Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
|
|
- Ivan Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Desember 2016 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada Desember Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3 triliun atau tumbuh 10,0% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 9,3% (yoy). Berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham yang masing-masing tumbuh 17,3% (yoy) dan 0,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan ember 2016 yang tercatat masing-masing sebesar 12,5% (yoy) dan -2,9% (yoy). Peningkatan pertumbuhan M2 terutama dipengaruhi oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus). Pada akhir tahun, operasi keuangan Pempus meningkat seperti tercermin pada penurunan simpanan Pempus di Perbankan. Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya tagihan bersih kepada Pempus yang pada akhir Desember 2016 tercatat sebesar Rp519,3 triliun atau tumbuh 5,7% (yoy), berbeda dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mengalami penurunan -2,3% (yoy). Sementara itu, suku bunga kredit tercatat menurun dan suku bunga simpanan berjangka bergerak bervariasi. Pada Desember 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,04%, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 12,16%. Demikian halnya dengan suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 6 dan 12 bulan yang mengalami penurunan dari masing-masing sebesar 7,12% dan 7,40% pada bulan sebelumnya, menjadi masing-masing sebesar 7,11% dan 7,31%, Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1 dan 24 bulan mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya, yakni dari masing-masing sebesar 6,36% dan 7,36% pada ember 2016, menjadi sebesar 6,46% dan 7,38%. Adapun suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3 bulan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya yakni sebesar 6,69%. KOMPONEN UANG BEREDAR % PDB (RHS) M2 Kredit M1 DPK Des* Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit % Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) meningkat pada Desember Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.003,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,0% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 9,3% (yoy) (Tabel 1). Akselerasi pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari pertumbuhan komponen M1 dan surat berharga selain saham. M1 tumbuh meningkat dari 12,5% (yoy) pada ember 2016 menjadi 17,3% (yoy) pada Desember Selain itu, posisi surat berharga selain saham tercatat tumbuh sebesar DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 1
2 Tabel 1. Uang Beredar 2016 % (yoy) Des* '16 Des'16* Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2) 4, , Uang Beredar Dalam Arti Sempit (M1) 1, , Uang Kuasi 3, , Surat Berharga Selain Saham (2.9) ,9% (yoy), berbeda dibanding bulan sebelumnya yang mengalami penurunan sebesar -2,9% (yoy). Akselerasi pertumbuhan M2 tersebut sedikit tertahan oleh perlambatan pertumbuhan uang kuasi 1. Posisi uang kuasi yang memiliki pangsa 75,0% dari total M2 atau sebesar Rp3.752,2 triliun, tumbuh melambat dari 8,4% (yoy) pada ember 2016 menjadi 7,8% (yoy) pada Desember Sementara itu, perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) 2 mengalami peningkatan dari 9,0% (yoy) pada ember 2016 menjadi 9,5% (yoy). Hal ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan giro rupiah dari 15,4% (yoy) menjadi 23,1% (yoy) pada Desember Grafik 2. Pertumbuhan DPK Tabel 2. Penghimpunan Dana DPK 2016 % (yoy) Des* '16 Des'16* Rupiah 3, , Giro Tabungan 1, , Simpanan Berjangka 1, , Valas (2.4) 0.4 Giro (5.4) (6.2) Tabungan Simpanan Berjangka (3.5) 2.0 Total