WEBINAR GCFF. "Mendukung kepemimpinan subnasional, inovasi dan kemitraan guna mengurangi deforestasi hutan tropis dan memitigasi perubahan iklim.

dokumen-dokumen yang mirip
Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

PERLUASAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS LAHAN

Update Sekretariat untuk Koordinator Mei/Juni 2015

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates

DRAFT Kebijakan Tata Kelola GCF Untuk Dipertimbangkan Anggota GCF 10 Agustus 2011

Rangkuman Pertemuan Antara Perwakilan GCF dan Entitas-Entitas Eropa Dalam Rangka Mendukung REDD+ Barcelona, Spanyol - 14 Pebruari 2012

Dokumen Latar Belakang untuk Keterlibatan Stakeholder dalam Satgas Iklim dan Kehutanan Gubernur.

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

SATUAN TUGAS PARA GUBERNUR DI BIDANG IKLIM DAN KEHUTANAN (GCF) BERITA ACARA DAN KEPUTUSAN PERTEMUAN BISNIS. 15 Juni 2015

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Inisiatif Accountability Framework

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

REDD+ dan Tata Kelola Pemerintahan

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

Pohon berarti kehidupan bagi kami.

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

Pertemuan Koordinasi GCF Bali, Juni 2014

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

AGENDA PERTEMUAN SATUAN TUGAS IKLIM DAN KEHUTANAN GUBERNUR. September 13 17, 2010 Hotel Barrudada Tropical Santarém, Brasil

2014 GCF Annual Meeting Rio Branco, Acre

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

9. Regulasi Cap-and-Trade

Pertemuan Koordinasi GCF

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

Pertemuan Tahunan Satuan Tugas Para Gubernur di Bidang Iklim dan Kehutanan Jalur dan Kemitraan Baru bagi Anggota dan Pemangku Kepentingan GCF

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

RENCANA KERJA 2015 DAN PENELITIAN INTEGRATIF

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Muhammad Zahrul Muttaqin Badan Litbang Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

MAKSUD DAN TUJUAN. Melakukan dialog mengenai kebijakan perubahan iklim secara internasional, khususnya terkait REDD+

Lokakarya Community of Practice Penguatan Kerangka Kerja Kelembagaan Provinsi Mengenai Perubahan Iklim dan Pembangunan Rendah Emisi

PERAN DINAS KEHUTANAN SEBAGAI MITRA UTAMA DDPI KALTIM

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

RANGKUMAN PERTEMUAN TAHUNAN GCF 2011 Palangka Raya, Indonesia September 2011

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL DI KPHP DAMPELAS TINOMBO PROVINSI SULAWESI TENGAH

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

KEPEMIMPINAN, KEMITRAAN, DAN INOVASI UNTUK MASA DEPAN YANG BERKELANJUTAN

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Forum Lanskap Global. Rumusan Hasil. 2013, Warsawa, UNFCCC

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Mempersiapkan Program Pengurangan Emisi dalam Kerangka Skema Carbon Fund

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

TINJAUAN AWAL. SRAP dan Peluang Pendekatan Jurisdiksi. Outline. Latar dan Tujuan Satgas REDD+ Sekilas 11 SRAP Peluang Jurisdiksi: Kasus Kaltim

Kegiatan GCF 2010 didukung oleh ClimateWorks dan Yayasan Gordon and Betty Moore

Menuju Warsawa: Isu-isu Utama Negosiasi Pendanaan. Suzanty Sitorus Pokja Pendanaan Dewan Nasional Perubahan Iklim

SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI. Koordinator DEDEN DJAENUDIN

KERANGKA ACUAN KONSULTAN KOMUNIKASI CONSERVATION INTERNATIONAL INDONESIA

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

Strategi Pengembangan Pembelajaran Perubahan Iklim di Indonesia

GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS FUND INDONESIA PROJECT (2015)

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

DANA INVESTASI IKLIM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

REDD+: Selayang Pandang


Kementerian Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUSUTAMAAN PERUBAHAN IKLIM KE DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

Peran Partisipan Proyek dalam JCM. Sekretariat JCM Indonesia

Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini?

