PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA NIE NIE BAKERY Nama : Dalila Rahmawati Ester Kelas : 3 EB 19 NPM : 212 10 647 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih SE., MM.
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1. Faktor terpenting dalam menjalankan kegiatan produksi. 2. Mengendalikan biaya produksi dengan Akuntansi Biaya. 3. Perlunya standar sebagai tolok ukur pengendalian. B. RUMUSAN MASALAH 1. Berapa besar perbedaan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya? 2. Apakan selisih biaya tersebut menguntungkan atau merugikan perusahaan? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan biaya tersebut? C. BATASAN MASALAH 1. Menggunakan data keuagan biaya produksi Nie Nie Bakery pada bulan Maret 2013. 2. Meggunakan metode dua selisih untuk menghitung selisih pada BBB dan BTKL, setra metode tiga selisih untuk menghitung selisih pada BOP. D. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan antara biayaa standar dengan biaya sesungguhnya pada Nie nie Bakery. 2. Untuk mengetahui apakan selisih biaya tersebut menguntungkan atau merugikan perusahaan. 3. Untuk mengetahui penyebab perbedaan biaya tersebut. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang akan diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Manfaat Akademis 2. Manfaat Bagi Pihak Lain F. OBJEK PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis mengambil objek dari : Perusahaan : Nie Nie Bakery Alamat : Ruko Grand Wisata Celebration Boulevard kav. AA 12 No. 37 G. DATAYANG DIGUNAKAN Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer yang berupa rincian biaya standar dan sesungguhnya dari Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik selama bulan Maret 2013. H. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Pengamatan 2. Wawancara
A. Biaya Bahan Baku PEMBAHASAN Nie Nie Bakery memproduksi dua jenis roti, yaitu roti tawar dan roti manis. Pada bulan Maret 2013 Nie Nie Bakery memproduksi sebanyak 864 buah roti tawar dan 14.400 buah roti manis. Perusahaan menetapkan produk standar yang dihasilkan adalah sebanyak 936 buah roti tawar dan 15.600 buah roti manis.berikut ini adalah data biaya bahan baku yang digunakan untuk membuat roti tawar dan roti manis: Jenis Bahan Baku Tabel 4.1 Data Bahan Baku Roti Tawar Maret 2013 Sesungguhnya Satuan Harga per Satuan Standar Satuan Harga per Satuan Tepung 662,5 Kg Rp 6.500 717,5 Kg Rp 6.700 Mentega 36 Kg Rp 14.500 38 Kg Rp 16.000 Butter 29 Kg Rp 19.000 32 Kg Rp 18.500 Gula 101 Kg Rp 12.000 109 Kg Rp 12.000 Susu Bubuk 26 Kg Rp 56.000 28 Kg Rp 62.000 Susu UHT 86,5 Kg Rp 21.100 93,5 Kg Rp 20.500 GIST 13 Kg Rp 40.000 14 Kg Rp 41.500 Pelembut 4,32 Kg Rp 50.000 4,68 Kg Rp 52.200 Garam 13 Kg Rp 2.000 14 Kg Rp 2.200 200 Air Biasa 216 Liter Rp 200 234 Liter Rp 200 Air Dingin 216 Liter Rp 200 234 Liter Rp 200 Sumber : Nie Nie Bakery
