BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. 25%, sedangkan sisanya 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA

Proses Manajemen Kinerja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.

PRESTASI KERJA. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. LANDASAN TEORI. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

KINERJA COMPILED BY: IY

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

Tujuan : 1. Mengetahui pengembangan 2. Pengambilan Keputusan administratif 3. Keperluan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA. Sumberdaya manusia merupakan investasi yang. sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

Shirley Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

BAB II LANDASAN TEORITIS. job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENILAIAN PRESTASI KERJA SYAHRUL FAUZI SIREGAR. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknis Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

satisfaction refers to an individual s general attitude toward his or her job. A person with

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan.

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Key : employee target performance, information system A. Pendahuluan

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

PERANAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR WILAYAH USAHA POS III PALEMBANG

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

II. TINJAUAN PUSTAKA Penilaian Kinerja

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

K E M E N T E R I A N P E R T A N I A N. Biro Organisasi dan Kepegawaian

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi. Karyawan merupakan aset utama dalam organisasi serta menjadi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap organisasi dituntut untuk selalu meningkatkan kemampuan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Kemampuan Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

KINERJA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) SAMARINDA DALAM PENERAPAN QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) ISO 9001:2008.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERBASIS WEB BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BLORA

Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil

SKP sebagai pengganti DP3 oleh Suriaty*

1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang

PANDUAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

Prepared by Farlianto. /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

Apa Arti Kinerja / Performance?

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang dilakukan oleh Agusafitri (2006) dengan judul Peranan

SISTEM PENILAIAN PRESTASI KINERJA PUSTAKAWAN UNDIP

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. yang dapat diterima oleh setiap ahli, masing-masing ahli memberikan pendapat

Bab 6 PENILAIAN KINERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya

DISIPLIN DAN KINERJA PEGAWAI

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENILAIAN PRESTASI KERJA PERAWAT DENGAN SISTEM KOMPUTER SEDERHANA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

MSDM Penilaian Kinerja

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Menurut Boyd, Walker, Larreche dalam Fadila & Lestari (2013:45), persepsi (perception) adalah proses dengan apa seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasi informasi. Sedangkan Pride & Ferrell (2013:45) mendefinisikan persepsi sebagai proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterprestasian masukan informasi, sensasi yang diterima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan, untuk menghasilkan makna. Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi yang diterima oleh seseorang melalui kelima indra yang dimilikinya penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan. 2.1.2 Konsep Persepsi Menurut Webb dalam Fadila & Lestari (2013:48), ada beberapa konsep yang berkaitan dengan persepsi adalah: a. Selective attention Kita hanya akan memperhatikan stimulus yang sesuai dengan harapan dan motif atau kebutuhan kita, tidak semua stimulus akan ditangkap oleh kita karena begitu banyak stimulus yang diberikan di sekitar. b. Selective retention Kita akan menyimpan stimulus yang diharapkan dan dibutuhkan, serta melupakan, menghapus atau tidak dapat mengingat stimulus yang tidak diinginkan. c. Selective distortion Persepsi mengalami distorsi disebabkan pengaruh penambahan informasi yang dilakukan oleh kita terhadap stimulus-stimulus yang tidak dikehendaki. 10

11 d. Selective exposure Cenderung berusaha menyaring informasi yang tidak kita inginkan, sehingga kita akan berusaha menghalangi serangan stimulus yang tidak kita kehendaki 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Husein Umar dalam Sunyoto (2012:1), manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaaan, pengembangan, kompensasi, pengintergrasian, pemeliharaaan dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu. 2.3 Penilaian Prestasi Kerja 2.3.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Menurut Handoko dalam Sunyoto (2012:19), penilaian kinerja atau prestasi kerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi dan menilai prestasi kerja pegawai. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Pimpinan organisasi dengan mengetahui prestasi tertentu akan banyak memperoleh manfaat prestasi kerja karyawan/pegawainya. 2.3.2 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja Menurut Handoko dalam Sunyoto (2012:19-20), manfaat dari penilaian kinerja/prestasi kerja adalah: 1. Perbaikan prestasi kerja. Umpan-balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai, manajer dan departemen personalia/bagian kepegawaian dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi. 2. Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

