PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

(%, SBT) (%, qtq)

(%, SBT) (%, qtq)

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

Grafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan I 2016

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

P u s d a l i s b a n g B a p p e d a J a w a B a r a t

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

No. Jenis Kredit Rincian Kredit

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Perkembangan Uang Beredar (M2)

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan II 2015

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2013

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

meningkat % (yoy) Feb'15

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN

No Lokasi Jenis Sapi Jumlah. 1 Pulau Timor Sapi Bali Pulau Flores Sapi Bali Pulau Sumba Sapi Onggol

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

UCAPAN TERIMA KASIH...

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Makassar, Februasi 2008 BANK INDONESIA MAKASSAR. Ttd. Rizal A. Djaafara Pemimpin

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur. perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa.

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

% yoy. Jan*

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam

RINGKASAN EKSEKUTIF INDIKATOR EKONOMI DAN MONETER TRIWULANAN WILAYAH KERJA KANTOR BANK INDONESIA BATAM

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR

Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)

Transkripsi:

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh Kinerja perbankan di Aceh baik dari sisi aset, kredit maupun pengumpulan DPK menunjukkan perkembangan positif. Bank umum di Aceh secara umum menunjukkan pergerakan meningkat pada penyaluran kredit maupun DPK-nya. Peran intermediasi perbankan terus menggeliat dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) mencapai 95,91%. Selain itu kualitas kredit tetap terjaga dan masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%. Perkembangan BPR terus menunjukkan peningkatan, meski porsi BPR terhadap keseluruhan perbankan di wilayah provinsi Aceh masih sangat kecil, yaitu hanya 0,78%. 3.1. PERKEMBANGAN BANK UMUM DI PROVINSI ACEH Tabel 3.1. Perkembangan Indikator Pokok Bank Umum di Provinsi Aceh Indikator 2012 3 6 9 12 3 Total Aset Rp-miliar 27.705 38.077 31.612 30.826 32.327 Pertumbuhan (yoy) % 6,70% 35,42% 5,25% 3,36% 16,69% Pertumbuhan (qtq) % -7,11% 37,44% -16,98% -2,49% 4,87% DPK Rp-miliar 17.922 19.295 20.063 20.333 19.706 Pertumbuhan (yoy) % 6,95% 10,89% 5,75% 8,56% 9,95% Pertumbuhan (qtq) % -4,31% 7,66% 3,98% 1,35% -3,09% Kredit Rp-miliar 17.160 18.142 18.591 18.722 18.900 Pertumbuhan (yoy) % 29,50% 25,74% 23,09% 15,97% 10,14% Pertumbuhan (qtq) % 6,29% 5,72% 2,48% 0,70% 0,95% LDR % 95,75% 94,02% 92,67% 92,07% 95,91% NPL-gross % 5,51% 5,91% 6,22% 4,10% 4,68% NPL-Nominal Rp-miliar 946 1.072 1.157 768 884 Sumber: Laporan Bank Umum, data diolah Aset bank umum di Aceh pada triwulan I-2012 mampu meningkatkan pencapaian pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan I-2012, aset bank umum di Aceh mencapai Rp32,3 triliun, atau tumbuh 16,69% (yoy). Angka ini melesat jauh dibanding pertumbuhan pada triwulan IV- yang sebesar 3,36% (yoy). Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) 1 di Aceh tercatat mampu mempertahankan pencapaian pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Aceh pada posisi terakhir di triwulan I-2012 adalah sebesar Rp.19,7 triliun atau tumbuh 9,95% (yoy). Angka ini mampu menjaga momentum pertumbuhan pada triwulan IV- yang juga tumbuh dalam kisaran yang sama sebesar 8,56% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 22,0% (yoy). Kontribusi peningkatan DPK terbesar berasal dari Deposito, yang jika dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 16,48% (qtq) menjadi Rp.4 triliun. 1 DPK atau dana pihak ketiga merupakan simpanan masyarakat oleh perbankan, baik dalam bentuk tabungan, giro maupun deposito. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 35