Tabel 4.2 Data Bahan Baku Roti Manis Maret 2013 Sesungguhnya Standar Jenis Bahan Harga per Harga per Baku Satuan Satuan Satuan Satuan Tepung 360 Kg Rp 6.500 390 Kg Rp 6.700 Telor 1,5 Kg Rp 16.800 1,5 Kg Rp 16.000 Mentega 37 Kg Rp 14.500 40,56 Kg Rp 16.000 Butter 30 Kg Rp 19.000 32,5 Kg Rp 18.500 Gula 72 Kg Rp 12.000 78 Kg Rp 12.000 Susu Bubuk 14,5 Kg Rp 56.000 15,5 Kg Rp 62.000 Susu UHT 39 Kg Rp 21.100 42 Kg Rp 20.500 GIST 5,76 Kg Rp 40.000 6,24 Kg Rp 41.500 Pelembut 1,72 Kg Rp 50.000 2,03 Kg Rp 52.200 Sumber : Nie Nie Bakery Perhitungan dengan Metode Dua Selisih Untuk menghitung selisih yang terjadi pada harga dan kuantitas, penulis menggunakan metode dua selisih dengan rumus sebagai berikut: SH = ( HSt HS ) X KS SK = ( KSt KS ) X HSt Keterangan : SH : Selisih Harga SK : Selisih HSt : Harga Standar KSt : Standar HS : Harga Sesungguhnya KS : Sesungguhnya
1. Selisih Harga Roti Tawar Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Roti Manis Tabel 4.4 Jenis Bahan Baku Tepung Mentega Butter Gula Susu Bubuk Susu UHT GIST Pelembut Garam Air Biasa Air Dingin Harga Harga Selisih Sesunggu Standar Harga hnya Sesunggu (Rp) (Rp) (Rp) hnya (1) (2) (3) [(1)-(2)]*(3) 6.700 6.500 632,5 132.500 16.000 14.500 36 54.000 18.500 19.000 29 (14.500) 12.000 12.000 101-62.000 56.000 26 156.000 20.500 21.100 86,5 (51.900) 41.500 40.000 13 19.500 52.200 50.000 4,32 9.504 2.200 2.000 13 2.600 200 200 216-200 200 216 - JUMLAH 307.704 Jenis Bahan Baku Harga Harga Selisih Sesungguh Sesunggu Standar Harga nya h (Rp) (Rp) (Rp) nya (1) (2) (3) [(1)-(2)]*(3) Tepung 6.700 6.500 360 72.000 Telor 16.000 16.800 1,5 (1.200) Mentega 16.000 14.500 37 55.500 Butter 18.500 19.000 30 (15.000) Gula 12.000 12.000 72 - Susu Bubuk 62.000 56.000 14,5 87.000 Susu UHT 20.500 21.100 39 (23.400) GIST 41.500 40.000 5,76 8.640 Pelembut 52.200 50.000 1,72 3.784 JUMLAH 187.324
2. Selisih Roti Tawar Roti Manis Tabel 4.5 Tabel 4.6 Jenis Bahan Baku Standar Sesungguh nya Harga Standar (Rp) Selisih (Rp) Jenis Bahan Baku Standar Sesungguhn ya Harga Standar (Rp) Selisih (Rp) Tepung Mentega Butter Gula Susu Bubuk Susu UHT GIST Pelembut Garam Air Biasa Air Dingin (1) (2) (3) [(1) - (2)]*(3) 717,5 662,5 6.700 368.500 38 36 16.000 32.000 32 29 18.500 55.500 109 101 12.000 96.000 28 26 62.000 124.000 93,5 86,5 20.500 143.500 14 13 41.500 41.500 4,68 4,32 52.200 18.792 14 13 2.200 2.200 234 216 200 3.600 234 216 200 3.600 JUMLAH 889.192 (1) (2) (3) [(1)-(2)]*(3) Tepung 390 360 6.700 201.000 Telor 1,5 1,5 16.000 - Mentega 40,56 37 16.000 56.960 Butter 32,5 30 18.500 46.250 Gula 78 72 12.000 72.000 Susu Bubuk 15,5 14,5 62.000 62.000 Susu UHT 42 39 20.500 61.500 GIST 6,24 5,76 41.500 19.920 Pelembut 2,03 1,72 52.200 16.182 JUMLAH 535.812
