KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI BORON TERHADAP SIFAT LISTRIK LAPISAN TIPIS (a-si:h:b)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUKBAHANSELSURYA

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA

DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DI ATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU DEPOSISI PADA TEKNIK SPUTTERING TERHADAP TAHANAN DAN REFLEKSIVITAS LAPISAN TIPIS a-si DAN Ag

SIFAT OPTIK, STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO

DEPOSISI LAPISAN TIPIS (CdS) TIPE-N DIATAS LAPISAN TIPIS (CuInSe 2 ) TIPE-P SEBAGAI PENYANGGA UNTUK SEL SURYA CIS

PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS SILIKON MIKROKRISTAL (µc Si:H) TIPE-P DENGAN METODE HOT WIRE PLASMA ENHANCED CHEMICAL VAPOR DEPOSITION (HW-PECVD)

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi

Efek doping Al pada sifat optik dan listrik lapisan tipis ZnO hasil deposisi dengan DC sputtering

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

SIFAT OPTIK STRUKTUR KRISTAL DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT KACA SEBAGAI BAHAN TCO

PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS CdTe YANG DITUMBUHKAN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

Oleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan

SIFAT-SIFAT OPTIK DAN LISTRIK BAHAN SEMIKONDUKTOR SnS LAPISAN TIPIS HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA ABSTRAK

Pengaruh Optis Kontak Belakang terhadap Parameter Optis Lapisan a-si:h

PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Penumbuhan Lapisan Tipis µc-si:h Tipe-P dengan Metode HW-PECVD untuk Aplikasi Sel Surya

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS

PENGARUH KANDUNGAN In PADA LAPISAN TIPIS TCO (ZnO:In) TERHADAP TEGANGAN FOTOVOLTAIK SEL SURYA CIS. Uminingsih Fakultas Sains Terapan IST AKPRIND

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

STUDI DISORDER LAPISAN TIPIS AMORF SILIKON KARBON (a-sic:h) HASIL DEPOSISI METODE DC SPUTTERING

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGARUH KONSENTRASI PREKURSOR TERHADAP SIFAT OPTOELEKTRONIK Mn 3O 4

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

Kata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS

PENGARUH KANDUNGAN SULFUR TERHADAP KONSTANTE KISI KRISTAL CuIn (S x,se 1-x ) 2

Efek Staebler-Wronski dan Pengaruh Waktu Anil pada Lapisan Instrinsik Silikon Amorf Terhidrogenasi (a-si:h)

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

PENGARUH OPTIMASI CELAH PITA ENERGI DAN KETEBALAN LAPISAN TIPE-i PADA EFISIENSI SEL SURYA SILIKON AMORF SAMBUNGAN p-i-n

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DEPOSISI LAPISAN TIPIS DUA LAPIS ZnO DAN Al UNTUK MEMBUAT SAMBUNGAN P-N DENGAN TEKNIK SPUTTERING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

FABRIKASI THIN FILM QUARTERNAIR CuGaSeTe DAN CuGa 0.5 In 0.5 Te 2 DENGAN EVAPORASI FLASH

BAB I PENDAHULUAN. modern pada fotokonduktor ultraviolet (UV) membutuhkan material

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

PENGARUH DOPING INDIUM TERHADAP SENSITIVITAS SENSOR GAS DARI LAPISAN TIPIS SnO 2

ANALISIS PENGARUH ION BORON TERHADAP LISTRIK DAN OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN GELAS TRANSPARAN FTO SEBAGAI BAHAN BAKU SEL SURYA

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

Optimasi Tekanan Deposisi dalam Simulasi Efisiensi Sel Surya Berbasis Material a-si:h

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Pengaruh Perlakuan Implantasi Hidrogen terhadap Sifat Struktur Lapisan Tipis Amorf Silikon Karbon (a-sic:h) Hasil Deposisi Metode DC Sputtering

PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK EVAPORASI HAMPA

TEMA: ENERGI TERBARUKAN. FABRIKASI SEL SURYA BERBASIS SILIKON DENGAN LAPISAN ANTI REFLEKSI ZnO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI THICK FILM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

