VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTUAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VIII. ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODEL (SEM)

VII. ANALISIS HUBUNGAN KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN PIA APPLE PIE BOGOR

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN CORPORATE VALUE TERHADAP KINERJA KARYAWAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

III. METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

With AMOS Application

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

59

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

x 1 x 3 x 4 y 1 x 5 x 6 x 7 x 8 BAHAN DAN METODE δ 1 λ 41 ξ 1 δ 4 λ 51 γ 21 δ 6 λ 61 ε 1 δ 3 η 1 γ 31 δ 7 λ 71 ξ 2 λ 81 ξ 3 λ 31 δ 5

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB IV HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN. jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan terakhir.

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN PADA PENGGUNA JASA GARUDA INDONESIA DI SURABAYA

II LANDASAN TEORI Definisi 1 (Prestasi Belajar) b. Faktor Eksternal Definisi 2 (Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi) a.

ASUMSI MODEL SEM. d j

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh karyawan yang menggunakan sistem ERP di PT Angkasa Pura II

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara Tour di Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KECENDERUNGAN JIWA WIRAUSAHA MAHASISWA ITS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta cukup dinamis dan heterogen.

IV. METODE PENELITIAN

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV BAB ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 120 buah. Pada saat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

Ketakbiasan Dalam Model Analisis Faktor Konfirmatori Pada Metode Pendugaan Kuadrat Terkecil Tak Terboboti (Unweighted Least Square) Untuk Data Ordinal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KESUKSESAN PENERAPAN E-GOVERNMENT BERDASARKAN E-GOVSQUAL (STUDI KASUS : PEMERINTAH KOTA DENPASAR)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena melibatkan sejumlah variable bebas (independent variable) dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI UNTUK MENGETAHUI KESADARAN BERLALU LINTAS PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SURABAYA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

LAMPIRAN 1 No. Responden : KUESIONER

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aliran produk Aliran biaya Aliran informasi. Gambar 1. Struktur Rantai Pasok (Anatan dan Lena, 2008)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III MODEL KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah CV Opal Transport, sedangkan subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan CV

Transkripsi:

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi kepuasan konsumen dengan menggunakan analisis SEM. Menurut Iman Ghozali dan Faud (2008) SEM adalah generasi kedua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun yang non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keselutruhan model. SEM dapat menguji secara bersamasama : 1. Menguji kesalahan pengukuran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari SEM 2. Melakukan analisi faktor bersamaan dengan pengujian hipotesis 8.1. Spesifikasi Model Penelitian ini menggunakan Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel laten eksogen, 18 variabel manifest yang merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas, dua variabel laten endogen, dan empat variabel manifest sebagai indikator variabel laten endogen. Model SEM yang dibentuk adalah model hybrid atau full SEM model dimana model hybrid merupakan model gabungan antara model struktural dan model pengukuran. Model struktural merupakan model yang menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara variabel-variabel laten baik variabel laten endogen dan variabel laten eksogen. Sedangkan model pengukuran menunjukkan hubungan antara variabel indikator dengan variabel laten eksogennya atau seberapa kuat variabel indikator mampu mengukur setiap variabel laten eksogennya, dan pada penelitian ini model pengukuran yang diterapkan adalah model pengukuran kon-generik dimana setiap variabel teramati hanya berhubungan dengan satu variabel laten. Model SEM dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel laten eksogen yaitu variabel tangibles (ξ1), variabel reliability (ξ2), variabel responsiveness (ξ3), variabel assurance (ξ4), dan variabel emphaty 67

(ξ5) dengan variabel endogen yaitu kepuasan (ε1), serta hubungan antara kepuasan dengan loyalitas (ε2). Besarnya loading antara variabel indikator dengan variabel laten digambarkan dengan lambda (λ) yang merupakan koefisien yang menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel indikator dalam membangun atau membentuk variabel laten. Nilai λ yang paling besar menunjukkan variabel indikator tersebut merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk variabel laten. Model hybrid yang telah dibuat dapat dibentuk dalam sebuah diagram lintasan model (diagram path) sehingga pemahaman terhadap hubungan antar variabel pada model lebih mudah. Pembentukan variabel pada model SEM haruslah berdasarkan teori atau penelitian terdahulu. Secara keseluruhan hubungan antara model struktural dan model pengukuran didasari oleh teori para ahli. Teori pertama yang digunakan untuk menetapkan variabel eksogen adalah lima dimensi kualitas pelayanan dapat membentuk variabel kepuasan. Teori mengenai kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dapat menciptakan loyalitas terhadap Restoran Mira Sari dijadikan sebagai dasar membangun hubungan antara variabel kepuasan dengan variabel loyalitas. Teori lainnya yakni variabel loyalitas dapat diamati melalui berbagai indikator seperti melakukan kunjungan kembali, respon atau sikap terhadap kenaikan harga, dan merekomendasikan kepada orang lain. 8.2. Identifikasi Model Setelah model disusun, langkah berikutnya adalah melakukan identifikasi model untuk menentukan apakah model tersebut dapat diduga. Berdasarkan tahap ini, suatu model dapat diduga apabila besarnya derajat bebas model lebih dari atau sama dengan nol. Dalam penelitian ini, nilai hasil uji degree of freedom model sebesar 201. Derajat bebas yang bernilai positif menunjukkan model tergolong ke dalam kategori overidentified. Hal tersebut berarti model yang dibangun merupakan model dengan jumlah parameter yang diestimasi lebih kecil dari jumlah data yang diketahui atau terdapat berbagai kemungkinan dugaan bagi parameter-parameternya. 68

8.3. Estimasi Model Tahap estimasi dilakukan untuk memperoleh nilai atau koefisien yang terdapat dalam model. Metode estimasi yang digunakan yaitu Unweighted Least Squares. Hasil SEM yang telah diestimasi dalam hasil estimasi berupa standardized solution yang dapat dilihat pada diagram lintas hasil pengolahan. 0.77 0.85 0.67 0.86 0.81 0.82 0.68 0.76 0.46 0.44 0.73 0.83 0.73 0.57 0.46 0.46 0.87 X11 X12 X13 X14 X16 X17 X21 X22 X23 X31 X32 X33 X41 X42 X43 X51 X52 0.26 0.39 0.43 0.20 0.39 0.26 0.53 0.53 0.69 0.23 0.41 0.36 0.26 0.66 0.66 0.76 0.55 0.75 TANGIBLES RELIABLE RESPONSIVE NESS ASSURANCE EMPHATY 0.82 0.49 0.58 0.50 0.68 1.25 KEPUASAN LOYALITAS 0.49 0.68 0.36 0.54 Y11 Y21 Y22 Y23 0.74 0.60 0.82 0.55 Chi-Square=69.54, df=201, P-value=1.00000, RMSEA=0.000 Gambar 8. Diagram Lintasan Model Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Mira Sari, Estimasi Standardized Solution Gambar diatas yang merupakan model hasil estimasi standardized solution digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel yang terdapat dalam model. Melalui model pengukuran dapat diketahui nilai muatan faktor (factor loading) yang merefleksikan seberapa kuat variabel indikator mengukur setiap variabel laten endogen dan eksogen. Sedangkan melalui model struktural dapat diketahui besaran koefisien gamma dan beta yang menunjukkan keeratan hubungan antar variabel laten. 69

8.4. Uji Kecocokan Model Setelah tahap estimasi maka selanjutnya model harus diuji kembali kecocokannya menggunakan ukuran kecocokan yang sama dengan pengujian sebelumnya. Nilai hasil uji degree of freedom model yang telah mengalami proses respesifikasi telah sesuai dengan model fit seperti pada model sebelumnya dimana derajat bebas bernilai positif yakni sebesar 201. Nilai hasil uji RMSEA model untuk mengukur penyimpangan nilai parameter model dengan matriks kovarian populasinya sebesar yaitu 0,000. Nilai RMSEA tersebut juga telah sesuai dengan nilai yang disarankan untuk model fit yaitu 0,08 atau 0,05. Nilai GFI yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar model mampu menerangkan keragaman data, bernilai 0,96 dan telah sesuai dengan kriteria good fit karena nilai GFI 0,90 sehingga masuk dalam kategori model fit. Nilai CFI (Comparative Fit Index) model sebesar 0,83. Nilai CFI tersebut terlihat lebih baik dari hasil uji kecocokan pada model awal. Dari hasil uji ini diperoleh nilai P-value model yang sama dengan nilai P-value dari model yang belum mengalami respesifikasi yakni sebesar 1,00000 dan nilai tersebut telah memenuhi nilai yang disarankan yaitu > 0,05. Hasil uji kesesuaian model ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Goodness of Fit Model SEM Setelah Estimasi No. Goodness Of Fit Cut Off Value Hasil Estimasi Model Awal Keterangan 1. P-value P-value 0,05 = close fit 1,00000 Close fit 2. Root Mean Square Error RMSEA 0,05 = close fit RMSEA > 0,10 = poor fit of Approximation 0,05 < RMSEA 0,08 = good fit (RMSEA) 0,08 < RMSEA 0,10 = marginal fit 0,00 Close fit 3. Root Mean Square RMR 0,05 atau 1,0 = close fit 0,083 Close fit Residual (RMR) 4. Goodness of Fit Index (GFI) 5. Adjusted Goodness-of-Fit Index (AGFI) 6. Comparative Fit Index (CFI) GFI 0,90 = close fit 0,80 GFI < 0,90 = marginal fit GFI < 0,80 = poor fit AGFI 0,90 = close fit 0,80 AGFI < 0,90 = marginal fit AGFI < 0,80 = poor fit CFI 0,90 = good fit 0,80 CFI < 0,90 = marginal fit CFI < 0,80 = poor fit 0,98 Close fit 0,96 Close fit 0,91 Close Fit 70

8.5 Hubungan Antar Variabel Structural Equation Model Koefisien hasil estimasi model menunjukkan hubungan antar variabel yang diinterpretasikan untuk menggambarkan keeratan hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Berdasarkan nilai uji-t pada diagram lintasan yang telah direspesifikasi, hubungan antar variabel tersebut lebih mudah untuk diinterpretasikan. Jika nilai T hitung > T tabel dengan (α) 0,05 (T tabel = 1,96), berarti suatu variabel berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel lainnya. Berikut adalah diagram lintasan model kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran Mira Sari berdasarkan nilai uji-t beserta penjelasan mengenai hubungan antara variabel-variabel yang ada pada model SEM yang telah sesuai dengan kriteria goodness of fit model. 7.81 X11 7.60 12.38 11.83 11.05 11.72 7.82 10.26 4.85 4.55 9.27 11.70 9.80 6.74 5.01 5.01 12.82 2.27 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X21 X22 X23 X31 X32 X33 X41 X42 X43 X51 X52 3.76 9.84 9.73 3.17 4.65 TANGIBLES 6.49 11.65 2.25 3.19 4.61 11.50 4.41 16.04 11.72 7.53 11.20 14.62 16.16 3.68 16.77 RELIABILITY RESPONSIVE ASSURANCE EMPHATY 1.04 2.85 2.75 2.14 2.00 KEPUASAN 5.29 LOYALITAS 2.30 2.53 Y11 9.07 Y21 5.66 Y22 Y23 11.00 5.00 Chi-Square=69.54, df=201, P-value=1.00000, RMSEA=0.000 Gambar 28. Diagram Lintasan Model Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Mira Sari Berdasarkan Nilai T-Value 71

Dari hasil output yang telah digambarkan dalam diagram path, setelah dianalisis dengan menggunakan SEM dan juga uji signifikansi. Dapat dilihat pada Gambar, dari kelima variabel laten, terlihat bahwa variabel Reliability tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terbentuknya kepuasan konsumen Restoran Mira Sari hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien yang menunjukkan nilai 1,04 artinya nilai tersebut kurang dari nilai t-tabel yaitu 1,96. Keempat variabel lain, yaitu variabel tangibles, responsiveness, assurance dan emphaty berpengaruh secara signifikan terhadap terbentuknya kepuasan konsumen Restoran Mira Sari. Sementara itu, semua variabel tangibles, responsiveness, assurance dan emphaty menunjukkan nilai koefisien positif, yang bearti variabel-variabel tersebut memberikan pengaruh terhadap peningkatan kepuasan secara total. Hal ini berarti keempat variabel dari dimensi kualitas pelayanan tersebut lebih dapat membangun kepuasan konsumen Restoran Mira Sari daripada variabel reliability. Variabel Reability tidak berpengaruh nyata karena bisa jadi variabel ini tidak terlalu diperhitungkan konsumen dalam membentuk kepuasan dan loyalitas. Selain itu, variabel kepuasan dan loyalitas juga memiliki hubungan yang berpengaruh signifikan. Untuk ketiga indikator dari variabel loyalitas, yakni keinginan untuk berkunjung dan membeli kembali, respon atau sikap terhadap kenaikan harga, dan keinginan merekomendasikan Restoran Mira Sari ke orang lain memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap loyalitas. 8.5.1 Hubungan Antara Variabel Indikator (λx) terhadap Variabel Laten Eksogen (Dimensi Kualitas Pelayanan (ξ)) Hubungan yang dijelaskan pada sub bab ini merupakan hubungan dari setiap variabel yang terbentuk berdasarkan dimensi kualitas pelayanan dengan masing-masing variabel indikatornya. Hubungan yang menunjukkan keeratan atau kekuatan variabel indikator dalam mengukur variabel latennya dapat dilihat pada model pengukuran. Besarnya pengaruh dari setiap variabel indikator terhadap variabel latennya dinilai dari besarnya koefisien atau nilai loading factor (λ). Semakin besar nilai muatan faktor yang dimiliki berarti semakin besar pula pengaruh dari indikator tersebut terhadap variabel latennya yang mampu 72

membentuk kepuasan konsumen Restoran Mira Sari. Koefisien loading factor variabel indikator dalam model pengukuran dapat dilihat pada table dibawah ini Tabel 7. Nilai Koefisien Loading Factor Variabel Indikator Variabel Laten Variabel Indikator Muatan Faktor X11 0,26 X12 0,39 X13 0,43 Tangibles (ξ 1 ) X14 0,20 (variabel laten eksogen) X15 0,42 X16 0,48 X17 0,53 Reliability (ξ 2 ) (variabel laten eksogen) Responsiveness (ξ 3 ) (variabel laten eksogen) Assurance (ξ 4 ) (variabel laten eksogen) Emphaty (ξ 5 ) (variabel laten eksogen) Kepuasan (ε 1 ) (variabel laten endogen) Loyalitas (ε 2 ) (variabel laten endogen) X21 0,53 X22 0,69 X23 0,23 X31 0,41 X32 0,36 X33 0,26 X41 0,66 X42 0,66 X43 0,76 X51 0,55 X52 0,75 Y11 0,49 Y21 0,68 Y22 0,36 Y23 0,54 1) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Tangibles Awalnya dimensi tangibes dibangun oleh tujuh variabel indikator, ketujuh indikator tersebut diantaranya tampilan restoran, keteraturan dekorasi, ketersedian area parker,kemudahan mencapai lokasi, pencantuman informasi pada menu (seperti harga dan gambar), ketersediaan fasilitas umum (seperti toilet dan musholah) dan penampilan fisik pegawai Berdasarkan hasil analisis data pada uji-t, ketujuh variabel indikator dimensi tangibles berpengaruh signifikan terhadap variabel tangibles. Hal ini berarti apabila dilakukan perubahan kinerja pada ketujuh atribut tersebut, maka akan mempengaruhi kepuasan konsumen pada dimensi tangibles. Dari tujuh variabel indikator dimensi tangibles, variabel penampilan fisik pegawai memiliki nilai muatan faktor paling besar yaitu 0,53. Hal ini menjadikan variabel 73

penampilan fisik pegawai sebagai indikator yang memiliki kontribusi terbesar atau menjadi pertimbangan utama dalam membentuk kepuasan konsumen terhadap dimensi tangibles. 2) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Reliability Variabel indikator kesesuaian harga dan kualitas produk dan pelayanan memiliki kontribusi terbesar dalam membangun kepuasan konsumen terhadap dimensi reliability dengan nilai muatan faktor tertinggi sebesar 0,69. Hal ini serupa dengan pernyataan responden yang menyatakan setuju bahwa Restoran Mira Sari menawarkan harga sesuai dengan kualitas produk dan pelayanannya sehingga kebutuhan konsumen terpenuhi terutama bila konsumen memerlukannya. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa konsumen yang kecewa akibat pengalaman sehingga ia harus menunggu dalam waktu tertentu untuk memperoleh produk yang diinginkannya. Peningkatan kinerja atribut ini dapat meningkatkan kepuasan konsumen karena atribut ini merupakan pertimbangan utama pada dimensi reliability. Variabel indikator yang terkecil mengukur dimensi reliability adalah ketelitian dalam pencatatan dan permintaan konsumen dengan nilai muatan faktor sebesar 0,23. tetapi merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian, namun indikator tersebut bukan menjadi indikator utama dalam membentuk kepuasan responden terhadap dimensi reliability. 3) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Responsiveness Dimensi responsiveness ini diukur dengan tiga variabel indikator, yakni kecepatan pegawai dalam melayani konsumen, ketanggapan pegawai dalam melayani konsumen dan ketersediaan pegawai memberikan penjelasan Berdasarkan hasil uji-t, ketiga variabel indikator yang tersisa memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan dalam membentuk kepuasan terhadap dimensi responsiveness. Variabel indikator kecepatan pegawai dalam melayani konsumen memiliki nilai muat faktor tertinggi yaitu 0.41, ketanggapan pegawai dalam melayani konsumen memiliki nilai muat faktor 0.36 dan ketersediaan pegawai memberikan penjelasan memiliki nilai muat faktor sebesar 0.26. Hal ini berarti kecepatan pegawai dalam melayani konsumen menjadi pertimbangan 74

utama dibanding kecepatan pegawai. Sebagian besar responden berpendapat bahwa pegawai selalu sigap dalam melayani konsumen yang datang berkunjung. Sementara itu, variabel indikator dengan nilai muatan faktor terkecil adalah ketersediaan pegawai memberikan penjelasan memiliki nilai muat faktor sebesar 0.26.. Hal ini disebabkan karena karena mereka melihat bahwa pegawai kurang sigap dalam melayani konsumen.. 4) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Assurance Dimensi assurance dibentuk oleh tiga variabel indikator yang merupakan hasil eliminasi indikator yang tidak signifikan. Tiga variabel indikator yang dinyatakan memiliki pengaruh yang nyata dalam membentuk kepuasan terhadap dimensi assurance ini adalah pegawai bersikap ramah dan sopan, pengetahuan pegawai terhadap atribut dan produk, dan produk terjamin kehalalannya. Kinerja dari ketiga atribut tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen sesuai dengan apa yang dirasakannya. Berdasarkan nilai muatan faktor yang terdapat pada setiap hubungan antara variabel indikator dengan variabel laten yakni dimensi assurance, dapat diketahui bahwa variabel indikator yang paling dominan mengukur dimensi ini adalah kehalaln produk (X43) dengan nilai muatan faktor sebesar 0,76. Hal ini dikarenakan atribut tersebut menjadi pertimbangan utama dalam membentuk kepuasan pada dimensi assurance. Disamping itu, sebagian responden responden merasa aman untuk mengkonsumsi makanan di Restoran Mira Sari karena ada surat keterangan dari dinas kesehatan, ijin usaha dan halal dari MUI sehingga konsumen dapat melihat sertifikasi halal produk secara langsung. Surat keterangan ini berasal dari dinas pertanian kabupaten setempat yang secara rutin sesuai dengan masa berlaku surat tersebut. 5) Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Emphaty Dimensi emphaty dibentuk oleh dua variabel indikator, yaitu pegawai memberikan perhatian secara personal dan pegawai bersikap adil dengan melayani konsumen sesuai dengan urutannya. Kinerja kedua atribut mampu mempengaruhi kepuasan konsumen karena kedua atribut tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dimensi ini. 75

Berdasarkan nilai muatan faktor yang didapat, diketahui bahwa indikator yang memiliki muatan faktor terbesar dalam mengukur dimensi emphaty yakni pegawai bersikap adil dengan melayani konsumen sesuai dengan urutannya sebesar 0,75. Hal ini berarti indikator ini merupakan atribut yang paling dipertimbangkan oleh responden dan dapat memenuhi harapannya. Sebagian besar responden berpendapat pegawai sudah mampu berlakua adil dalam melayani tanpa membeda-bedakan. Variabel indikator yang terkecil mengukur dimensi ini adalah pegawai memberikan perhatian secara personal sebesar 0,51. Walaupun demikian, terdapat beberapa responden yang setuju dengan pegawai yang mampu memberikan perhatian secara khusus jika memang konsumen benar-benar membutuhkan berbagai macam hal dan menyenangkan, namun adapula konsumen yang tidak merasakan kegiatan tersebut karena tidak pernah mengalami keluhan atau tidak menyampaikan keluhannya kepada pihak restoran. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator yang paling memenuhi harapan responden dan yang paling dominan dalam mengukur dimensi emphaty. 8.5.2 Hubungan Antara Variabel Indikator (λ y ) terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan (η 1 ) dan Loyalitas (η 2 )) Setiap indikator memiliki keeratan hubungan yang berbeda-beda terhadap variabelnya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk variabel indikator dan variabel laten eksogen, namun juga untuk variabel indikator dan variabel laten endogennya. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai hubungan setiap variabel laten endogen yaitu kepuasan dan loyalitas dengan masing-masing variabel indikatornya. 1) Hubungan Variabel Indikator Kepuasan Secara Keseluruhan terhadap Variabel Laten Endogen (Kepuasan) Variabel kepuasan diukur dengan variabel indikator kepuasan secara keseluruhan baik dalam kegiatan berkunjung, pembelian, dan konsumsi produk (Y11). Indikator tersebut digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kepuasan responden sebagai konsumen Restoran Mira Sari secara keseluruhan terhadap fasilitas, pelayanan, dan produk yang disediakan. Nilai muatan faktor 76

untuk variabel indikator Y11 sebesar 0,49. Nilai muatan faktor indikator Y11 yang lumayan besar dikarenakan sebagian besar responden menyatakan perasaan puas dengan tingkat kepuasan puas. 2) Hubungan Variabel Indikator terhadap Variabel Laten Endogen (Loyalitas) Variabel loyalitas diukur oleh tiga variabel indikator, yaitu keinginan untuk membeli kembali (Y21), sikap terhadap kenaikan harga (Y22), dan keinginan untuk merekomendasikan Restoran Mira Sari ke orang lain (Y23). Berdasarkan nilai muatan faktornya, variabel indikator yang dominan dalam mengukur variabel loyalitas yang terlihat dari nilai muatan faktor yang terbesar yakni keinginan untuk membeli kembali (Y21) sebesar 0,68. Tingginya nilai muatan faktor dari variabel indikator karena sebagian besar responden sebagian besar setuju untuk melakukan pembelian ulang di Restoran Mira Sari kepada orang lain berdasarkan kepuasan dan pengalamannya sebagai konsumen restoran tersebut, bahkan sebagian dari mereka sudah melakukan kegiatan tersebut. Variabel indikator yang terkecil mengukur loyalitas konsumen Restoran Mira Sari adalah variabel sikap terhadap kenaikan harga produk (Y22) sebesar 0,36. Beberapa responden yang merasa harga produk yang disediakan Restoran Mira Sari sudah terbilang cukup tinggi menyatakan tidak setuju terhadap kenaikan harga tersebut dan merasa perlu mempertimbangkannya lagi bila ingin membeli. 8.5.3 Hubungan Dimensi Kualitas Pelayanan (ξ) terhadap Variabel Kepuasan (η 1 ) dan Loyalitas (η 2 ) Keeratan hubungan dari setiap dimensi kualitas pelayanan dengan variabel kepuasan dan loyalitas tergambar dari model struktural. Koefisien gamma (γ) dan beta (β) dari hubungan antar variabel laten dalam model struktural dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini. 77

Tabel 8. Hubungan Antar Variabel Laten dalam Model Struktural Variabel Laten Eksogen Variabel Laten Endogen Koefisien (γ, β) Tangibles Kepuasan 0,82 Reliability Kepuasan 0,48 Responsiveness Kepuasan 0,58 Assurance Kepuasan 0,50 Emphaty Kepuasan 0,68 Kepuasan Loyalitas 1,25 Berdasarkan koefisien gamma maupun beta antara setiap variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen seperti yang dapat dilihat pada Tabel diatas, dapat diketahui besar kecilnya keeratan hubungan antar variabel laten tersebut. Dimensi kualitas pelayanan sebagai variabel laten eksogen yang paling erat atau paling kuat hubungannya terhadap kepuasan adalah dimensi tangibles karena memiliki koefisien terbesar yakni 0,82. Hal ini berarti dimensi tangibles merupakan dimensi yang menjadi pertimbangan utama oleh responden. Hal ini dibuktikan pula dengan banyaknya responden yang memberikan masukan terhadap berbagai variabel indikator yang membangun dimensi ini. Nilai koefisien yang bernilai positif memiliki arti bahwa dimensi ini turut menjadi faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. Selain dimensi tangibles, dimensi lainnya yang cukup kuat hubungannya terhadap variabel kepuasan adalah dimensi emphaty. Nilai gamma sebesar 0, 68 dikarenakan pada dimensi ini terdapat indikator yang menjadi salah satu pertimbangan atau perhatian responden, seperti pegawai bersikap adil dengan melayani konsumen sesuai dengan urutannya. Dimensi yang memiliki hubungan tidak terlalu kuat terhadap variabel kepuasan adalah dimensi responsiveness dan reliability dengan masing-masing nilai gamma sebesar 0,58 dan 0,48 Namun berdasarkan hasil uji yang dilakukan, dimensi reliability memiliki pengaruh tidak nyata terhadap kepuasan karena memiliki nilai uji-t sebesar 1,04 yang tidak memenuhi kriteria. Sementara itu, dimensi assurance merupakan dimensi yang memiliki keeratan hubungan yang paling lemah terhadap kepuasan dengan nilai gamma sebesar 0,50. Hubungan yang terjadi antara dimensi assurance dengan kepuasan dipengaruhi oleh variabel indikator Tiga variabel indikator yang 78

dinyatakan memiliki pengaruh yang nyata dalam membentuk kepuasan terhadap dimensi assurance ini adalah pegawai bersikap ramah dan sopan, pengetahuan pegawai terhadap atribut dan produk, dan produk terjamin kehalalannya. Koefisien beta yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel kepuasan dengan variabel loyalitas bernilai 1,25. Nilai yang cukup besar tersebut menunjukkan bahwa kepuasan memiliki hubungan yang cukup erat dengan loyalitas. Pengalaman positif atas kegiatan berkunjung dan membeli, di Restoran Mira Sari menimbulkan kepuasan karena kebutuhannya terpenuhi dan sesuai dengan harapannya. Kepuasan yang dirasakan oleh konsumen dapat menciptakan kesetiaan dan kepercayaan konsumen kepada Restoran Mira Sari dengan melakukan kunjungan dan pembelian ulang serta kesediaan merekomendasikan kepada orang lain. Konsumen yang bertindak demikian merupakan konsumen yang loyal terhadap Restoran Mira Sari. 79