Analisis: Selisih Harga Berdasarkan perhitungan selisih harga bahan baku di atas dapat diketahui bahwa terdapat selisih harga bahan baku menguntungkan sebesar Rp 307.704,00 pada roti tawar dan Rp 187.324,00 pada roti manis, karena harga bh bahan bk baku yang dibeli lbih lebih rendah dhdibandingkan harga bh bahan bk baku yangtlhdit telah ditetapkant oleh lhperusahaan. Perbedaan harga ini disebabkan karena supplier memberikan potongan harga dan pembelian dari supplier yang berbeda yang memberikan harga lebih murah. Namun terdapat selisih yang merugikan pada butter dansusuuht untuk roti tawar dan untuk roti manis pada butter, susu UHT dan telur disebabkan karena pembelian tidak memanfaatkan potongan pembelian dan kenaikan harga dari supplier. Selisih Pada perhitungan selisih kuantitas bahan baku diatas dapat diketahui bahwa selisih kuantitas bahan baku menguntungkan sebesar Rp 889.192,00 pada roti tawar dan Rp 535.812,00 pada roti manis, karena kuantitas bahan baku yang digunakan lebih rendah dibandingkan kuantitas bahan baku standar. Penyebab terjadinya selisih kuantitas bahan baku pada roti tawar adalah jumlah yang diproduksi lebih rendah dari jumlah produksi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Namun secara keseluruhan perusahaan tidak mengalami untung ataupun rugi dalam penggunaan bahan baku.
B. Biaya Tenaga Kerja Langsung Berikut ini disajikan daftar biaya tenaga kerja langsung Nie Nie Bakery selama bulan Maret 2013: Tabel 4.7 Data Biaya Tenaga Keja Langsung Maret 2013 Jenis Roti Seungguhnya Standar Kapasitas Normal JKS TUS JKSt TUSt Tawar 41 jam Rp 8.500 33 jam Rp 8.000 37 jam Manis 679 jam Rp 8.500 543 jam Rp 8.000 611 jam Sumber: Nie Nie Bakery Perhitungan dengan Metode Dua Selisih Untuk menghitung selisih yang terjadi pada tarif upah dan efisiensi jam kerja penulis menggunakan metode dua selisih dengan rumus sebagai berikut : STU = ( TUSt TUS ) X JKS SEU = ( JKSt JKS ) X TUSt Keterangan : STU : Selisih Tarif Upah SEU : Selisih Efisiensi Upah TUSt : Tarif Upah Standar JKSt : Jam Kerja Standar TUS : Tarif Upah Sesungguhnya JKS :Jam Kerja Sesungguhnya
Hasil Perhitungan Tabel 4.8 Perhitungan Selisih ih Tarif Upah BTKL Selisih Tarif TUSt TUS JKS Jenis Roti Upah (1) (2) (3) [(1) - (2)] * (3) Tawar Rp 8.000 Rp 8.500 41 Rp (20.500) Manis Rp 8.000 Rp 8.500 679 Rp (339.500) Jumlah Rp (360.000) Tabel 4.9 Perhitungan Selisih Efisiensi Upah BTKL Selisih Efisiensi JKSt JKS TUSt Jenis Roti Upah (1) (2) (3) [(1) - (2)] * (3) Tawar 33 41 Rp 8.000 Rp (64.000) Manis 543 679 Rp 8.000 Rp (1.088.000) Jumlah Rp (1.152.000) Analisis: Selisih Tarif Upah Berdasarkan perhitungan selisih tarif upah di atas dapat diketahui bahwa terdapat selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 20.500,00 pada roti tawar dan Rp 339.500,00 pada roti manis, selisih ini disebabkan karena tarif upah langsung sesungguhnya lebih besar dari tarif upah langsung yang distandarkan perusahaan. Selisih Efisiensi Upah Pada perhitungan selisih efisiensi upah diatas diketahui bahwa terjadi selisih yang tidak menguntungkan sebesar Rp 64.000,00 pada roti tawar dan Rp 1.088.000,00 pada roti manis, selisih ini disebabkan karena jumlah jam kerja yang sesungguhnya terjadi lebih besar dari jam kerja yang distandarkan. Perbedaan jam kerja ini disebabkan karena pengunduran diri pekerjanya sehingga mengakibatkan kurangnya tenaga kerja dan adanya borongan order dari konsumen, sehingga menyebabkan adanya penambahan jam kerja atau lembur.
