BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No.23/DSN-MUI/III/2002 PADA POTONGAN PELUNASAN DALAM MURABAHAH DI BNI SYRIAH CABANG PEKALONGAN

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD BAI BITSAMAN AJIL PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA DI BMT AL-FATAA ULUJAMI, PEMALANG

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV PEMBAHASAN. ( Data Jumlah Pembiayaan kantor cabang Gunungpati II tahun )

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK 102 ATAS MURABAHAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH, TBK.

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

Apriliana Fidyaningrum dan Nasyitotul Jannah Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Magelang

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

METO DE PERH ITUNGAN PENENTUAN H ARGA. DI PERBANK AN SYARIAH (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

Menurut Antonio (2001) ada beberapa syarat khusus yang mengatur. 1) Penjual memberitahukan modal kepada nasabah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

AL MURABAHAH DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

Rizky Andrianto. Evony Silvino Violita. Program Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PEMBIAYAAN EMAS DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN (STUDY KASUS)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

AKUNTANSI MURABAHAH. Materi: 5-6. Afifudin, SE., M.SA., Ak.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

Pembandingan PSAK No. 102 Dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000 1

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD DI BMT MUDA SURABAYA. keuntungannya sudah diperjanjikan diawal akad. Artinya pihak BMT tidak dapat

No. 14/ 16 /DPbS Jakarta, 31 Mei 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UMKM DI KARAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. modal, reksa dana, dana pensiun dan lain-lain). Pengertian bank menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB IV KEPATUHAN SYARIAH DALAM MEKANISME PEMBIAYAAN DAN METODE PENGAKUAN MARGIN MURA>BAH}AH PADA KCP BRI SYARIAH SEPANJANG SIDOARJO

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB V PENETAPAN MARGIN AKAD MURA<BAH>>}AH DI BNI SYARI AH CABANG PALANGKA RAYA. A. Presentase Margin Pada Akad Mura<bah{ah di Perbankan Syari ah

BAB III FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TAKE OVER PEMBIAYAAN DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

V. MODEL PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN USAHA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sekundernya, contohnya keinginan memiliki mobil, motor, HP dan lain-lain, hal pokok yang melekat pada setiap manusia.

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

Transkripsi:

45 BAB III IMPLEMENTASI PENETAPAN MARGIN DALAM PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUMAJANG A. Implementasi Penetapan Margin Pembiayaan Mura>bah{ah Di BSM Lumajang Margin pada pembiayaan mura>bah{ah, dalam proses negosiasi margin pihak Bank menentukan keuntungan dari jumlah dana yang dipinjam oleh nasabah untuk pembelian barang sebesar yang disepakati oleh dua belah pihak, akan tetapi Bank Syariah dilarang untuk memberikan opsi harga yang berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan berapa jumlah nominal keuntungan pada pihak BSM sesuai pendapatan yang diharapkan. Berdasarkan perhitungan rencana dan pendapatan, pihak BSM dan nasabah melakukan negosiasi mengenai penentuan harga, margin dan jangka waktu cicilan tiap bulan nya yang harus di bayar oleh nasabah. Penetapan margin pada pembiayaan mura>bah{ah di BSM Lumajang sebelum proses negosiasi di langsungkan, pihak Bank atau BSM dan nasabah sudah memiliki informasi mengenai harga barang yang di inginkan oleh nasabah. Berdasarkan informasi itu, BSM dan nasabah akan melakukan negosiasi harga asli dan harga yang harus dibayar oleh nasabah pada BSM pada setiap bulannya. Negosiasi kedua yaitu pada jangka waktu pembayaran cicilan yang harus disepakati sejak awal, karena lamanya jangka waktu 45

46 pembayaran cicilan tidak mengubah harga barang yang harus dibayar oleh nasabah. Dalam hal ini nasabah harus mengikuti aturan atau ketentuan dari pihak BSM mengenai pembayaran, margin dan jangka waktu cicilan. Menurut hasil wawancara yang disampaikan oleh Bapak Nanang 1 selaku Operation Officer bahwa terkait pengambilan jumlah margin dalam proses perjanjian, BSM dilarang memberikan opsi harga yang berbeda beda untuk jangka waktu cicilan pelunasan yang berbeda, maksudnya adalah jangka waktu yang berbeda antara jangka satu hingga lima tahun atau lebih harga tetap sama hanya angsuran cicilan tiap bulan yang berbeda. Jangka waktu pembayaran cicilan pelunasan tidak mempengaruhi total harga dan keuntungan kesepakatan awal antara BSM dan nasabah, jadi berapapun jangka waktu cicilan pelunasan keuntungan yang akan di dapatkan pihak BSM akan tetap sesuai dengan kesepakatan. Dalam prinsip syariah, proses kesepakatan antara dua belah pihak menyangkut harga terlebih dahulu, apabila sudah disepakati barulah kesepakatan jangka waktu pembayaran pelunasan cicilan dan pembiayaan mura>bah{ah bisa dilakukan oleh nasabah perorangan ataupun usaha. Dalam praktiknya tekhnik perhitungan dalam penetapan margin keuntungan pada pembiayaan mura>bah{ah di BSM Lumajang, sesuai dengan kontrak perjanjian kesepakatan antara pihak BSM dan nasabah mengenai angsuran nominal kisaran harga barang yang di inginkan dan besar kecilnya 1 Nanang, Operation Officer, Wawancara, Lumajang, 22 Juni 2015.

47 cicilan yang harus dibayar oleh nasabah. Pembiayaan mura>bah{ah menentukan objek barang yang akan diperjualbelikan beserta jenis dan harganya, jadi nasabah terlebih dahulu menetukan pilihannya atas barang mana yang akan dia beli. Pihak nasabah harus mengikuti aturan yang sudah di tetapkan oleh pihak BSM berapa jumlah angsuran yang harus di bayar dan tetap pada proyeksi harga yang sesuai periode jangka waktu akad yang akan disepakati. Kata sepakat pada saat akad harus dinyatakan secara tegas karena merupakan kunci utama yang melandasi setiap akad. Kesepakatan ini juga merupakan salah satu syarat mutlak dalam akad syariah. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengembangan masing-masing pihak yang mengadakan akad pembiayaan. Sedangkan objek yang diperjanjikan harus diuraikan secara jelas, agar tidak terjadi perselisihan mengenai barang yang diinginkan. 2 Berikut penentuan margin pembiayaan akad mura>bah{ah di Bank Syariah pada tabel berikut: 3 Limit Besar Angsuran Per Bulan 12 24 36 Rp 5.000.000 502.310 295.237 229.019 Rp 6.000.000 602.773 354.284 274.823 Rp 7.000.000 703.235 413.332 320.627 Rp 8.000.000 803.697 472.379 366.430 Rp 9.000.000 904.159 531.427 412.234 Rp 10.000.000 1.004.621 590.474 458.038 2 Gilang, Operation Officer, Wawancara, Lumajang 28 Juni 2015. 3 Rusmini, Nasabah, Wawancara, Lumajang 26 Juni 2015.

48 Rp 15.000.000 1.477.103 854.212 653.316 Rp 20.000.000 1.969.471 1.138.949 871.088 Rp 30.000.000 2.954.206 1.708.424 1.306.632 Rp 32.000.000 3.150.000 1.803.900 1.399.112 Rp 35.000.000 3.446.574 1.993.161 1.524.404 Rp 40.000.000 3.938.941 2.277.899 1.742.176 Rp 50.000.000 4.923.676 2.847.373 2.111.720 Tabel 3.1 Penetapan margin pembiayaan mura>bah{ah di Bank Syariah Mandiri Lumajang Pada tabel tersebut merupakan gambaran pembiayaan mura>bah{ah dengan periode jangka waktu yang diinginkan dan angsuran cicilan tiap bulan yang harus dibayar oleh nasabah. Pernyataan Bapak Gilang 4 selaku Account Officer, ketika nasabah mengajukan pembiayaan maka ditentukan tabel angsuran tiap jumlah pinjaman yang diinginkan dengan jumlah cicilan pada setiap jangka waktunya. Berikut ilustrasi pada tabel pembiayaan mura>bah{ah di Bank Syariah Mandiri Lumajang. Peneliti menyertakan contoh pembiayaan yang dilakukan oleh Ibu Rusmini, dimana Ibu Rusmini ingin membeli 2 unit sepeda motor. Untuk itu Ibu Rusmini mengajukan pembiayaan di BSM dengan total pembiayaan Rp 32.000.000, oleh Bank Syariah 2 unit sepeda motor dibelikan Bank dengan harga Rp 32.000.000, setelah barang dibeli, kemudian Bank menetapkan harga jual yang pantas untuk Ibu Rusmini dan disepakatilah keuntungan Bank Syariah sebesar Rp 5.800.000. Sehingga jumlah hutang Ibu Rusmini adalah Rp 37.800.000. Jumlah nominal inilah yang akan dilunasi Ibu Rusmini dengan tempo 1 tahun dengan cara pembayaran cicilan pada setiap bulannya sebesar Rp 3.150.000. 4 Gilang, Account Officer, Wawancara, Lumajang 28 Juni 2104.

49 Pembiayaan dilakukan selama jangka waktu 2 tahun atau 24 bulan maka, pihak Bank dan atas kesepakatan dengan Ibu Rusmini yang harus dibayar sebesar Rp 43.293.600 jika dibulatkan menjadi Rp 43.300.000 jumlah nominal itulah yang harus dibayar oleh Ibu Rusmini selama 24 bulan, dengan cicilan sebesar Rp 1.803.900. Dengan perhitungan tersebut Ibu Rusmini harus melunasi Rp 3.150.000 x 12 bulan = 37.800.000 dalam jangka waktu 1 tahun, jadi keuntungan yang diperoleh Bank sebanyak Rp 5.800.000 selama 1 tahun jangka pelunasan cicilan yang dilakukan oleh Ibu Rusmini. Dan jika Ibu Rusmini melunasi dalam jangka 24 bulan maka perhitungannya Rp 1.803.900 x 24 = 43.293.600, jika dikurangi dengan harga kesepakatan antara Bank dan nasabah sejumlah RP 32.000.000 maka diperoleh keuntungan sebesar Rp 11.293.600 dalam jangka pelunasan Ibu Rusmini selama 24 bulan. Margin keutungan yang akan di peroleh Bank Syariah adalah sebesar Rp 5.800.000 dari total pembiayaan BSM sebanyak 2 unit sepeda motor dan margin yang didapatkan tidak sama sesuai dalam jangka waktu yang berbeda beda. Jangka waktu pembayaran cicilan tersebut tidak mempengaruhi total harga dan tidak melebihi margin yang di sepakati antara BSM dan nasabah. Hal yang sama di ungkapkan oleh Bapak Nevi 5 selaku Marketing Mikro bahwa, tidak boleh dilakukan oleh Bank Syariah memberlakukan proses negosiasi dalam penentuan harga yang berbeda beda sesuai ketentuan 5 Nevi Wahyu, Marketing Mikro, Wawancara, Lumajang, 02 Juli 2015.

50 yang berlaku dan kesepakatan antara pihak Bank dan nasabah seperti halnya, jika jangka waktu pembayaran cicilan nasabah 1 tahun harga sepeda motor Rp 32.000.000, untuk 2 unit, apabila jangka waktu pembayaran cicilan nasabah 2 tahun harga sepeda motor menjadi Rp 35.000.000, dan apabila jangka waktu pembayaran cicilan nasabah selam 3 tahun harga sepeda motor Rp 37.000.000, hanya saja angsuran tiap bulan yang berbeda melihat dari kondisi jangka waktu yang lama dan dikhawatirkan nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja. Jadi di Bank Syariah proses negosiasi yang pertama dilakukan adalah menegosiasikan harga jual dan harga beli, barulah jangka waktu pembayaran cicilan. Dan diantara jangka waktu yang disepakati tidak ada harga yang berbeda dan tingkat margin yang ditetapkan nantinya harus disertai keikhlasan dari kedua belah pihak. Berikut ilustrasi skema alur pembiayaan mura>bah{ah : BSM Lumajang 1. Pembiayaan mura>bah{ah pembayaran Nasabah Pembelian sepeda Kirim sepeda Margin Produsen Bagan. 4.1 Ilustrasi peneliti skema pembiayaan mura>bah{ah Berangkat dari kesimpulan sementara di atas, peneliti kembali menelusuri lebih jauh kepada BSM Lumajang. Perbedaan jika dibandingkan

51 dengan suku bunga, pendapatan margin dengan metode mura>bah{ah murni jauh lebih untung dan berkah karena berdasarkan perhitungan yang mudah dan transparan. Selain itu peneliti menanyakan apakah kesepakatan merupakan merupakan salah satu syarat mutlak dalam perjanjian pembiayaan, apakah pada pembebanan tingkat nisbah bagi hasil merupakan komponen utama pembentukan tingkat margin, karena pengembalian modal kepada BSM Lumajang tentunya menjadi prioritas yang diutamakan. B. Fatwa DSN-MUI Terhadap Penetapan Margin Pada Pembiayaan Mura>bah{ah Dalam Perbankan Syariah menggunakan prinsip jual beli yang disebut mura>bah{ah, yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Bank sebagai penjual memberi tahu harga asal dengan tambahan keuntungan yang nilainya disepakti kedua belah pihak. Terkait dengan permintaan pembiayaan mura>bah{ah kepada Lembaga Keuangan Syariah, bahwa masyarakat banyak memerlukan bantuan penyaluran dana dari Bank berdasarkan prinsip jual beli. Karena itu fatwa DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang mura>bah{ah untuk dijadikan pedoman oleh Bank Syariah. Menurut Fatwa DSN-MUI ketentuan umum mura>bah{ah pihak Bank atau BSM dengan nasabah melakukan pembiayaan mura>bah{ah dengan bebas rib}a> dan tidak diharamkan atau tidak dengan dua harga. Hal ini sesuai

52 dengan prinsip syariah yang dikemukakan oleh Bapak Nanang 6 bahwa proses pertama dalam melakukan pembiayaan mura>bah{ah dengan negosiasi masalah harga terlebih dulu kemudian pembayaran cicilan atau angsuran bayar nasabah pada Bank. Jika yang dinegosiasikan pertama kali adalah jangka waktu kalau tidak berhati-hati akan tergelincir menjadi rib{a>. Pernyataan Ibu Risvi 7 mengenai ketentuan BSM pada nasabah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI Bagian kedua, pada saat nasabah mengajukan permohonan pembiayaan pada BSM, ketentuan BSM terhadap nasabah setelah menerima permohonan tersebut dengan membelikan barang yang dipesan secara sah. Kemudian ditawarkan kepada nasabah sesuai dengan janji yang akan disepakati. Sesuai dengan pemaparan Ibu Risvi 8 ketentuan umum bahwa pembiayaan mura>bah{ah pihak Bank membelikan sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang disepakati kualifikasinya, BSM Lumajang membelikan terlebih dahulu barang yang di inginkan oleh Ibu Rusmini dengan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, bisa dengan pembayaran langsung atau berupa cicilan. Ketentuan umum mura>bah{ah ketika nasabah memutuskan untuk membeli barang yang diinginkan, nasabah sudah siap membayar harga yang telah disepakati, dengan menyepakati jaminan agar nasabah serius dengan 6 Nanang, Operatian Officer, Wawancara, 22 Juni 2015. 7 Risvi, Costumer Service, Wawancara, 26 Juni 2015. 8 Risvi, Custumer Service, Wawancara,26 Juni 2015.

53 pembayaran cicilannya dan tidak menunda-nunda pembayarannya dengan sengaja. Ibu Risvi 9 menambahkan bahwa di BSM Lumajang membolehkan adanya jaminan agar nasabah melunasi hutang pada tempo yang disepakati. Hal tersebut juga sesuai dengan fatwa DSN-MUI bagian ketiga, jaminan dalam mura>bah{ah diperbolehkan dan Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang. Dalam pembiayaan mura>bah{ah ketika ada skema yang memberikan jaminan kepada penjual bahwa penagihan angsuran yang masih tersisa akan berhasil tepat waktu, karena ada jaminan berupa barang yang menjadi obyek perjanjian atau lainnya. Dan angsuran bisa diambil atau dipenuhi dari harga penjualan. Pada saat terjadi kemacetan pembayaran dari pembeli, maka tidak ada alasan untuk menunda-nunda pengakuan keuntungan mura>bah{ah sampai dengan angsuran jatuh tempo. Pemaparan Ibu Risvi 10 BSM akan memberi waktu nasabah hingga nasabah sanggup melunasi hutangnya jika terjadi kemacetan atau pailit sesuai kesepakatan bersama, bukan karena menundanunda pelunasan secara sengaja. Ketentuan tersebut sesuai dengan fatwa DSN-MUI bagian keenam, apabila nasabah bangkrut dalam mura>bah{ah. Dalam hal ketentuan pengakuan keuntungan yang dilakukan oleh pihak BSM dengan menggunakan metode annuitas, yaitu porsi keuntungan harus ada selama jangka waktu angsuran. Keuntungan tidak boleh diakui seluruhnya sebelum pengambilan piutang pembiayaan mura>bah{ah dilunasi. 9 Risvi, Custumer Service, Wawancara,27 Juni 2015. 10 Risvi, Costumer Service, Wawancara,26 Juni 2015.

54 Metodeann\uitas dengan kebiasaan yang berlaku pihak BSM menyampaikan semua hal yaang berkaitan berupa harga, hal ini sesuai dengan kesepakatan berupa harga dan keuntungan yang akan diperoleh oleh pihak BSM, hal ini sesuai dengan fatwa DSN-MUI bahwa Lembaga Keuangan Syariah sesuai dengan jangka waktu pembiayaan, antara lain metode penghitungan keuntungan berdasarkan prosentase atas jumlah total harga pembiayaan dalam jangka satu tahun, selama jangka waktu pembayaran sisa pembayaran menjadi tanggung jawab nasabah sesuai jadwal angsuran.