat remaja sebagai konsumen berperan besar dalam meningkatkan penjualan kartu pra bayar produk Indosat. Dikatakan oleh Yanti Ermayanti selaku Division Head Marketing Indosat bahwa kebutuhan konsumen remaja perlu diperhatikan sesuai dengan banyaknya remaja yang memiliki handpone sebagai sarana komunikasi antar teman atau dengan keluarga. Promosi kartu pra bayar untuk produk dari Indosat Tbk dengan strategi tarif murah kirim 10 SMS bonus 10 SMS dan voucher khusus SMS senilai Rp 8.000,- dapat menarik minat konsumen, terutama remaja yang ingin mendapatkan barang dengan harga murah. Kartu prabayar IM3 dengan Rajanya SMS diharapkan dapat mempengaruhi loyalitas konsumen para remaja terhadap merek yang diiklankan (Pitrajaya, 2008). Remaja sebagai individu yang belum dapat berdiri sendiri dan sedang mengalami pertumbuhan kecerdasan, emosi, dan hubungan sosial lebih mendahulukan perasaan daripada logika berpengaruh terhadap sikap loyalitas pada merek tertentu yang sedang terkenal. Loyalitas merek yang terjadi pada pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang tersebut (Oliver dalam Samuel dan Foejiawati, 2005). Perusahaan secara konsisten tetap menjaga dan meningkatkan kualitas produk masing-masing yang terfokus pada loyalitas konsumen. Perusahaan berusaha memenuhi harapan konsumen terhadap merek tersebut dari segi kualitas, harga maupun ketersediaan. Commitment share ini dapat dilihat dari future intention konsumen terhadap merek yang digunakan. Keinginan untuk menggunakan lagi

4 merek yang terakhir kali digunakan di masa yang akan datang bisa menjadi indikasi keberhasilan merek tersebut dalam meraih pangsa pasar di masa mendatang (Griffin dalam Musanto, 2004) Loyalitas dapat dicapai melalui dua tahap: (1) perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam memberikan kepuasan kepada konsumennya agar konsumen mendapatkan suatu pengalaman positif, berarti pembelian ulang diprioritaskan pada penjualan sebelumnya. (2) perusahaan harus mempunyai cara untuk mempertahankan hubungan yang lebih jauh dengan konsumennya dengan menggunakan strategi Forced Loyalty (kesetiaan yang dipaksa) supaya konsumen mau melakukan pembelian ulang Kotler (2001). Loyalitas remaja pada kartu pra bayar dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti harga, kemudahan membeli, jaringan luas, dan adanya kesetiakawan terhadap kelompok teman sebaya. Berbicara mengenai teman sebaya tidak terlepas dari pengertian kelompok. Menurut Aryani (2003) kelompok adalah aktivitas sosial di mana anggotanya saling tergantung, memiliki potensi untuk melakukan interaksi satu sama lain. Kelompok mempunyai keragaman, ukuran, nilai, tujuan dan ruang lingkup yang sama. Kelompok juga diartikan sebagai kumpulan orang yang mempunyai sifat atau atribut yang sama dan saling mempengaruhi. Remaja dapat diterima di lingkungan kelompok sebaya dan berusaha untuk tetap masuk dalam lingkungan teman sebaya akan berusaha mengikuti aturan atau kegiatan yang ada dalam kelompok tersebut. Remaja dalam kelompok teman sebaya memiliki rasa ketergantungan. Walgito (2003) berpendapat bahwa secara teoritik kelompok yang kohesiv akan terdorong mempunyai opini uniform dan umumnya dalam tindakannya

5 konform dengan standar kelompok. Konformitas merupakan suatu perubahan sikap sebagai akibat dari tekanan kelompok. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan seseorang untuk selalu menyamakan perilakunya terhadap kelompok sehingga dapat terhindar celaan, keterasingan maupun cemoohan. Misalnya: memakai pakaian dengan model yang sama dan serasi dengan kelompok, memiliki model potongan rambut yang sama dan lain-lain. Demikian juga dalam penggunaan kartu pra bayar. Permasalahan yang terjadi pada remaja dalam penggunaan kartu pra bayar IM3 dapat dipengaruhi oleh minat dalam diri remaja, namun ada kemungkinan ada paksaan dari teman-teman dalam satu kelompok. Maksudnya, remaja bersikap loyalitas terhadap merek kartu pra bayar IM3 karena terpaksa agar tetap dapat diterima dalam kelompok teman sebayanya. Berlandaskan pada latar belakang di atas timbul permasalahan yaitu tentang menurunnya loyalitas remaja pada kartu pra bayar dengan merek IM3 menimbulkan kerugian pada perusahaan yaitu Indosat mengalami penurunan laba. Bagi Indosat, loyalitas remaja terhadap merek IM3 sangat penting sebab kartu pra bayar merek IM3 ditujukan kepada remaja. Atas dasar pada permasalahan, maka timbul perumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara kohesivitas teman sebaya dengan loyalitas merek kartu pra bayar IM3 pada remaja? Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dipilih judul Hubungan Antara Kohesivitas Teman Sebaya dengan Loyalitas Merek Kartu Pra Bayar pada Remaja.

6 B. Tujuan Penelitian Tujuan ini dimaksudkan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara kohesivitas teman sebaya dengan loyalitas merek kartu pra bayar IM3 pada remaja. 2. Tingkat loyalitas merek kartu pra bayar IM3 pada remaja. 3. Tingkat kohesivitas teman sebaya C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan bagi perusahaan bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor penting untuk meningkatkan perkembangan perusahaan sehingga konsumen akan memiliki rasa loyalitas pada merek yang ditawarkan perusahaan. 2. Bagi Konsumen Dapat memberikan tambahan wawasan bagi konsumen untuk mengetahui tentang merek suatu perusahaan berhubungan dengan kualitas suatu hasil produk yang ditawarkan perusahaan sehingga konsumen dapat bersikap hati-hati untuk setia pada merek tertentu. 3. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam meneliti masalah yang sama.