12 3. Keputusan-keputusan Penempatan Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu. 4. Kebutuhan-kebutuhan Latihan dan Pengembangan Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian juga prestasi yang baik, mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. 5. Perencanaan dan Pengembangan Karier Umpan-balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti. 6. Penyimpangan-penyimpangan Proses Staffing. Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staf departemen personalia. 7. Ketidakakuratan Informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahankesalahan dalam informasi analisis jabatan, perencanaan kepegawaian dan sistem informasi yang lain. 8. Kesalahan-kesalahan Desain Pekerjaan. Prestasi kerja yang tidak baik merupakan suatu tanda kesalahan desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosis kesalahan-kesalahan tersebut. 9. Kesempatan Kerja yang Adil Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusankeputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi. 2.3.3 Unsur-unsur Penilaian Prestasi Kerja Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2011 pasal 12 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, unsur-unsur dalam penilaian prestasi kerja pegawai ada 6 macam yaitu:

13 1. Orientasi pelayanan adalah sikap dan perilaku kerja Pegawai Negeri Sipil dalam memberikan pelayanan terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain. 2. Integritas adalah kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi. 3. Komitmen adalah kemauan dan kemampuan untuk menyelaraskan sikap dan tindakan Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan mengutamakan kepentingan dinas daripada kepentingan diri sendiri, seseorang, dan/atau golongan. 4. Disiplin adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. 5. Kerja sama adalah kemauan dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan dalam unit kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 6. Kepemimpinan adalah kemampuan dan kemauan Pegawai Negeri Sipil untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan bidang tugasnya demi tercapainya tujuan organisasi. 2.3.4 Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja Prestasi kerja juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi finansial, atau masalah-masalah pribadi lainnya. Penilai sering tidak berhasil untuk tidak melibatkan emosionalnya dalam menilai prestasi kerja pegawai. Ini menyebabkan evaluasi menjadi bias yang adalah distorsi pengukuran yang tidak akurat. Berbagai bias penilai yang paling umum terjadi adalah:

14 1. Halo Effect Halo Effect terjadi jika pendapat pribadi penilai tentang pegawai memengaruhi pengukuran prestasi kerja. Sebagai contoh, bila seorang atasan senang kepada seorang pegawai, maka pandangan ini dapat mengubah estimasi atasan terhadap prestasi kerja. 2. Kesalahan Cenderung Terpusat Banyak penilai yang tidak suka menilai para pegawai sebagai yang efektif atau tidak efektif dan sangat baik atau sangat jelek, sehingga penilaian prestasi kerja cenderung dibuat rata-rata. 3. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras. Kesalahan terlalu lunak disebabkan oleh kecenderungan penilai untuk terlalu mudah memberikan nilai dalam evaluasi prestasi kerja. Kesalahan terlalu keras adalah sebaliknya yang terjadi karena penilai cenderung terlalu ketat dalam evaluasi mereka. Kedua kesalahan ini pada umumnya terjadi bila standar-standar prestasi tidak jelas. 4. Prasangka Pribadi Faktor-faktor yang membentuk prasangka pribadi seseorang atau kelompok dapat mengubah penilaian. Sebagai contoh, seorang atasan pria mungkin cenderung memberi penilaian rendah kepada karyawan perempuan, karena suatu hal. Sebab-sebab prasangkan pribadi lain yang memengaruhi penilaian mencakup faktor senioritas, kesukuan, agama, kesamaan kelompok dan status sosial. 5. Pengaruh Kesan Terakhir Jika menggunakan ukuran-ukuran prestasi kerja subjektif, penilaian sangat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan karyawan yang paling akhir. Kegiatan-kegiatan terakhir baik atau buruk, cenderung lebih diingat oleh penilai. (Sunyoto, 2012: 20-21)

15 2.3.5 Metode Penilaian Prestasi Kerja 2.3.5.1 Metode Penilaian Prestasi Kerja Masa Lalu 1. Rating Scale Rating Scale adalah bentuk penilaian prestasi kerja yang tertua dan paling banyak digunakan. Evaluasi subjektif dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja pegawai/karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Kelebihan metode ini adalah tidak mahal dalam penyusunan dan administrasinya. Penilai hanya memerlukan sedikit latihan, tidak memakan waktu, dan dapat diterapkan untuk jumlah pegawai yang besar. Sedangkan kelemahannya adalah kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan dengan pelaksanaan kerja. Jika kriteria prestasi kerja tertentu sulit diidentifikasikan, formulir dapat berisi penilaian, hasilnya adalah formulir dan prosedur yang distandardisasikan yang tidak selalu berhubungan dengan pelaksanaan kerja. 2. Checklist Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau katakata yang menggambarkan prestasi kerja dan karakteristik pegawai. Kebaikan checklist adalah ekonomis, mudah administrasinya, latihan bagi penilai terbatas dan terstandardisasi. Sedangkan kelemahannya meliputi penggunaaan kriteria kepribadian di samping kriteria prestasi kerja, kemungkinan terjadinya bias penilai, interpretasi salah terhadap item-item, dan penggunaan bobot tidak tepat, juga tidak memungkinkan penilai memberikan penilaian relatif. 3. Metode Peristiwa Kritis Metode ini merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada catatan penilai yang menggmbarkan perilaku pegawai

