II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

dokumen-dokumen yang mirip
II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

III. Bahan dan Metode

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanana Air Tawar Jl. Raya Sukamandi No. 2, Subang

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

METODE. Materi. Tabel 1. Jumlah Sampel DNA yang Digunakan dan Asal Pengambilan Sampel Darah.

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

MATERI DAN METODE. Materi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

VARIASI GENETIK HASIL PERSILANGAN NILA BEST DENGAN RED NIFI DAN NIRWANA MENGGUNAKAN PENANDA RAPD

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian dasar dimana adanya

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

Laporan Praktikum Isolasi DNA, Teknik PCR dan Elektroforesis Agarose

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BEBERAPA POPULASI IKAN BATAK (Tor soro) DENGAN METODE RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD) 1

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

TATA CARA PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat. Cara Kerja

Otong Zenal Arifin, Estu Nugroho dan Rudhy Gustiano Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Sempur No. 1, Bogor

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

Dadan Sunandar dan Imron

BAB III METODE PENELITIAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

Gambar Penerapan metode..., Anglia Puspaningrum, FMIPA UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

The Genetic Fingerprint (Sidikjari Genetik)

Lampiran 1. Foto lokasi Pengambilan Ikan Uji. Lele Sangkuriang Tasikmalaya. Lele Sangkuriang. Lele Dumbo Singaparna Lele Albino Lele Sangkuriang Garut

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

METODE Waktu dan Tempat Materi Sampel DNA Primer

METODE PENELITIAN. Survei dan Pendataan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni yang dilakukan dengan

3 Metodologi Penelitian

VARIASI GENETIK HIBRIDA IKAN GURAME DIANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN MARKER RAPD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MOLEKULAR HIBRIDISASI SOUTHERN KHAIRUL ANAM P /BTK

Transkripsi:

II. BAHAN DAN METODE Ikan Uji Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila hibrida hasil persilangan resiprok 3 strain BEST, Nirwana dan Red NIFI koleksi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Sempur, Bogor. Rancangan persilangan resiprok selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rancangan persilangan resiprok 3 strain ikan nila Jantan BEST Nirwana Red NIFI Betina BEST BB NB RB Nirwana BN NN RN Red NIFI BR NR RR

Keterangan: NB (NirwanaxBEST), BR (BESTxRed NIFI), BN (BESTxNirwana), RB (Red NIFIxBEST), NR (NirwanaxRed NIFI), RR (Red NIFIxRed NIFI), NN (NirwanaxNirwana), BB (BESTxBEST), RN (Red NIFIxNirwana) Ekstraksi DNA Metode yang digunakan dalam ekstraksi dan pemurnian genom DNA berdasarkan prosedur Fermentas dengan menggunakan Genomic DNA Purification KIT. Tahapan kerja yang dilakukan meliputi: Ekstraksi DNA dilakukan dengan membersihkan organ sirip dari larutan fiksatif (alkohol 70%), dengan cara direndam dan dirotasi ke dalam aquades, hingga sampel berada pada dasar wadah. Sampel diambil, dipotong kecil-kecil, lalu 20-25 mg sampel dengan 400 (l lysis solution dimasukkan dalam tabung eppendorf 1,5 ml, dicampur menggunakan vortex sampai homogen selama 20 detik, kemudian diinkubasi pada suhu 65 C selama 5 menit. Selanjutnya chloroform sebanyak 600 (l dimasukkan, lalu dicampur menggunakan vortex selama 20 detik, disentrifuse pada kecepatan 10.000 rpm selama 2 menit. Precipitation solution dilakukan dengan mencampurkan 720 (l H2O dengan 80 (l diambil dari 10x konsentrasi solution. Supernatan dipindahkan ke tabung eppendorf baru yang berisi 800 (l precipitation solution, dicampur menggunakan vortex pada suhu ruang selama 2 menit. Disentrifuse pada kecepatan 10.000 rpm selama 2 menit hingga DNA mengendap. Supernatan yang mengandung DNA diambil dan dikeringkan. Setelah kering supernatan ditambahkan 100 (l NaCl (1,2 M). Etanol absolut dingin sebanyak 300 (l dimasukkan, kemudian endapan DNA diinkubasi pada suhu -20 C selama 10 menit. Selanjutnya disentrifuse pada kecepatan 10.000 rpm selama 3-4 menit. Etanol dalam tabung eppendorf dibuang kemudian dibilas dengan etanol dingin 70%, atau setelah kering dapat langsung ditambahkan 100 (l H2O. Keberadaan DNA genom dapat diketahui dengan cara elektroforesis yakni menambahkan 3 (l DNA hasil ekstraksi dengan 1 (l loading dye pada gel agarose 1%. Media elektroforesis atau gel agarose 1% dibuat dengan agarose dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer sebanyak 0,30 g dalam 30 ml larutan Tris-Borate-EDTA (TBE 1%). Kemudian batu magnetic stirer dimasukan untuk mengaduk larutan, tabung ditutup dengan aluminium foil. Tabung erlenmeyer diletakkan di atas heater stirer pada suhu 100 C dan kecepatan putaran 5 6 mot. Larutan dipanaskan