Perkembangan Perbankan Aceh Tabel 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum di Provinsi Aceh Menurut Jenis Simpanan 2012 3 6 9 12 3 Giro Rp-miliar 5.560 6.757 7.789 6.694 6.876 Pertumbuhan (yoy) % 22,27% 38,65% 25,57% 55,07% 23,66% Pertumbuhan (qtq) % 28,81% 21,51% 15,28% -14,05% 2,72% Tabungan Rp-miliar 8.019 8.045 8.485 10.204 8.828 Pertumbuhan (yoy) % 10,89% 14,11% 16,52% 16,43% 10,09% Pertumbuhan (qtq) % -8,50% 0,32% 5,47% 20,26% -13,48% Deposito Rp-miliar 4.342 4.494 3.789 3.435 4.001 Pertumbuhan (yoy) % -12,75% -17,94% -30,95% -39,19% -7,85% Pertumbuhan (qtq) % -23,13% 3,50% -15,68% -9,35% 16,48% Sumber: Laporan Bank Umum BI Banda Aceh, data diolah Penyaluran kredit oleh bank umum di Aceh terus berjalan, kredit konsumsi masih tumbuh tinggi di triwulan I-2012. Total kredit yang disalurkan oleh bank umum di Aceh hingga posisi terakhir di triwulan I-2012 mencapai Rp. 18,9 triliun atau tumbuh melambat 10,14% (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 15,97% (yoy). Meski tidak sekencang pertumbuhan triwulan-triwulan sebelumnya, pertumbuhan kredit konsumsi masih merajai pertumbuhan penyaluran kredit bank umum di Aceh. Total kredit konsumsi yang disalurkan pada triwulan I-2012 mencapai Rp.12 triliun, tumbuh 18,94% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Terdapat kecenderungan bank umum menggarap pasar kredit konsumsi, terutama bagi pegawai dari instansi pemerintahan. Di sisi lain, tingginya kredit konsumsi mencerminkan permintaan konsumsi masyarakat dalam pemenuhan konsumsi barang tahan lama (durable goods) masih tinggi. Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada kredit investasi yang tumbuh 12,73% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp.1,09 triliun terkait dengan banyaknya kegiatan investasi tempat kegiatan usaha oleh pelaku ekonomi swasta. Sementara kredit modal kerja mencapai Rp.5,79 triliun atau mengalami penurunan dengan pertumbuhan yang terkoreksi sebesar 4,85% (yoy). Tabel 3.6 Perkembangan Penyaluran Kredit Bank Umum di Provinsi Aceh Menurut Penggunaan 2012 3 6 9 12 3 Modal Kerja Rp-miliar 6.092 6.418 6.524 6.448 5.796 Pertumbuhan (yoy) % 30,07% 23,22% 13,57% 4,80% -4,85% Pertumbuhan (qtq) % -1,00% 5,36% 1,65% -1,16% -10,11% Investasi Rp-miliar 973 1.067 1.115 1.079 1.097 Pertumbuhan (yoy) % -9,91% -7,13% 19,06% 12,78% 12,73% Pertumbuhan (qtq) % 1,72% 9,64% 4,49% -3,22% 1,68% Konsumsi Rp-miliar 10.095 10.657 10.953 11.194 12.006 Pertumbuhan (yoy) % 34,83% 32,06% 30,02% 23,91% 18,94% Pertumbuhan (qtq) % 11,74% 5,57% 2,78% 2,20% 7,26% Pangsa (%) 30,67 5,81 63,53 36 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh Bank umum di Aceh terlihat semakin tinggi dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Indikator Loan-to-Deposit Ratio (LDR) 2 pada triwulan I-2012 menunjukkan sebesar 95,91%, lebih tinggi dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebesar 92,07%. LDR semakin tinggi mengingat pertumbuhan penyaluran kredit dipacu lebih tinggi dibandingkan pengumpulan DPK-nya. Hal ini semakin mendorong tingginya tingkat kebutuhan dana yang harus disalurkan dari bank umum maupun lembaga keuangan non-bank lainnya di luar wilayah operasional Aceh untuk memenuhi permintaan kebutuhan kredit. Namun demikian pemacu penyaluran kredit hingga saat ini masih didominasi untuk kegiatan konsumtif dengan pangsa 63,53% dari total kredit. Intermediasi perbankan selain diharapkan dapat berjalan dengan baik, juga semestinya dapat turut menggerakan sektor-sektor ekonomi produktif. Secara umum kondisi bank umum di Aceh berada dalam kondisi baik. Indikator Non-Performing Loan (NPL) pada triwulan I-2012 menunjukkan persentase sebesar 4,68%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,1%. Meski masih di bawah ambang batas maksimum yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 5%, namun upaya pengawasan dan pengelolaan risiko kredit yang disalurkan perlu terus dilakukan. Hal ini didasari jumlah kredit yang berada dalam kategori dalam perhatian khusus sepanjang IV- dan triwulan I-2012 menunjukkan peningkatan dari Rp. 768 miliar menjadi Rp. 884 miliar. Pengelolaan kredit yang baik akan dapat menekan terjadinya peningkatan NPL 3. 2 Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara penyaluran kredit terhadap penghimpunan DPK. 3 Non Performing Loan (NPL) adalah rasio kredit yang termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 37

