BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III KEBUTUHAN GENSET

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK GEDUNG CLUBHOUSE. penulisan ini adalah perencanaan instalasi sebuah Gedung Clubhouse.

ANALISA KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10 LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

BAB IV Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

TEORI LISTRIK TERAPAN

LAPORAN PERENCANAAN INSTALASI SISTEM INSTALASI ARUS KUAT ( LAK )

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

atau pengaman pada pelanggan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PADA PT. TELKOMSEL BSD-TANGERANG

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

STUDI EVALUASI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. Oleh: ABSTRAK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV AUDIT ELEKTRIKAL

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT

BAB IV ANALISA. Dalam merancang jaringan listrik suatu bangunan atau area terlebih dahulu

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

STUDI PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT ONIH BOGOR

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

RANCANGAN BUS BAR PERANGKAT HUBUNG BAGI (PHB) LISTRIK BANGUNAN IRADIATOR GAMMA KAPASITAS 200 kci-prfn.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

Koreksi Faktor Daya. PDF created with FinePrint pdffactory trial version

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

PENDAHULUAN. Adapun tampilan Program ETAP Power Station sebagaimana tampak ada gambar berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

Sistem Listrik Idustri

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV AUDIT THERMOGRAPHY PERMATA BANK. Tujuan dengan pendekatan HSE (Health Safety and Environment)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

STUDI KELAYAKAN PERALATAN PADA INSTALASI PANEL KONTROL DI BENGKEL TEKNIK LISTRIK, POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN. Apabila PLN mati atau mengalami gangguan maka sumber untuk suplai listrik menggunakan 3 (tiga) buah diesel generator set sebesar 800 kva. Diesel generator set ini merupakan sumber tenaga listrik cadangan, dimana ketiga diesel generator set ini bekerja secara bersamaan dengan cara disinkronisasi sehingga dapat mensuplai tenaga listrik yang dibutuhkan. Sumber listrik dari PLN dihubungkan ke Panel Distribusi Tegangan Menengah (PDTM) yang berada di ruang trafo, PDTR dan PDTM di lantai basemen 1. Kemudian dihubungkan dengan 2 buah trafo penurun tegangan (step down) 20 kv/400 V dengan kapasitas masing-masing 1250 kva, yang berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah.

Dari trafo penurun tegangan (step down) kemudian dihubungkan ke Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR-1 dan PDTR-2), yang dilengkapi dengan Capasitor Bank dimasing-masing PDTR, yang berfungsi sebagai koreksi faktor daya. Tegangan rendah 400 V/220 V dari PDTR akan didistribusikan ke panel-panel lantai. Dalam perencanaan instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite tidak digunakan Panel Utama (PU), karena digunakan 2 buah busduct yang langsung terhubung ke PDTR dengan menggunakan kabel. Pada panel lantai ini terdapat beban listrik yang berupa penerangan dan kotak-kontak koridor serta unit-unit kantor atau tenant yang disewakan. Untuk kebutuhan suplai listrik pada beban-beban mekanikal langsung disuplai dari PDTR. 4.2. Analisa Perhitungan Beban Listrik 4.2.1. Perhitungan Beban Listrik Per Lantai Kebutuhan daya per lantai dapat ditentukan dengan menghitung jumlah beban yang terpasang pada masing-masing lantai. a. Beban Lantai Parkir Lantai Basemen 3 Selain sebagai lantai untuk parkir kendaraan bermotor di basemen 3 ini terdapat kantin dan ruang utiliti atau genset dengan luas 1541 m 2. 58

Tabel 4.1 Beban di lantai basemen 3 No. Nama Peralatan Beban (W) 1. Penerangan parkir 1152 2. Penerangan jalan 2016 3. Penerangan lobby dan kotak-kontak 1212 4. AC dan exhaust fan 38280 5. Penerangan, kotak-kontak dan AC di 12224 ruang genset Total 54884 Lantai Basemen 2 Di lantai basemen 2 ini berfungsi sepenuhnya sebagai parkir kendaraan. Tabel 4.2 Beban di lantai basemen 2 No. Nama Peralatan Beban (W) 1. Penerangan parkir 1224 2. Penerangan jalan 2016 3. Penerangan dan kotak-kontak lobby 976 4. AC dan exhaust fan 31500 Total 35716 59

