MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE BERMAIN PERAN MODEL COOPERATIVE LEARNING KELAS V SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI NO KW.

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI

Penerapan Teori Konstruktivisme

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V MI Al-Fattah I

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) Pendidikan ini harus ditanamkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research/ptk). Menurut Masnur Muslich (2009:12), karakteristik PTK yaitu:

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Rancangan penelitian ini menggunakan metode Peneelitian Tindakan kelas. dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Yuliaji *) yuliaji0607gmail.com

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase ( % )

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan mengkaji tentang metode penelitian. Bab ini terdiri dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. denah dan peta lingkungan rumah dan sekolah, materi mata angin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

IRMAWATI Guru PKn Dengan Tugas Tambahan Sebagai Kepala SD Negeri 19 Sabang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI AJAR CARA MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE DEMONSTRASI. Riharno

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI METODE BERMAIN PERAN MODEL COOPERATIVE LEARNING KELAS V SEKOLAH DASAR Soewito SDN Mejuwet II Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Email : Soewito_Mejuwet@gmail.com Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, khususnya pada pelajaran PKn kelas V semester I materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbentuk Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan angket. Dilaksanakan di SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 01/013. Subjek penelitian siswa kelas V semester I sejumlah siswa 0 anak. Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data peningkatan keberhasilan belajar siswa. Peneliti mengamati pada pra siklus ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 45%, dengan nilai ratarata 5,. Setelah dilakukan perbaikan siklus I hasil ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 70%, dengan nilai ratarata mencapai 7,. Dari hasil siklus I, peneliti merasa belum mencapai target. Peneliti melakukan perbaikan kelanjutan pada siklus II. Ketuntasan belajar pada siklus II mengalami peningkatan cukup signifikan yakni sebesar 95% atau sekitar 19 dari 0 siswa, dengan nilai ratarata mencapai 8,1. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dengan menerapkan metode bermain peran model cooperative learning, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Semester I SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 01/013 pada Pelajaran PKn materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Bermain Peran, Pembelajaran Cooperative Learning Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn seseorang akan memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa. Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kenyataannya, PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. PKn adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebabkab anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal, karena mereka baru berada pada tahap operasional konkrit (Peaget, 190). Temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir kritis dalam materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apabila anak menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran PKn selalu rendah dengan ratarata kurang dari KKM. Setiap ulangan PKn nilai ratarata anak di bawah 5. Termasuk pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Nilai ratarata formatif hanya 5,. Dari 0 siswa hanya 9 siswa (45%) yang memperoleh nilai 77

78 Jurnal Karya Pendidikan Volume, Nomor 1, Desember 015 hlm 77 84 5 ke atas. Sedangkan 11 siswa yang lain mendapat nilai dibawah 5 (55%). Kenyataan ini membuat penulis tertarik mendalami dan melakukan tindakan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui Penelitian Tindakan Kelas. Perbaikan yang penulis lakukan mengenai penerapan metode bermain peran pada materi pengambilan keputusan bersama. Hipotesis yang penulis lakukan adalah dalam bentuk laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn pada Materi Menjaga Keutuhan NKRI Melalui Metode Bermain Peran Model Pembelajaran Cooperative Learning Kelas V SD Negeri Mejuwet II Sumberrejo Tahun Pelajaran 01/013. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Siswa kurang memahami konsep pengambilan keputusan bersama. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi 3. Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya 4. Hasil belajar siswa rendah PKn merupakan mata pelajaran di sekolah yang perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. Hal ini merupakan fungsi PKn sebagai pembangun karakter bangsa (Nasional Character Building) yang sejak proklamasi kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, yang perlu direvitalisasi agar sesuai dengan arah dan pesan konstitusi Negara RI. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya (Hamzah, 007:13). Dalam penelitian ini hasil belajar pada pelajaran PKn materi Negara Kesatua Republik Indonesia yang diukur melalui tes formatif dengan KKM 5. Bagi siswa yang nilainya kurang dari 5 diberi soal perbaikan dan bagi siswa yang nilainya 5 ke atas diberi soal pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah. Menurut Joyce dan Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, model mengajar adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku, dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 194:171). Dengan menggunakan metode bermain peran dalam proses belajar, diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki. Keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang (Hasan, 199:). SUBJEK, TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Mejuwet II, Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V Semester I pada Mata Pelajaran PKn materi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jumlah siswa kelas V ada 0 siswa terdiri dari 13 lakilaki dan 7 perempuan. Dari 0 siswa peserta didik pada awal pembelajaran (Pra Siklus) hanya 9 siswa (45%) yang telah mencapai KKM 5 dengan nilai ratarata 5,. Sedangkan 11 siswa yang lain (55%) belum mencapai nilai KKM 5. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dua tahap: a. Pra siklus pada hari Kamis, 8 Nopember 01 b. Siklus I pada hari Kamis, 15 Nopember 01 c. Siklus II pada hari Kamis, Nopember 01