hingga berwarna bening, selanjutnya dituang ke dalam cetakan ukuran dan sisir (comb) dipasang untuk membentuk sumur (well). Gel yang telah membeku dapat langsung digunakan untuk elektroforesis atau disimpan dengan direndam dalam larutan TBE 1%. Setelah DNA dan loading dye dimasukkan dalam sumur gel, selanjutnya bak elektroforesis dialirkan listrik dengan tegangan 100 V dengan kuat arus yang terprogram secara otomatis. Proses elektroforesis dihentikan setelah DNA bermigrasi dari kutub negatif ke kutub positif mencapai tiga per empat bagian panjang gel. Hasil elektroforesis diwarnai dengan merendam gel dalam larutan ethidium bromide dengan konsentrasi 5 ppm selama 20 menit. Keberadaan DNA pada gel dapat dilihat dengan menggunakan ultraviolet transilluminator dan didokumentasikan dengan film polaroid. Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) Jenis primer yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Jenis primer yang digunakan dalam RAPD-PCR No. Kode Primer Urutan basa (5 3 ) Panjang nukleotida G+C (%) 1. OPA-02 TGC CGA GCT G 70%

2. OPA-03 AGT CAG CCA C 60% 3. OPC-05 GTC CCG ACG A 70% Amplifikasi DNA dilakukan menggunakan metode RAPD-PCR dengan komposisi bahan: 1 (l primer, 3 (l DNA, 12,5 (l 2x PCR Master Mix dan 8,5 (l H2O nuklease free; dengan total volume 25 (l dicampur menjadi 1 unit. Seluruh bahan dicampur dengan cara memasukkannya ke dalam tabung eppendorf 0,5 ml kemudian dihomogenkan menggunakan vorteks selama 20 detik dan diputar menggunakan spin sampai tidak ada gelembung. Selanjutnya dimasukkan dalam thermocycler dengan siklus sebanyak 35 cycle, yaitu: satu siklus denaturasi awal pada suhu 94 C selama 2 menit, 34 siklus selanjutnya terdiri atas denaturasi pada suhu 94 C selama 1 menit, annealing 36 C selama 1 menit dan extention72 C selama 2 menit. Final extention pada suhu 72 C selama 7 menit. Hasil RAPD-PCR dilihat melalui elektroforesis atau disimpan di dalam lemari pendingin dengan suhu 4 C. Untuk satu sampel ikan, proses PCR ini dilakukan sebanyak jumlah primer yang digunakan (3 primer). Setiap satu kali proses PCR, jumlah primer yang digunakan sebanyak 1 primer, hingga ketiga primer selesai digunakan. Elektroforesis Setelah didapatkan DNA hasil amplifikasi, selanjutnya dilakukan tahapan elektroforesis dengan cara menambahkan 2 (l loading dye dengan 7 (l DNA hasil amplifikasi pada gel agarose 1,5%, kemudian dimasukkan pada sumur elektroforesis. Salah satu sumur diisi dengan marker atau penanda yang telah diencerkan dengan perbandingan 2 (l DNA ladder : 1 (l loading dye : 3 (l

akuades. Selanjutnya dilakukan tahapan running dan staining, lalu diamati di atas ultraviolet transilluminator dan didokumentasikan dengan film polaroid. Analisis Data Tingkat polimorfisme dan heterozigositas dianalisa dengan menggunakan descriptive statistics (Miller, 1997) serta analisis statistik menggunakan exact test for population differentiation (Raymond & Rousset, 1995 dalam Miller, 1997) dengan menggunakan program TFPGA (Tools for Population Genetic Analyses). Kekerabatan antar populasi dianalisis dengan menggunakan jarak genetik, berdasarkan program UPGMA Wright (1978) modifikasi Rogers (1972) dalam Miller (1997) dari software TFPGA. Data yang dihasilkan dari penggunaan program tersebut berupa konstruksi pohon filogeni yang disajikan dalam bentuk dendrogram.