Perkembangan Perbankan Aceh Box 1. 4 REDEFINISI KREDIT UMKM : PENYALURAN KREDIT UMKM DI WILAYAH KERJA BANK INDONESIA PROVINSI ACEH Perkembangan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada UMKM. Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami pertumbuhan dan secara umum pertumbuhannya lebih tinggi dibanding total kredit perbankan. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Sampai akhir 2010, definisi kredit UMKM didasarkan pada definisi plafon, yaitu: (1) kredit mikro dengan plafon s.d Rp50juta, (2) kredit kecil dengan plafon lebih dari Rp50juta s.d Rp500 juta, dan (3) kredit menengah dengan plafon lebih dari Rp500juta s.d Rp5miliar. Dalam definisi tersebut, seluruh jenis penggunaan kredit termasuk kredit konsumtif masuk di dalam kategori kredit UMKM. Baki Debet Kredit UMKM Wilayah Kerja BI Provinsi Aceh Pada akhir triwulan I 2012, baki debet kredit umkm mencapai Rp3,28triliun atau tumbuh 1,58%(ytd). Kontribusi kredit umkm terhadap total kredit perbankan setelah redefinisi kredit umkm hanya mencapai 33,48% (sudah tidak mengakomodir kredit konsumsi). Sementara, apabila dilihat berdasarkan definisi plafond maka porsi kredit MKM menjadi sebesar 66,54%. Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi SEKTOR PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN 3.04% SEKTOR PERIKANAN 0.16% SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.33% SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN 4.10% SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR 3.04% SEKTOR KONSTRUKSI 4.01% SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN 45.70% SEKTOR PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM 2.17% SEKTOR TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN KOMUNIKASI 0.45% SEKTOR PERANTARA KEUANGAN 0.13% SEKTOR REAL ESTATE, USAHA PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN 1.43% SEKTOR ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB 0.01% SEKTOR JASA PENDIDIKAN 0.23% SEKTOR JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 0.32% SEKTOR JASA KEMASYARAKATAN, SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA 1.62% SEKTOR JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA 0.01% SEKTOR BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA 0.10% Penyaluran kredit kepada usaha mikro, kecil, dan menengah baik dengan definisi lama maupun definisi baru masih didominasi oleh sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 45,70% dan 4,10%. Tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk penyaluran kredit di kedua sektor ini dapat diindikasikan bahwa sejak berlakunya definisi yang lamapun kredit tersebut merupakan kredit produktif. Baki debet terbesar kredit UMKM menurut kelompok bank terdapat pada kelompok bank persero sebesar Rp1,5triliun, diikuti dengan kelompok bank pemerintah daerah sebesar Rp904miliar, dan bank swasta nasional sebesar 26,55%. Berdasarkan klasifikasi usaha, pangsa terbesar kredit UMKM adalah kategori 4 Citra Agustina, Analis, Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh kredit kecil dengan proporsi sebesar 69,43%. Selebihnya, merupakan kredit menengah sebesar 15,98% dan kredit mikro sebesar 14,59%. Perlu diketahui bahwa sesuai dengan UU No.20 Tahun 2008, yang dikategorikan sebagai kredit kecil adalah debitur dengan kekayaan bersih > Rp50juta Rp500juta atau hasil penjualan bersih >Rp300juta Rp2,5M. Apabila dilihat berdasarkan tahapan perkembangan UMKM, debitur skala kecil lebih berorientasi pada penguatan akses pemasaran dan jejaring (marketing oriented) dan telah melewati fase penguatan teknis produksi, pembukuan serta akses permodalan kredit mikro. Oleh karena itu, kategori kredit kecil diindikasikan lebih memenuhi persepsi perbankan. Gambar 2. Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Klasifikasi Usaha Gambar 3. Tahapan Perkembangan UMKM Kredit Menengah 15.98% Kredit Mikro 14.59% Kredit Kecil 69.43% KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 39