C. Biaya Overhead Pabrik Anggaran BOP Tabel 4.10 BOP Variabel Bahan Penolong Srikaya Rp 1.269.000 Cokelat Rp 853.200 Strawberry Rp 1.134.000 Blueberry Rp 1.134.000 Lemon Rp 1.134.000 Rp 5.524.200 Pembungkus Rp 4.134.000 Listrik Rp 857.143 Gas Rp 651.429 Air Rp 320.000 Jumlah BOP Variabel Rp 11.486.772 BOP Tetap Beban Penyusutan Mixer Besar Rp 182.292 Beban Penyusutan Mixer Kecil Rp 44.271 Beban Penyusutan Oven Rp 187.500 Beban Penyusutan Mesin Potong R 65.833 Beban Penyusutan Molder R 91.667 Beban Penyusutan Mesin Pengembang Rp 132.300 300 Beban Penyusutan Rak Roti Rp 78.125 Beban Penyusutan Gedung Rp 4.166.667 Jumlah BOP Tetap Rp 4.948.655 JUMLAH BOP Rp 16.435.427 BOP Sesungguhnya Tabel 4.11 BOP Variabel Bahan Penolong Srikaya Rp 1,015,200 Cokelat Rp 682,560 Strawberry Rp 907,200 Blueberry Rp 907,200 Lemon Rp 907,200 Rp 4,419,360 Pembungkus Rp 3,816,000 Listrik Rp 685,714 Gas Rp 521,143 Air Rp 297,000 Jumlah BOPVariabel Rp 9,739,217 BOP Tetap Beban Penyusutan Mixer Besar Rp 182,292 Beban Penyusutan Mixer Kecil Rp 44,271 Beban Penyusutan Oven Rp 187,500 Beban Penyusutan Mesin Potong Rp 65,833 Beban Penyusutan Molder Rp 91,667 Beban Penyusutan Mesin Pengembang g Rp 132,300 Beban Penyusutan Rak Roti Rp 78,125 Beban Penyusutan Gedung Rp 4,166,667 Jumlah BOP Tetap Rp 4,948,655 JUMLAH BOP Rp 14,687,872
ALOKASI BOP Roti Tawar BOP yang Dianggarkan Tarif BOP = 864 x (Rp 16.435.657 - Rp 5.524.200) = Rp 617.617 Alokasi BOP Sesungguhnya Roti Tawar Tarif BOP = 864 x (Rp 14.687.872 - Rp 4.419.360) = Rp 581.237 BOP Variabel = 864 x (Rp 11.486.772 - Rp 5.524.200) = Rp 337.504 BOP Variabel = 864 x (Rp 9.739.217 - Rp 4.419.360) = Rp 301.124 BOP Tetap = 864 x Rp 4.948.655 = Rp 280.113 BOP Tetap = 864 x Rp 4.948.655 = Rp 280.113 Roti Manis Tarif BOP = 14.400 x Rp 16.435.655 = Rp 15.505.120 Roti Manis Tarif BOP = 14.400 x Rp 14.687.872 = Rp 13.856.483 BOP Variabel = 14.400 x Rp 11.486.771 = Rp 10.836.577 BOP Variabel = 14.400 x Rp 9.739.217 = Rp 9.187.941 BOP Tetap = 14.400 x Rp 4.948.655 = Rp 4.668.542 BOP Tetap = 14.400 x Rp 4.948.655 = Rp 4.668.542
Tarif Biaya Overhead Pabrik Per Jam Roti Tawar Roti Manis Total BOP = BOP yang Dianggarkan Jam Kerja Standar = Rp 617.617 33 jam = Rp 18.716/jam Total BOP = BOP yang Dianggarkan Jam Kerja Standar = Rp 15.505.119 543 jam = Rp 28.555/jam BOP Variabel = BOP Var. yang Dianggarkan Jam Kerja Standar = Rp 337.504 33 jam = Rp 10.227/jam BOP Variabel = BOP Var. yang Dianggarkan Jam Kerja Standar = Rp 10.836.577 543 jam = Rp 19.957/jam BOP Tetap = BOP Tetap yang Dianggarkan BOP Tetap = BOP Tetap yang Dianggarkan Jam Kerja Standar Jam Kerja Standar = Rp 280.113 = Rp 4.668.542 33 jam 543 jam = Rp 8.488/jam = Rp 8.598/jam
Hasil Perhitungan Roti Tawar Roti Manis Tbl412 Tabel 4.12 Tbl413 Tabel 4.13 Selisih Pengeluaran BOP Sesungguhnya Rp 581.237 Selisih Pengeluaran BOP Sesungguhnya Rp 13.856.483 BOP Standar: BOP Standar: BOP Tetap Rp 8.488 x 37 jam = Rp 314.056 BOP Tetap Rp 8.598 x 611 jam = Rp 5.253.378 BOP Var. Rp 10.227 x 41 jam = Rp 419.307 BOP Var. Rp 19.957 x 679 jam = Rp 13.550.803 Rp 733.363 Rp 18.804.181 SliihP Selisih Pengeluaran (Lb) (Laba) Rp 152.126126 SliihP Selisih Pengeluaran (Lb) (Laba) Rp 4.947.698 Selisih Kapasitas Kapasitas Normal 37 jam Kapasitas Sesungguhnya 41 jam Selisih Kapasitas per Jam (4) jam Tarif BOP Tetap Rp 8.488 Selisih Kapasitas (Laba) Rp 33.952 Selisih Kapasitas Kapasitas Normal 611 jam Kapasitas Sesungguhnya 679 jam Selisih Kapasitas per Jam (68) jam Tarif BOP Tetap Rp 8.598 Selisih Kapasitas (Laba) Rp 584.664 Selisih Efisiensi Jam Standar 33 jam Selisih Efisiensi Jam Standar 543 jam Jam Sesunggunya 41 jam Jam Sesunggunya 679 jam Selisih Efisiensi per Jam (8) jam Selisih Efisiensi per Jam (136) jam Tarif BOP Rp 18.716 Tarif BOP Rp 28.555 Selisih Efisiensi (Rugi) Rp 149.728 Selisih Efisiensi (Rugi) Rp 3.883.480
Analisis: Selisih Pengeluaran Dari hasil perhitungan di atas diperoleh selisih pengeluaran yang menguntungkan, dimana untuk roti tawar sebesar Rp 152.126,00 dan roti manis sebesar Rp 4.947.698,00. Hal ini terjadi karena BOP yang sesungguhnya terjadi lebih kecil dari BOP yang dianggarkan. Perbedaan inii disebabkan bk karena penurunan harga bahan penolong, pembungkus, listrik, gas dan air. Perubahan biaya-biaya tersebut disebabkan harga pada komponenkomponen tersebut tidak stabil tergantung pada pemakaian per bulan. Selisih Kapasitas Berdasarkan perhitungan selisih kapasitas diperoleh hasil yang menguntungkan, dimana untuk roti tawar sebesar Rp 33.952,00 dan roti manis sebesar Rp 584.664,00. Hal ini terjadi karena kapasitas jam kerja sesungguhnya lebih besar dari kapasitas jam kerja normal. Perubahan dari kapasitas tersebut disebabkan karena adanya penambahan jam kerja atau lembur, sehingga menyebabkan kelebihan pada kapasitas jam kerja itu sendiri. Selisih Efisiensi Berdasarkan perhitungan selisih efisiensi diperoleh hasil yang tidak menguntungkan, dimana untuk roti tawar sebesar Rp 149.728,00 dan roti manis sebesar Rp 3.883.480,00. Hal ini terjadi karena jam kerja sesunguhnya lebih besar dari jam kerja yang distandarkan. Perbedaan jam kerja ini terjadi karena inefisien, dimana kurangnya tenaga kerja sehingga menyebabkan penambahan jam kerja dan para pekerja kurang efisien dalam mengunakan jam kerjanya.