Ringkasan eksekutif. Laporan tentang Penilaian terhadap Beberapa Pilihan untuk Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD)

Transkripsi:

WEBINAR GCFF "Mendukung kepemimpinan subnasional, inovasi dan kemitraan guna mengurangi deforestasi hutan tropis dan memitigasi perubahan iklim." BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois

PERKENALKAN TIM KAMI: (kirike kanan) Erin Hicks, Luke Pritchard, Rosa María Vidal, Hill Grimmett, Claudia Ochoa, dan Virza Sasmitawidjaja

SELAMAT DATANG! 1. PERTANYAAN: Silakan menuliskan pertanyaan pada chat box. Seluruh pertanyaan akan dijawab pada akhir presentasi pada sesi tanya jawab. 2. MIC ON MUTE: Mohon mikrofon pada posisi mute selama presentasi dan saat orang lain sedang berbicara. 3. REKAMAN: Webinar ini akan direkam. Rekaman akan tersedia di jejaring kami di www.gcffund.org

UMUM 1. Latar Belakang: Governors Climate and Forests Task Force Governors Climate and Forests Fund Pendekatan yurisdiksi GCFF 2. Proses Akreditasi GCFF 3. Makalah Konsep/Concept Notes 4. Kesempatan untuk Pendanaan 5. Pengumuman pertama: Tata kelola Bentang alam 6. Pengumuman kedua: Kemitraan dengan Sektor Swasta 7. Pesan Utama 8. Tanya Jawab

1. LATAR BELAKANG:

LATAR BELAKANG: GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS TASK FORCE Merupakan suatu kerja sama yang unik antara 35 negara bagian dan provinsi dari Brazil, Colombia, Indonesia, Ivory Coast, Mexico, Nigeria, Peru, Spain, dan the United States. BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois

LATAR BELAKANG: GOVERNORS CLIMATE AND FORESTS TASK FORCE BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois

STRUKTUR DARI GCF BRAZIL Acre Amapá Amazonas Maranhão Mato Grosso Pará Rodonia Tocantins INDONESIA Aceh C. Kalimantan E. Kalimantan N. Kalimantan Papua W. Kalimantan W. Papua TASK FORCE MEMBER STATES MEXICO Campeche Chiapas Jalisco Tabasco Quintana Roo Yucatán PERU Amazonas Huánuco Loreto Madre de Dios Piura San Martín Ucayali COLOMBIA Caquetá IVORY COAST Cavally Bélier NIGERIA Cross River USA California Illinois SPAIN Catalonia

STRUKTUR DARI GCF BRAZIL Acre Amapá Amazonas Maranhão Mato Grosso Pará Rodonia Tocantins INDONESIA Aceh C. Kalimantan E. Kalimantan N. Kalimantan Papua W. Kalimantan W. Papua TASK FORCE MEMBER STATES MEXICO Campeche Chiapas Jalisco Tabasco Quintana Roo Yucatán PERU Amazonas Huánuco Loreto Madre de Dios Piura San Martín Ucayali COLOMBIA Caquetá IVORY COAST Cavally Bélier NIGERIA Cross River USA California Illinois SPAIN Catalonia IDESAM INOBU PRONATURA SUR MDA GCF SECRETARIAT

STRUKTUR DARI GCF BRAZIL Acre Amapá Amazonas Maranhão Mato Grosso Pará Rodonia Tocantins INDONESIA Aceh C. Kalimantan E. Kalimantan N. Kalimantan Papua W. Kalimantan W. Papua TASK FORCE MEMBER STATES MEXICO Campeche Chiapas Jalisco Tabasco Quintana Roo Yucatán PERU Amazonas Huánuco Loreto Madre de Dios Piura San Martín Ucayali COLOMBIA Caquetá IVORY COAST Cavally Bélier NIGERIA Cross River USA California Illinois SPAIN Catalonia IDESAM INOBU PRONATURA SUR MDA GCF SECRETARIAT GCFF

DEKLARASI RIO BRANCO Diluncurkan oleh Gubernur GCF: 11 Agustus 2014 pada Pertemuan Tahunan GCF di Acre, Brazil Komitmen RBD memberikan kerangka kerja yang menjadi acuan bagi GCFF hingga 2020. Periode pendanaan GCFF sekarang ini akan mendukung kegiatan yang secara eksplisit melaksanakan tujuan dari Deklarasi Rio Branco Lihat RBD di www.gcftaskforce.org

TARGET DARI DEKLARASI RIO BRANCO 1. Penurunan deforestasi sebesar 80% pada 2020. 2. Mengembangkan kemitraan kunci dengan sektor swasta dengan upaya untuk mencapairantai pasokan tanpa deforestasi. 3. Menyalurkan porsi pendanaan berbasis kinerja yang signifikan pada masyarakat hukum adat, pemilik usaha skala kecil, dan masyarakat lainnya yang bergantung pada hutan.

2. LATAR BELAKANG:

SEJARAH SINGKAT GCFF Mulai beroperasi pada 2013 sebagai organisasi nirlaba. Dirancang sebagai mekanisme pendanaan yang dapat merespon kebutuhan yang diidentifikasi oleh anggota GCF. Diposisikan sebagai mekanisme komplimentari atas sumber pendanaan lain, seperti FCPF, Forest Investment Program, dan komitmen bi-lateral. Bottom Up Approach

VISI Visi GCFF adalah terwujudnya planet yang berketahanan dimana pemerintahan subnasional dan masyarakat sipil berperan sebagai pemimpin inovatif dalam melaksanakan jalannya pembangunan rendah karbon dan melindungi hutan tropis. MISI Untuk memperkuat KEMITRAAN SUBNASIONAL dalam yurisdiksi anggota GCF Task Force untuk menurunkan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan melalui pendanaan strategis yang mendukung kepemimpinan, inovasi, dan kemitraan.

PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi.

PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan.

PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan. 3. Merumuskan pemecahannyadalambentuk kebijakan, program, daninsentif (pemerintah dan swasta) yang mendorong terciptanya tata kelola bentang alam antar wilayah administrasi.

PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan. 3. Merumuskan pemecahannyadalambentuk kebijakan, program, daninsentif (pemerintah dan swasta) yang mendorong terciptanya tata kelola bentang alam antar wilayah administrasi. 4. Mempromosikan upaya para pemangku kepentingan dalam tata kelola bentangalam dan kehutanan.

PENDEKATAN YURISDIKSI UNTUK MENURUNKAN DEFORESTASI 1. Langkah-langkah menurunkan deforestasi dalam kerangka politik-hukum dalambatas-batassuatu yurisdiksi. 2. Identifikasi penyebab deforestasi dan mencari cara untuk merubah kondisi yang menghambatkeberlanjutan. 3. Merumuskan pemecahannyadalambentuk kebijakan, program, daninsentif (pemerintah dan swasta) yang mendorong terciptanya tata kelola bentang alam antar wilayah administrasi. 4. Mempromosikan upaya para pemangku kepentingan dalam tata kelola bentangalam dan kehutanan. 5. Mencari cara untuk meningkatkan penghidupan dan mempromosikan keseimbangan antara produksidan konservasi.

PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Accreditation 4. Proposal Design BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Concept Notes

PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Proposal Design BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Concept Notes

PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Proposal Design BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Makalah Konsep

PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Rancangan Proposal BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Makalah Konsep

PROSES 1. OPERASIONAL Seleksi Mitra KAMI: 5. M & E MENDUKUNG KEMITRAAN YURISDIKSIONAL 2. Akreditasi 4. Rancangan Proposal BRAZIL Acre, Amapá, Amazonas, Maranhão, Mato Grosso, Pará, Rondonia, Tocantins COLOMBIA Caquetá INDONESIA Aceh, Central Kalimantan, East Kalimantan, North Kalimantan, Papua, West Kalimantan, West Papua IVORY COAST Bélier, Cavally MÉXICO Campeche, Chiapas, Jalisco, Tabasco, Quintana Roo, Yucatán NIGERIA Cross River State PERU Amazonas, Huánuco, Loreto, Madre de Dios, Piura, San Martin, Ucayali SPAIN Catalonia USA California, Illinois 3. Makalah Konsep

3. AKREDITASI:

AKREDITASI Agar dapat memperoleh pendanaan dari GCFF, lembaga harus melengkapi proses akreditasi. Proses ini mrpkn evaluasi thd pendaftaran lembaga yg mencakup: Pengelolaan fidusia Tata kelola organisasi Kompetensi teknis Latar belakang dalam mengelola dan melaksanakan kegiatan terkait misi GCFF

AKREDITASI Batas akhir untuk mengirimkan pendaftaran akreditasi untuk proposal sekarang ini adalah: 31 Desember 2016. Informasi tambahan dapat dilihat di: http://www.gcffund.org/get-acc Kirim email ke: accreditation@gcffund.org Tanya jawab pada akhir webinar.

4. MAKALAH KONSEP

MAKALAH KONSEP Memberikan kesempatan bagi anggota untuk mengirimkan ide dari proyek untuk mendapatkan masukan Hanya akan diterima bila dikirimkan langsung oleh anggota ke GCFF GCFF memiliki format standar, tetapi juga akan menerima format lain bila ide proyek telah dikembangkan

5. KESEMPATAN PENDANAAN SAAT INI

RFP SAAT INI Dibukadua kesempatan untuk mengirim proposal: 1. Penguatan tata kelola dan kapasitas bentang alam: Kesempatan pendanaan ini meningkatkan tata kelola kehutanan melalui penataan kesenjangan kapasitas yang diidentifikasi di masing-masing yurisdiksigcf. Kisaran proyek hingga USD 650.000.

RFP SAAT INI Dibukadua kesempatan untuk mengirim proposal: 1. Penguatan tata kelola dan kapasitas bentang alam: Kesempatan pendanaan ini meningkatkan tata kelola kehutanan melalui penataan kesenjangan kapasitas yang diidentifikasi di masing-masing yurisdiksigcf. Kisaran proyek hingga USD 650.000. 2. Kemitraan yurisdiksi untuk hutan, iklim, dan pertanian: Kesempatan pendanaan ini untuk mengembangkan kemitraan pemerintah dan badan usaha dalam mengatasi produksi komoditas yang menjadi penyebab deforestasi. Sekitar 5 proyek, hingga USD 1.000.000

6. PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM

JALAN MENUJU PROGRAM YURISDIKSIONAL Kapasitas Tata kelola Bentang alam Meningkatkan aspek kunci dari bentang alam Legal, institutional and regulatory frameworks Planning and decision making processes Implementation and enforcement Example outputs: regulations, policies, mechanisms for cross-sectoral collaboration, training, land-use plans, monitoring systems, etc.) Program REDD+ yurisdiksional lanjutan

JALAN MENUJU PROGRAM YURISDIKSIONAL Kapasitas Tata kelola Bentang alam Meningkatkan aspek kunci dari bentang alam Kerangka kerja legal, institusional dan regulasi Proses penyusunan perencanaan dan keputusan Implementasi dan pengawasan Contoh output: regulasi, kebijakan, mekanisme untuk kerja sama antar sektor, pelatihan, rencana tata guna lahan, sistem pemantauan, dll Program REDD+ yurisdiksional lanjutan

JALAN MENUJU PROGRAM YURISDIKSIONAL Kapasitas Tata kelola Bentang alam Meningkatkan aspek kunci dari bentang alam Kerangka kerja legal, institusional dan regulasi Proses penyusunan perencanaan dan keputusan Implementasi dan pengawasan Contoh output: regulasi, kebijakan, mekanisme untuk kerja sama antar sektor, pelatihan, rencana tata guna lahan, sistem monitoring, dll Program REDD+ yurisdiksional lanjutan Terkait dengan Proses Nasional dan NDCs Readiness di tingkat subnasional (MRV, kerangka legal, safeguards, rencana keuangan dan pengaturan kelembagaan, dll.) Juga berhubungan dengan pembayaran atas kinerja

PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Contoh Kegiatan: Mengembangkan atau meningkatkan mekanisme untuk kejelasan tenurial tanah dan hak atas properti dan pengembangan registrasi lahan. Mekanisme perancangan kelembagaan yang memfasilitasi aliran dari pembayaran berbasis kinerja kepada yurisdiksi GCF dengan koordinasi pemerintahan nasional. Mengembangkan regulasi utama untuk menerapkan aturan perubahan iklim tingkat yurisdiksi. Melancarkan proses untuk alokasi konsesi/izin hutan baru, dan pengkajian ulang tumpang tindih klaim atas lahan yang terjadi.

PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Fokus pada kondisi pemungkin Sehubungan dengan terbatasnya pendanaan, maka harus berpikir secara strategis. Apakah penyebab deforestasi, dan apa saja peran kunci dari lembaga subnasional dalam mengendalikan perubahan tata guna lahan? Mengatasi penyebab deforestasi secara eksplisit Seharusnya terdapat hubungan yang jelas antara kegiatan dan mengatasi penyebab utama dari deforestasi.

PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Fokus pada kondisi pemungkin Sehubungan dengan terbatasnya pendanaan, maka harus berpikir secara strategis. Apakah penyebab deforestasi, dan apa saja peran kunci dari lembaga subnasional dalam mengendalikan perubahan tata guna lahan? Mengatasi penyebab deforestasi secara eksplisit Seharusnya terdapat hubungan yang jelas antara kegiatan dan mengatasi penyebab utama dari deforestasi.

PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Untuk kesiapan REDD+ yurisdiksional Koordinasi dengan pemerintah pusat dan fokus pada tanggung jawab kunci dari yurisdiksi subnasional untuk suksesnya program REDD+ Terhubung dengan keputusan di bawah UNFCCC Lengkapi komponen kesiapan REDD+

PENGUATAN TATA KELOLA DAN KAPASITAS BENTANG ALAM Praktik terbaik: Kapasitas TIDAK sama dengan melaksanakan lokakarya Pertimbangkan tentang sumber daya finansial, manusia, teknologi, legal, dan kelembagaan ketika mengembangkan kapasitas. Pastikan baseline yang tepat yang disiapkan sebagai landasan.

7. KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN YURISDIKSI GCF: Kebijakan, Koordinasi Antar Sektor SEKTOR SWASTA, LEMBAGA KEUANGAN: Insentif (Keuangan, insentif pasar, berbasis-kinerja) ORNOP, KONSULTAN: Bantuan teknis MENURUNKAN DEFORESTASI DARI KOMODITAS PRODUSEN, AGEN DI RANTAI PASOKAN: Meningkatkan efisiensi padarantai pasokan dan praktik produksi

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Contoh Kegiatan: Mendukung institusionalisasi dari kerja sama pemerintah-bidang usaha berdasarkan yurisdiksi. Mengembangkan mekanisme keuangan untuk mendukung transisi dari pengusaha kecil mengarah pada praktik yg berkelanjutan. Kerja sama antar sektor untuk meningkatkan pelaksanaan dari perangkat zonasi/tata ruang, dengan mempertimbangkan paradigma perlindungan produksi. Mengembangkan dan melaksanakan sistem pemantauan/landasan untuk menelusuri perkembangan menuju bebas deforestasi pada yursidiksi/produksi komoditi yang berkelanjutan di yurisdiksi GCF utama.

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Dapatkan dukungan tingkat tinggi Kepemimpinan tingkat tinggi dibutuhkan untuk mencapai kemitraan dan menarik para pemangku kepentingan yang tepat untuk bersatu. Proposal terbaik akan mencakup surat dukungan dari pemimpin tingkat tinggi contohnya: Gubernur, Kepala DinasPertanian, Kepala BAPPEDA, Kepala BLH.

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Dapatkan dukungan tingkat tinggi Kepemimpinan tingkat tinggi dibutuhkan untuk mencapai kemitraan dan menarik para pemangku kepentingan yang tepat untuk bersatu. Proposal terbaik akan mencakup surat dukungan dari pemimpin tingkat tinggi contohnya: Gubernur, Kepala DinasPertanian, Kepala BAPPEDA, Kepala BLH. Integrasikan kemitraan menjadi proses yang resmi Contohnya: pada perubahan zonasi tata guna lahan atau proses tata ruang

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Dapatkan dukungan tingkat tinggi Kepemimpinan tingkat tinggi dibutuhkan untuk mencapai kemitraan dan menarik para pemangku kepentingan yang tepat untuk bersatu. Proposal terbaik akan mencakup surat dukungan dari pemimpin tingkat tinggi contohnya: Gubernur, Kepala DinasPertanian, Kepala BAPPEDA, Kepala BLH. Integrasikan kemitraan menjadi proses yang resmi Contohnya: pada perubahan zonasi tata guna lahan atau proses tata ruang. Libatkan perusahaan dan produsen yang aktif pada rantai pasokan Petakan para pelaku dan masukan partisipasi mereka dalam proposal. Pertimbangkan juga produsen setempat dan pembeli komoditi sebagai pemangku kepentingan utama.

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Pastikan kegiatan jelas keterkaitannya untuk melindungi hutan, bukan hanya meningkatkan produksi Peningkatan produktifitaspertanian memilikirisiko meningkatnya deforestasi sebagai peningkatan biaya kesempatan. Dengan demikian, maka merupakan hal penting dalam proposal untuk mengartikulasikan bagaimana kegiatan dan rencana dikembangkan melalui kemitraan yang akan melakukan perlindungandanmempromosikan pencadangan lahan hutan.

KEMITRAAN YURISDIKSIONAL UNTUK HUTAN, IKLIM DAN PERTANIAN Praktik terbaik: Pastikan kegiatan jelas keterkaitannya untuk melindungi hutan, bukan hanya meningkatkan produksi Peningkatan produktifitaspertanian memilikirisiko meningkatnya deforestasi sebagai peningkatan biaya kesempatan. Dengan demikian, maka merupakan hal penting dalam proposal untuk mengartikulasikan bagaimana kegiatan dan rencana dikembangkan melalui kemitraan yang akan melakukan perlindungandanmempromosikan pencadangan lahan hutan. Promosikan koordinasi antar sektor Seringkaliterjadi kurangnya koordinasi antar sektor antara lingkungan hidup, perencanaan, dan pertanian. Pertimbangkan untuk membangun kemitraan sebagai kesempatan kunci untuk mengatasi isu koordinasi dan melibatkan semua lembaga terkait untuk membicarakan pemecahannya.

8. ISU-ISU UTAMA UNTUK SEMUA PROPOSAL

PERANCANGAN PROPOSAL Pengeloaan Berbasis Kinerja Jangan tanyakan apa yang akan dilakukan, tetapi apa yang anda inginkan untuk tercapai? Pastikan hasil yang diharapkan mungkin tercapai, logis, dan menunjukkan adanya keterkaitan sebab akibat. Kembangkan baseline yang bagus dan hubungkan dengan RF GCFF global

PERANCANGAN PROPOSAL Pengeloaan Berbasis Kinerja Jangan tanyakan apa yang akan dilakukan, tetapi apa yang anda inginkan untuk tercapai? Pastikan hasil yang diharapkan mungkin tercapai, logis, dan menunjukkan adanya keterkaitan sebab akibat. Kembangkan baseline yang bagus dan hubungkan dengan RF GCFF global. Pastikan semua risiko teridentifikasi, kembangkan rencana pengelolaannya Manfaatkan format Lampiran 1 dari proposal dengan baik. Risiko harus teridentifikasi, rencana mitigasi harus disiapkan, dan sistem pemantauan dikembangkan. Pemantauan risiko harus dilaporkan ke GCFF setiap kuartal.

PERANCANGAN PROPOSAL Pengeloaan Berbasis Kinerja Jangan tanyakan apa yang akan dilakukan, tetapi apa yang anda inginkan untuk tercapai? Pastikan hasil yang diharapkan mungkin tercapai, logis, dan menunjukkan adanya keterkaitan sebab akibat. Kembangkan baseline yang bagus dan hubungkan dengan RF GCFF global Pastikan semua risiko teridentifikasi, kembangkan rencana pengelolaannya Manfaatkan format Lampiran 1 dari proposal dengan baik. Risiko harus teridentifikasi, rencana mitigasi harus disiapkan, dan sistem pemantauan dikembangkan. Pemantauan risiko harus dilaporkan ke GCFF setiap kuartal. Prioritas: anda harus mengetahui betul dengan kriteria evaluasi

PESAN UTAMA Bekerja pada tingkat yurisdiksi Bagian dari tujuan GCFF adalah intervensi di tingkat provinsi untuk mengatasi penyebab utamadarideforestasidan mencapaihasilyang signifikan.

PESAN UTAMA Bekerja pada tingkat yurisdiksi Bagian dari tujuan GCFF adalah intervensi di tingkat provinsi untuk mengatasi penyebab utamadarideforestasidan mencapaihasilyang signifikan, dan Kapitalisasi pada kepemimpinan politik Sudah ada komitmen yang ambisius yang merupakan kesiapan darigcf

PESAN UTAMA Bekerja pada tingkat yurisdiksi Bagian dari tujuan GCFF adalah intervensi di tingkat provinsi untuk mengatasi penyebab utamadarideforestasidan mencapaihasilyang signifikan Kapitalisasi pada kepemimpinan politik sudah ada komitmen yang ambisius yang merupakan kesiapan darigcf Fokus pada hasilnyata yang sesuai dengan Rio Branco Declaration Outputs dan outcomes harus sesuai dengan kerangka hasil global GCFF

PESAN UTAMA Koordinasi dan keja sama dengan lembaga tingkat nasional Jalin strategi, kebijakan, dan langkah-langkah di tingkat yang berbeda. Revisi NDC memberikan kesempatan untuk meningkatkan dialog. Pertimbangkan untuk memperoleh surat dukungan. Pecahkan masalah yang menghambat akses ke pendanaan yang ada Petakan sumber-sumber pendanaan, pertimbangkan kekurangan yang mungkin ada, untuk mengakses sumber-sumber tersebut Masukkan kegiatan-kegiatan untuk pengembangan dan kirimkan proposal ke sumber pendanaan lain. Temukan kaitan dengan proses Green Climate Fund.

SESI TANYA JAWAB Kontak InformasiGCFF: RFPs and Concept Notes: Luke Pritchard at l.pritchard@gcffund.org Akreditasi: Hill Grimmett at accreditation@gcffund.org Pertanyaan regional untuk Peru atau Brazil terkait RFP, concept notes, atau akreditasi: Claudia Ochoa at c.ochoa@gcffund.org Pertanyaan regional untk Indonesia terkait RFP, concept notes, atau akreditasi: Virza Sasmitawidjaja at v.sasmitawidjaja@gcffund.org www.gcffund.org www.gcftaskforce.org

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA!