STUDI PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT ONIH BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT ONIH BOGOR"

Transkripsi

1 STUDI PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG BERTINGKAT ONIH BOGOR Oleh Nurfitri 1), Didik Notosudjono 2), Agustini Rodiah Machdi 3) trimarfitry60@gmail.com ABSTRAK Gedung Bertingkat Onih Bogor adalah salah satu bangunan komersial yang bergerak bidang jasa penginapan di Bogor yang terdiri dari 145 room serta beberapa ruang meeeting. Gedung Bertingkat Onih Bogor terdiri dari 8 lantai, termaksuk lantai basement, tujuh lantai utama dan satu lantai parkir. Daya listrik yang terpasang digedung Bertingkat Onih Bogor sebesar 714,694 kw yang disuplai dari PLN dengan 1 buah transformator berkapasitas 1250 kva dan 1 buah generator-set 850 kva. Dimana sistem back up suplai daya listriknya di suplai sepenuh oleh generator-set karena mengingat Gedung Bertingkat Onih Bogor bergerak di bidang jasa penginapan agar para tamu atau pengunjung yang menginap dapat merasakan kenyamanan fasilitas yang ada di Gedung Bertingkat Onih Bogor. Besarnya daya terpasang tersebut masih perlu dievaluasi kembali demi tercapainya sistem instalasi listrik yang handal, aman dan seefisien mungkin serta turun menjadikan Gedung Bertingkat Onih Bogor sebagai bangunan komersial yang peduli terhadap krisis energi saat ini. Dari hasil analisa dan perhitungan diperoleh, Gedung Bertingkiat Onih Bogor, dengan beban terpasang 893,37 kva beban maksimum 730,938 kva dan beban rata-rata 218,156 kva. Maka faktor kapasitas 0,81 = 81% dalam memenuhi standart karakterlistik beban domestik dapat diperbaikin dengan faktor daya dengan karakterlistrik beban komersial antara %. Kata Kunci : Teknik Distribusi Tenaga Listrik, Teknik Pemanfaatan Listrik, single line diagram distribusi listrik 1.1. Latar Belakang Tenaga listrik memiliki peran yang sangat penting dalam suatu industri. Semakin berkembangnya suatu industri semakin besar pula tenaga listrik yang di perlukan untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari hari, hampir setiap bangunan membutuhkan energi listrik seperti sekolah atau kampus, perkantoran, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Dalam operasionalnya, gedung-gedung bertingkat tersebut pasti memerlukan sistem perancangan distribusi daya listrik yang baik dan berkualitas. Gedung Bertingkat Onih Bogor merupakan salah satu gedung bertingkat yang ada di kota bogor yang bersifat komersial. Salah satu nya adalah untuk menujukan kenyamanan pada konsumen, gedung tersebut memerlukan sistem perancangan distribusi daya listrik yang handal dan modern, baik instalasi listrik, suplai daya listriknya maupun back-up daya dan sistem kelistrikannya. Dengan suplai daya listrik 1250 kva dengan back-up generator-set 875 kva, energi listrik merupakan kebutuhan primer. Oleh karena itu pemakaian atau konsumen listrik dapat memanfaatkan energi listrik dengan aman, nyaman dan kontinyu, maka diperlukan jaringan instalasi listrik yang perencanaan maupun pelaksanaannya memenuhi standar berdasarkan peraturan yang berlaku sesuai dengan PUIL Pada setiap pembangunan gedung bertingkat pastinya memerlukan pendistribusian daya dan instalasi yang sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada. Namun tidak jarang dalam pengerjaan proyek tersebut terdapat beberapa kekurangan. Dalam hal ini penulis menganalisa pendistribusian daya dan instalasi yang Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 1

2 terdapat pada Gedung Bertingkat Onih Bogor. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan perancangan pembagian daya yang sesuai standar PUIL Batasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu meluas dan tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu dilakukan suatu pembatasan meliputi : 1. Tinjauan dalam pemasangan instalasi listrik yang dibutuhkan sesuai dalam peraturan umum instalasi listrik PUIL Perancangan daya pada beban yang dipakai di Gedung Bertingkat Onih Bogor. 2. Teori Dasar 2.1 Pengertian Umum Trafo Distribusi Gardu trafo distribusi berlokasi dekat dengan konsumen. Trafo dipasang pada tiang listrik dan menyatu dengan jaringan listrik. Maka digunakan trafo penurun tegangan (step down) yang berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 20 kv ke tegangan rendah 400/230 Volt. Gardu trafo distribusi ini terdiri dari dua sisi, yaitu: sisi primer dan sisi sekunder. Gardu trafo distribusi ditunjukan pada gambar 2.1 Sumber : distribusi&newwindow html Gambar 2.1 Trafo Distribusi 2.2 Kubikel Kubikel 20 kv adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada gardu distribusi yang mempunyai fungsi sebagai pembagi,pemutus, penghubung, pengontrol, dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik tegangan 20 kv. 2.3 Panel Distribusi Listri Panel distribusi atau dapat juga disebut dengan PHB (Peralatan Hubung Bagi) pada dasarnya berperan untuk mendistribusikan beban kepanel-panel yang lebih kecil kapasitasnya. Panel Distribusi adalah panel berbentuk almari (cubicle), yang dapat dibedan sebagai : (Prih Sumardjati, 2008, 43) Panel Utama / MDP : Main Distribution Panel Panel Cabang / SDP : Sub Distribution Panel Panel Beban / SSDP : Sub-sub Distribution Panel Circuit Breaker (CB) atau Sakelar Pemutus Tegangan (PMT) : Adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tegangan listrik. Termaksuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal. a. MCB (Miniatur Circuit Breaker) b. ACB (Air Circuit Breaker) c. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) d. OCB (Oil Circuit Breaker) e. VCB (Vacuum Circuit Breaker) f. SF6CB (Sulfur Circuit Breaker) 2.4 Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lain. Ada dua macam penghantar listrik yaitu : (Prih Sumardjati, 2008, 49) 1. Kawat Kawat ialah penghantar tanpa isolasi (telanjang) yang dibuat dari Cu, AL, sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR. a. Kawat BC b. Kawat AAAC (All Aluminium Alloy Conductor) c. Kawat ACSR (Aluminium Conduct Steel Reinforeed) d. Kawat ACAR 2. Kabel Penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti tunggal atau banyak, ada yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di udara atau di dalam tanah, dan masing- Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 2

3 NYKRGbY NYKBY NYKFGBY NYHSY NYKY NYCEY NYSEY NYCWY NYSY NYRGbY NYCY NYBY NYFGbY NYY , ,5 2, ) di tanah di udara di tanah di udara di tanah di udara ( A ) ( A ) ( A ) ( A ) ( A ) ( A ) masing digunakan sesuai dengan kondisi pemasangannya. Ialah NYA dan NYM pada penggunaan kabel NYA menggunakan pipa untuk melindungi secara mekanis ataupun melindungi dari air dan kelembaban yang dapat merusak kabel tersebut. (Prih Sumardjati, 2008, 49) a. Kabel NYA b. Kabel NYY c. Kabel NYM d. Kabel N2XSY e. Kabel NYFGbY Nomenklatur Kode-Kode Kabel Di Indonesia N: Kabel standard dengan penghantar atau inti tembaga. NA: Kabel dengan aluminium sebagai penghantar. Y: Isolasi PVC G: Isolasi Karet A: Kawat Berisolasi Y: Selubung PVC (polyvinyl chloride) untuk kabel luar rm: penghantar bulat berkawat banyak -1: kabel dengan sistem pengenal warna urut dengan hijau kuning -0: kabel dengan sistem pengenal warna urut tanpa hijau kuning Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi PVC yang terpasang secara permanen di dalam rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm 2, berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A Kemampuan Hantar Arus (KHA) Kemampuan hantar arus (KHA) adalah arus maksimum yang dapat dialirkan dengan kontinyu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu (PUIL 2000, 10) Untuk Arus Searah (Van Harten, 1992: 144) In = P(Watt) [Ampere]...(3.11) V (Volt) Untuk Arus Bolak balik Satu Fasa In = P(Watt) [Ampere]...(3.12) V (Volt).Cosφ Untuk Arus Bolak Balik Tiga Fasa P(Watt) In = [Ampere]...(3.13) 3V L L (Volt).Cosφ Menurut PUIL 2000 Bab 5 pasal bahwa Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125% arus pengenal beban penuh. Arus Beban = 125% x In...( 2.14 ) Keterangan : In = Arus Nominal Beban Penuh (A) P = Daya Aktif (W) cos φ = Faktor Daya Berdasarkan Tabel KHA (Kemampuan Hantar Arus) di PUIL 2000, untuk kabel jenis NYM KHA terus menerus adalah sebagai berikut : Luas penampang kabel 2,5 mm 2 = 26 A Luas penampang kabel 4 mm 2 = 34 A Luas penampang kabel 6 mm 2 = 44 A Luas penampang kabel 10 mm 2 = 61 A Luas penampang kabel 16 mm 2 = 82 A Sedangkan untuk kabel jenis NYY KHA terus menerus adalah sebagai berikut dapat dilihat ditabel 2.2 Tabel 2.2 Kuat Hantar Arus Sumber : PUIL, 2000, hal 304 Rumus yang harus dipergunakan untuk dapat menentukan luas penampang penghantar yang diperlukan berdasarkan rugi tegangan ialah Untuk Penampang Searah : 2 I A U mm 2...(2.15) Untuk Penampang Satu Fasa : 2 cos I A U Untuk Penampang Tiga Fasa : A JENIS KABEL Berinti Tunggal Berinti Dua Berinti Tiga KHA TERUS MENERUS PENAMPANG LUAS mm 2...(2.16) 3 cos I mm 2...(2.17) U ( mm Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 3

4 Dimana : A = Luas penampang penghantar dalam mm 2 = Daya hantar jenis penghantar m 4 U = Rugi tegangan penghantar dalam volt = Panjang penghantar dalam meter I = Kuat arus dalam penghantar dalam amper Cos = Faktor daya 2.5 Rugi-Rugi Penghantar Semakin tinggi resistansi konduktor rangkaian, Drop voltage atau disebut dengan susut tegangan merupakan perbedaan antara tegangan sumber dengan tegangan di beban. Tegangan dapat dicari dengan perhitungan jatuh tegangan ( V) seperti berikut : V= Vk - Vt...(2.18) Dimana : V = Jatuh tegangan (Volt) Vk = Nilai mutlak tegangan ujung kirim (volt) Vt = Nilai mutlak tegangan ujung terima (Volt) Dengan jaringan pelayanan dapat dipakai sebesar besaran listrik untuk mencari luas penampang penghantar dengan persamaan : (Hasan Basri 1997 : 71) ( V) = I x R...(2.19) Persamaan : V = Jatuh tegangan di ujung penghantar (Volt) I R = Arus beban total (Amper) = Tahanan penghantar (Ohm) Dengan berubahnya kualitas daya yang dihantarkan, maka akan timbul rugi daya sebesar : (ΔP)= I 2 x R (W)...(2.20) Persamaan P = Rugi daya pada penghantar (Watt) I = Arus beban total (Ampere) R = Tahanan penghantar (Ohm) 2.6. Klasifikasi Beban Seiring meningkatnya pembangunan di bidang dan bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan terhadap daya listrik juga meningkat tergantung dari daerah yang bersangkutan kepadatan penduduk dan standar kehidupan. Pada umumnya tipe-tipe beban terbagi menjadi beberapa bagian : Sumber : (AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7) Faktor-Faktor Karakteristik Beban Jenis Beban Domes tik Komer sial Industr ial Besar Industr ial Day a (k W) 0,4 s/d 1,5 0,5 s/d >50 0 Faktor-faktor Beban Fak Faktor tor Kebutu Be han ban % % 70-80% 85-90% % % % % Faktor Diversit as 1,2-1,3 1,1-1,2 berat Sumber : AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, Daya Listrik Daya merupakan banyaknya perubahan tenaga terhadap waktu dalam besaran tegangan dan arus. Satuan daya adalah watt. (Hasan Basri, Ir, Sistem Distribusi Daya Listrik 1994 Hal:7) 2.8 Garis Besar Isi PUIL-2000 Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama yaitupuil /12/puil-persyaratan-umum-instalasilistrik.html 3. SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG BERTINGKAT ONIH-BOGOR Gedung Bertikat Onih Bogor merupakan gedung pusat pelayanan di bidang jasa penginapa, restaurant, gedung pertemuan yang salah satunya berada di - - Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 4

5 kota Bogor yang terletak di jl. Paledang Bogor. Gedung Hotel Onih yang terdiri dari 8 lantai, tujuh lantai utama termaksuk lantai dasar, lantai basement, dan dua lantai parkir. Sebagai pusat pelayanan penginapan, gedung pertemuan dan restaurant untuk seluruh pengguna layanan di gedung bertingkiat Onih Bogor. 3.2 Alat dan Bahan Perancangan Adapun peralatan dan bahan perancangan yang ada di gedung bertingkat Onih Bogor, Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di gedung bertingkat Onih Bogor. Ada beberapa jenis sistem sumber daya listrik yaitu: Sumber daya listrik dari gardu distribusi PLN Sumber daya listrik dari pembangkit sendiri berupa generator-set Sumber Daya Listrik PLN Sumber daya listrik dari PLN yang ada di gedung bertingkat Onih Bogor mengunakan satu buah trafo distribusi yang berkapasitas daya terpasang trafo adalah 1250 kva. Sumber daya listrik PLN ini diperoleh dari jaringan tegangan menengah 20 kv yang diturunkan menjadi tegangan rendah 380/220 V tiga phasa dengan mengunakan trafo step down tiga phasa pada hubungan segi tiga-bintang ( -Y). Untuk lebih jelas blok diagram berikut pada gambar 3.1 di bawah ini dan dapat di lampiran 1. Sumber : Gedung Bertingkat Onih Bogor Gambar 3.1 Diagram Sistem Satu Garis Daya Listrik Data-data fisik dari transformator tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Data Transformator di Gedung Hotel Onih Bogor MERK : TRAFINDO Media : Minyak Pendinginan Pendingin : ONAH Daya : 630 KVA Phasa : 3 Phasa Frekuensi : 50 Hz Tegangan : HV Volt : LV 400 Volt Arus : HV 18,18 Amper : LV 909,32 Amper Taping Voltage : 2 x 2,5% Vektor grop ; Dyn5 Isolasi : Klas A Serial No : Berat : 2150 Kg Impendasi (Z) : 4% Sumber : Name plate Transformator Distribusi, Gedung Bertingkat Hotel Onih Bogor Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 5

6 3.2.2 Sumber Daya Listrik Generator- Set Generator-set merupakan komponen terpenting dalam supply daya di suatu industri. Generator-set adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum ada dua macam generator, yaitu generator sinkron dan generator asinkron. Adapun spesifikasi dari genset berdasarkan nama plat Generator-Set di Hotel Onih seperti pada tabel 3.2 di bawah ini: Tabel 3.2 Data Generator-Set Di Gedung Bertingkat Onih Bogor Merk : PERKINS Tipe : HLPER550 Tipe Engine : 2506C-E15TAG2 Kapasitas Daya : 550 KVA, 440 KW Arus : 794 Amper Phasa : 3 Phasa Frekunsi : 50 Hz Tegangan : 400 Volt/230 Volt Faktor Daya : 0,8 Kecepatan : 1500 rpm Konsumsi bahan : 105g/KWh bakar Tegangan Penguatan, Arus Penguatan : 43Volt, 2.5 Amper Klas isolasi : H Hubungan standar : Bintang (Y) Sumber : Name plate Generator-Set PERKINS, Hotel Onih Bogor 3.3 Metode Perancangan Sistem Kelistrikan Sistem kelistrikan di hotel hotel onih mengunakan beck-up daya sendiri yaitu listrik dari PLN dan generator-set Sistem Daya Listrik (PLN) Sistem daya dari PLN sebagai sumber daya listrik utama dengan kapasitas daya 1250 kva. Penyaluran daya listrik dari PLN ini dilakukan melalui panel distribusi tegangan menengah 20 kv (EXISTING). Kemudian dari panel distribusi tegangan menengah (EXISTING) disambungkan ke panel distribusi tegangan menengah (NEW) teganga 20 kv selanjutnya diturunkan menjadi 380/220 V dengan mengunakan satu (1) buah transformator yang memiliki kapasitas 1250 kva setelah disalurkan kembali melaui panel distribusi teganggan rendah (PDTR) yang diparelelkan dengan panel control genset dengan kapasitas 1250 kva lalu disalurkan ke panel-panel distribusi Sistem Daya Listrik Generator-Set Disamping mendapatkan suplai daya listrik dari PLN, gedung Gedung Bertingkat Onih Bogor juga dapat mendapatkan sumber daya listrik dari generator-set degan kapasitas 875 kva tipe PERKINS HLPER 550, yang berfungsi sebagai sistem suplai back-up daya listrik dari PLN padam. Dengan demikian dalam pengoperasian generator-set tersebut dipasang pararel dengan tegangan kerja 380 V line to line fasa frekunsi 50 Hz. 3.4 Data Daya Listrik Gedung Bertingkat Onih Bogor Gedung Bertingkat Onih Bogor merupakan gedung pusat pelayanan dibidang jasa penginapa, restaurant, gedung pertemuan, yang terdiri dari beberapa jenis beban. Data di bawah ini terdapat berbagai macam jenis beban pada gedung bertingkat Onih Bogor dengan data listrik dan ruangannya, dari beban penerangan, stop kontak, AC, pompa air, lift dan beban lainnya. Di bawah ini adalah macam-macam jenis beban yang didistribusikan ke 8 lantai termaksud lantai basement gedung bertingkat Onih Bogor, dengan data daya listrik dan ruangannnya dari beban stop kontak, AC, pompa air, lift, penerangan di dalam dan di luar ruangan serta beban tenaga dan beban lainnya. 4. STUDI PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT ONIH BOGOR 4.1 Analisa Kebutuhan Daya Listrik Untuk menghitung dan menganalisa kapasitas dari suatu peralatan listrik, terlebih dahulu harus mengetahui perkiraan keadaan beban yang ada di gedung Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 6

7 bertingkat Onih Bogor. Keadaan beban listrik di gedung bertingkat Onih Bogor antara lain: Beban terpasang Beban maksimum Beban rata-rata Beban terpasang Beban terpasang disini adalah kapasitas daya terpasang yang terdapat di gedung bertingkat Onih Bogor. Beban ini disuplai dari panel PDTR (panel distribusi tegangan rendah). kebersamaan. Untuk komersial faktor kebutuhan yaitu berkisar dari %, dan faktor difersitas 1,1-1,2 sesuai dengan acuan tabel 2.3 Dalam perhitungan kebutuhan beban maksimum disini diasumsikan panel-panel listrik penerangan dan panel-panel distribusi sebesar 90% atau 0,9 karena pada umumnya pengoperasian beban-beban tersebut hanya pada waktu tertentu saja dan untuk panel-panel tenaga faktor kebutuhannya sebesar 100% atau 1,0 karena pada umumnya pengoperasian dari jenis beban ini sangat dibutuhkan dan faktor diversitas diasumsikan 1,1 untuk seluruh panel. Untuk dapat menghitung besaran kebutuhan daya maksimum harus disesuaikan dengan tabel-tabel daya terpasang pada setiap panel yang di gedung bertingkat Onih Bogor, Sebagai salah satu contoh analisis. Beban Penerangan dan Stop Kontak Diketahui : n i=1 TDT i = 9.464Watt Faktor Kebutuhan Fdd i = 90 % = 0,9 Faktor diversitas Fd = 1,1 Faktor Kebersamaan Fc = 1 Fd = 1 1,1 = 0,9 D k = n i=1 TDT ixfdd i 1 Fc = 9.464x 0,9 1 0,9 = 7.743,8Watt Maka beban maksimum yang terpasang pada panel basement dengan beban penerangan dan stop kontak7.743,8 Watt, untuk perhitungan beban maksimum lantai 1 sampai 7 dapat dilihat pada tabel Beban Maksimum Untuk menentukan seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan pada masingmasing panel, perlu diketahui beban maksimum yang terjadi pada masingmasing panel, dibutuhkan faktor kebutuhan (Fk), faktor difersitas dan faktor Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 7

8 Dari hasil perhitungan berdasarkan persamaan 2.29, maka didapat hasil total kebutuhan daya maksimum untuk gedung bertingkat Onih sebesar Watt Beban Rata-Rata Beban Terpasang = ( 714,696 kw)/(0,8) Beban rata-rata yang akan dihitung = 893,37kVA ini berdasarkan standarisasi dari faktor karakteristik beban yang dapat dilihat pada Beban Maksimum = (584,751kW )/(0,8) tabel 2.3 halaman 105, pada faktor beban = 730,938 kva komersial diasumsikan sebesar 30 % = 0,3 Maka dapat dihitung beban rata-rata Beban dari Rata-Rata =(174,5253kW)/(0,8) beban kebutuhan daya maksimum dari panel PDTR (panel Distribusi tegangan Rendah), yaitu : Faktor Beban (FB) = Beban Rata Rata Beban Maksimum Total Pada panel PDTR didapat beban maksimum sebesar Wattberdasarkan persamaan 2.2 untuk mengetahui besaran daya rata-rata maka harus disesuaikan dengan hasil akhir dari perhitungan daya maksimum tiap perlantainya. Pada tabel 4.2 Hasil analisis perhitungan total kebutuhan daya maksimum (D k) yang terpasang di gedung bertingkat Onih Bogor. Beban Rata-Rata = Faktor Beban x Total Daya Maksimum = 0,3 x Watt = 174,696 Watt 4.2 Analisa Beban terpasang Untuk mengetahui seberapa besar kapasitas peralatan suplai tenaga listrik yang akan dipakai dalam hal ini adalah trafo dan generator pada panel utama (panel PDTR). Dalam perhitungan dan analisa ini -rata sebesar 0,8 lagging. Pemakaian faktor daya ini dimaksudkan untuk memperkirakan kebutuhan daya semu cukup besar, maka cos φ = 0,8 lagging. Kapasitas daya terpasang dari transformator dan generator masing-masing sebesar 1250 kva. Untuk mengetahui seberapa besar beban terpasang dapat menggunakan persamaan 2.27, yaitu : Daya Semu = Dayaaktif/cosφ Daya aktif beban terpasang yang ada di gedung bertingkat Onih Bogor diperoleh dari hasil jumlah total yang ada pada table 4.2 sebesar 714,694kW. =218,156 kva Dari hasil perhitungan diatas maka dapat dicari faktor kapasitas dari transformator dan generator serta faktor kebutuhan untuk panel utama pada gedung bertingkat Onih Bogor, dengan menggunakan persamaan 2.15 sebagai berikut: Faktor =(kebutuhan beban terpasang) FaktorKebutuhan/Demand= kebutuhan/demand maksimum)/(jumlah Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 8

9 (730,938kVA) / (893,37 kva) = 0,81 Maka harus ada perbaikan faktor daya supaya untuk mencapai standart karakteristik beban untuk gedung komersial, karena seperti yang telah dijelaskan pada tabel 2.3 bahwa faktor kebutuhan untuk beban industri komersial anatara % Faktor kapasitas = (beban rata-rata )/(Jumlah daya terpasang) Faktor Kapasitas = (218,156 kva)/(1250 kva) = 0,17 = 17 % 4.3 Analisa Beban Terpasang Pada Lantai Basement Beban yang terpasang di panel lantai Basement gedung bertingkat Onih Bogor terdiri dari beberapa panel yang berbagi lagi menjadi beberapa jalur instalasi listrik untuk mensuplai beban beban keseluruan di kesetiap ruangan basement.adapun beban keseluruan dapat dilihat pada tabel 4.1 = (Beban Terpasang di Panel (LP- BS))/(Beban terpasang di Panel PDTR) x 100% = (148,65 KW)/(873,50 KW) x100% = 17,01 % (Dari Total Daya Terpasang) = 18 Amper Rating MCCB yang terpasang maximum : 1 rating = 250 % x In = 2,5 x 18 A = 45 Ampere Rating MCCB yang digunakan adalah 20 A Hasil Perhitungan Ukuran Jenis Penampang Lantai Basement Area Parkir 1.Perhitungan Kapasitas Pengaman (MCB/MCCB) Panel Pengaman Penerangan dan Stop Kontak Area Parkir Daya yang terpasang pada panel pembagi lantai basement adalah 9464 watt, jadi besar nilai MCB pada panel pembagi LP/BS-Area Parkir. adalah : In = (P (watt))/( 3 x Vx Cos φ ) [Ampere] = (9464 watt)/( 3 x 380 x 0,8) = 18,00 Ampere, maka MCB yang digunakan adalah 20 A. Rating pengaman area parkir penerangan dan stop kontak arus beban lebih MCCB In = (P (watt))/( 3 x V x Cos φ ) [Ampere] = (9464 watt)/( 3 x 380 x 0,8) 1. Perhitungan Jenis Penghantar (Kabel) Pemakaian penghantar dalam suatu instalasi listrik sangat diperlukan. Untuk menentukan besarnya nilai penghantar dapat dilihat besarnya arus yang mengalir pada penghantar dan jenis pengaman yang digunakan untuk sebagai berikut : Penghantar (kabel) pada P/BS-Area Parkir Penerangan dan Stop Kontak Dengan melihat data pada tabel 3.1 diketahui kuat arus pada panel P/BS- Area Pakir (panel lantai basement) yang terpasang sebesar 66 A dapat dilihat pada tabel 2.2 untuk MCB Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 9

10 Pompa Air Bersih dapat dilihat penampang (kabel) NYY 4 x 10 mm2 dari tabel Perhitungan Kapasitas Pengaman (MCB/MCCB) Pengguunaan pengaman (MCB/MCCB) pada suatu instalasi listrik sangat diperlukan, mengingat keselamatan juga keamanan penguna listrik. Besarnya nilai pengaman yang digunakan tergantung pada besar arus yang mengalir. Perhitungan kapasitas pengaman yang terdapat di gedung bertingkat Onih Bogor, dengan asumsi tegangan 380V dan faktor daya rata-rata perhari didapat sebesar 0,9 dengan cara mengunakan persamaan 2.12 yaitu : I = (P(Watt))/( 3 x V x Cos φ) [Ampere] Pengaman Pada Panel Utama Untuk kapasitas pengaman (MCB/MCCB) pada panel peralatan yang terdapat pada tabel 3.4 sebesar 7992 Watt : I = (P(Watt))/( 3 x V x Cos φ) = 7992/( 3 x 380 x 0,95)=15,17 Ampere Dengan menentukan kapasitas MCB dimasukan faktor penggali sebesar 1,2 x In maka MCB yang digunakan pada panel Air Bersih Lantai Basement sebesar 18,21 Ampere. Pemakaian kapasitas pengaman Mini Circuit Breaker/Moulded Case Circuit Breaker (MCB/MCCB) yang lebih besar dimaksudkan untuk mengantisipasi jika terjadi penambahan beban listrik dari panelpanel tersebut. Dengan cara menghitung yang sama, besar kapasitas pengaman Mini Circuit Breaker/Moulded Case Circuit Breaker (MCB/MCCB) pada Panel Utama gedung bertingkat Onih Bogor dapat diliaht pada panel 4.4 di bawah ini : Kapasitas Pengaman (MCB dan MCCB) dan Ukuran Jenis Penghantar (Kabel) Pada Panel Utama di Gedung Bertingkat Onih Bogor 4.5 Analisa Turun Tegangan dan Rugi-Rugi Daya Listrik Pada Saluran Distribusu Turun tegangan dan rugi-rugi daya ditentukan berdasarkan panjang dari panjang penghantar, luas penampang penghantar dan tahanan penghantar. Besarnya turun tegangan (Drop Voltage) menurut standar perhitungan PLN berdasarkan luas penampang penghantar (mm2), panjangpenghantar (m), dan beban yang disuplai (Watt) yaitu sebesar 5%. Dalam analisa turun tegangan (Drop Voltage) dan rugi-rugi daya yang dihitung hanya sebatas penghantar-penghantar yang terjauh diatas 100 m, yaitu dari panel utama sampai dengan Panel operasiaonal dengan asumsi arus seimbang untuk setiap fasanya, maka dengan mengacu pada persamaan 2.12 dan 2.20 sebagai berikut : Untuk arus bolak balik tiga fasa I = (P(Watt))/( ( 3) x V x Cosφ) [Ampere] Droup tegangan V= I x R(V) R = ρl/a(ω) Rugi-rugi daya ( P) = I2 x R (W) Keterangan: R = tahanan ( Ohm) Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 10