Perkembangan Perbankan Aceh 3.2. PERKEMBANGAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) 5 DI PROVINSI ACEH Bank umum syariah di Aceh terus mengakumulasi peningkatan asetnya. Pada triwulan I-2012 aset bank umum syariah telah mencapai Rp. 3,54 triliun, atau tumbuh sebesar 27,07% (yoy) melanjutkan pertumbuhan yang tinggi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 14,25% (yoy). Akumulasi peningkatan aset diperkirakan akan terus berlanjut mengingat masih besarnya peluang perbankan umum syariah untuk melakukan ekspansi di Aceh. Tabel 3.9. Perkembangan Indikator Pokok Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh Jumlah 2012 3 6 9 12 3 Total Aset Rp-miliar 2.791 2.855 2.992 3.141 3.546 Pertumbuhan (yoy) % 44,60% 26,83% 26,01% 14,25% 27,07% Pertumbuhan (qtq) % 1,52% 2,31% 4,80% 4,96% 12,91% DPK Rp-miliar 1.313 1.353 1.451 2.016 1.767 Pertumbuhan (yoy) % 32,81% 19,75% 31,33% 59,99% 34,65% Pertumbuhan (qtq) % 4,19% 3,10% 7,21% 38,92% -12,32% Pembiayaan Rp-miliar 1.936 2.077 2.298 2.336 2.397 Pertumbuhan (yoy) % 103,20% 74,30% 68,53% 47,06% 23,78% Pertumbuhan (qtq) % 21,89% 7,25% 10,65% 1,66% 2,59% FDR % 147,53% 153,47% 158,40% 115,92% 135,63% NPF-gross % 1,81% 3,04% 4,08% 3,66% 4,16% NPL-Nominal Rp-miliar 35 63 94 86 100 Sumber: Laporan Bank Umum Syariah, data diolah Tabel 3.9 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh Menurut Jenis Simpanan 2012 3 6 9 12 3 Giro Rp-miliar 207 241 256 456 201 Pertumbuhan (yoy) % 25,55% 25,70% 39,07% 98,97% -2,91% Pertumbuhan (qtq) % -9,44% 16,30% 6,19% 77,89% -55,81% Tabungan Rp-miliar 723 710 764 968 857 Pertumbuhan (yoy) % 27,23% 26,08% 25,15% 35,65% 18,52% Pertumbuhan (qtq) % 1,34% -1,77% 7,51% 26,76% -11,46% Deposito Rp-miliar 382 402 431 592 709 Pertumbuhan (yoy) % 49,99% 7,19% 38,90% 86,61% 85,57% Pertumbuhan (qtq) % 20,43% 5,17% 7,30% 37,31% 19,75% Pangsa (%) 11,39 48,50 40,10 Sumber: Laporan Bank Umum Syariah, data diolah Dalam penghimpunan DPK-nya, bank umum syariah terus menggenjot pengumpulan DPK melalui peningkatan deposito. Total DPK yang berhasil dihimpun pada posisi triwulan I-2012 mencapai Rp.1,76 triliun, atau mengalami pertumbuhan yang melambat 34,65% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 59,99% (yoy). Jumlah deposito terus terdongkrak mencapai Rp.709 miliar atau tumbuh 19,75% (qtq). Secara umum jenis simpanan berupa giro masih belum banyak digarap oleh bank umum syariah melihat jumlahnya hingga posisi terakhir baru mencapai Rp.201 miliar. Hal ini terjadi karena 5 Data Bank Umum Syariah mencakup data Unit Usaha Syariah (UUS) 40 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh sebagian besar giro yang disimpan di perbankan Aceh berasal dari dana pemerintah daerah yang cenderung disimpan pada kelompok bank pemerintah berbasis konvensional. Deposito merupakan salah satu komponen DPK yang mengalami pertumbuhan signifikan. Preferensi masyarakat dalam menempatkan kelebihan dananya di bank dalam periode tertentu dengan imbal hasil diatas suku bunga Tabungan dan Giro merupakan katalis penting pemicu pertumbuhan disamping minimnya kebutuhan masyarakat terhadap dana segar. Di sisi lain, meningkatnya porsi Deposito mencerminkan peningkatan biaya operasional bank yang tercermin dari peningkatan kewajiban yang harus dibayar dalam tenor yang lebih pendek dari pembiayaan. Tabel 3.14 Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh Menurut Penggunaan 2012 Pangsa 3 6 9 12 3 (%) Modal Kerja Rp-miliar 614 650 653 636 650 Pertumbuhan (yoy) % 102,79% 59,66% 29,91% 10,03% 5,98% 27,13 Pertumbuhan (qtq) % 6,21% 5,94% 0,52% -2,72% 2,30% Investasi Rp-miliar 107 109 146 152 163 Pertumbuhan (yoy) % 17,81% 21,64% 57,21% 44,33% 51,66% 6,78 Pertumbuhan (qtq) % 1,59% 1,37% 34,57% 4,14% 6,75% Konsumsi Rp-miliar 1.216 1.318 1.499 1.548 1.584 Pertumbuhan (yoy) % 117,32% 89,65% 95,21% 71,00% 30,30% 66,09 Pertumbuhan (qtq) % 34,26% 8,43% 13,68% 3,33% 2,30% Sumber: Laporan Bank Umum Syariah, diolah Tabel 3.14 Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan Bank Umum Syariah di Provinsi Aceh Rp-miliar Sumber: Laporan Bank Umum Syariah, diolah Menurut Sektor Ekonomi 2012 yoy,% qtq,% 3 6 9 12 3 Des 11 Mar 12 Des 11 Mar 12 Pangsa (%) Total Pembiayaan 1.936 2.077 2.298 2.336 2.397 47,06 23,78 1,66 2,59 100 Pertanian 9 11 13 14 20 83,77 114,46 7,18 42,56 0,82 Pertambangan 0 0 0 0 0 n/a n/a n/a n/a n/a Industri Pengolahan 7 8 7 27 22 301,72 201,66 288,22-19,24 0,91 Listrik Gas dan Air 0 0 1 0 0 n/a n/a n/a n/a n/a Konstruksi 87 93 91 50 43-42,25-50,15-45,05-14,09 1,80 Perdagangan 235 242 268 277 289 29,42 23,27 3,27 4,45 12,06 Pengangkutan 0 0 0 0 0 n/a n/a n/a n/a n/a Jasa Dunia Usaha 341 360 365 361 375 65,99 10,01-1,06 3,68 15,63 Jasa Sosial Masy. 37 39 49 54 60 45,02 63,20 9,77 11,32 2,49 Lainnya 1.216 1.318 1.499 1.548 1.584 53,04 30,30 3,33 2,30 66,09 Penyaluran pembiayaan oleh bank umum syariah terus melaju relatif tinggi. Pembiayaan tumbuh 23,78% (yoy) menjadi Rp.2,39 triliun, meski belum dapat mempertahankan laju ekspansi pembiayaan dari triwulan sebelumnya yang juga tumbuh dua digit mencapai 47,06% (yoy). Namun demikian, dominasi pembiayaan masih berkutat pada kegiatan konsumtif terlihat kontribusinya terhadap total pembiayaan KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 41

