BAB III MODEL PENELITIAN. 3.1.Jenis, Desain, Validitas Internal Eksternal, dan Lokasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Pretest-Posstest Comparison Group Design. Pretest-Postest

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian Eksperimen

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Gajah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

III. METODE PENELITIAN. lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 15 Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. research karena peneliti tidak mengontrol variabel-variabel luar yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam pelaksanaanya, penulis membuat dua kelompok yang pertama yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu penelitian meliputi pengumpulan, penyusunan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung. Penulis memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. KH. Ahmad Dahlan 130, Kota Yogyakarta. Adapun mengenai pelaksanaan. Sabtu, 28 November 2015 tahun ajaran 2015/2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Huda Jati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III MODEL PENELITIAN 3.1.Jenis, Desain, Validitas Internal Eksternal, dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental research atau penelitian eksperimen semu. Eksperimen semu merupakan penelitian eksperimen yang pemilihan kelompoknya tidak dilakukan dengan cara random atau acak Wina (013: 100). Eksperimen semu adalah bentuk pengembangan dari eksperimen murni yang sulit untuk dilaksanakan, Sugiyono (009: 114). Terkadang membentuk suatu kelompok dengan memilih atau memasukkan subjek secara acak tidak memungkinkan untuk dilakukan, biasanya suatu sekolah hanya dapat memberikan izin bagi peneliti untuk menggunakan kelompok yang sudah ada sebelumnya (Gay, 1987: 89). Penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi memang sebuah kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya. 3.1.. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen semu ini adalah nonequivalent control group design atau matching only. Desain penelitian eksperimen ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, yang menjadi pembedanya yaitu pada nonequivalent control group design pemilihan kelompoknya tidak dilakukan secara random (Sugiyono 009: 116, Gay 1987: 89). Desain penelitian eksperimen semu ini akan digambarkan pada gambar 3.1. 40

Grup Pretest Variabel bebas Posttest Eksperimen 1 O 1 X 1 Eksperimen O 3 X O O 4 Gambar 3.1 Nonequivalent control group design. Terdapat empat kelompok data dalam desain penelitian ini yaitu data pretest kelompok eksperimen 1 (O 1 ) dan kelompok eksperimen (O 3 ), data posttest kelompok eksperimen 1(O ) dan kelompok eksperimen (O 4 ). Secara rinci keterangan dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut. X 1 : perlakuan 1 (pembelajaran menggunakan model POE) X : perlakuan (pembelajaran menggunakan model STM) O 1 : hasil pretest kelompok eksperimen 1 O : hasil posttest kelompok eksperimen 1 O 3 : hasil pretest kelompok eksperimen O 4 : hasil posttest kelompok eksperimen 3.1.3. Validitas Internal dan Eksternal Menurut Creswell (015: 594) validitas internal adalah kesahihan tentang kesimpulan yang diambil tentang hubungan sebabakibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Apakah benar bahwa hasil yang dicerminkan pada variabel terikat merupakan akibat dari variabel bebas? Atau terdapat variabel lain di luar variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Inilah yang dimaksud dari validitas internal. Beberapa hal yang menurut Creswell (015: 595-599) dapat mengancam validitas internal yaitu history, pretesting, regresi, maturasi. Sejarah dapat memberi pengaruh yang berbeda terhadap variabel terikat. Peneliti hanya dapat mengontrol siswa pada saat dilakukannya perlakuan. Di luar itu sulit untuk mengontrol dan 41

memonitor seluruh kejadian. Keseharian siswa misalnya, tidak dapat dimonitor secara ketat oleh peneliti. Pretesting adalah tes yang dilakukan sebelum diberikannya perlakuan. Pengalaman siswa mengerjakan tes ini dapat berpengaruh pula terhadap hasil posttest karena siswa mungkin menjadi merasa familiar dengan soal yang materinya sama. Regresi adalah pemilihan individu untuk masuk ke dalam kelompok berdasarkan skor-skor ekstrem dapat menghasilkan pengaruh lain terhadap eksperimen. Maturasi adalah tingkat kematangan. Kelompok eksperimen dalam eksperimen quasi tidak dipilih secara acak melainkan kelompok yang telah ada selanjutnya. Tingkat kematangan dari individu-individu dalam kelompok sangat mungkin berbeda, ini dapat memberi pengaruh terhadap hasil eksperimen. Validitas eksternal menurut Creswell (015: 600) adalah kesahihan kesimpulan yang ditarik dari data sampel kepada banyak orang atau ranah lain. Menurut Sudjana (1989: 34) ada dua macam kesahihan internal yaitu kesahihan populasi dan kesahihan ekologis. Kesahihan populasi menyangkut populasi yang diharapkan memiliki hasil yang sama dengan sampel penelitian. Kesahihan ekologi ekologi menyangkut penggeneralisasian hasil eksperimen kepada kondisi lingkungan lain. 3.1.4. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gugus Diponegoro. Gugus ini terletak di wilayah Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Gugus Diponegoro ini terletak pada perkampungan yang cukup padat. Terdapat 7 SD di Gugus Diponegoro namun tidak semua SD dijadikan objek penelitian. Peneliti hanya mengambil beberapa SD yang dapat mewakili semua SD di Gugus Diponegoro. SD yang dijadikan objek penelitian terdiri atas SD Negeri Inti yaitu SDN Banyubiru 01 dan SD Negeri Imbas 4

yaitu SDN Kebondowo 01 dan SDN Kebondowo 03. Ada dua sekolah yang letaknya tepat di tepi jalan raya yaitu SDN Kebondowo 01 dan SDN Kebondowo 03. Sedangkan SDN Banyubiru 01 tidak terletak di tepi jalan raya melainkan sedikit masuk ke dalam perkampungan. Ketiga SD yang dijadikan objek penelitian ini tersebar pada dua desa yaitu Desa Banyubiru dan Desa Kebondowo. 3..Variabel dan Definisi Operasional Variabel penelitian dapat diartikan sebagai faktor yang jika diukur akan memberikan skor yang bervariasi (Zainal 01: 185, Slameto 015: 195). Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu model POE dan model STM. Sedangkan variabel terikat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA. Selain variabel bebas dan terikat, penelitian ini juga menggunakan variabel kovariat yaitu hasil pretest. Variabel kovariat ini digunakan untuk mengontrol proses belajar sebelumnya karena kelompok yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok yang sudah ada atau bukan kelompok yang dibentuk secara acak (Sudjana 1989: 7). Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Model POE adalah model pembelajaran yang terdiri dari tiga tahapan yaitu predict, observe, dan explain dan dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme yang mana teori ini membuat siswa membangun sendiri pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya. Model STM adalah model pembelajaran yang mengaitkan masalah pada kehidupan nyata dengan konsep yang terdapat pada materi yang dipelajari, kemudian menggunakan konsep yang telah dipahami untuk menyelesaikan masalah yang muncul. Hasil Belajar IPA adalah suatu kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran IPA yang diukur dengan menggunakan soal pilihan ganda. 43

3.3.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (009: 117), Sudjana (1989: 84) populasi adalah wilayah generalisasi yang dipilih atau ditetapkan oleh peneliti atau keseluruhan subjek atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD dalam Gugus Diponegoro yang berjumlah 179 siswa. Rincian dari populasi dalam penelitian ini akan disajikan melalui tabel 3.1. Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas 5 SD Gugus Diponegoro No. Nama Sekolah Status Jumlah Siswa Kelas V 1. SD Negeri Banyubiru 01 SD Inti 9 siswa. SD Negeri Banyubiru 03 SD Imbas 34 siswa 3. SD Negeri Banyubiru 04 SD Imbas 4 siswa 4. SD Negeri Banyubiru 05 SD Imbas 9 siswa 5. SD Negeri Banyubiru 06 SD Imbas 15 siswa 6. SD Negeri Kebondowo 01 SD Imbas 7 siswa 7. SD Negeri Kebondowo 03 SD Imbas 5 siswa Jumlah keseluruhan 183 siswa Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sugiyono 009: 118). Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas 5 SDN Kebondowo 01 yang berjumlah 7 siswa dan siswa kelas 5 SDN Kebondowo 03 yang berjumlah 5 siswa dan siswa kelas 5 SDN Banyubiru 01 yang berjumlah 9 siswa. Tabel 3. Daftar Subjek Penelitian No. Nama Sekolah Status Kelas 1.. 3. SD Negeri Kebondowo 01 SD Negeri Kebondowo 03 SD Negeri Banyubiru 01 Jumlah Siswa Kelompok SD Imbas V 7 Eksperimen 1 SD Imbas V 5 Eksperimen SD Inti V kelompok 1 V kelompok 14 Eksperimen 1 15 Eksperimen Jumlah keseluruhan 81 44