11 ρ = tahanan jenis (Ω mm2/m) = 0,0175 Ω mm2/m = 0,0175 x 10-6Ωm l = panjang penampang (m) A = luas penampang penghantar (mm2) Panjang penghantar dari Panel utama ke panel PP-SUM (pompa dan basement) 130 m dengan beban terpasang sebesar 1600 Watt, luas penampang penghantar NYY 4 x 4 mm2 dan ρ = 0,0175 x 10-6Ωm, maka jatuh tegangannya adalah : R =ρl/a = 0,0175 x 10-6 x 130/(4 x 10 ^(-6) ) = 0,57Ω I = (P(Watt))/( ( 3) x V x Cosφ) = 1600/( ( 3) x 380 x 0,8) = 3,04A Turun tegangan pada penghantar V= I x R = 3,04 x 0,57 = 2Volt Persentase turun tegangan (% V) = V/Vx 100% = (2 )/380x 100% = 0,5 %Volt Rugi-rugi daya penghantar ( P) = I2 x R = (3,04)2 x 0,57 = 5,3 Watt Persentase rugi daya (% P) = P/P x 100% =5,3/1600x 100 % = 3,3125x 100 % = 0,3% Dengan cara perhitungan yang sama, besar turun tegangan dan rugi-rugi daya listrik dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini : Hasil Perhitungan Besar Turunan Tegangan dan Rugi-Rugi Daya Listrik Berdasarkan Panjang Saluran Diatas 100m dan Diameter Penampang 5. KESIMPULAN Hasil analisa dan perhitungan kebutuhan daya serta upaya penghematan pemakaian energi listrik di Hotel Onih Bogor maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil perhitungan total kebutuhan beban terpasng dari panel utama didapat sebesar 893,37 kva, sedangkan kapasitas terpasang dari transformator sebesar kva, sehinga kapasitas trafo sudah mencapai beban maximal yaitu sebesar 0,81 (81%) 2. Penggunaan MCCB dan MCB tiap panel masih baik di bawah standar PUIL Kuat Hantar Arus 3. Hasil perhitungan turun tegangan dan rugi-rugi daya dari panel utama ke panel PP-SUM (pompa dan basement). Dan turun tegangan pada penghantar 2 Volt dalam persentase sebesar 0,5% dengan rugi- Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 11

12 rugi daya penghantar 5,3 Watt dalam persentari 0,3% DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional SNI , Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Yayasan PUIL, Jakarta, [2] Drs.Sumanto,MA, TRANSFORMATOR, Penerbit ANDI OFFSET, Yogyakarta, [3] Hasan Basri, Sistem Distribusi Daya Listrik, ISTN, Jakarta,1997 [4] Jiteng Marsudi, Pembangkit Energi Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005 [5] Prih Sumardjati, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid I,II,III Jakarta, [6] P. Van Harten, Ir.E. Setiawan, Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid I,II, dan III, Bina, Cipta, Bandung, 1999 [7] Surhadi, Teknik Distribusi Tegangan Listrik Jilid I,II,III Jakarta, [8]...,Googleweblight.com/?lite_url= lialistrik.blogspot.com/2008/10/cicuitbreaker-sakelar-pemutus.html (Diakses pada tanggal 20 November 2015,08;42 Wib) [9]..., an-kelistrikan-dan-sistem.html (Diakses pada tanggal 25 November 2015,14;05 Wib) [10]..., canaa-jtm-gardu-trafo-distribusi.html (Diakses pada tanggal 27 November 2015,20;05 Wib) [11]..., ormator-dalam-sistek-ftransmisi-dan distribusi.html (Diakses pada tanggal 27 November 2015,20;05 Wib) [12]..., ormator-dalam-sistek-ftransmisi-dandistribusi.html (Diakses pada tanggal 27 November 2015,20;05 Wib) [13]..., ezon_arif_b_l2f008082_lightning_arres ter (Diakses pada tanggal 30 November 2015,14;05 Wib) [14]..., ezon_arif_b_l2f008082_lightning_arres ter (Diakses pada tanggal 30 November 2015,14;05 Wib) [[15]..., 4/08/makalah-tentang-kubikel-20-kv.html (Diakses pada tanggal 03 Desember 2015,16;35 Wib) [[16]..., 4/08/makalah-tentang-kubikel-20-kv.html (Diakses pada tanggal 03 Desember 2015,16;35 Wib) [[17]...,( rik) (Diakses pada tanggal 03 Desember 2015,16;35 Wib) [[18]..., m/2013/05/02/motor-listrik-arus-bolakbalik-1-fasa/ (Diakses pada tanggal 07 Desember 2015,11;20 Wib) [[19]..., /07/05/motor-asincron-3-fasa/(Diakses pada tanggal 07 Desember 2015,11;20 Wib) [[20]..., 0/02/jenis-kabel-dan-nomenklaturkabel.html (Diakses pada tanggal 07 Desember 2015,11;20 Wib) [[21]...,( rik) (Diakses pada tanggal 07 Desember 2015,11;20 Wib) [[22] File PT. Onih Karya Mandiri, Hotel Onih Bogor. BIODATA PENULISAN NURFITRI ( ) Lahir di bogor, 28 maret Latar belakang pendidikan : menyelesaikan pendidikan SD, SMP, SMK di Bogor. Menyelaikan studi S1 di Universitas Pakuan Bogor, Program Studi Teknik Elektro, konsentrasi Teknik Tenaga Listrik Tahun PEMBIMBING 1) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono, M.SC. Guru Besar Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakutas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2.) Agustini Rodiah Machdi, ST., MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. Program Studi Fakultas Teknik Elektro Universitas Pakuan 12

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. Oleh: ABSTRAK

STUDI EVALUASI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA. Oleh: ABSTRAK STUDI EVALUASI PERENCANAAN KEBUTUHAN DAYA PADA INSTALASI LISTRIK DI GEDUNG HARCO GLODOK JAKARTA Oleh: Januar Akbar 1), Didik Notosudjono 2), Agustini Rodiah Machdi 3) ABSTRAK Gedung Harco Glodok Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.

Lebih terperinci

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK EVALUASI PERENCANAAN KARAKTERISTIK INSTALASI LISTRIK DAN OPTIMALISASI DAYA TERPASANG PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN PARKIR UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana

Lebih terperinci

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III KEBUTUHAN GENSET BAB III KEBUTUHAN GENSET 3.1 SUMBER DAYA LISTRIK Untuk mensuplai seluruh kebutuhan daya listrik pada bangunan ini maka direncanakan sumber daya listrik dari : A. Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) B.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3.1 TAHAP PERANCANGAN DISTRIBUSI KELISTRIKAN Tahapan dalam perancangan sistem distribusi kelistrikan di bangunan bertingkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik Pada Hotel Bonero Living Quarter Jawa

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS - KUNINGAN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dadi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit

Lebih terperinci

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10 LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

ANALISA KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10 LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR ANALISA KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10 LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR Oleh Tomas Da Costa Belo 1 ), Didik Notosudjono 2 ), Dede Suhendi. 3) ABSTRAK Gedung perkuliahan 10 lantai Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Disusun oleh: IKSAN SANTOSO NIM. 0910633053-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 32 BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA 4.1 Deskripsi Perancangan Dalam perancangan ini, penulis akan merancang genset dengan penentuan daya genset berdasar beban maksimum yang terukur pada jam 14.00-16.00 WIB

Lebih terperinci

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) MENGENAL ALAT UKUR AMPER METER Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat ) Arus = I satuannya Amper ( A ) Cara menggunakannya yaitu dengan disambung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN 4.1 ANALISA SISTEM DISTRIBUSI Dalam menghitung arus yang dibutuhkan untuk alat penghubung dan pembagi sumber utama dan sumber tambahan dalam

Lebih terperinci

Jenis Bahan Konduktor

Jenis Bahan Konduktor Jenis Bahan Konduktor Bahan bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut: 1. Konduktifitasnya cukup baik. 2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA

SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA SKRIPSI PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG TALAVERA SUITE JAKARTA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam melengkapi gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Slamet Ariyanto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Sebagai seorang enjinering yang handal ia akan selalu mempertimbangkan mengenai pertumbuhan beban yang akan terjadi dimasa datang didalam perencanaan tenaga listrik,

Lebih terperinci

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4.1. Sistem Distribusi Listrik Dalam sistem distribusi listrik gedung Emporium Pluit Mall bersumber dari PT.PLN (Persero) distribusi DKI Jakarta

Lebih terperinci

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG

PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG PERANCANGAN KELISTRIKAN PADA KONDOTEL BOROBUDUR BLIMBING KOTA MALANG Ashydiq Chenny S 1, Drs., Ir. Moch Dhofir, MT. 2, Ir. Hery Purnomo, MT 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2 Dosen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET BAB IV ANALISA PERHITUNGAN KEBUTUHAN GENSET Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menganalisa perhitungan kebutuhan genset pada gedung Graha Reformed Millenium Jakarta. Di batasi pada analisis perhitungan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama

TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama TUGAS AKHIR Perencanaan Instalasi Listrik Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.Salim Ivomas Pratama Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Perencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... v Daftar Isi... vi Daftar Gambar... ix Daftar Tabel... x BAB I (Pendahuluan)... 1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN

PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN PERENCANAAN SINGLE LINE DIAGRAM SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG KAMPUS UNISKA BANJARMASIN Irfan Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan E-mail : irfan9617@gmail.com ABSTRAK Perencanaan

Lebih terperinci

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere.

Genset Diesel kva. Sub Distribution Panel = Panel utama distribusi listrik suatu zona tertentu, kapasitasdalam ampere. LVMDP / PUTR Low Voltage Main Distribution Panel / Panel Utama Tegangan Rendah = Pemutus sirkit utama tegangan rendah, kapasitas dalam ampere. Trafo Transformator step down dari tegangan menengah ke tegangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal 17-26 PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117 Di PT PLN (PERSERO) AREA BANGKA Lisma [1], Yusro Hakimah [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN INSTALASI DAYA LISTRIK PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI GUDANG DEPO KERTOSONO

PERENCANAAN INSTALASI DAYA LISTRIK PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI GUDANG DEPO KERTOSONO ERENCANAAN INSTALASI DAYA LISTRIK ADA T. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DI GUDANG DEO KERTOSONO Oleh : Dwi Setiyawan Nugroho 1), Didik Notosudjono 2), Waryani 3) rogram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI TUGAS AKHIR ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI Oleh Senando Rangga Pitoy NIM : 12 023 030 Dosen Pembimbing Deitje Pongoh, ST. M.pd NIP. 19641216 199103 2 001 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). b. Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Distribusi Dan Instalasi Secara sederhana Sistem Distribusi Tenaga Listrik dapat diartikan sebagai sistem sarana penyampaian tenaga listrik dari sumber ke pusat

Lebih terperinci

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 4.1 Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon Untuk menjalankan operasi produksi pada PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S. SOAL DAN PEMBAHASAN SEKOLAH : SMK Negeri Nusawungu MAPEL : MIPLBS KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik Oleh : Siswanta, S.Pd 1. Syarat-syarat instalasi listrik adalah...

Lebih terperinci

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Jurnal JE-Unisla Vol 2 No 1 Maret 2017 ISSN : 2502-0986 11 Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan Ulul Ilmi 1, Sukardi 2 1) Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Arus Nominal dan Kapasitas Dalam instalasi listrik faktor keamanan merupakan hal yang paling krusial, untuk itu penggunaan pengaman dalam instalasi listrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BB II TINJUN PUSTK Pada penelitian ini yang berjudul Perbandingan nalisa liran Daya dengan Menggunakan Metode lgoritma Genetika dan Metode Newton-Raphson. Dari hasil perbandingan dua metode diatas didapatkan

Lebih terperinci

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA Lembar Informasi Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1978, pasal 1 butir 5 tentang instalasi listrik, menyatakan

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA) Samaun Akbar. 1, Ir. Yani Ridal, MT. 2 dan Ir. Arzul, MT.

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI Koes Indrakoesoema, Yayan Andryanto, M Taufiq Pusat Reaktor Serba Guna GA Siwabessy, Puspiptek,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Tenaga Listrik Menurut Kadir (2006) bahwa suatu sistem tenaga listrik yang lengkap terdiri atas empat komponen, yaitu : 1. Pembangkit tenaga listrik. 2. Sistem transmisi.

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar

Lebih terperinci

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA KABEL TANAH SINGLE CORE DENGAN KABEL LAUT THREE CORE 150 KV JAWA MADURA Nurlita Chandra Mukti 1, Mahfudz Shidiq, Ir., MT. 2, Soemarwanto, Ir., MT. 3 ¹Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

TEORI LISTRIK TERAPAN

TEORI LISTRIK TERAPAN TEORI LISTRIK TERAPAN 1. RUGI TEGANGAN 1.1. PENDAHULUAN Kerugian tegangan atau susut tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 36 BAB III KRITERIA PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 3.1.Pendahuluan Sebagai gambaran untuk sistem listrik, proyek ini direncanakan dengan sistem yang mampu mengatasi segala kemungkinan terputusnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN 4.1 Hasil 4.1.1 Proses Perancangan Instalasi Penerangan Perancangan instalasi penerangan di awali dengan pemilian tipe lampu, penetapan titik lampu, penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi : PT. Kunago Jantan Jl. By Pass Km. 25 Korong Sei. Pinang, Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat). 3.2 Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Metode Observasi Metode observasi dimasudkan untuk mengadakan pengamatan terhadap subyek yang akan diteliti, yaitu tentang perencanaan sistem

Lebih terperinci

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk 1 Oleh: Dedy Syah Putra 1, Ghiri Basuki Putra, S. T., M. T 2 2 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK 3.1 METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Perancangan distribusi energi listrik adalah dengan menetapkan dan menggambarkan diagram satu

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II 10 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10,. 1, April 2012 Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II Evtaleny R. Mauboy dan Wellem F. Galla Jurusan Teknik Elektro, Universitas Nusa Cendana

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang dilakukan mengenai analisis sistem suplai daya instalasi listrik tenaga. Sehingga, dalam upaya

Lebih terperinci

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL Analisis Teoritis Penempatan Transformator Distribusi Menurut Jatuh Tegangan Di Penyulang Bagong ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro ISSN

Jurnal Teknik Elektro ISSN STUDI ANALISIS PERBANDINGAN RUGI DAYA PADA TITIK SAMBUNG PIERCHING CONNECTOR DENGAN LINE TAP CONNECTOR PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH 220 V DI PT. PLN (PERSERO) RAYON LAMONGAN Ulul Ilmi *), Arief Budi Laksono

Lebih terperinci

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI 4.1 UMUM Proses distribusi adalah kegiatan penyaluran dan membagi energi listrik dari pembangkit ke tingkat konsumen. Jika proses distribusi buruk

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000

REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 REKONSTRUKSI PANEL DISTRIBUSI DAYA LISTRIK PP-IB LABORATURIUM INSTALASI LISTRIK POLBAN MENURUT STANDAR SNI PUIL 2000 Fajar Septiansyah (091321076) Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan

Lebih terperinci

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN Tjahyani Busono UTILITAS BANGUNAN INSTALASI KELISTRIKAN DI BANDUNG TV STASIUN TELEVISI BANDUNG TV JL. SUMATERA NO. 19 BANDUNG SISTEM INSTALASI LISTRIK Sistim kekuatan / daya listrik Sistim

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato, Ramayulis, Abdurrozzaq Hsb., Penentuan... ISSN : 598 1099 (Online) ISSN : 50 364 (Cetak) Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 0 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan Yusmartato

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN POMPA

BAB III PERENCANAAN POMPA 35 BAB III PERENCANAAN POMPA 3.1 Pemilihan Pompa PT. Wira Putra adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan gedung khususnya untuk pabrik-pabrik home industri. Pada pengambilan data

Lebih terperinci

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik

PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik Implementasi Rumah PUIL 2000 Pada Instalasi Listrik JB. Praharto, 1, Fitrizawati 2, Febri Ariwibowo 1, Fakultas Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo Abstract Event of a fire due to electrical

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Mekanikal dan Elektrikal Dalam suatu bangunan atau gedung terdapat 1 unsur yang tidak kalah pentingnya selain arsitektur dan struktur, yaitu sistem mekanikal dan elektrikal.

Lebih terperinci

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN Analisis Jatuh Pada Penyulang 20 kv Berdasarkan pada Perubahan Beban (Studi Kasus Penyulang Penfui dan Penyulang Oebobo PT. PLN Persero Rayon Kupang) Agusthinus S. Sampeallo, Wellem F. Galla, Rendi A.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK 3.1. SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT. ASTRA GRAPHIA TBK Sistem distribusi tenaga listrik dimulai dari suplai tegangan menengah 20 kv, dari jaringan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang BAB IV IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang telah dijabarkan pada bab III yaitu perancangan sistem ATS dan AMF di PT. JEFTA PRAKARSA PRATAMA dengan mengambil

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik Generator Transformator Pemutus Tenaga Distribusi sekunder Distribusi Primer 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Secara garis besar, suatu sistem tenaga listrik yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK

BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK BAB II DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK 2.1 GEDUNG PENCAKAR LANGIT (SKYSCRAPER BUILDING)) Perkembangan kepadatan penduduk di suatu tempat memang memerlukan banyak tempat untuk beraktifitas. Dan secara logika

Lebih terperinci

Distribution of Electrical Energy. Presented by: Diko Harneldo Firman Budiyanto Rengga A. Prasetyo Yudith Irawan

Distribution of Electrical Energy. Presented by: Diko Harneldo Firman Budiyanto Rengga A. Prasetyo Yudith Irawan Distribution of Electrical Energy Presented by: Diko Harneldo Firman Budiyanto Rengga A. Prasetyo Yudith Irawan Presentation Outline Distribution System Distribution System Consideration Type of Electrical

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: https://doi.org/ /elektum e-issn :

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: https://doi.org/ /elektum e-issn : DOI: https://doi.org/10.2485/elektum.14.1.1-8 e-issn : 2550-0678 STUDI VERIFIKASI SISTEM KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN ADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN ALAT HB SR (ERALATAN HUBUNG BAGI SAMBUNGAN RUMAH)

Lebih terperinci

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR

ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR ANALISA KOORDINASI PROTEKSI INSTALASI MOTOR PADA PT. KUSUMAPUTRA SANTOSA KARANGANYAR Hasyim Asy ari, Jatmiko, Umar, Dadang Hermawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu. PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA Parlindungan Doloksaribu Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Abstrak Jatuh

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO Primanda Arief Yuntyansyah 1, Ir. Unggul Wibawa, M.Sc., Ir. Teguh Utomo, MT. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro,

Lebih terperinci