Lantai Basemen 1 Di lantai basemen 1 terdapat ruang utiliti yaitu ruangan untuk trafo, panel distribusi tegangan menengah (PDTM) dan panel distribusi tegangan rendah (PDTR). Tabel 4.3 Beban di lantai basemen 1 No. Nama Peralatan Beban (W) 1. Penerangan parkir 1260 2. Penerangan jalan 2088 3. Penerangan dan kotak-kontak lobby 1208 4. AC dan exhaust fan 30920 5. Penerangan, kotak-kontak dan AC di 9476 ruang utiliti Total 44952 b. Beban Lantai Unit Sewa Lantai 1 Tabel 4.4 Beban di lantai 1 No. Nama Peralatan Beban (W) 1. Penerangan dan kotak-kontak lobby 12691 2. AC lobby 28870 3. Penerangan dan kotak-kontak unit A 7878 60

4. AC unit A 30000 5. Penerangan dan kotak-kontak Unit B 6538 6. AC unit B 22000 Total 107977 Lantai 2 Tabel 4.5 Beban di lantai 2 No. Nama Peralatan Beban (W) 1. Penerangan dan kotak-kontak lobby 11773 2. AC lobby 26300 3. Penerangan dan kotak-kontak koridor 1401 4. AC koridor 7800 5. Penerangan dan kotak-kontak unit A 5144 6. AC unit A 15000 7. Penerangan dan kotak-kontak Unit B 6338 8. AC unit B 22000 Total 95756 Lantai Tipikal Tabel 4.6 Beban di lantai tipikal No. Nama Peralatan Beban (W) 1. Penerangan dan kotak-kontak koridor 8884 61

2. AC lobby 8790 3. Penerangan dan kotak-kontak unit A 5360 4. AC unit A 15000 5. Penerangan dan kotak-kontak unit B 3296 6. AC unit B 7500 7. Penerangan dan kotak-kontak Unit C 5306 8. AC unit C 18500 9. Penerangan dan kotak-kontak Unit D 4036 10. AC unit D 15000 11. Penerangan dan kotak-kontak Unit E 3496 12. AC unit E 11000 13. Penerangan dan kotak-kontak Unit F 3296 14. AC unit F 15000 Total 124464 4.2.2. Perhitungan Beban Listrik Per Panel Distribusi Kebutuhan daya gedung Talavera Suite disuplai dari 2 panel distribusi tegangan rendah (PDTR) yaitu: 62

PDTR-1 Tabel 4.7 Beban pada PDTR-1 Daya Faktor Normal Emergensi No. Nama Panel Beban (W) Kebutuhan (W) % (W) 1. P-11 124.464 0,8 99.571 100 99.571 2. P-12 124.464 0,8 99.571 100 99.571 3. P-13 124.464 0,8 99.571 100 99.571 4. P-14 124.464 0,8 99.571 100 99.571 5. P-15 124.464 0,8 99.571 100 99.571 6. P-16 124.464 0,8 99.571 100 99.571 7. P-17 124.464 0,8 99.571 100 99.571 8. P-18 124.464 0,8 99.571 100 99.571 9. P-ATAP 152.152 0,8 121.722 100 121.722 10. PU-BS 114.160 0,8 91.328 100 91.328 TOTAL 1.009.619 1.009.619 63

PDTR-2 Tabel 4.8 Beban pada PDTR-2 Daya Faktor Normal Emergensi No. Nama Panel Beban (W) Kebutuhan (W) % (W) 1. P-1 107.977 0,8 86.382 100 86.382 2. P-2 95.756 0,8 76.605 100 76.605 3. P-3 124.464 0,8 99.571 100 99.571 4. P-4 127.964 0,8 102.371 100 102.371 5. P-5 127.964 0,8 102.371 100 102.371 6. P-6 127.964 0,8 102.371 100 102.371 7. P-7 127.964 0,8 102.371 100 102.371 8. P-8 124.464 0,8 99.571 100 99.571 9. P-9 152.152 0,8 121.722 100 121.722 10. P-10 114.160 0,8 91.328 100 91.328 11. PU-K 230.356 0,8 184.285 100 184.285 12. PU-POMPA 46.586 0,9 41.927 100 41.927 13. P-RU 9.476 0,9 8.528 100 8.528 14. P-RG 12.224 0,9 11.002 100 11.002 TOTAL 1.230.405 1.230.405 64

Dari tabel 4.7 dan tabel 4.8 diatas didapat total kebutuhan daya untuk beban listrik seluruh gedung adalah 1.009.619 W + 1.230.405 W = 2.240.024 W. Jadi untuk perhitungannya sebagai berikut: Total beban : 2.240.024 W Cadangan (10 % dari total beban) : 2.464.026 W Faktor diversitas : 1,1 Total sambungan : 2.240.024 W Efisiensi (80 % dari total sambungan) : 2.800.030 VA Jadi total kebutuhan daya untuk mensuplai gedung perkantoran Talavera Suite adalah 2.800.030 VA. Untuk kapasitas transformator daya yang akan dipasang adalah 2 unit transformator step down masing-masing 1250 kva. Sebenarnya beban total ini melebihi estimasi atau perkiraan beban total saat pertama kali dalam merencanakan sistem instalasi listrik tetapi hal ini tidak akan menjadi masalah karena kedua transformator ini akan memenuhi kebutuhan daya gedung perkantoran Talavera Suite, diperkirakan beban tidak akan terpakai secara keseluruhan sebesar 2.800.030 VA. 65

4.3. Analisa Perhitungan Pemutus Arus (circuit breaker) dan Besar Penampang Kabel Untuk menentukan besar penampang kabel yang dibutuhkan maka yang harus diperhatikan adalah kemampuan hantar arus (KHA) dari kabel tersebut. Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.2.2 dinyatakan bahwa semua penghantar harus mempunyai KHA sekurang-kurangnya sama dengan arus yang mengalir melaluinya. Untuk menentukan besarnya penghantar pada saluran-saluran utama ditentukan dengan besarnya kapasitas daya terpasang pada panel-panel distribusi tersebut, tetapi dengan adanya faktor keserempakan kerja dari peralatan-peralatan yang bekerja tidak bersamaan maka untuk menentukan besarnya penghantar tersebut ditentukan dengan perkiraan kebutuhan maksimum sesuai dengan PUIL 2000 pasal 4.3.2. Pada perhitungan besar penampang untuk sirkit motor maka berdasarkan PUIL 2000 pasal 5.5.3 yang menyatakan bahwa penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah dengan 25 % arus beban penuh motor terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dimaksud motor terbesar adalah yang mempunyai arus beban tertinggi. 1. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel pada panel koridor di lantai tipikal dengan total beban 8884 W. 66

a. Kuat hantar arus pada circuit breaker yang ditentukan dengan mengambil data pada tabel 4.6 dan persamaan (2.2), sebagai berikut: Arus yang mengalir 16,8 A dan dikalikan 120% sebagai faktor keselamatan (safety factor), akan didapat 16,8 x 1,2 = 20.2 A, maka digunakan MCB sebesar 20 A untuk instalasi tiga fase. b. Besar penampang kabel Dengan panjang kabel yang digunakan 10 meter dan rugi tegangan yang diijinkan maksimum adalah 5%. Untuk mencari besar atau luas penampang kabel digunakan persamaan (2.6) dengan daya hantar untuk tembaga 56,2 x 10 6 m/ohm mm 2. 2 Ukuran kabel minimum yang tersedia dipasaran adalah ukuran 1,5 mm 2. Tetapi untuk instalasi tiga fase dengan MCB 20 A digunakan kabel NYY 4 x 4 mm 2 + BC 4 mm 2, bisa saja digunakan kabel 4 x 2,5 67

mm 2 tetapi untuk memenuhi standar dari perusahaan penulis bekerja hal itu tidak dilakukan. 2. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel pada panel P-8 (salah satu contoh untuk lantai tipikal) dengan total beban 124.464 W. a. Kuat hantar arus pada circuit breaker yang ditentukan dengan mengambil data pada tabel 4.6 dan persamaan (2.2) serta persamaan (2.4) sebagai berikut: Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan (safety factor), maka arus yang didapat akan dikalikan 120% sehingga arusnya menjadi 236.4 x 1,2 = 283.7 A. Untuk arus 283.7 A, proteksinya digunakan MCCB 250-320 A dengan fasilitas proteksi yang lebih baik dari MCB. b. Besar penampang kabel Untuk menentukan penampang kabel yang digunakan, selain menggunakan rumus penulis juga menggunakan tabel ukuran kabel yang dikeluarkan perusahaan sendiri (sebagai standar) dan dari katalog-katalog kabel. 68

Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus diatas, maka digunakan jenis kabel tembaga yaitu NYY 3(1 x 1c x 150 mm 2 ) + (1 x 1c x 150 mm 2 ) + BC 70 mm 2. (Sesuai lampiran standar kabel) 3. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel di panel PDTR-1 & PDTR-2 a. Beban di sisi sekunder transformator 1 step down 1250 kva yang terhubung ke PDTR-1 adalah: Digunakan pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4 pole 2000 A, karena ACB 1899.7 A tidak terdapat dipasaran. ACB dipilih karena lebih tepat sebagai pengaman sumber listrik langsung dari transformator. Dan juga mempunyai fasilitas proteksi yang lebih lengkap untuk arus besar yang mengalir. Berdasarkan perhitungan diatas maka kabel yang digunakan adalah kabel jenis tembaga NYY. Untuk ukuran besar penampang kabel yang digunakan sesuai dengan standar kabel yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm 2 ) + (4 x 1c x 300 mm 2 ) + BC 150 mm 2. 69

b. Beban didalam PDTR-1 yang terhubung ke Busduct B (yang menghubungkan dan memberi suplai daya listrik untuk lantai 11 sampai lantai atap). Dengan beban total = 1.009.619 W yang mengambil data dari tabel 4.7 dan persamaan (2.2) serta persamaan (2.4) adalah: Untuk pemutus arus (circuit breaker) yang digunakan juga ACB 2000 A. Dihubungkan dulu dengan kabel jenis tembaga yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm 2 ) + (4 x 1c x 300 mm 2 ) + BC 150 mm 2 sebelum dihubungkan ke busduct aluminium dengan kapasitas arus 2000 A. c. Beban di sisi sekunder transformator 2 step down 1250 kva yang terhubung ke PDTR-2 adalah: Digunakan pemutus arus (circuit breaker) jenis ACB 4 pole 2000 A, karena ACB 1899.7 A tidak terdapat dipasaran. ACB dipilih karena 70

lebih tepat sebagai pengaman sumber listrik langsung dari transformator. Dan juga mempunyai fasilitas proteksi yang lebih lengkap untuk arus besar yang mengalir. Berdasarkan perhitungan diatas maka kabel yang digunakan adalah kabel jenis tembaga NYY. Untuk ukuran besar penampang kabel yang digunakan sesuai dengan standar kabel yang ditetapkan oleh perusahaan, yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm 2 ) + (4 x 1c x 300 mm 2 ) + BC 150 mm 2. d. Beban didalam PDTR-2 yang terhubung ke Busduct A (yang menghubungkan dan memberi suplai daya listrik untuk lantai 1 sampai lantai 10). Dengan beban total = 1.230.405 W yang mengambil data dari tabel 4.8 dan persamaan (2.2) serta persamaan (2.4) adalah: Untuk pemutus arus (circuit breaker) yang digunakan juga ACB 2000 A, karena ACB yang digunakan tidak boleh besar dengan pemutus arus utama PDTR-2 dengan transformator 2 sebesar 2000 A. Hal ini dapat terjadi karena pembagian besar beban yang tidak seimbang antara PDTR-1 dan PDTR-2. Sama seperti di PDTR-1, dihubungkan dulu dengan kabel jenis tembaga yaitu NYY 3(4 x 1c x 300 mm 2 ) + (4 71

x 1c x 300 mm 2 ) + BC 150 mm 2 sebelum dihubungkan ke busduct aluminium dengan kapasitas arus 2000 A. 4. Perhitungan pemutus arus (circuit breaker) dan besar penampang kabel di panel PDTM a. Kuat hantar arus pada panel PDTM dan besar penampang kabel yang menghubungkan PDTM ke gardu PLN adalah: Berdasarkan perhitungan kuat hantar arus didapat 140 A, maka digunakan kabel tembaga untuk tegangan menengah 20 kv yaitu N2XSEbY 3 x 185 mm 2. Kabel ini merupakan jenis kabel tanah yang akan ditanam didalam tanah untuk menghubungkan PDTM ke gardu PLN. b. Kuat hantar arus dan besar penampang kabel pada sisi keluaran panel PDTM yang terhubung ke sisi primer masing-masing transformator step down 1250 kva adalah: 72

Maka digunakan HRC Fuse 63 A sebagai pemutus arus, kapasitas 62,5 A tidak ada dipasaran maka dipilih kapasitas yang mendekati. Untuk kabel penghantarnya digunakan kabel N2XSY 3 x 95 mm 2 yang akan menghubungkan keluaran PDTM ke sisi transformator step down 1250 kva. 4.4. Analisa Perhitungan Jatuh Tegangan Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.3 menyatakan bahwa susut tegangan antara panel hubung bagi (PHB) utama dan setiap titik beban tidak boleh lebih dari 5% dari tegangan PHB utama, bila semua penghantar instalasi dilalui arus maksimum yang ditentukan berdasarkan pasal 4.2.3. Pada analisa perhitungan jatuh tegangan akan dibandingkan perhitungan jatuh tegangan berdasarkan persamaan (2.8) dengan persamaan (3.2). Penulis mengambil contoh untuk panel PU-POMPA yang terhubung langsung ke panel PDTR-2, didapat data sebagai berikut: Beban (P) : 46.586 W Panjang kabel (l) : 30 m (0,03 km) Jenis kabel : NYY 4 x 35 mm 2 + BC 25 mm Resistansi : 0,514 ohm/km Reaktansi : 0,097 ohm/km V : 380 V Cos φ : 0,8 2 73

Sin φ : 0,6 Daya hantar tembaga : 56,2 m/ohm mm 2 a. Perhitungan jatuh tegangan berdasarkan persamaan (2.8) Sehingga besar jatuh tegangan dalam % untuk saluran PDTR-2 ke PU- POMPA adalah: b. Perhitungan jatuh tegangan berdasarkan persamaan (3.2) V drop = 1,73 x I x ( R. Cos Q + X Sin Q ) x L = 1,73 x 88,5 x (0,514 x 0,8 + 0,097 x 0,6) x 0,03 = 2,15 V V drop = = 0,57% Jadi dengan menggunakan kedua persamaan untuk mencari jatuh tegangan diperoleh nilai yang hampir sama yaitu 0,5% untuk persamaan (2.8) dan 74

0,57% untuk persamaan (3.2). Nilai jatuh tegangan yang diperoleh tidak melebihi dari yang disyaratkan yaitu 5%, hal ini berarti telah memenuhi ketentuan yang berlaku. 4.5. Analisa Grounding Untuk menentukan kabel grounding kita dapat mengacu pada PUIL 2000 halaman 77 Tabel 3.16-1 Luas penampang nominal minimum penghantar pengaman. Jika besar penampang penghantar lebih besar dari 32 mm 2 maka penghantar untuk grounding adalah setengah dari besar penampang penghantar. Sebagai contoh untuk panel tipikal seperti P-8 besar penampang kabelnya adalah 150 mm 2, untuk kabel grounding adalah setengahnya maka digunakan jenis BC 70 mm 2. Sedangkan untuk besar penampang kurang dari atau sama dengan 16 mm maka untuk kabel grounding yang digunakan adalah sama dengan besar penampang penghantar. Contohnya seperti panel FB-K.8 dengan besar penampang kabel 4 mm 2 maka kabel grounding yang digunakan juga 4 mm 2. 4.6. Analisa Perbaikan Faktor Daya Pada suatu instalasi listrik gedung bertingkat dimana banyak terdapat bebanbeban antara lain, motor-motor, lampu flourescent / TL dengan ballast electronic, peralatan elektronik lainnya (seperti Komputer dll) maka akan menimbulkan beban induktif yang akan menyebabkan arus terbelakang (lagging) terhadap tegangan dengan sudut yang besar, sehingga nilai cos φ menjadi kecil, dan akan menyebabkan besarnya daya kvar yang merugikan. Untuk memperbaiki faktor daya cos φ direncanakan menggunakan kapasitor 2 75

bank. Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk memperoleh kapasitor bank yang diperlukan: Beban total PDTR-2 sebagai daya aktif (P) : 1.362,087 kw Cos φ sebelum perbaikan : 0,8 (36,869 o ) Cos φ setelah perbaikan yang ingin dicapai : 0,95 (18,19 ) o Jika daya reaktif sebelum perbaikan Daya reaktif setelah perbaikan Daya reaktif koreksi : Q : Q 1 2 : Q = Q1 Q 2 Q1 = P x tan φ 1 = 1.362,087 x tan 36,869 = 1.021,5 kvar Q2 = P x tan φ 2 = 1.362,087 x tan 18.19 = 447.57 kvar o o Q = Q 1 Q 2 = 1.021,5 447,57 = 573,93 kvar Sesuai dengan perhitungan diatas maka kapasitor bank yang digunakan untuk PDTR-2 adalah 600 kvar. 76

77