16 yang sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Metode peristiwa kritis sangat berguna dalam memberikan umpan-balik kepada pegawai dan mengurangi kesalahan kesan terakhir. Kelemahan metode ini adalah bahwa agar atasan sering tidak berminat mencatat peristiwa-peristiwa kritis atau cenderung mengada-ada dan bersifat subjektif. 4. Metode Peninjauan Lapangan Dengan metode ini, wakil ahli departemen personalia turun ke lapangan dan membantu dalam penelitian mereka. Spesialisasi personalia mendapatkan inforamsi khusus dari atasan langsung tentang prestasi kerja. Kemudian ahli itu mempersiapkan evaluasi atas informasi tersebut. Evaluasi dikirim untuk review, perubahan persetujuan dan pembahasan dengan pegawai yang dinilai. 5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja Bila jumlah pekerjaan terbatas, penilaian prestasi kerja dapat didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan keterampilan. Agar berguna tes harus reliabel dan valid. 6. Metode Evaluasi Kelompok Metode ini berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan upah, promosi dan berbagai untuk penghargaan organisasional karena dapat menghasilkan ranking dari yang terbaik sampai terjelek. Berbagai metode evaluasi kelompok di antaranya adalah Metode Ranking, Grading, Point Allocations Method.

17 2.3.5.2 Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan 1. Penilaian Diri Teknik ini berguna bial tujuan evaluasi adalah melanjutkan pengembangan diri. Jika pegawai menilai dirinya, perilaku defensif cenderung tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan. 2. Penilaian Psikologis Penilaian psikologis biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama digunakan untuk menilai potensi pegawai di waktu yang akan datang. Evaluasi terhadap intelektual, emosi, motivasi dan karakteristik- karakteristik hubungan pekerjaan lainnya sebagai hasil penilaian diharapkan dapat membantu untuk memperkirakan prestasi kerja di waktu yang akan datang. 3. Pendekatan Management By Objective (MBO) Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap pegawai dan penyelia secara bersama menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang. Kemudian dengan menggunkaan sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula. 4. Teknik Pusat Penilaian Teknik Pusat Penilaian adalah suatu bentuk penilaian yang distandardisasikan di mana tergantung pada berbagai tipe penilaian dari penilai. Penilaian dapat meliputi wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi kelompok, simulasi dan sebagainya untuk mengevaluasi potensi karyawan di waktu yang akan datang. (Sunyoto,2012:22-26) 2.3.6 Prosedur Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Berdasarkan pada pasal 15-24 PP Nomor 46 Tahun 2011 Bab IV tentang Tata Cara Penilaian,berikut ini adalah prosedur penilaian prestasi kerja pegawai yaitu sebagai berikut:

18 Bagian Kesatu Pasal 15 (1) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian perilaku kerja. (2) Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh persen) dan perilaku kerja 40% (empat puluh persen). Pasal 16 (1) Penilaian prestasi kerja PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun. (2) Penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan dan paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Pasal 17 Nilai prestasi kerja PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut: a. 91 ke atas: sangat baik b. 76 90: baik c. 61 75: cukup d. 51 60: kurang e. 50 ke bawah: buruk Pasal 18 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penilaian diatur dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Bagian Kedua Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Pasal 19 (1) Pejabat penilai wajib melakukan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS di lingkungan unit kerjanya.

19 (2) Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS. Pasal 20 Pejabat pembina kepegawaian sebagai pejabat penilai dan/atau atasan pejabat penilai yang tertinggi di lingkungan unit kerja masing-masing. Bagian Ketiga Pelaksanaan Penilaian Pasal 21 (1) Hasil penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 diberikan secara langsung oleh pejabat penilai kepada PNS yang dinilai. (2) PNS yang dinilai dan telah menerima hasil penilaian prestasi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menandatangani serta mengembalikan kepada pejabat penilai paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya hasil penilaian prestasi kerja. Pasal 22 Dalam hal PNS yang dinilai dan/atau pejabat penilai tidak menandatangani hasil penilaian prestasi kerja maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh Atasan Pejabat Penilai. Pasal 23 (1) Pejabat penilai wajib menyampaikan hasil penilaian prestasi kerja kepada atasan pejabat penilai paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya penilaian prestasi kerja. (2) Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan dari atasan pejabat penilai.

20 Pasal 24 Pejabat Penilai berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat yang secara fungsional bertanggung jawab dibidang kepegawaian sebagai bahan pembinaan terhadap PNS yang dinilai.