Jenis Simpanan 4, , Giro 1, , Tabungan 1, , Simpanan Berjangka 2, , FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UANG BEREDAR Ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus) telah mendorong peningkatan pertumbuhan M2 pada Desember Hal ini tercermin pada penurunan kewajiban kepada Pempus (simpanan Pempus) di Perbankan dari tumbuh 30,6% (yoy) pada ember 2016 menjadi turun -0,5% (yoy). Menurunnya simpanan Pempus di Perbankan tersebut sejalan dengan meningkatnya tagihan bersih kepada Pempus sebesar 5,7% (yoy) atau mencapai Rp519,3 triliun, berbeda dibanding bulan sebelumnya yang turun sebesar -2,3% (yoy). Sementara itu, kredit 3 yang disalurkan oleh perbankan pada Desember 2016 tercatat sebesar 1 Uang Kuasi merupakan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari Simpanan Berjangka dan Tabungan (rupiah dan valas) serta Simpanan Giro Valuta Asing 2 DPK merupakan simpanan pihak ketiga pada Bank Umum dan BPR, yang terdiri dari Giro, Tabungan dan Simpanan Berjangka dalam Rupiah dan Valas. Pada Uang Beredar, perhitungan DPK tidak termasuk simpanan yang diblokir karena kehilangan fungsinya sebagai uang. Sementara, dalam menganalisis perkembangan DPK termasuk juga simpanan yang diblokir dan merupakan simpanan milik pihak ketiga (tidak termasuk simpanan milik Pemerintah Pusat dan Bukan penduduk), baik dalam Rupiah dan Valas, pada Bank Umum dan BPR (tidak termasuk kantor cabang yang beroperasi di luar wilayah Indonesia) dalam bentuk Giro, Tabungan, dan Simpanan Berjangka. 3 Kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk Pinjaman (Loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (Debt Securities), tagihan akseptasi (Banker s Acceptances), dan Tagihan Repo. Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor Bank Umum yang berkedudukan di Luar Negeri, dan kredit yang disalurkan kepada Pemerintah Pusat dan Bukan Penduduk. DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 2
3 Tabel 3. Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tabel 4. Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) Keterangan 2016 % yoy Des* '16 Des'16* Kredit Modal Kerja (KMK) 1, , a.l: Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restoran Kredit Investasi (KI) 1, , a.l: Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restoran % yoy Des* '16 Des'16* 4, , Aktiva Luar Negeri Bersih 1, , Aktiva Dalam Negeri Bersih a.l: Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat Tagihan kepada Pemerintah Pusat Kewajiban kepada Pemerintah Pusat Tagihan Kepada Sektor Lainnya 3, , (2.3) (0.5) 4, , a.l: Kredit 3 4, , Modal (1,284.4) (1,276.2) Lainnya bersih Tabel 5. Kredit UMKM Bank Umum 2016 yoy (%) Des '16 Des'16 Skala Usaha Mikro Kecil Menengah Jenis Penggunaan Modal Kerja Investasi Total UMKM Rp4.401,9 triliun atau tumbuh 7,8% (yoy) lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,5% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit perbankan terjadi pada kredit modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI). KMK tercatat sebesar Rp2.042,1 triliun atau tumbuh 6,7% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,2% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan KI juga mengalami perlambatan dari 11,9% (yoy) pada ember 2016 menjadi 8,8% (yoy). Perlambatan KMK dan KI terutama dipicu oleh perlambatan pertumbuhan kredit yang disalurkan pada sektor industri pengolahan serta perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Penyaluran kredit kepada sektor industri pengolahan baik dalam bentuk KMK maupun KI masing masing tumbuh 1,8% (yoy) dan 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan ember 2016 yang tumbuh sebesar 2,1% (yoy) dan 7,7% (yoy). Selain