Perkembangan Perbankan Aceh mencapai 66,09%. Selain itu pembiayaan konsumsi juga menunjukkan pertumbuhan yang fantastis dengan tumbuh mencapai 30,3% (yoy) menjadi Rp.1,58 triliun, melemah dari triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 71% (yoy). Pembiayaan untuk kegiatan produktif masih kalah dominan dibandingkan konsumsi. Pembiayaan untuk modal kerja memiliki pangsa 27,13% dari total pembiayaan, sedangkan untuk investasi hanya 6,78%. Secara sektor ekonomi, bank umum syariah masih sedikit menggarap pada sektor ekonomi utama di Sumbar, khususnya sektor pertanian. Kontribusi pembiayaan di sektor pertanian terhadap total pembiayaan masih hanya sebesar 0,82%, meski dalam dua triwulan terakhir telah tumbuh signifikan. Kegiatan produktif yang dibiayai oleh bank umum syariah di Aceh hanya terlihat jelas pada sektor jasa dunia usaha serta sektor perdagangan, hotel dan restoran, masing-masing memiliki pangsa 15,63% dan 12,06%. Pembiayaan kedua sektor ini tetap tumbuh positif dibandingkan posisi yang sama tahun lalu, meski melambat, masing-masing sebesar 10,01% (yoy) dan 23,27% (yoy). Bank umum syariah masih terus secara konsisten mencatatkan Financing to-deposit Ratio (FDR) yang terus berada di atas 100%. Indikator ini menggambarkan selain peran intermediasi yang dilakukan oleh bank umum syariah berjalan baik, juga menunjukkan ekspansi pembiayaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan pengumpulan DPK-nya. FDR pada triwulan I-2012 mencapai 135,63%, mengindikasikan bahwa masih perlunya pasokan dana dari luar wilayah operasional Aceh untuk memenuhi permintaan pembiayaan bank umum syariah. Meskipun upaya penyaluran pembiayaan terus digenjot, namun bank umum syariah masih mampu menjaga kualitas pembiayaannya. NPF bank umum syariah pada triwulan I- 2012 sebesar 4,16%. Hal ini menunjukkan bahwa bank umum syariah masih mampu mengelola risiko pembiayaan dengan baik. 42 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh 3.3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PROVINSI ACEH Pada triwulan I-2012 aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Aceh masih menunjukkan pergerakan positif. Total Aset BPR di Aceh mencapai Rp.254,5 miliar, meningkat 15,73% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan total aset triwulan IV- sebesar Rp.243,39 miliar, hanya terjadi peningkatan aset sebesar 4,57% (qtq). Peningkatan ini relatif kecil bagi perkembangan aset BPR dibandingkan dengan perkembangan aset bank umum, mengingat kontribusi BPR hanya 0,78% dari keseluruhan perbankan di Aceh. Tabel 3.9. Perkembangan Indikator Pokok Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Aceh 2012 3 6 9 12 3 Total Aset Rp-Juta 219.942 231.172 233.090 243.399 254.532 Pertumbuhan (yoy) % 17,57% 23,85% 18,94% 18,58% 15,73% Pertumbuhan (qtq) % 7,16% 5,11% 0,83% 4,42% 4,57% DPK Rp-Juta 82.128 86.651 87.984 99.953 101.177 Pertumbuhan (yoy) % -13,25% 18,40% 21,09% 29,54% 23,19% Pertumbuhan (qtq) % 6,44% 5,51% 1,54% 13,60% 1,23% Kredit Rp-Juta 127.961 134.967 137.487 138.941 152.374 Pertumbuhan (yoy) % -5,49% 16,44% 15,19% 16,42% 19,08% Pertumbuhan (qtq) % 7,22% 5,48% 1,87% 1,06% 9,67% LDR % 155,81% 155,76% 156,26% 139,01% 150,60% NPL-gross % 11,84% 12,87% 11,49% 8,91% 8,85% NPL-Nominal Rp-Juta 15.153 17.365 15.803 12.383 13.480 Sumber: Laporan BPR, data diolah Senada dengan perkembangan bank umum, DPK BPR di Aceh tumbuh positif dipicu oleh meningkatnya jumlah deposito. Total DPK BPR di Aceh pada posisi triwulan I-2012 mencapai Rp.101,1 miliar, hanya tumbuh 1,23% (qtq) dibandingkan posisi triwulan lalu. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,6% (qtq). Faktor pendorong utama dipicu oleh peningkatan deposito sebesar 3,8% (qtq). Tabel 3.9 Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Provinsi Aceh Menurut Jenis Simpanan 2012 3 6 9 12 3 Tabungan Rp-Juta 43.115 45.060 46.741 53.286 52.739 Pertumbuhan (yoy) % -32,65% 7,93% 21,04% 24,15% 22,32% Pertumbuhan (qtq) % 0,45% 4,51% 3,73% 14,00% -1,03% Deposito Rp-Juta 39.014 41.591 41.243 46.666 48.438 Pertumbuhan (yoy) % 27,23% 32,30% 21,16% 36,30% 24,16% Pertumbuhan (qtq) % 13,94% 6,61% -0,84% 13,15% 3,80% Pangsa (%) 52,13 47,87 Sumber: Laporan BPR, data diolah Di sisi lain, penyaluran kredit oleh BPR di Aceh cukup kencang. Pada triwulan I-2012 penyaluran kreditnya tumbuh 9,67% (qtq) dari semula Rp.138,9 miliar menjadi Rp.152,3 miliar. Andalan utama penyaluran kredit masih pada kredit modal kerja yang tumbuh 9,69% (qtq). KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 43