Struktur Double Barrier Untuk Aplikasi Pada Divais Silikon Amorf

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Sifat-sifat Optoelektronik Lapisan Tipis Silikon Amorf terhidrogenasi yang ditumbuhkan dengan Teknik VHF-PECVD pada Variasi Daya RF

Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 12, No.3, Juli 2001

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

PENGARUH DOPING EMAS DAN PERLAKUAN ANIL PADA SENSITIVITAS LAPISAN TIPIS SnO 2 UNTUK SENSOR GAS CO

KARAKTERISASI GaAs DENGAN PHOTOLUMINESCENCE LASER ARGON

BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING

Struktur kristal dan Morfologi film tipis GaN yang ditumbuhkan dengan metoda Hot-Wire Pulsed Laser Deposition

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

Solar Energy Conversion Technologies

Transkripsi:

ISSN 40-695 KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA Bambang Siswanto, Wirjoadi, Tri Mardji Atmono, Yunanto Puslitbang Teknologi Maju Batan Yogayakarta Jl. Babarsari Kotak Pos 60 Ykbb, Yogyakarta 5528 ABSTRAK KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA. Telah dideposisikan lapisan tipis a-si:h:b pada substrat kaca dengan menggunakan teknik plasma sputtering DC. Deposisi dilakukan untuk beberapa parameter proses yang meliputi: waktu deposisi, tekanan gas dan suhu substrat dengan tujuan dapat diperoleh beberapa lapisan tipis a-si:h:b yang mempunyai sifat optik yang sesuai untuk bahan sel surya. Variasi waktu deposisi (0,5 s/d 2 jam), tekanan gas (, s.d,4 0 - torr) dan suhu substrat (50 s.d 300 o C), sedangkan aliran gas reaktif hidrogen ditetapkan sebesar 4 sccm. Target dari bahan silikon yang telah dicampur boron dengan konsentrasi (0,, 0,3, 0,50, 0,7) % berat. Dari analisa sifat optik menggunakan spektrofotometer UV-Vis diperoleh transmitansi optik maksimum 47 % yang diperoleh pada panjang gelombang 700 nm. Koefisien serapan dan lebar energi gap untuk lapisan tipis a-si:h:b masing-masing sebesar 3,49 0 4 m - dan,77 ev. Kata kunci: Sputtering, lapisan tipis, sifat optik ABSTRACT CHARACTERIZATION OF OPTICAL PROPERTIES a-si:h:b THIN FILM FOR SOLAR CELL MATERIAL. The a- Si:H:B thin films were deposited on the glass substrate using plasma DC sputtering technique. The deposition has been done with the following process parameters: the deposition time, gas pressure and substrate temperature with the aim to obtain the optical properties of a-si:h:b thin films suitable for solar cell material. Variations of deposition time were 0.5 to 2-hour, gas pressure. to.4 0 - torr and substrate temperature 50 to 300 o C, while the flow rate of the reactive hydrogen was kept constant at 4-sccm. The targets of silicon material were mixed with boron for concentration at (0,; 0,3; 0,5; 0,7 %). From the optical analysis using UV-Vis spectrophotometer, it was obtained that the maximum optical transmittance of a-si:h:b thin film at 700 nm wavelength is 47 %. At this conditions, the absorption coefficient is 3.49 0 4 m - and the band gap energy of the a-sih:b is.77 ev. Key word : Sputtering, thin film, optical properties PENDAHULUAN P ada saat ini semikonduktor amorf dan paduannya (alloy), pada khususnya peralatan optoelektronik telah mengalami perubahan sangat pesat sesuai dengan konsep perkembangan terbaru. Penggunaan silikon amorf (a-si) dalam pembuatan sel surya memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan silikon kristal, diantaranya memiliki koefisien absorpsi yang sangat tinggi (> 0 5 Cm - ). Pada sebagian besar spektrum tampak memungkinkan pembuatan lapisan yang sangat tipis, dan dapat ditumbuhkan pada temperatur yang rendah dan lebih mudah dilakukan sehingga biaya produksi dapat ditekan. Namun a-si tidak mempunyai keteraturan jangka panjang (long range order) meskipun terdapat keteraturan jangka pendek (short range order) dalam ikatannya. Hal ini karena a-si banyak memiliki ikatan kosong (dangling bonds) yang bisa dikurangi dengan menambahkan atomatom hidrogen pada saat proses deposisi sehingga terbentuk a-si:h (Hyidrogenated Amorphous Silicon). [,2] Peningkatan efisiensi sel surya berbasis silikon amorf terutama untuk mengoptimalkan kualitas lapisan tipis pada bagian semikonduktor pin sel surya, bagian tersebut merupakan bagian utama untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Jika kualitas pada pembuatan lapisan tipis semikonduktor pin ini baik maka efisiensi sel surya dapat meningkat antara 5-2 %. Sedangkan konsentrasi dopan boron atau fosfor dapat mempengaruhi tipe dari lapisan tipis yang terbentuk, sehingga konsentrasi elektron dan hole dapat dikontrol. [3,4,5] Biasanya lebar celah energi pada semikonduktor pin juga sangat berpengaruh pada besarnya efisiensi konversi dari sel surya, juga disyaratkan mempunyai tingkat absorpsi yang tinggi sehingga efek photovoltaic yang diperoleh dapat optimum. Untuk mempersiapkan bagian komponen dari sel surya lapisan tipis digunakan metode sputtering, dimana bahan target Si:B dideposisikan di atas substrat kaca dengan menambahkan gas reaktif hidrogen selama proses deposisi. Dan dalam penelitian ini diharapkan diperoleh parameter proses yang optimum dalam pembuatan Bambang Siswanto, dkk. GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 3

lapisan tipis a-si:h:b, hal ini akan ditujukkan dari hasil karakterisasi sifat optiknya. Selain itu diharapkan pula dapat diperoleh bahan lapisan tipis semikonduktor yang mempunyai koefisien absorpsi yang memadahi jika digunakan untuk komponen sel surya yaitu semikonduktor yang mempunyai celah energi (energi optik) yang berkisar antara 0,5 3,3 ev. TATA KERJA Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang meliputi, preparasi cuplikan dan target, proses deposisi, dan karakterisasi hasil deposisi. Persiapan Target dan Preparasi Cuplikan Bahan utama yang disiapkan dalam percobaan ini adalah bahan target dari bahan silikon yang dicampur dengan unsur boron untuk beberapa ukuran berat (0,02; 0,06; 0,0; 0,4 g ), kemudian dicetak dan dipres dengan tekanan tertentu sehingga terbentuk target sputtering dengan diameter 60 mm tebal 3 mm. Sedangkan substrat terbuat dari bahan kaca preparat yang dipotong dengan ukuran 0 20 mm 3, bekas potongannya dihaluskan dengan menggunakan kertas abrasif. Kemudian proses pencucian substrat secara berturut-turut dilakukan; pertama dengan air deterjen untuk menghilangkan adanya kontaminasi senyawa organik maupun nonorganik pada permukaan substrat yang mungkin timbul pada pengerjaan sebelumnya, lalu dengan air bersih dan alkohol dalam ultrasonic cleanner, kemudian dikeringkan dalam oven dan selanjutnya dibungkus dengan kertas tisu dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Proses Pendeposisian Lapisan Tipis a-si:h:b Apabila tabung reaktor plasma diisi gas argon dengan tekanan 0, 0,0 torr, kemudian diberi tegangan dc beberapa kilovolt maka akan terjadi plasma lucutan pijar. Ion-ion argon yang terbentuk dalam plasma lucutan pijar dipercepat menuju ke katoda dan menumbuk permukaan target sehingga menimbulkan peristiwa sputtering. Bahan target yang tersputter kemudian terdeposit pada permukaan substrat, sedangkan kualitas dan sifat-sifat lapisan tipis yang terdeposit pada permukaan substrat bergantung pada beberapa parameter sputtering antara lain : tekanan gas, waktu deposisi, suhu substrat, jarak elektrode, daya dan faktor geometri sistem elektrodenya. [6,7] Interaksi ion-ion target energi tinggi hasil sputter dengan atom-atom sasaran akan menyebabkan bergesernya atom-atom sasaran dari posisi awalnya sehingga terbentuk kekosongan (vacancies). Atom-atom target yang tersputter bertumbukan dengan molekul-molekul gas dan akhirnya tersebar pada permukaan karena tekanan gas sangat tinggi dan jalan bebas rata-rata dari partikel-partikel yang tersputter kurang dari jarak elektroda maka atomatom target yang terhambur akan menempati ruang kosong di sekitarnya secara sisipan (interstition) dan masuk ke dalam permukaan substrat secara difusi. Peralatan sistem deposisi yang digunakan adalah plasma sputtering DC. Komponen utama dari sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah : tabung reaktor plasma, sistem elektrode (terdiri dari sepasang elektrode yang dipasang sejajar, satu sebagai tempat substrat dan yang satu sebagai tempat target), sistem catu daya tegangan tinggi DC, sistem vakum turbo-molekular, rotari dan meter vakum, sistem pendingin target dan pemanas substrat, sumber gas argon, hidrogen dan sistem aliran gas ke tabung plasma. Dalam proses deposisi substrat dan target diletakkan pada elektrode di dalam tabung reaktor seperti terlihat pada Gambar, lalu dihampakan dengan sistem vakum rotari dan turbo. Selanjutnya sistem pemanas dan sistem pengontrol aliran gas diatur sesuai parameter yang dikehendaki, kemudian catu daya tegangan tinggi DC dihidupkan sampai gas argon dalam tabung reaktor terionisasi. Target sputtering yang digunakan adalah paduan Si:B dengan konsentrasi dopan boron secara bergantian diletakkan pada sistem elektroda dengan beberapa variasi parameter proses sputtering, antara lain : waktu deposisi 0,5; ;,5; 2 jam, tekanan gas, 0 - ;.2 0 - ;,3 0 - ;,4 0 - torr, dan suhu substrat 00, 50, 200, 250 o C dengan aliran gas reaktif hidrogen dibuat konstan sebesar 4 sccm. 32 GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 Bambang Siswanto, dkk.

Gambar. Skema Peralatan Plasma Sputtering DC. Karakterisasi Lapisan Tipis a-si:h:b Hasil Deposisi Karakterisasi sifat optik dilakukan dengan menggunakan spektrometer UV-Vis, di mana jika cahaya dilewatkan pada suatu material maka sebagian cahaya tersebut dipantulkan (reflected), dihamburkan (scattered), diserap (absorbted) dan sebagian diteruskan (transmitted). Pada prinsipnya spektrometer UV-Vis ini adalah membandingkan cuplikan dan standar, dalam hal ini yang digunakan sebagai standar adalah kaca preparat. Dari spektrum yang didapat menunjukkan hubungan antara transmitansi dengan panjang gelombang (λ), kemudian tebal dari lapisan tipis dihitung dengan pendekatan persamaan [8] : d = () 2n ( ) dengan d (m) adalah tebal lapisan tipis, λ (m) dan λ 2 (m) adalah pajang gelombang pada puncak spektrum pertama dan kedua, sedangkan n adalah indek bias lapisan yang dirumuskan dengan persamaan : n ( + n ) + ( + n ) o λ λ 2 2 o o 4 no To = (2) 2 dengan n o adalah indek bias kaca (,5) dan T o adalah transmitansi minimum (%). Untuk menentukan lebar celah optik digunakan metode Touc-plot yang dituliskan hubungan antara koefisien absorpsi dengan energi foton dengan persamaan : T ( h ) α hυ = B υ (3) C dengan h adalah konstanta Planck, υ =, B adalah konstanta yang tergantung pada material dan E Opt adalah λ celah energi (ev) dan koefisien absorpsi α (m - ) dapat ditentukan melalui persamaann : E Opt ln T α = (4) d Bambang Siswanto, dkk. GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 33

dengan T adalalah transmitansi optik (%). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi sifat optik telah dilakukan dalam panjang gelombang ultraviolet sinar tampak (300-800 nm) dengan spektrometer UV-Vis, hal ini karena pada panjang gelombang tersebut bersesuaian dengan panjang gelombang sinar matahari. Spektrum karakterisasi UV-Vis untuk berbagai variasi parameter proses sputtering ditunjukkan pada Gambar 2, 2, 3, 4 dan 5, sedangkan grafik plot untuk menentukan lebar celah optik ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 2. Spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai konsentrasi dopan boron pada suhu substrat 200 o C, tekanan gas,4 0 - torr dan waktu deposisi,5 jam. Gambar 3. Spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk ber-bagai suhu substrat pada tekanan gas,4 0 - torr, waktu deposisi,5 jam dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Gambar 2 menunjukkan spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai konsentrasi dopan boron pada suhu substrat 200 o C, tekanan gas,4 0 - torr dan waktu deposisi,5 jam. Dari gambar tersebut diperoleh berbagai spektrum pengamatan UV-Vis. Pada konsentrasi dopan boron diperoleh lapisan tipis a-si:h:b yang cukup bervariasi, hal itu dibuktikan dengan diperolehnya nilai transmitansi yang bervariasi juga. Pada panjang gelombang 700 nm diperoleh nilai transmitansi sebesar 47 %, 55%, 66 % dan 80% masing-masing untuk konsentrasi dopan boron 0,3; 0,; 0,5 dan 0,7 %, hal ini menggambarkan bahwa tingkat absorpsi maksimum untuk lapisan tipis a-si:h:b diperoleh untuk konsentrasi dopan boron sebesar 0,3 %. Pada penumbuhan lapisan tipis semikonduktor a-si:h:b, faktor dopan pengotor (impurity) seperti boron adalah untuk mengontrol keberadaan elektron dan hole dan membuat semikonduktor a-si:h:b tipe p yaitu kelebihan hole. Selain itu kesesuaian 34 GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 Bambang Siswanto, dkk.

konsentrasi dopan boron tersebut juga mempengaruhi kualitas lapisan tipis yang terbentuk, artinya atom-atom target dapat terdeposisi secara merata (homogen) dan sebagai akibatnya mempengaruhi transmitansi optik. Gambar 3 menunjukkan spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai suhu substrat pada tekanan gas,4 0 - torr, waktu deposisi,5 jam dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Pada suhu substrat 200 o C diperoleh kualitas lapisan tipis a-si:h:b yang cukup baik ditinjau dari nilai transmitansi optik yang paling rendah dibandingkan pada suhu substrat yang lainnya. Pada panjang gelombang 700 nm diperoleh nilai transmitansi optik sebesar 47 %, 55%, 60 % dan 67% untuk masing-masing suhu substrat 200 o C, 250 o C, 50 o C dan 300 o C, hal ini menggambarkan tingkat absorpsi maksimum diperoleh untuk lapisan tipis a-si:h:b pada suhu substrat 200 o C. Selama deposisi suhu substrat sangat mempengaruhi proses difusi dari atom-atom target tersputer terdeposit pada substrat. Dalam hal ini karena suhu substrat akan menyebabkan bergetarnya atom-atom permukaan substrat dan sebagai akibatnya jarak antar bidang merenggang sehingga mempermudah proses penyisipan (interstition). Pada kenaikan suhu substrat antara 50 200 o C diperoleh nilai transmitansi yang menurun, ini mengindikasikan bahwa hasil lapisan tipis pada suhu 200 o C lebih rapat daripada suhu substrat 50 o C, hal ini serupa jika suhu substrat dinaikkan lagi menjadi 250 o C. Namun demikian jika suhu substrat dinaikkan lagi menjadi 300 o C justru dihasilkan lapisan tipis yang lebih transparan itu dibuktikan dengan naiknya nilai transmitansi optik, hal ini kemungkinan terjadi kejenuhan proses penyisipan atom-atom tersputer dan akibatnya terjadi lapisan yang tidak rapat/porous. Gambar 4. Spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai waktu deposisi pada suhu substrat 200 o C, tekanan gas,4 0 - torr dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Gambar 4 menunjukkan spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai waktu deposisi pada suhu substrat 200 o C, tekanan gas,4 0 - torr dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Pada waktu deposisi,5 jam diperoleh lapisan tipis a-si:h:b yang cukup tebal, bila ditinjau dari nilai transmitansi optik yang minimum dibandingkan pada waktu deposisi yang lainnya. Pada panjang gelombang 700 nm diperoleh nilai transmitansi sebesar 47 %, 56%, 70 % dan 80% untuk masing-masing waktu deposisi 0,5 jam; jam;,5 jam; dan 2 jam, hal ini menggambarkan tingkat absorpsi maksimum diperoleh untuk lapisan tipis a-si:h:b pada waktu deposisi,5 jam. Pada waktu deposisi 0,5 jam maka lapisan a-si:h:b yang terbentuk masih sangat tipis, sehingga memberikan informasi transmitansi yang tinggi. Dan jika waktu deposisi dinaikkan maka lapisan a-si:h:b yang terbentuk juga semakin tebal, hal itu sesuai dengan tingkat transmitansi yang ditunjukkan semakin menurun. Tetapi jika waktu deposisi dinaikkan hingga 2 jam maka nilai transmitansinya juga menurun hal itu selaras dengan ketebalan lapisan tersebut, namun jika dibandingkan dengan waktu deposisi,5 jam justru transmitansinya lebih tinggi hal ini kemungkinan adanya porous pada lapisan tipis yang terbentuk akibat adanya sputtering balik (back sputtering). Gambar 5 menunjukkan spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai tekanan gas pada suhu substrat 200 o C, waktu deposisi,5 jam dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Pada tekanan gas 0,4 torr diperoleh lapisan tipis a-si:h:b yang cukup tebal ditinjau dari nilai transmitansi optiknya yang minimum dibandingkan pada tekanan gas yang lainnya. Pada panjang gelombang 700 nm diperoleh nilai transmitansi sebesar 47 %, 50%, 60 % dan 77% masing-masing untuk tekanan gas,4 0 - ;,3 0 - ;,2 0 - dan, 0 - torr. Hal ini menggambarkan tingkat absorpsi maksimum diperoleh untuk lapisan tipis a-si:h:b pada tekanan Bambang Siswanto, dkk. GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 35

gas,4 0 - torr. Jika tekanan gas dinaikkan maka rapat plasma meningkat sehingga energi sputternya juga meningkat dan sebagai akibatnya atom-atom tersputer ikut meningkat pula. Dengan demikian kebolehjadian atom-atom tersebut terdeposit pada substrat lebih banyak sehingga hasil lapisan tipis yang diperoleh semakin rapat/tebal, hal ini terbukti dengan menurunnya nilai transmitansi optik sebagai akibat dari kenaikkan tekanan gas Gambar 5. Spektrum transmitansi optik lapisan tipis a-si:h:b untuk berbagai tekanan gas pada suhu substrat 200 o C, waktu deposisi,5 jam dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Cahaya yang datang mengenai permukaan lapisan tipis akan dipantulkan, diserap maupun diteruskan, namun pada pengamatan ini sinar yang direfleksikan/dipantulkan oleh permukaan adalah sangat kecil mendekati nol sehingga cahaya yang tidak diteruskaan dianggap terserap oleh cuplikan. Pada Gambar 6 menunjukkan gambaran grafik koefisien absorpsi optik terhadap energi foton pada panjang gelombang 700 nm untuk lapisan tipis a-si:h:b pada suhu substrat 200 o C, waktu deposisi,5 jam, tekanan gas,4 0 - torr dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. Lebar celah energi (bandgap energy) untuk lapisan intrinsik (a-si:h) biasanya antara.65.8 ev dan untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi maka lebar celah energi dari a-si:h:b setidaknya lebih besar dari pada a-si:h [2] Dari kurva pada Gambar 6, lebar celah energi dari lapisan tipis a-si:h:b dengan ketebalan 34,5 nm yang dievaluasi dari bagian data linier secara empirik didefinisikan dalam rumusan metode Touc-plot dan diperoleh lebar celah energi sebesar,77 ev dan ini diperoleh pada waktu hυ = E Opt dari ekstrapolasi data linier (persamaan 3). Pada energi foton yang tinggi diperoleh data yang sangat linier dengan korelasi r 2 = 0,9987 pada energi foton 2.5 3.5 ev, sedangkan pada energi rendah di bawah 2.5 ev maka data tidak linier lagi hal ini sepertinya berhubungan dengan pengaruh adanya kontribusi keadaan daerah terlokalisasi. Gambar 6. Grafik koefisien absorpsi optik terhadap energi foton pada panjang gelombang 700 nm untuk lapisan tipis a-si:h:b pada suhu substrat 200 o C, waktu deposisi,5 jam, tekanan gas,4 0 - torr dan konsentrasi dopan boron 0,3 %. 36 GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 Bambang Siswanto, dkk.

KESIMPULAN Dari beberapa hasil karakterisasi untuk berbagai parameter proses dan perhitungan lebar celah energi dari lapisan tipis a-si:h:b maka dapat disimpulkan bahwa, Parameter proses deposisi : waktu deposisi, tekanan gas dan suhu substrat sangat mempengaruhi kualitas hasil deposisi, terutama ketebalan dan homogenitas lapisan yang terbentuk dan menyebabkan transmitansi optik berbeda-beda. Nilai hasil transmitansi optik yang optimum adalah pada kondisi proses waktu deposisi,5 jam, tekanan gas,4 0 - torr dan suhu substrat 200 o C dan diperoleh nilai T = 47 % pada panjang gelombang 700 nm. Dari hasil perhitungan diperoleh ketebalan a-si:h:b sebesar 34,68 nm dengan lebar celah energi,77 ev dan ini adalah cukup layak jika digunakan sebagai bahan sel surya terutama untuk bagian semikonduktor pin. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdri. Alfi Susilowati, Bapak Sumaji, Bapak Slamet Riyadi yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan eksperimen sehingga dapat terselesainya penelitian ini, semoga Alloh memberikan imbalan yang semestinya, Amin. DAFTAR PUSTAKA. OHRING, M., The Material Science of Thin Films, Academic Press Inc, New York, 986. 2. K. TAKAHASHI, M. KONAGAI, Amorphous Silicon Solar Cells, North Oxford Academic, 986. 3. MATSUDA, A., Amorphous Silicon From Glow Discharge Plasma, Proceeding International Workshop on the Physics Material VI, Jakarta, 988. 4. A. DASGUPTA, et al, P-layer of Mycro-crystalline Silicon Thin Film Solar Cells, 6 th European Photovoltaic Solar Energy Confe-rence and Exhibition, 2000, in print. 5. KAI ZHU, et al, Interfacial Optical in Amorpous Silicon Based Pin Solar Cells, Proceeding of the 28 th IEEE Photovoltaic Specialists Conference, Anchorage, September 9-22, 2000. 6. KONUMA M, Film Deposition by Plasma Techniques, Springer Verlag, Berlin, 992. 7. WASA, K., HAYAKAWA, S., Handbook of Sputter Deposition Technology: Principles, Technology and Application, Noyes Publication, New Jersey, 992. 8. PARANGTOPO, MELIAWATI G. SISWANTO, Proceeding International Workshop on The Physics of Materials, University of Indonesia, Jakarta 988. Bambang Siswanto, dkk. GANENDRA, Vol. IX, No. 2, Juli 2006 37