itu, KMK dan KI yang disalurkan pada sektor PHR juga mengalami perlambatan dari 6,9% (yoy) dan 13,5% (yoy) pada ember 2016 menjadi 5,8% (yoy) dan 8,8% (yoy) (Tabel 4). Pertumbuhan kredit yang masih terbatas juga terjadi pada kredit yang disalurkan bank umum untuk sektor UMKM. Posisi kredit UMKM yang disalurkan bank umum pada Desember 2016 tercatat sebesar Rp802,1 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 11,4% (yoy). Berdasarkan skala usahanya, pertumbuhan kredit untuk skala usaha mikro, kecil dan menengah tumbuh melambat dari masing-masing sebesar 14,7% (yoy), 15,4% (yoy) dan 7,7% (yoy) menjadi 10,9% (yoy), 11,8% (yoy) DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 3
4 Tabel 6. Kredit Properti 2016 % (yoy) Des* '16 Des'16* Kredit Properti KPR dan KPA Konstruksi Real estate PHR Properti Industri Pengolahan Okt Des* Grafik 3. Perkembangan Kredit Properti, Industri Pengolahan dan PHR % % BI 7-Day Repo Rate BI Rate 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Kredit (RHS) Des Grafik 4. Perkembangan BI 7-Day Repo Rate, Suku Bunga Simpanan Berjangka dan Kredit dan 5,2% (yoy) pada Desember Ditengah melambatnya penyaluran kredit untuk usaha besar dan kredit UMKM, pertumbuhan kredit yang disalurkan pada sektor properti mengalami peningkatan pada Desember Posisi kredit properti tercatat sebesar Rp713,4 triliun atau tumbuh 15,0% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 13,4% (yoy). Kenaikan tersebut bersumber dari peningkatan pertumbuhan kredit yang disalurkan melalui KPR dan KPA, kredit konstruksi serta kredit real estate. KPR dan KPA tumbuh 8,1% (yoy), lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 7,5% (yoy) sejalan dengan kebijakan pelonggaran LTV (Loan to Value) yang berlaku sejak 29 Agustus 2016 (Tabel 6). Kredit konstruksi dan real estate meningkat dari 21,3% (yoy) dan 19,4% (yoy) menjadi 24,2% (yoy) dan 22,2% (yoy) pada Desember SUKU BUNGA SIMPANAN DAN KREDIT Suku bunga kredit 4 tercatat menurun sementara pergerakan suku bunga simpanan berjangka bervariasi. Pada Desember 2016, suku bunga kredit tercatat sebesar 12,04%, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 12,16%. Demikian halnya dengan suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 6 dan 12 bulan yang mengalami penurunan dari masing-masing sebesar 7,12% dan 7,40% pada bulan sebelumnya, menjadi masing-masing sebesar 7,11% dan 7,31%, Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1 dan 24 bulan mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya, yakni dari masing-masing sebesar 4 Perhitungan suku bunga hanya mencakup suku bunga pada Bank Umum, tidak termasuk BPR. DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 4
5 6,36% dan 7,36% pada ember 2016, menjadi sebesar 6,46% dan 7,38%. Adapun suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 3 bulan tidak mengalami perubahan dibanding bulan sebelumnya yakni sebesar 6,69%. (Grafik 4). JANUARI 2017 DIVISI STATISTIK MONETER DAN FISKAL DEPARTEMEN STATISTIK DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 5
6 Lampiran 1. Tabel Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Trilliun Rp) Uraian Des Mei Agt Okt Des* Uang Beredar Luas (M2) 4, , , , , , , , , , , , ,003.3 Uang Beredar Sempit (M1) 1, , , , , , , , , , , , ,237.5 Uang Kartal di luar Bank Umum dan BPR Simpanan Giro Rupiah Uang Kuasi 3, , , , , , , , , , , , ,752.2 Simpanan Berjangka 1, , , , , , , , , , , , ,986.1 Rupiah 1, , , , , , , , , , , , ,725.7 Valas Tabungan 1, , , , , , , , , , , , ,506.7 Rupiah 1, , , , , , , , , , , , ,379.8 Valas Simpanan Giro Valuta Asing Surat Berharga Selain Saham Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Uang Beredar 4, , , , , , , , , , , , ,003.3 Aktiva Luar Negeri Bersih 1, , , , , , , , , , , , ,298.9 Aktiva Dalam Negeri Bersih 3, , , , , , , , , , , , ,704.3 a.l: Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat Tagihan kepada Pemerintah Pusat Kewajiban kepada Pemerintah Pusat Tagihan Kepada Sektor Lainnya 4, , , , , , , , , , , , ,710.5 Tagihan k/lembaga Keuangan Lainnya: Pinjaman yang Diberikan Tagihan Lainnya Tagihan kepada Pemerintah Daerah: Pinjaman yang Diberikan Tagihan Lainnya Tagihan k/ Lembaga Bukan Keuangan BUMN: Pinjaman yang Diberikan Tagihan Lainnya Tagihan kepada Sektor Swasta 3, , , , , , , , , , , , ,115.0 Pinjaman yang Diberikan 3, , , , , , , , , , , , ,924.3 Tagihan Lainnya Modal (1,173.0) (1,202.9) (1,186.9) (1,216.7) (1,215.6) (1,244.9) (1,265.8) (1,250.9) (1,279.0) (1,265.9) (1,263.2) (1,284.4) (1,276.2) Lainnya bersih Sejak data uari 2012 dilakukan perluasan cakupan BPR melalui penambahan BPR Syariah Dalam penyusunan statistik Uang Beredar (Lampiran 1), kredit yang diberikan termasuk Pinjaman (Loans), Tagihan Akseptasi (Banker s Acceptances) dan Tagihan Repo. DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 6
7 Lampiran 2. Pertumbuhan Uang Beredar dan Faktor yang Mempengaruhinya (yoy;%) Uraian Des* Uang Beredar Luas (M2) Uang Beredar Sempit (M1) Uang Kartal di luar Bank Umum dan BPR Simpanan Giro Rupiah Uang Kuasi Simpanan Berjangka Rupiah Valas 1.3 (3.3) (12.5) (14.6) (16.6) (20.8) (20.0) (15.4) (13.8) (17.2) (10.6) (3.3) 1.0 Tabungan Rupiah Valas Simpanan Giro Valuta Asing (3.4) (8.1) (10.7) (10.7) (15.2) (13.1) (9.6) (4.3) (4.9) Surat Berharga Selain Saham (38.1) (31.7) (8.3) (17.2) 1.1 (22.8) (9.9) (35.8) (16.1) (2.9) 0.9 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Uang Beredar Aktiva Luar Negeri Bersih 6.4 (4.3) (5.1) (0.2) 1.7 (2.2) Aktiva Dalam Negeri Bersih a.l: Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat (14.9) (10.8) (2.3) 5.7 Tagihan kepada Pemerintah Pusat Kewajiban kepada Pemerintah Pusat 32.9 (14.9) (23.1) 3.8 (0.2) (19.8) (2.6) (11.7) (0.5) (0.5) Tagihan Kepada Sektor Lainnya Tagihan k/lembaga Keuangan Lainnya: (0.6) (3.2) Pinjaman yang Diberikan (2.8) (5.3) (0.2) 2.6 (0.5) Tagihan Lainnya Tagihan kepada Pemerintah Daerah: (1.8) (19.0) (79.3) (90.5) (90.1) (91.0) Pinjaman yang Diberikan (1.8) (19.1) (79.5) (90.8) (90.4) (91.3) Tagihan Lainnya (0.0) (0.0) (0.0) (0.0) (0.0) 0.0 (0.2) Tagihan k/ Lembaga Bukan Keuangan BUMN: 2.0 (2.7) (7.6) Pinjaman yang Diberikan (3.5) (8.7) (10.3) Tagihan Lainnya (8.0) (6.1) (2.8) Tagihan kepada Sektor Swasta Pinjaman yang Diberikan Tagihan Lainnya (17.1) (11.9) (3.0) (13.7) (23.8) 15.2 (5.7) (0.6) Modal Lainnya bersih (35.7) Sejak data uari 2012 dilakukan perluasan cakupan BPR melalui penambahan BPR Syariah Dalam penyusunan statistik Uang Beredar (Lampiran 1), kredit yang diberikan termasuk Pinjaman (Loans), Tagihan Akseptasi (Banker s Acceptances) dan Tagihan Repo. Lampiran 3. Tabel Dana Pihak Ketiga di Perbankan (Trilliun Rp) DPK Des Mei Agt Okt Des* Rupiah 3, , , , , , , , , , , , ,042.4 Giro Tabungan 1, , , , , , , , , , , , ,434.8 Simpanan Berjangka 1, , , , , , , , , , , , ,826.3 Valas Giro Tabungan Simpanan Berjangka Total Jenis Simpanan 4, , , , , , , , , , , , ,748.2 Giro , , , ,065.1 Tabungan 1, , , , , , , , , , , , ,569.2 Simpanan Berjangka 1, , , , , , , , , , , , ,113.9 DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 7
8 Lampiran 4. Pinjaman Perbankan Kepada Sektor Swasta Domestik (Trilliun Rp) Keterangan Des* Jenis Penggunaan KI 1, , , , , , , , , , , , ,114.9 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa KMK 1, , , , , , , , , , , , ,042.2 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa KK 1, , , , , , , , , , , , ,244.9 Total 4, , , , , , , , , , , , ,402.0 DSta Divisi Statistik Moneter dan Fiskal 8
aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau
Lebih terperinciabungan, baik dalam rupiah giro valuta
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa tember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) tumbuh 12,7 pada tember. Pertumbuhan M2 tersebut melambat dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau
Lebih terperinci% yoy. Jan*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Lebih terperinci% (yoy) Feb'15 Mar'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,
Lebih terperinci% (yoy) Oct'15 Nov'15*
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%
Lebih terperincimeningkat % (yoy) Feb'15
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh
Lebih terperinciaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar
(M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciPerkembangan Uang Beredar (M2)
Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh
Lebih terperinciAnalisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan
Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa uari 2017 Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada uari 2017. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.938,7 triliun
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Maret Likuiditas perekonomian uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret tumbuh 7,4% (yoy), Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan
Lebih terperinciUang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi
Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian, uang beredar dalam arti luas (M2) melambat pada Juli. Pertumbuhan M2 pada Juli tercatat sebesar 8,1% (yoy), lebih
Lebih terperinciTINJAUAN KEBIJAKAN MONETER
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 98.1 39.2 5 85.6 83.4 73.7 78.8 77.9 75 66.7 62.6 25 56.9 24.9 52.9 22.6 5 12.7-15. 31.3-4. -5.2 25 13.7-14.5-25 -18.3 * perkiraan -32.2-5 I II III IV I II III IV I II III IV* SBT Pertumbuhan
Lebih terperinciL A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL
PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL No. Sektor 2006 2007 2008. 1 Pertanian 3.90% 4.01% 3.77% 0.31% 2.43% 3.29% 2.57% 8.18% 5.37% 4.23% 2.69% -0.49% 2 Pertambangan dan Penggalian -3.24% 77.11% 8.98%
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN * perkiraan
SURVEI PERBANKAN TRIWULAN IV-217 PERTUMBUHAN KREDIT TAHUN 218 DIPERKIRAKAN MENINGKAT Hasil Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit baru pada triwulan IV- 217 secara triwulanan (qtq) meningkat.
Lebih terperinci(%, SBT) (%, qtq)
(%, SBT) (%, qtq) 99.3 0 87.9 39.2 75.3 84.0 73.7 78.8 85.6 84.8 35 56.9 24.9 52.9 60 17.2.1 66.7 12.7 62.6 5 31.3 21.7-4.0-5.2 - -9.0 13.7-15.9-15.0-14.5-25 -18.3-35.8 0 - I II III IV I II III IV I II
Lebih terperinciNo. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan
PDRB SEKTORAL Berdasarkan Harga Berlaku (Rp Miliar) No. Sektor 2006 2007 1 Pertanian 431.31 447.38 465.09 459.18 462.01 491.83 511.76 547.49 521.88 537.38 2 Pertambangan dan Penggalian 11.48 11.44 11.80
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA April 2015 Tim Riset SPMD Overview The Fed siap menaikan suku bunga acuan kapan saja yang berpotensi menarik dana tiba-tiba (sudden reversal) dari emerging market termasuk
Lebih terperinciP u s d a l i s b a n g B a p p e d a J a w a B a r a t
PROFIL INDIKATOR MAKRO FINANSIAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 Pengarah : Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja,DEA Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat Penanggung jawab : H.
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%
Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 2-2013 Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%
SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.
Lebih terperinciGrafik 3. Pertumbuhan Per Jenis Kredit Konsumsi. Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis Kredit (%) 3.0. (%, yoy)
(%) 3.0 Grafik 2. Perkembangan NPL Per Jenis 2.7 2.6 2.5 2.5 2.6 2.0 1.6 1.5 1.5 1.0 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2013 2014 Modal Kerja Investasi Konsumsi Sumber: Bank Indonesia (%, yoy) Grafik 3.
Lebih terperinciKINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007
KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas sektor perbankan dalam suatu negara memegang peranan penting dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Setiap orang dalam melakukan transaksi finansial yang berhubungan
Lebih terperinci-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Bank Umum Konvensional. GWM. Rupiah. Valuta. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 87) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan memperluas kesempatan kerja melalui penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO
PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR. 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No.
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Pinjaman Yang Diberikan 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pendapatan yang merata. Namun, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan pembangunan ekonomi tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dengan cara mencapai pertumbuhan ekonomi yang
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Rincian Konsumsi c. Sektor Ekonomi* I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015 Modal Kerja 9.4 63.7 59.2 42.8 Investasi 41.6 32.4 37.7 35.8 Konsumsi -4.3 75.4 28.9 45.7 KPR/KPA 13.3 55.7 9.0 36.6 Kendaraan
Lebih terperinciNo. Jenis Kredit Rincian Kredit
1 No. Jenis Kredit Rincian Kredit a. I-2013 II-2013 III-2013 IV-2013 Kredit Modal Kerja 33.7 70.5 80.9 76.1 Kredit Investasi 53.5 82.0 58.5 45.7 Kredit Konsumsi 6.9 31.8 25.0 14.6 KPR/KPA 24.1 34.2 14.1-14.4
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan akhir yaitu stablilitas perekonomian nasional sebagaimana diatur sebagai tugas pokok
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV
SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perkembangan Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH 34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 1-2012 Perbankan Aceh Kinerja perbankan di
Lebih terperinciBanking Weekly Hotlist (9 April 13 April 2018)
KINERJA PERBANKAN Banking Weekly Hotlist (9 April 13 April 2018) Deposito Tumbuh Melambat, Bagaimana Likuiditas Bank? Pertumbuhan simpanan berjangka atau deposito tengah mengalami perlambatan. Bank Indonesia
Lebih terperinciPolicy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016
Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF
Suplemen 3 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN III 2008 MASIH CUKUP EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan III 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber
Lebih terperinciKREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF
Suplemen 4 KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF Hasil Survei Kredit Perbankan (SKP) di wilayah Bangka Belitung pada triwulan II 2008 menunjukkan proyeksi perkembangan kredit/pembiayaan
Lebih terperinci2017, No Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (L
No.87, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum Konvensional. GWM. Rupiah. Valuta. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6047) PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciINDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH
Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan
Lebih terperinciJumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi saat ini sedang dibangun oleh pemerintah, karena pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi merupakan upaya
Lebih terperinciRENCANA PEMBERIAN KREDIT KEPADA DEBITUR INTI 1)
- 1 - LAMPIRAN X.A. Format Rencana Pemberian Kredit kepada Debitur Inti RENCANA PEMBERIAN KREDIT KEPADA DEBITUR INTI 1) Nama Peminjam/Kelompok Peminjam Juni t Keterangan: 1) Cakupan debitur Inti meliputi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN
No.10/02/75/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 7,71 PERSEN Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.174, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Valuta Asing. Rupiah. Wajib Minimum. Giro Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5921).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang memiliki spesialisasi yang tinggi. Hal ini berarti tidak ada seorangpun yang mampu memproduksi semua apa yang dikonsumsinya
Lebih terperinciUMKM & Prospek Ekonomi 2006
UMKM & Prospek Ekonomi 2006 Oleh : B.S. Kusmuljono Ketua Komite Nasional Pemberdayaan Keuangan Mikro Indonesia (Komnas PKMI) Komisaris BRI Disampaikan pada : Dialog Ekonomi 2005 & Prospek Ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor tersebut mempunyai andil dalam menambah devisa negara dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai 9 (sembilan) sektor perekonomian. Kesembilan sektor tersebut mempunyai andil dalam menambah devisa negara dan kesembilan sektor tersebut antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini aktivitas manusia yang berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat maka dana tersebut tidaklah hilang, tetapi dipinjam atau dipakai
Lebih terperinciEkonomi, Moneter dan Keuangan
Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang : Mempengaruhinya 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Uang Primer 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik Moneter
Lebih terperinciSURVEI KREDIT PERBANKAN
SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan I-6 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan I-6 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Untuk triwulan II- 6, permintaan maupun persetujuan kredit baru diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan profesi yang berkaitan dengan efek (Martalena dan Malinda, 2011:3). Pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berkembang dalam perekonomiannya. Indonesia cenderung membutuhkan dana yang dalam jumlah besar sebanding dengan pertumbuhan yang ditargetkan.
Lebih terperinciSURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-2008 Permintaan terhadap kredit baru pada triwulan I-2008 mengalami peningkatan dengan angka neto tertimbang 70,4%, lebih rendah dibandingkan triwulan lalu (86,8%) Sebanyak
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 50/08/Th.XII, 10 Agustus 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2009 Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20
No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor
Lebih terperinciKREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE
KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE Bagaimana memutus rantai pelemahan kredit & PDB Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Uang Primer 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik Moneter
Lebih terperinciKONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I
SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Bank Umum. Valuta Asing. Rupiah. Wajib Minimum. Giro Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 174) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/21/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciSURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA
SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen
No. 26/05/75/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen PDRB Gorontalo pada triwulan I tahun 2012 naik sebesar 3,84 persen dibandingkan triwulan
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR CAKUPAN DATA
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Neraca Analitis Bank Umum dan BPR 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan data yang tersedia di idx, jumlah perusahaan yang tercatat sampai dengan bulan Januari 2016 adalah sejumlah 523 emiten (www.idx.co.id).
Lebih terperinciGrafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %)
Grafik 1. Permintaan Kredit Baru (SBT, %) 1 (Miliar Rp) Grafik 2. Realisasi Penyaluran Kredit Januari-November 2013 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0 KPR/KPA KKB-Mobil KKB-Sepeda Motor KTA + Multiguna
Lebih terperinciIV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia
IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Dalam mewujudkan tujuan tersebut perusahaan tidak terlepas dari berbagai masalah
Lebih terperinci2 Teknis dalam rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran
No.153, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Kredit. Bank Umum. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5713). PERATURAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004
Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF Stabilitas sistem keuangan pada semester I 2016 membaik walaupun risiko yang berasal dari dampak lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik masih cukup besar. Perbaikan tersebut
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004
Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlambatan ekonomi sepanjang tahun 2015 memberikan pengaruh tersendiri terhadap pertumbuhan beberapa sektor industri dalam negeri, tak terkecuali bagi sektor properti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam bentuk kredit. Dari definisi
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/23/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/21/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013
No. 046/08/63/Th XVII, 2 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-2013 tumbuh sebesar 13,92% (q to q) dan apabila dibandingkan dengan
Lebih terperinci