Perkembangan Perbankan Aceh Tabel 3.14 Pertumbuhan Penyaluran Pembiayaan BPR di Provinsi Aceh Menurut Penggunaan 2012 3 6 9 12 3 Modal Kerja 104.243 109.859 104.974 106.974 117.345 Pertumbuhan (yoy) -8,19% 17,20% 9,57% 11,16% 12,57% Pertumbuhan (qtq) 8,33% 5,39% -4,45% 1,91% 9,69% Investasi 8.945 9.264 10.932 10.004 12.949 Pertumbuhan (yoy) 17,90% 27,43% 26,71% 16,83% 44,76% Pertumbuhan (qtq) 4,46% 3,56% 18,01% -8,49% 29,44% Konsumsi 14.772 15.844 21.581 21.963 22.080 Pertumbuhan (yoy) 3,48% 6,30% 44,67% 50,90% 49,47% Pertumbuhan (qtq) 1,50% 7,25% 36,21% 1,77% 0,53% Pangsa (%) 77,01 8,50 14,49 Sumber: Laporan BPR, diolah Indikator LDR pada BPR di Aceh terus berada di atas 100%. Situasi ini terjadi karena akselerasi pertumbuhan penyaluran kredit berjalan jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pertambahan DPK. Berdasarkan hal ini dapat dikatakan bahwa dalam pemenuhan permintaan kredit, BPR di Aceh tidak hanya bertumpu pada dana yang tersedia di wilayah Aceh. Pengengelolaan kualitas kredit yang disalurkan oleh BPR di Sumbar harus terus mendapat perhatian. Persentase NPL BPR di Aceh pada triwulan I-2012 adalah sebesar 8,85%, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 8,91%. Penggarapan para nasabah peminjam kredit BPR di sektor mikro membutuhkan pengelolaan secara kreatif oleh BPR agar dapat terus menjaga kualitas kreditnya. Sementara di sisi lain, profesionalisme manajemen dan pengelolaan operasional BPR harus terus ditingkatkan. 44 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 45