Siswa kelas 5 SDN Kebondowo 01 sebagai kelompok eksperimen 1 sedangkan siswa kelas 5 SDN kebondowo 03 sebagai kelompok eksperimen. Kedua SD tersebut mewakili SD Negeri Imbas di Gugus Diponegoro. Siswa kelas 5 SDN Banyubiru 01 yang berjumlah 31 siswa mewakili SD Negeri Inti di Gugus Diponegoro. Siswa kelas 5 SDN Banyubiru 01 akan dibagi menjadi kelompok (half split). Kelompok pertama yaitu sebagai kelompok eksperimen 1 sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis Probability Sampling yaitu Cluster Sampling. Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan (Sugiyono 009: 11). Sampel yang digunakan berupa kelompok, bukan berupa individu (Sudjana 1989: 9, Wina 013: 4). Kelompok yang dipilih sebagai sampel harus dapat mewakili keseluruhan populasi. Gugus Diponegoro terdiri dari beberapa SD dengan status yang berbeda yaitu SD inti dan SD imbas. Sampel yang dipilih pada penelitian ini telah dapat mewakili populasi yang ditetapkan karena telah mencakup SD inti dan SD imbas. 3.4.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Diperlukan serangkaian data untuk dapat membuat simpulan dari penelitian yang dilakukan (Slameto 015: 7). Data dapat diperoleh melalui berbagai teknik dan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan teknik observasi. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa hasil belajar IPA khususnya hasil belajar kognitif siswa SD kelas 5. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data apakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan model POE dan STM telah sesuai dengan sintaks atau tidak. 45

Tes adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab untuk mengukur kemampuan seseorang mengenai aspek tertentu. Teknik tes digunakan untuk melaksanakan pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan model POE dan STM. Posttest dilakukan untuk mengukur kemempuan siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan model POE dan STM. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda. Observasi adalah pengamatan tentang suatu kejadian dan mencatatnya pada alat observasi (Wina 013: 70, Slameto 015: 3). Penelitian ini akan menggunakan dua instrumen lembar observasi yaitu lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung apakah sesuai dengan sintaks atau tidak. 3.4.. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen observasi dan instrumen tes berupa soal pretest dan soal posttest. Instrumen observasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA kelas 5 SD menggunakan model POE dan STM. Lembar observasi ini disusun berdasarkan sintaks model pembelajaran POE dan STM. Kisi-kisi lembar observasi akan dipaparkan pada tabel-tabel berikut ini Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktifitas Guru pada Pembelajaran IPA dengan Model POE No Kegiatan Nom or Item Pertemuan Pertama 1 Memberikan pretest 1 Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa 46

3 Memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dibahas melalui pertanyaan-pertanyaan 3 4 Meminta siswa berdiskusi membuat dugaan tentang jawaban pertanyaan yang dikemukakan guru 4 5 Memberi siswa arahan mengenai percobaan 1 dan yang akan dilakukan 5 6 Membimbing siswa apabila mengalami kesulitas dalam melakukan pembuktian dugaan/percobaan 6 Pertemuan Kedua 1 Memberi siswa arahan mengenai percobaan 3 dan 4 yang akan dilakukan 1 Membimbing siswa apabila mengalami kesulitas dalam melakukan pembuktian dugaan/percobaan 3 Mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi 3 4 Memimpin jalannya diskusi serta membimbing siswa apabila mengalami kesulitan 4 5 Memberikan posttest 5 Tabel 3.4 Instrumen Obserasi Aktifitas Guru pada Pembelajaran IPA dengan Model STM No Kegiatan Nomor Item Pertemuan Pertama 1 Memberikan pretest 1 Menggali masalah dari siswa atau mengemukakan masalah bila tidak muncul masalah dari siswa 3 Memberi pengarahan dan penjelasan serta membimbing siswa melakukan percobaan 1 4 3 Pertemuan Kedua 1 Membimbing siswa melakukan diskusi kelompok 1 Memimpin diskusi kelas saat siswa mengemukakan hasil diskusi kelompok 3 Memberi pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 3 4 Memberi penekanan hal-hal yang penting untuk meluruskan miskonsepsi yang mungkin dialami siswa 4 5 Meluruskan kesalahan konsep yang mungkin terjadi 5 6 Memberikan posttest 6 47

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan Model POE No Kegiatan Nomor Item Pertemuan Pertama 1 Mengerjakan pretest 1 Mendengarkan penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan 3 Berdiskusi dalam kelompok 3 4 Membuat dugaan mengenai jawaban yang dideskripsikan guru 4 5 Melakukan percobaan 1 dan secara kelompok 5 6 Mengisi lembar kerja siswa 6 Pertemuan Kedua 1 Melakukan percobaan 3 dan 4 secara kelompok 1 Mengisi lembar kerja siswa 3 Berdiskusi dalam kelompok membandingkan dugaan awal dengan hasil percobaan 3 4 Menjelaskan hasil percobaan dan hubungannya dengan dugaan awal melalui presentasi 4 5 Menanggapi penjelasan kelompok lain 5 6 Mengerjakan posttest 6 Tabel 3.6 Instrumen Obserasi Aktifitas Siswa pada Pembelajaran IPA dengan Model STM No Kegiatan Nomor Item Pertemuan Pertama 1 Mengerjakan pretest 1 Mengemukakan masalah (jika masalah dari siswa tidak muncul masalah akan dikemukakan oleh guru) 3 Melakukan percobaan 1 4 sesuai dengan instruksi guru secara berkelompok 3 4 Mengisi lembar kerja siswa 4 Pertemuan Kedua 1 Melakukan diskusi kelompok untuk menerapkan konsep yang telah dipahami untuk menyelesaikan masalah yang muncul pada 1 48

awal pembelajaran Mengemukakan hasil diskusi kelompok pada kesempatan diskusi kelas 3 Menjawab pertanyaan-pertanyaan guru 3 4 Bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti 4 5 Memberikan posttest 5 Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya Instrumen tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pretest dan postest. Soal yang digunakan pada lembar pretest dan posttest berupa pilihan ganda. Standar kompetensi dari soal tes yang akan digunakan adalah menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya. Sedangkan Kompetensi dasar yang dipilih adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Kisi-kisi soal dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas. Kisikisi soal uji coba yang nantinya akan digunakan sebagai soal pretest dan postest dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Menyebutkan sifatsifat cahaya Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang terdapat pada peristiwa sehari-hari Memberi contoh kegunaan sifat-sifat cahaya pada suatu alat 1,3,6,8,18,5,7, 9,30,34,5,9,10,11,13,17, 0,3,6,8,3, 33 4,7,1,14,15,16, 19, 1,3,4,31, 35 Instrumen ini perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai soal pretest dan posttest untuk menjamin bahwa instrumen ini layak digunakan. Pengujian instrumen ini dilakukan di luar subjek penelitian yaitu di SDN Sugihan 4 dengan responden 5 siswa. Pengujian soal uji coba tersebut meliputi validitas soal, 49

reliabilitas soal, daya beda, tingkat kesukaran soal, dan fungsi pengecoh. Analisis data uji soal ini dilakukan dengan bantuan program anates versi 4.0. Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Uji Coba berdasarkan Program Anates Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Menyebutkan sifat-sifat cahaya Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang terdapat pada peristiwa sehari-hari Memberi contoh kegunaan sifatsifat cahaya pada suatu alat 1,3,6,8,18,5,7, 9,30,34,5,9,10,11, 13,17, 0,3,6,8, 3, 33 4,7,1,14,15, 16, 19, 1,3,4,31, 35 Soal yang Valid 6,8, 7,9,30,5,9,11,13, 17,0,3 4,7,1,14,15, 16,19,3,4 Keterangan lebih lanjut tentang hasil uji validitas menggunakan program anates dapat dilihat pada lampiran. Uji selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Menurut program anates yang digunakan, instrumen soal uji coba memiliki nilai reliabilitas tes 0,80. Arikunto (013: 115) menyatakan bahwa instrumen yang memiliki nilai reliabilitas > 0,7 dapat dikatakan instrumen yang reliabel. Berdasarkan pendapat Arikunto, instrumen soal uji coba termasuk instrumen yang reliabel. Komposisi tingkat kesukaran soal uji coba yang valid berdasarkan analisis menggunakan program anates menunjukkan bahwa terdapat 7 soal mudah atau sangat mudah, 11 soal sedang, dan 4 soal sukar. Dari soal diambil 0 soal untuk digunakan pada lembar pretest dan lembar posttest. 0 soal yang akan digunakan pada soal pretest dan soal posttest terdiri dari 5 soal mudah atau sangat mudah, 11 soal sedang, dan 4 soal sukar. 50

Daya beda pada 0 soal uji coba yang telah valid dan mendekati komposisi tingkat kesukaran soal yang pas dan akan digunakan untuk soal pretest dan posttest berada pada kisaran 0,3 sampai 0,85. Nilai tersebut didapat dari analisis soal uji coba menggunakan anates. Daya beda lebih dari 0, sudah cukup layak untuk digunakan. Sedangkan daya beda lebih dari 0,4 menunjukkan bahwa suatu instrumen mempunyai daya beda yang baik. Fungsi pengecoh pada 0 soal yang akan digunakan untuk lembar pretest dan posttest cukup baik. Berdasarkan analisis menggunakan anates, setiap butir soal selalu terdapat paling tidak satu pengecoh yang berfungsi sangat baik atau baik. Lebih dari 10 butir soal memiliki pengecoh yang berfungsi baik atau sangat baik. Dilihat dari hasil analisis mengenai kelima kategori di atas, terdapat 0 soal valid dari soal valid, yang layak untuk digunakan sebagai soal pretest maupun soal posttest. 3.5.Prosedur Pemberian Perlakuan 3.5.1. Kelompok Eksperimen 1 Perlakuan pada penelitan ini dilakukan sendiri oleh peneliti. Jadi peneliti sendirilah yang melaksanakan pembelajaran IPA dengan model POE pada kelompok eksperimen 1. Pembelajaran IPA dengan model POE yang dilakukan oleh peneliti selalu diobservasi oleh observer agar ada pelaporan tentang bagaimana pembelajaran dilakukan, apakah sesuai sintak model POE atau tidak. Pertemuan pertama diawali dengan perkenalan oleh peneliti kepada siswa. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti membagikan lembar pretest untuk dikerjakan oleh siswa. Peneliti akan memberi waktu 15 menit untuk siswa mengerakan pretest. Pada pertemuan pertama ini sintak pembelajaran yang akan dilakukan adalah sintak pertama yaitu membuat prediksi (predict) dan sebagian sintak kedua yaitu melakukan percobaan (observe). 51

Pada tahap pertama yaitu tahap memprediksi, peneliti memberi soal pretest dan siswa mengerjakannya. Peneliti menjelaskan kegiatan apa yang akan dilakukan siswa, siswa mendengarkan penjelasan dari peneliti. Kemudian peneliti memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dibahas melalui pertanyaan-pertanyaan, peneliti menulis pertanyaan-pertanyaan tersebut di papan tulis, kemudian peneliti mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok acak dengan berhitung 1 sampai 5. Setiap siswa yang mendapat nomor sama membentuk sebuah kelompok. Peneliti membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok kemudian siswa mendiskusikan dugaan awal dari pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan peneliti bersama kelompok masing-masing dan menuliskan dugaan mereka pada lembar kerja siswa yang telah dibagikan peneliti. Tahap kedua adalah pengamatan atau observasi. Pada tahap ini peneliti memberi pengarahan kepada siswa tentang bagaimana percobaan dilakukan, siswa mendengarkan penjelasan peneliti kemudian melakukan percobaan. Peneliti mengawasi siswa melakukan percobaan, sedangkan siswa selama melakukan percobaan juga sambil mengisi lembar kerja siswa. Pada tahap kedua, totalnya ada empat percobaan yang akan dilakukan oleh siswa. Akan tetapi pada pertemuan pertama, siswa hanya dua percobaan saja yaitu percobaan cahaya merambat lurus dan cahaya menembus benda bening. Pertemuan kedua peneliti mengawali pembelajaran dengan mengingatkan siswa mengenai kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama melalui tanya jawab. Peneliti meminta siswa untuk berkelompok dengan anggota kelompok yang sama seperti pada pertemuan pertama. Apabila ada siswa yang lupa ia anggota kelompok berapa peneliti mengingatkannya dengan membagikan lembar kerja siswa yang pada pertemuan pertama telah dikerjakan 5

sebagian kepada masing-masing kelompok. Pada lembar kerja siswa terdapat nama-nama anggota kelompok sehingga dapat membantu siswa untuk kembali bergabung dengan kelompok yang tepat. Pada akhir pembelajaran menggunakan model POE peneliti menyampaikan penjelasan mengenai kapan pertemuan kedua akan dilaksanakan dan kegiatan apa yang akan dilakukan pada pertemuan kedua. Peneliti juga mengimbau siswa untuk mempelajari lagi apa yang telah didapatkan pada pertemuan pertama sebagai persiapan mengikuti pembelajaran pertemuan kedua. Peneliti juga meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan kembali lembar kerja siswa yang belum selesai dikerjakan untuk dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua ini sintak pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagian sintak kedua yaitu melakukan percobaan (observe) dan sintak ketiga yaitu menjelaskan (explain). Pada tahap kedua yaitu tahap observasi, siswa melanjutkan percobaan. Pada tahap pertama siswa telah melakukan dua percobaan. Pada pertemuan kedua ini siswa akan melakukan percobaan ketiga dan keempat secara berkelompok. Peneliti mengawasi siswa melakukan percobaan, sedangkan siswa selama melakukan percobaan juga sambil mengisi lembar kerja siswa. Setelah semua percobaan selesai dilakukan, siswa melanjutkan kegiatan ke tahap atau sintak ketiga. Tahap ketiga adalah menjelaskan. Peneliti memberi pengarahan kepada siswa untuk melakukan diskusi dalam kelompok masing-masing lalu siswa berdiskusi dalam kelompok membandingkan hasil percobaan dengan dugaan awal. Siswa melakukan presentasi untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya, peneliti memimpin jalannya diskusi. Siswa dapat menanggapi penjelasan kelompok lain dan peneliti meluruskan jika 53

terdapat kesalahan konsep. Yang terakhir adalah peneliti memberikan soal posttest dan siswa mengerjakannya. Setelah tahap menjelaskan selesai dilakukan, peneliti membagikan lembar posttest untuk dikerjakan oleh siswa. Peneliti memberi waktu 15 menit untuk siswa mengerakan posttest. 3.5.. Kelompok Eksperimen Perlakuan pada kelompok eksperimen dilakukan sendiri oleh peneliti. Jadi peneliti sendirilah yang melaksanakan pembelajaran IPA dengan model STM pada kelompok eksperimen. Pembelajaran IPA dengan model STM yang dilakukan oleh peneliti selalu diobservasi oleh observer agar ada pelaporan tentang bagaimana pembelajaran dilakukan, apakah sesuai sintak model STM atau tidak. Pertemuan pertama diawali dengan perkenalan oleh peneliti kepada siswa. Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti membagikan lembar pretest untuk dikerjakan oleh siswa. Peneliti memberi waktu 15 menit untuk siswa mengerakan pretest. Pada pertemuan pertama ini sintak pembelajaran yang akan dilakukan adalah sintak pertama yaitu membuat pemunculan isu dan sintak kedua yaitu pembentukan konsep. Pada sintak pertama yaitu pemunculan isu. Pada tahap ini peneliti memberikan soal pretest dan siswa mengerjakannya. Kemudian peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berupa masalah kepada siswa kemudian siswa menanggapi masalah yang dikemukakan peneliti. Masalah-masalah yang dikemukakan oleh peneliti ditulis di papan tulis. Tahap kedua adalah pembentukan konsep. Peneliti mengawalinya dengan memberikan pengarahan tentang apa yang harus dilakukan siswa dan mengarahkan untuk siswa membentuk kelompok secara acak dengan berhitung 1 sampai 5. Setiap siswa yang mendapat nomor sama membentuk sebuah kelompok.. Siswa mendengarkan pengarahan peneliti lalu berkelompok melakukan 54

percobaan dan mengisi lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh peneliti secara berkelompok. Peneliti mengawasi dan membimbing siswa melakukan percobaan. Pada tahap ini siswa melakukan empat percobaan. Pada akhir pembelajaran menggunakan model STM peneliti menyampaikan penjelasan mengenai kapan pertemuan kedua akan dilaksanakan dan kegiatan apa yang akan dilakukan pada pertemuan kedua. Peneliti juga akan mengimbau siswa untuk mempelajari lagi apa yang telah didapatkan pada pertemuan pertama sebagai persiapan mengikuti pembelajaran pertemuan kedua. Peneliti juga meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan kembali lembar kerja siswa yang belum selesai dikerjakan untuk dilanjutkan pada pertemuan kedua. Pertemuan kedua peneliti mengawali pembelajaran dengan mengingatkan siswa mengenai kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama melalui tanya jawab. Peneliti meminta siswa untuk berkelompok dengan anggota kelompok yang sama seperti pada pertemuan pertama. Apabila ada siswa yang lupa ia anggota kelompok berapa peneliti mengingatkannya dengan membagikan lembar kerja siswa yang pada pertemuan pertama telah dikerjakan sebagian kepada masing-masing kelompok. Pada lembar kerja siswa terdapat nama-nama anggota kelompok sehingga dapat membantu siswa untuk kembali bergabung dengan kelompok yang tepat. Pada pertemuan kedua ini sintak pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagian sintak ketiga yaitu penerapan konsep, sintak keempat pemantapan konsep, dan sintak kelima yaitu penilaian. Pada tahap ketiga yaitu penerapan konsep, siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing untuk menerapkan konsep yang didapat pada masalah yang dikemukakan peneliti, 55

peneliti membimbing siswa melakukan diskusi. Kemudian siswa mengemukakan hasil diskusi kelompoknya dalam diskusi kelas, peneliti memimpin diskusi kelas. Tahap keempat adalah pemantapan konsep. Pada tahap ini peneliti memberi pertanyaan-pertanyaan pada siswa, siswa menjawab pertanyaan dari peneliti. Pertanyaan-pertanyaan dikemukakan secara lisan oleh peneliti dan menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. Peneliti juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, kemudian peneliti menjawab pertanyaan siswa dan meluruskan miskonsepsi yang dialami siswa. Tahap terakhir adalah penilaian. Peneliti memberikan soal posttest dan siswa mengerjakannya secara individu. Peneliti memberi waktu 15 menit untuk siswa mengerjakan soal posttest. 3.6.Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik deskriptif dan teknik analisis statistik. Teknik analisis statistik data terdiri dari teknik uji coba instrumen, uji prasyarat dan uji hipotesis. 3.6.1. Teknik Deskriptif Teknik deskriptif akan dilakukan menggunakan bantuan program microsoft excel. Hasil analisis dari teknik deskriptif akan memaparkan beberapa hal meliputi nilai minimal, nilai maksimal, mean atau rata-rata, standar deviasi, distribusi frekuensi, dan grafik. Teknik deskriptif akan dilakukan pada masing-masing kelompok eksperimen 1 dan eksperimen baik hasil pretest maupun posttest. 3.6.. Teknik Analisis Statistik Teknik analisis statistik meliputi uji coba instrumen, uji prasyarat, dan uji hipotesis. Uji coba instrumen dilakukan dengan bantuan program anates. Kelayakan instrumen ditinjau dari lima hal yaitu validitas instrumen, reliabilitas instrumen, tingkat kesulitan, daya beda, dan fungsi pengecoh. 56

Uji prasyarat meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan yang terakhir uji homogenitas regresi linier data.uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas mempunyai distribusi data yang normal atau tidak, apabila data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Acuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi/probabitas > 0,05. Dalam uji normalitas data ini bisa menggunakan bantuan program SPSS 16. Uji normalitas dilakukan melalui langkah-langkah analyze-descriptives statistic-explore-masukkan data pada kolom dependent list-pilih plots-pilih normality test with plots-continue-ok. Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai variansi yang sama (homogen) atau tidak. Acuan varian data kedua kelompok homogen adalah jika nilai probabilitas/signifikansi > 0,05 (pada based on mean). Analisis uji homogenitas varian ini bisa dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Langkah-langkah melakukan uji homogenitas melalui SPSS yaitu analyze-descriptives statistic-explore-masukkan data pada kolom dependent list-pilih plots-pilih untransformed pada levine test continue-ok. Uji homogenitas regresi linear data bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (X1) dengan variabel bebas lainnya yang disebut variabel kovarian. Dalam hal ini variabel bebas (X1) adalah hasil posttest dan variabel kovarian yaitu pretest. Variabel bebas dan variabel kovarian dikatakan homogen atau tidak dilihat pada tabel parameter estimates. Jika nilai signifikansi pada Beta pada pretest > 0,6 dan nilai signifikansi pretest < 0,05 maka uji prasyarat ini terpenuhi. Uji ini dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 16 dengan langkah-langkah yang sama seperti dengan 57

uji anakova. Uji anakova sendiri adalah uji utama pada penelitian ini dan akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Apabila semua uji prasyarat dapat terpenuhi, akan dilakukan uji anakova sebagai acuan untuk menguji hipotesis. Jika salah satu uji prasyarat tidak terpenuhi maka akan dilakukan pengujian dengan teknik non parametrik yaitu kolmogorov smirnov test. 3.6.3. Uji Anakova Uji anakova merupakan uji utama dalam penelitian ini. Uji anakova digunakan untuk menguji hipotesis. Uji anakova dilakukan jika seluruh uji prasyarat terpenuhi. Uji anakova dilakukan karena kelompok sampel yang digunakan tidak dipilih secara acak tetapi menggunakan kelompok yang sudah ada sebelumnya sehingga peneliti merasa perlu mengontrol keadaan awal dari kelompok tersebut atau internal validity kelompok. Kontrol ini dilakukan dengan menggunakan nilai pretest sebagai variabel kovarian. Uji anakova dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Langkah-langkah uji anakova yaitu analyze-general linear modelunivariate-masukkan posttest pada dependent list-masukkan model pembelajaran pada fixed factor-masukkan pretest pada covariatplots-masukkan model ke horizontal axis-add-continue-optionsmasukkan overall ke sebelah kanan-centang kolom pada estimates of effect size, descriptive statistics, parameter estimates, dan homogenity test-continue-ok. 3.6.4. Uji Hipotesis Setelah diperoleh hasil uji anakova kemudian dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah H 0 diterima atau ditolak. Hipotesis Penelitian. H o : Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan menggunakan model pembelajaran POE dan STM pada siswa kelas 5 SD di Gugus Diponegoro. 58

H a : Ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan menggunakan model pembelajaran POE dan STM pada siswa kelas 5 SD di Gugus Diponegoro. Hipotesis Statistik Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah hipotesis tipe A atau hipotesis ekor (kiri dan kanan). H o : μ1 = μ Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan menggunakan model pembelajaran POE dan STM pada siswa kelas 5 SD di Gugus Diponegoro. H a : μ1 μ Ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan menggunakan model pembelajaran POE dan STM pada siswa kelas 5 SD di Gugus Diponegoro. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan acuan hasil uji anakova. Pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan 4 sumber yaitu corrected model, intercept, pretest, dan model pembelajaran dengan kriteria sebagai berikut. H o diterima jika probabilitas/signifikansi > 0,05 H a diterima jika probabilitas/signifikansi < 0,05 59