Jurnal Terhadap Selisih Roti Tawar Roti Manis 1. Biaya Bahan Baku Barang Dalam Proses-BBB Rp 1.196.896 Selisih Harga Rp 307.704 Selisih Rp 889.192 1. Biaya Bahan Baku Barang Dalam Proses-BBB Rp 723.136 Selisih Harga Rp 187.324 Selisih Rp 535.812 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Selisih TarifUpah Rp 20.500 Selisih Efisiensi s Upah Rp 64.000 Barang Dalam Proses-BTKL Rp 84.500 2. Biaya Teaga Kerja Langsung Selisih Tarif Upah Rp 339.500 Selisih Efisiensi s Upah Rp 1.088.000. Barang Dalam Proses-BTKL Rp 1.427.500 3. Biaya Overhead Pabrik Selisih Efisien Rp 149.728 3. Biaya Overhead Pabrik Selisih Efisien Rp 3.883.480 Barang Dalam Proses-BOP Rp 149.728 Barang Dalam Proses-BOP Rp 3.883.480 BOP Sesungguhnya Rp 186.078 BOP Sesungguhnya Rp 5.532.362 Selisih Pengeluaran Rp 152.126 Selisih Pengeluaran Rp 4.947.698 SliihK Selisih Kapasitas Rp 33.952 SliihK Selisih Kapasitas Rp 584.664
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan perhitungan terhadap biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, j, dan biaya overhead pabrik ditemukan adanya selisih- selisih, sebagai berikut: Selisih Tawar Manis Jumlah Keterangan Selisih Harga 307.704 187.324 495.028 Menguntungkan Selisih 889.192 535.812 1.425.004 Menguntungkan SliihT Selisih Tarif ifupah (20.500) (339.500) (360.000) 000) Menguntungkan Selisih Efisiensi Upah (64.000) (1.088.000) (1.152.000) Merugikan Selisih Pengeluaran 152.126 4.947.698 5.099.824 Menguntungkan Selisih Kapasitas 33.952 584.664 618.616 Menguntungkan Selisih Efisiensi (149.728) (3.883.480) (4.033.208) Merugikan Ttl Total 1.148.746148 944.518 2.093.264 264 2. Selisih menguntungkan sebesar Rp 2.093.264,00 3. Faktor yang menyebabkan selisih : Faktor internal : Jumlah kuntitas yang diproduksi dan jumlah jam kerja Faktor eksternal :Keadaan pasar, iklim dan geografis Saran Berdasarkan hal-hal yang telah penulis simpulkan diatas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Perusahaan disarankan untuk tkmemperbaiki bikipenerapkam metode biaya standar, hli hal inii diperlukan untuk tkmengendalikan kuantitas atau elemen-elemen produksi agar dapat memaksimalkan jumlah produksi yang dihasilkan. 2. Selisih menguntungkan sebaiknya terus dipertahankan dengan cara terus memperhatikan anggaran yang ditetapkan, memperhatikan keadaan pasar, penggunaan kapasitas produksi secara efektif, dan dalam menetapkan biaya standar jangan terlalu menyimpang dengan biaya yang seungguhnya terjadi karena akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan. 3. Perlunya penambahan jumlah karyawan agar waktu produksi lebih efisien dan dapat meningkatkan jumlah volume produksi. 4. Perlunya pengawasan terhadap biaya overhead pabrik dengan meghindari selisih harga yang tidak menguntungkan dengan cara mengendalikan kapasitas yang ada, sehingga tidak terdapat kapasitas yang terbuang atau menganggur. 5. Kapasitas produksi perlu dipertahankan, agar dapat mengoptimalkan penjualan.