Perkembangan Perbankan Aceh Pada triwulan laporan, sistem pembayaran non tunai di Aceh yang mayoritas menggunakan sistem BI-RTGS tercatat mengalami pertumbuhan tahunan dan pertumbuhan triwulanan yang negatif. Mencermati penurunan tersebut cukup menguatkan hipotesis bahwa pelaku ekonomi masih menahan diri baik untuk berinvestasi maupun melakukan ekspansi di awal tahun 2012 menunggu pelaksanaan Pilkada Aceh. 3.4. TRANSAKSI TUNAI Kegiatan pembayaran tunai di Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh tercatat terus mengalami net outflow 6. Setelah sebelumnya pada triwulan IV- terjadi net outflow yang cukup besar mencapai Rp.781,1 miliar, maka pada triwulan I-2012 ini kembali terjadi net outflow, namun dengan angka yang jauh menurun yaitu sebesar Rp.57,6 miliar. Net ouflow ini disebabkan arus kas yang keluar dari Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh lebih besar daripada arus kas yang masuk. Jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya, net outflow mengalami penurunan sebesar minus 67,14% (yoy). Meskipun demikian, pada triwulan I-2012, jumlah uang kas yang masuk ke KPw BI Provinsi Aceh meningkat 91,57% (yoy) sementara uang kas yang keluar hanya tumbuh 30,49% (yoy). Hal ini mengindikasikan bahwa faktor musiman sangat mempengaruhi inflow-outflow kegiatan perkasan. Tabel 3.18 Perkembangan Aliran Uang Kartal di Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh ALIRAN UANG KARTAL 2012 (yoy,%) (qtq,%) I II III IV I IV-11 I-12 IV-11 I-12 Inflow (Rp-miliar) 280,4 278,74 497,6 405,4 537,1 182,7 91,57-18,53 0,32 Outflow (Rp-miliar) 455,7 818,88 1.153,2 1.186,5 594,7 103,3 30,49 2,89-0,50 Net-Outflow (Rp-miliar) 175,4 540,13 655,6 781,1 57,6 77,4-67,14 19,14-0,93 Sumber : KPw BI Provinsi Aceh, diolah 3.5. PEREDARAN UANG PALSU Pecahan 100 dan 50 ribu masih menjadi pecahan terbanyak yang dipalsukan. Secara nominal, uang palsu yang ditemukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh selama triwulan I-2012 sebesar Rp.700 ribu atau sebanyak 11 lembar, jauh menurun dibanding triwulan lalu yang sebanyak Rp. 2,2 juta. Uang pecahan besar yaitu Rp. 100 ribu dan Rp. 50 ribu paling banyak dipalsukan oleh masyarakat. 6 Net Outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran uang keluar (ouflow) pada periode yang sama. 46 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh Tabel 3.19 Perkembangan Temuan Uang Palsu di Kantor Perwakilan BI Provinsi Aceh 2012 I II III IV I Nominal 250.000 7.790.000 14.820.000 2.220.000 700.000 100.000 200.000 6.300.000 1.100.000 1.400.000 300.000 50.000 50.000 1.450.000 13.700.000 800.000 400.000 20.000 0 0 0 20.000 0 10.000 0 40.000 20.000 0 0 5.000 0 0 0 0 0 Jumlah (lembar) 3 96 287 31 11 100.000 2 63 11 14 3 50.000 1 29 274 16 8 20.000 0 0 0 1 0 10.000 0 4 2 0 0 5.000 0 0 0 0 0 Sumber : KPw BI Provinsi Aceh, diolah 3.6. TRANSAKSI NON TUNAI Selama triwulan I-2012, sistem pembayaran non tunai di Aceh yang 98,75% nya menggunakan sistem BI- RTGS 7 (lihat gambar) tercatat mengalami pertumbuhan tahunan dan pertumbuhan triwulanan yang negatif. Mencermati penurunan tersebut cukup menguatkan hipotesis bahwa pelaku ekonomi masih menahan diri baik untuk berinvestasi maupun melakukan ekspansi di awal tahun 2012 ini karena pelaksanaan Pilkada Aceh pada 9 April lalu. Dengan suksesnya pelaksanaan Pilkada Aceh yang cukup diapresiasi banyak pihak karena berjalan lancar dan damai tersebut, diharapkan kegiatan perekonomian Aceh di masa yang akan datang makin berkibar. Gambar 3.16 Porsi Transaksi Non Tunai Triwulan I-2012 Di Provinsi Aceh RTGS 98,75 % Kliring 1,25% Sumber : www.bi.go.id, diolah 7 BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian transaksinya dilakukan dalam waktu seketika. BI-RTGS memiliki peranan dalam memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System atau transaksi bernilai besar (Rp100 juta ke atas dan bersifat urgent). Metode penyelesaian secara gross to gross settlement, final, real time dan irrevocable. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 47

Perkembangan Perbankan Aceh 3.6.1. BI-RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement) Sistem layanan BI-RTGS yang menyediakan layanan pemindahan dana secara cepat dan minim risiko menjadikan transaksi ini sebagai primadona dalam sistem pembayaran non tunai di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Aceh. Terbukti dengan masih besarnya porsi penggunaan BI-RTGS (98,75%) dalam transaksi sistem pembayaran non tunai di Aceh. Selama periode triwulan I-2012, pertumbuhan tahunan (yoy) transaksi melalui BI-RTGS tercatat masih terkontraksi meski tidak sedalam pertumbuhan tahunan triwulan IV- lalu. Total transaksi menggunakan BI-RTGS tercatat sebesar Rp.61,25 triliun atau sebanyak 43,09 ribu transaksi. Ditilik pada setiap jenis transaksi menggunakan BI-RTGS, diketahui bahwa kontraksi erjadi pada seluruh jenis transaksi yaitu pemindahan dana ke luar Aceh, dana yang masuk ke Aceh maupun dana yang berputar di Aceh. Nominal (Rp-triliun) Volume (Transaksiribu) Total Nominal Sumber : www.bi.go.id, diolah Tabel 3.16 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Aceh I II III IV I IV-11 I-12 IV-11 I-12 67,77 63,85 62,40 88,43 61,25-29,53-9,6% 41,7% -30,7% Dari Aceh 21,17 17,67 18,30 26,91 18,33-26,08-13,4% 47,1% -31,9% Ke Aceh 35,99 36,08 35,25 48,80 32,16-24,38-10,6% 38,4% -34,1% Dari-Ke Aceh 10,61 10,10 8,85 12,72 10,75-48,19 1,3% 43,7% -15,4% Total Volume 2012 (yoy,%) (qtq,%) 50,83 45,66 51,33 59,65 43,09-17,55-15,2% 16,2% -27,8% Dari Aceh 28,87 25,14 28,60 32,75 24,23-3,87-16,0% 14,5% -26,0% Ke Aceh 16,99 16,18 17,69 20,81 14,48-34,52-14,8% 17,6% -30,4% Dari-Ke Aceh 4,98 4,34 5,05 6,09 4,37-6,31-12,2% 20,7% -28,2% 3.6.2. KLIRING 8 Tabel 3.17 Perkembangan Transaksi Kliring di Provinsi Aceh 2012 (yoy,%) (qtq,%) I II III IV I IV-11 I-12 IV-11 I-12 Nominal (Rp-miliar) 756,1 712,6 1.011,1 731,8 777,3-40,58 2,81-27,63 6,22 Volume (warkat) 27.719,0 27.277,4 37.579,0 30.237,0 31.606,0-34,80 14,02-19,54 4,53 Penarikan cek/bg kosong - Nominal (Rp-miliar) 13,3 20,3 20,6 22,85 18,6 31,39 39,74 11,00-18,59 - Volume (warkat) 833 1.057 798,0 891 902 34,80 8,28 11,65 1,23 - % Nominal 1,76% 2,84% 2,04% 3,12% 2,39% - % Volume 3,01% 3,88% 2,12% 2,95% 2,85% Sumber : www.bi.go.id, diolah 8 Kliring adalah Sistem tranfer dana dengan pertukaran warkat (bisa berupa cek, giro/bilyet, nota debet/kredit dan lainnya) atau data keuangan elektronik antar peserta (bank) kliring baik atas nama peserta (bank) maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. 48 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012

Perbankan Aceh Berbeda dengan transaksi melalui BI-RTGS, perputaran kliring selama triwulan I-2012 baik secara nominal maupun secara volume mengalami peningkatan pertumbuhan tahunan (yoy). Transaksi melalui Kliring selama triwulan laporan tercatat sebesar Rp. 777,3 miliar atau tumbuh tipis sebesar 2,81% (yoy). Peningkatan transfer dana menggunakan sistem kliring ternyata diikuti dengan peningkatan penarikan cek/bg kosong. Tercatat selama periode laporan, terjadi penarikan cek/bg kosong sebesar Rp.18,6 miliar dengan jumlah warkat sebanyak 902 lembar. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 49

Perkembangan Perbankan Aceh - HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN - 50 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012