Soewito,Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran Model Cooperative Learning Kelas V Sekolah Dasar 79 DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan melakukan pembelajaran awal. Pelaksanaannya dilakukan tiga kali yaitu pembelajaran awal (pra siklus), siklus I, dan siklus II. Masingmasing terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran Awal (Pra Silkus) Perencanaan Perencanaan pembelajaran awal dilakukan dengan cara pembelajaran yang biasa saja tanpa ada persiapan khusus, dan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia mata pelajaran PKn Kelas V Semester I. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan: 1) Guru menyusun RPP dengan materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ) Guru menyiapkan sumber bahan dan media pembelajaran 3) Menyusun lembar kerja 4) Memilih metode diskusi kelompok 5) Membuat lembar observasi aktifitas guru dan siswa beserta indikatornya Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit ( Jam Pelajaran) dalam proses pembelajaran. Instrument penelitian untuk pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam menyampaikan materi melalui metode diskusi kelompok. Tahap pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seperti langkahlangkah di bawah ini: 1) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab tentang tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia ) Guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran 3) Guru menjelaskan pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia 4) Siswa mengerjakan lembar kerja siswa dari guru secara berkelompok 5) Perwakilan siswa maju membacakan hasil kerja kelompok ) Siswa menanggapi hasil kerja tiap kelompok dengan dipandu oleh guru 7) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran 8) Siswa mengerjakan tes formatif 9) Guru mengoreksi hasil tes formatif 10) Guru memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah 11) Guru menyampaikan pesan agar siswa lebih giat belajar kembali Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh peneliti, menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan peserta didik, dan interaksi pembelajaran beserta indikatorindikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa. Sehingga dapat menjadi masukan dalam kegiatan berikutnya. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal yaitu isian 5 soal, dan uraian 5 soal. Refleksi Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran awal, peneliti mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Karena dirasa masih banyak kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah, maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran ke siklus I. Siklus I Perencanaan Perbaikan pembelajaran siklus I dilakukan berdasarkan hasil refleksi Berdasarkan pengamatan, hasil evaluasi dari analisis nilai ditemukan bahwa dari 0 siswa hanya 9 siswa yang memperoleh nilai 5 ke atas (45%) dengan nilai ratarata 5,. Sedangkan 11 siswa yang lain mendapat nilai dibawah 5 (55%).

80 Jurnal Karya Pendidikan Volume, Nomor 1, Desember 015 hlm 77 84 Perencanaan seperti menyiapkan sumber bahan dan media, menyusun rencana perbaikan pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa, menyusun alat evaluasi, menyusun lembar observasi kegiatan siswa. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 70 menit ( Jam Pelajaran) dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan instrument penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam menerima materi melalui metode bermain peran. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan seperti melakukan apersepsi melalui tanya jawab, menyampaikan motifasi dan tujuan pembelajaran, melakukan kegiatan mengambil keputusan bersama/ musyawarah bersama kelompok dalam pemilihan ketua kelas, mengerjakan lembar kerja secara kelompok, membacakan hasil kerja kelompok, menanggapi hasil kerja tiap kelompok, menyimpulkan materi pelajaran, mengerjakan tes formatif dan memberikan tindak lanjut berupa soal perbaikan dan pengayaan dalam bentuk pekerjaan rumah Pengamatan Pengamatan menggunakan lembar observasi yang berisi kegiatan peserta didik dan interaksi pembelajaran beserta indikatorindikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Refleksi Melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar siswa masih belum memuaskan walaupun sudah ada peningkatan sedikit dan dirasa masih ada kekurangan dan hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah maka guru mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Siklus II Perencanaan Perbaikan pembelajaran siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran PKn di kelas V materi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan pengamatan, guru belum puas pada hasil evaluasi. Dari analisis nilai ditemukan bahwa dari 0 siswa yang mendapat nilai 5 atau lebih hanya 14 siswa (70%) sedangkan yang siswa masih mendapat nilai di bawah 5 (30%). Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaannya seperti menyiapkan sumber bahan dan media dan sebagainya yang dikhususkan untuk kegiatan siklus II. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran awal dilakukan selama 70 menit ( Jam Pelajaran) dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan instrument penelitian, peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa dalam menyampaikan materi melalui metode bermain peran. Pengamatan Dengan menggunakan lembar observasi yang diisi kegiatan siswa dan interaksi pembelajaran beserta indikatorindikatornya. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam kegiatan belajar, yakni adakah peningkatan dibandingkan siklus I, sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar berikutnya. Perlu tidakkah diadakan siklus III. Pengamatan didasarkan juga pada bentuk soal yaitu pilihan ganda 10 soal, isian 5 soal, dan uraian 5 soal. Refleksi Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan pembelajaran siklus II, guru tersebut mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ternyata hasil belajar

Soewito,Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran Model Cooperative Learning Kelas V Sekolah Dasar 81 siswa sudah cukup memuaskan yaitu ada 19 siswa telah memperoleh nilai 5 atau lebih (95%). TEKNIK ANALISIS DATA Hasil Data Kualitatif Pengamat memberikan tanda cek ( ) pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut. Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat (Observer) adalah tentang keefektifan metode bermain peran dalam meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran PKn khususnya tentang materi pokok Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan ditekankan pada : a. Kegiatan guru dalam menerapkan metode bermain peran b. Aktifitas anak dalam pelaksanaan pembelajaran c. Keaktifan siswa dalam pelaksanaan bermain peran d. Indikator yang diamati pada lembar observasi guru terlampir. Hasil Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif. Dari hasil tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran. Dari hasil nilai tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan motivasi siswa. Data kuantitatif tersebut dibuat sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dibuat oleh guru. Setelah guru memberikan penilaian lalu menganalisis perbutir soal. Hasil analisis siswa terlampir. HASIL PENELITIAN Pra Siklus Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Nopember 01, hasilnya masih belum memuaskan seperti dalam tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus Mata Pelajaran PKn Ketuntasa n Belu No Nama Siswa Nilai Tu m nta Tunt s as 1 A. David Jabril Ibrahim 0 Aldi Kurniawan 7 3 Alima Nur Hidaya 7 4 Azza Nur Laila 7 5 Bagus Ardianto 4 Gilang Avit Tyo 5 7 Habibana Romadhoni 7 8 Ilham Sidiq 7 9 Indra Setiawan 5 10 Martha Aprilia P 80 11 M. Bagas Fahrudin 7 1 M. Afandi Setiawan 8 13 Novi Putri A. 4 14 Nur Laili Ramadhan 5 15 Putri Dwi Septiana 8 1 Rafi Ardian Saputra 4 17 Riko Wisnu W 5 18 Helmi Maulana 0 19 Feby Setyowati 4 0 Erro Dela Setyawan 0 Jumlah 131 9 11 RataRata 7, 5, 9 59, Presentase 5,% 45, 0% 55,0 % Dari tabel dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 5 sebanyak 9 siswa, atau 45% sedangkan nilai kurang dari 5 sebanyak 11 siswa atau 55% dari 0 siswa. Untuk mengetahui presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4. dibawah ini: Tabel 4. Analisis Hasil Tes Formatif Pra Siklus Mata Pelajaran PKn No Rentang Frekuensi 1 3 4 5 41 50 51 0 1 70 71 80 81 90 91 100 7 7 Jumlah 0

8 Jurnal Karya Pendidikan Volume, Nomor 1, Desember 015 hlm 77 84 Berdasarkan tabel 4. diatas, penguasaan materi pembelajarn pra siklus bahwa dari 0 siswa tidak ada yang mendapat nilai di bawah 50, yang mendapat nilai 51 sampai 0 sebanyak 7 siswa, nilai 1 sampai 70 sebanyak siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 7 siswa, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai diatas 80. Siklus I Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Nopember 01. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil perbaikan pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I Ketuntasan No Nama Siswa Nilai Tunt as Belu m Tunt as 1 A. David Jabril I 4 Aldi Kurniawan 7 3 Alima Nur Hidaya 8 4 Azza Nur Laila 8 5 Bagus Ardianto 4 Gilang Avit Tyo 4 7 Habibana R 8 8 Ilham Sidiq 7 9 Indra Setiawan 0 10 Martha Aprilia P 8 11 M. Bagas Fahrudin 7 1 M. Afandi Setiawan 7 13 Novi Putri A. 7 14 Nur Laili Ramadhan 4 15 Putri Dwi Septiana 7 1 Rafi Ardian Saputra 7 17 Riko Wisnu W 4 18 Helmi Maulana 7 19 Feby Setyowati 7 0 Erro Dela Setyawan 8 Jumlah 145 14 RataRata 7, 7, 3,3 Presentase 7, % 70% 30% Siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 1 siswa, sedangkan nilai kurang dari 75 sebanyak 7 siswa dari jumlah 3 siswa. Untuk mengetahui presentasi rentang nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Formatif Siklus I No Rentang Frekuensi 1 3 4 5 41 50 51 0 1 70 71 80 81 90 91 100 1 9 4 Jumlah 0 Penguasaan materi setelah perbaikan pembelajaran diperoleh bahwa dari 0 siswa, tidak ada siswa yang mendapat nilai 41 sampai 50, nilai 51 sampai 0 sebanyak 1 siswa, nilai 1 sampai 70 sebanyak siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak 9 siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 5 siswa dan tidak ada yang mendapat nilai diatas 91. Siklus II Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal Nopember.Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Hasil perbaikan pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II Ketuntasan Bel um No Nama Siswa Nila Tun Tu i tas nta s 1 A. David Jabril I 7 Aldi Kurniawan 7 3 Alima Nur Hidaya 9

Soewito,Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Menjaga Keutuhan NKRI melalui Metode Bermain Peran Model Cooperative Learning Kelas V Sekolah Dasar 83 4 Azza Nur Laila 88 5 Bagus Ardianto 7 Gilang Avit Tyo 7 7 Habibana R 9 8 Ilham Sidiq 9 9 Indra Setiawan 4 10 Martha Aprilia P 9 11 M. Bagas Fahrudin 9 1 M. Afandi Setiawan 88 13 Novi Putri A. 8 14 Nur Laili Ramadhan 7 15 Putri Dwi Septiana 8 1 Rafi Ardian Saputra 7 17 Riko Wisnu W 8 18 Helmi Maulana 8 19 Feby Setyowati 88 0 Erro Dela Setyawan 88 Jumlah 14 19 1 RataRata 8,1 83,1 4 Presentasi 8,1 % 95% 5 % Dari tabel siswa yang mendapat nilai diatas 5 sebanyak 19 siswa (95%), sedangkan nilai kurang dari 5 sebanyak 1 siswa (5%) dari jumlah keseluruhan 0 siswa. Presentasi rentang nilai disajikan pada tabel 4. dibawah ini: Tabel 4. Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II No Rentang Frekuensi 1 3 4 5 41 50 51 0 1 70 71 80 81 90 91 100 Jumlah 0 Berdasarkan tabel 4. di atas, penguasaan materi sebelum perbaikan pembelajaran bahwa dari jumlah keseluruhan 0 siswa tidak ada yang mendapat nilai di bawah 0, nilai 1 sampai 70 sebanyak siswa, nilai 71 sampai 80 sebanyak siswa, nilai 81 sampai 90 sebanyak 7 siswa dan yang mendapat nilai diatas 91 sebanyak 5 siswa. 7 5 Dari tabel pembelajaran awal sampai perbaikan pembelajaran siklus II dapat disajikan pada tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata Rata N o Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II % % % 4 7 1 1 Tuntas 9 14 95 5 0 9 Belum 5 3 11 1 5 Tuntas 5 0 Nilai rata 3 5, 7, 8,1 rata Berdasarkan table 4.7 dapat kita lihat bahwa pada Pra Siklus hanya 45% siswa yang meraih ketuntasan, 70% pada siklus I dan pada Siklus II meningkat menjadi 95. Pada nilai ratarata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai ratarata pada pembelajaran awal 5,, pada siklus I mengalami peningkatan yaitu 7, dan pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 8,1. Perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena tuntas dari 0 siswa ada 19 siswa atau 95% hanya 1 siswa atau 5% yang belum tuntas termasuk siswa yang lamban belajarnya. Interprestasi Data Berdasarkan datadata yang diperoleh dari hasil evaluasi pembelajaran mulai awal hingga perbaikan pembelajaran siklus II Mata Pelajaran PKn Kelas V semester I materi Menjaga Keutuhan NKRI di SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro, diperoleh data mengenai hasil ketuntasan belajar siswa. Adapun data tersebut disajikan dalam bentuk grafik 4.1 berikut ini: Grafik 4.1 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Tiap Siklus

84 Jurnal Karya Pendidikan Volume, Nomor 1, Desember 015 hlm 77 84 100% 95% 100 80% 0% 40% 45% 70% 80 0 40 5. 7. 8.1 0% 0% Pra Siklus Siklus I Siklus II Peningkatan nilai ratarata Mata Pelajaran PKn dengan materi Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia bahwa sebelum perbaikan pembelajaran ketuntasan siswa hanya 45%. Pada perbaikan siklus I, Ketuntasan siswa meningkat menjadi 70%. Kemudian pada siklus Ii meningkat lagi menjadi 95%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar. Adapun peningkatan nilai ratarata siswa mulai dari pra siklus hingga perbaikan siklus II, dapat dilihat dalam grafik 4. sebagi berikut: Grafik 4.1 Peningkatan Nilai RataRata pada Tiap Siklus 0 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Berdasarkan data pada grafik di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai ratarata siswa pada pra siklus hingga siklus II. Dengan demikian tindakan perbaikan pembelajaran PKn dengan materi pokok Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kelas V Semester I SD Negeri Mejuwet II Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro melalui pembelajaran dengan metode bermain peran model cooperative learning telah berhasil dengan baik. Hal ini terbukti adanya peningkatan hasil belajar atau hasil evaluasi nilai ratarata sudah diatas KKM yaitu 8,1 dengan tingkat ketuntasan 95%. DAFTAR PUSTAKA Anni, Chatarina Tri. 004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang Cogan, John, J. 1998. Citizenship for the 1st Century: An International Perspective on Education. London: Cogan Page Hasan, Hamid. 199. Pendidikan Ilmu Sosial. Malang: Universitas Negeri Malang Kurikulum SD. (194). Garisgaris Besar Program Pengajaran. Jakarta : Derpartemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sumantri, Mulyani & Permana, Johar. 000. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana Sumantri, Numan. 001. Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung: PT. Remadja Rosda Karya Uno, Hamzah. 007. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara