SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes 1 Kompetensi tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien maupun populasi; Kerja sama antar profesi yang masih rendah; Paradigma yang lebih berorientasi kepada pelayanan medik/pengobatan bukan Paradigma Sehat yang berorientasi pada manusia sebagai subyek; Pelayanan kepada pasien yang hanya bersifat episodik bukan holistik yang berkelanjutan (continuous care); Orientasi yang lebih condong ke pelayanan rumah sakit dari pada pelayanan kesehatan dasar; Kebutuhan tenaga kesehatan yang belum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas; Arogansi profesi (tribalism of the professions) dalam bentuk elitisme bahkan kompetisi antar profesi kesehatan. VISI : Terjaminnya mutu pendidikan tinggi kesehatan yang berstandar global MISI : Terselenggaranya akreditasi nasional pendidikan tinggi kesehatan secara berkelanjutan (sustainable) yang dipercaya oleh semua pemangku kepentingan TUJUAN : 1. Tersusunnya kebijakan, standar, instrumen dan prosedur akreditasi pendidikan tinggi kesehatan berdasarkan Nilai Operasional LAM- PTKes; 2. Terpadunya akreditasi pendidikan akademik, vokasi dan profesi yang saling mendukung peningkatan keterampilan tenaga kesehatan secara keseluruhan; 3. Terwujudnya kemampuan LAM-PTKes untuk membiayai kegiatan operasionalnya sendiri atau dengan bantuan pemerintah yang secara bertahap semakin berkurang. 1.Menggalang komitmen nasional dari semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi kesehatan. 2. Menggalang kolaborasi lintas disiplin ilmu dan lintas sektor; 1. Memilih Majelis Pemangku Kepentingan LAM-PTKes dari 7 Asosiasi Institusi Pendidikan Kesehatan 7 Organisasi Profesi Kesehatan Pemerintah : o Kemendikbud : Ditjen Dikti; o Kemenkes : BPPSDM Kesehatan o KKI Masyarakat Pengguna : o YLKI o Praktisi / yang berpengalaman dalam akreditasi pendidikan tinggi o Peminat / pemerhati akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan 2.1. Majelis Pemangku Kepentingan Mengawal Tata Nilai LAM- PTKes, yaitu : Nilai Dasar : Amanah dan Mandiri Nilai Operasional : a. Komitmen untuk meningkatkan kinerja institusi pendidikan tinggi kesehatan (Continuous Quality Improvement); b. Perpaduan kualitas pendidikan tinggi kesehatan dengan kualitas pelayanan kesehatan (Quality Cascade); c. Pemetaan jenjang karir tenaga kesehatan mulai dari tahap pendidikannya, penempatannya sampai dengan pengembangan profesional berkelanjutan (CPU : Conceptualization - Production - Usability); d. Mampu dipercaya oleh semua pemangku kepentingan yang meliputi 4 Pilar Utama: institusi pendidikan; organisasi profesi; pemerintah; masyarakat pengguna; serta mahasiswa dan masyarakat internasional (Trustworthy / Social Accountability). 2.2. Majelis Pemangku Kepentingan mensahkan Rencana Strategis LAM-PTKes
2 3. Memfasilitasi (melalui akreditasi) peningkatan kualitas lulusan dan praktisi tenaga kesehatan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna; 3.1. Mengelola LAM-PTKes sebagai Sistem Adaptif yang Kompleks 3.2. Melaksanakan Akreditasi dengan Model 3 Dimensi 3.3. Memfasilitasi penyusunan standar, kriteria dan metode asesmen Pendidikan Interprofesional menurut kaidah profesi masing-masing; 3.4. Memfasilitasi integrasi Pendidikan Interprofesional ke dalam instrumen akreditasi Pendidikan Tinggi Kesehatan. 4. Memfasilitasi institusi pendidikan kesehatan (melalui akreditasi) agar mampu memantau kinerja lulusannya di tempat tugasnya; 4. Melaksanakan Standar Akreditasi dengan Model CPU* dalam kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU Sisdiknas, PP No 19/2005, Perpres No.8 / 2012 ttg KKNI, UU Guru dan Dosen, dll) 5. Mewujudkan sistem akreditasi pendidikan kesehatan yang transparan dan mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan. 5.1. Menerapkan Nilai Operasional LAM-PTKes melalui Sistem Umpan Balik (Feedback Loops) dengan Ciri Utama : Tepat waktu; Spesifik; Konstruktif; dan Adil. 5.2. Memanfaatkan Teknologi Informasi untuk memfasilitasi Pembelajaran Transformatif institusi pendidikan kesehatan melalui Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) 5.3. Mengembangkan pool Asesor dan Fasilitator yang memiliki Integritas dan mampu menerapkan Nilai Operasional LAM-PTKes 5.4. Menyusun SOP Tim Asesor dan Fasilitator 6. Mengakreditasi semua prodi baru terlebih dulu sebelum menerima mahasiswa baru. 7. Melakukan koordinasi agar praktisi kesehatan formal hanya mendapat 6. Melakukan Akreditasi yang bersifat Formatif untuk prodi baru 7. Menerapkan Kebijakan Peralihan Status Akreditasi dari
3 kredensial jika lulus dari institusi pendidikan tinggi kesehatan yang terakreditasi oleh LAM-PTKes. sistem BAN-PT dan Kemkes ke sistem LAM-PTKes bagi prodi yang sudah pernah diakreditasi. 8. Mulai 2012, LAM-PTKes mulai berusaha untuk mandiri dalam memenuhi biaya operasionalnya, walaupun masih memungkinkan untuk disubsidi sampai 2015. 8. Upaya LAM-PTKes untuk memenuhi biaya operasionalnya 8.1. Menyepakati besarnya kisaran Biaya Satuan akreditasi secara nasional 8.2. Menyepakati mekanisme pendanaan akreditasi secara nasional 8.3. Menyepakati Sistem Pendanaan Bersama Akreditasi secara nasional 8.4. Menyepakati besarnya kisaran tarif akreditasi di luar Sistem Pendanaan Bersama
4 *Standar Akreditasi Menggunakan Model CPU (Conceptualization Production Usability) [1;2] Conceptualization : merupakan konsep profesi kesehatan yang dibutuhkan dan konsep sistem pelayanan kesehatan yang akan memanfaatkannya. 1. Acuan 1.1. Nilai-nilai : mengacu kepada nilai-nilai mutu, keadilan, relevansi dan efektifitas 1.2. Masyarakat : mengacu kepada ciri-ciri dan prioritas kebutuhan kesehatannya 1.3. Sistem Kesehatan : mengacu kepada perkembangan sistem kesehatan setempat agar terpadu 1.4. Tenaga Kesehatan : mengacu kepada kebutuhan kualitatif dan kuantitatif (lihat 1.1, 1.2, 1.3) 2. Kegiatan 2.1. Mandat / amanat : Misi dan Tujuan prodi konsisten dengan Acuan (lihat 1) 2.2. Ruang Lingkup : terlibat dalam pengelolaan kesehatan pada wilayah dan masyarakat tertentu 2.3. Kemitraan : kemitraan dengan pemangku kepentingan utama di tingkat lokal dan nasional 2.4. Luaran yang diharapkan : definisi / justifikasi profil kompetensi lulusan (lihat Acuan) 3. Tata Kelola 3.1. Rencana Strategis : meliputi kegiatan dalam rencana pengembangan yang sudah disepakati 3.2. Manajemen : validasi, koordinasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan dari rencana 3.3. Sumber Daya : Mobilisasi sumber daya internal dan eksternal sesuai dengan Kegiatan (lihat 2) Production : adalah proses pembelajaran oleh mahasiswa dan pendidikan yang diterimanya 4. Ruang Lingkup : pendidikan, penelitian dan pelayanan yang konsisten dengan Kegiatan (lihat 2) 5. Program Pendidikan 5.1. Tujuan dan substansi : konsisten dengan profil tenaga profesional kesehatan (lihat 2.4) 5.2. Struktur Kurikulum : pemaparan sejak dini dan berkelanjutan kepada isu-isu kesehatan di komunitas 5.3. Proses Pembelajaran : mengatasi persoalan kesehatan yang kompleks pada individu dan komunitas 5.4. Wahana Praktek : utamanya fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang berhubungan dengan tingkat pelayanan kesehatan lainnya 6. Mahasiswa dan Alumnus 6.1. Penerimaan : kesempatan yang adil-merata dengan prioritas calon mahasiswa dari komunitas yang kurang mendapat pelayanan publik 6.2. Pengembangan Karir : mengarahkan dan membantu lulusan untuk memperoleh pekerjaan yang berkaitan dengan isu kesehatan prioritas 6.3. Evaluasi : mengacu kepada definisi / justifikasi profil kompetensi lulusan (lihat 2.4) 7. Dosen 7.1. Asal : beragam dari sektor kesehatan dan sosial 7.2. Kemampuan : berperan sebagai teladan mengacu kepada profil kompetensi lulusan (lihat 2.4) 7.3. Dukungan yang diberikan : pelatihan dan insentif untuk meningkatkan kemampuan dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan masyarakat 8. Penelitian : berkaitan dengan manajemen sistem kesehatan (lihat Acuan di butir 1, dan Usability di butir 10 dan 11) 9. Pelayanan/Pengabdian : pelayanan kesehatan dasar yang prima (lihat Usability di butir 10 dan 11) Usability : merupakan upaya institusi pendidikan untuk menjamin agar lulusannya dimanfaatkan seoptimal mungkin sesuai dengan kompetensi yang diperolehnya 10. Pekerjaan : 10.1. Peluang Kerja : advokasi dan kemitraan untuk tumbuhnya profesi kesehatan yang menjadi prioritas 10.2. Penempatan / penugasan : retensi dan distribusi lulusan sesuai kebutuhan (lihat 1.1 dan 1.2) 10.3. Mutu pelayanan : mempertahankan kompetensi lulusan (lihat 2.4) 10.4. Praktek : meningkatkan kondisi kerja di tingkat pelayanan kesehatan dasar (lihat butir 4, 9, 10) 11. Dampak 11.1. Kemitraan : bersama pemangku kepentingan memperbaiki manajemen sistem kesehatan 11.2. Imbas pada kesehatan : penurunan risiko dan promosi kesehatan dalam Ruang Lingkupnya (lihat 2.2, 2.3, 4)
11.3. Promosi : diseminasi hasil Usability ke lembaga pembuat keputusan di tingkat lokal dan nasional Penghitungan Biaya Satuan Akreditasi 5 LANGKAH KEGIATAN? PEMICU KEGIATAN (Activity Drivers) SUMBER DAYA PEMICU SUMBER DAYA (Resource Drivers) Rp. Referensi 1. Woollard R. Strengthening Policies and Procedures for School Accreditation. First stage Report. Health Professional Education Quality (HPEQ) project. Jakarta, Indonesia. May 12, 2010. 2. Boelen C, Woollard R. Social accountability and accreditation: A new frontier for educational institutions. Medical Education 2009; 43: 887 894.