BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI Metode Penelitian. Dalam melakukan penelitian akan permasalahan ini, penulis menggunakan metode

AUTOMATISASI TIMETABLING ASISTEN PENGAJAR PADA SOFTWARE LABORATORY CENTER MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. jadwal yang disusun tetap realistis untuk digunakan. berjalan sebagaimana mestinya. Agar praktikum berjalan dengan baik, kepala

Program Studi Sistem Informasi STMI - Kementerian Perindustrian Jakarta 2012

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Manual. Alokasi Mengajar

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa perangkat lunak dan perancangan atau desain perangkat lunak.

OPTIMISASI TOTAL TEMPUH NPC PADA RTS GAME MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM. Herti Miawarni 1* Jl. A. Yani 114, Surabaya 60231, Telp.

ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM OPTIMALISASI VEHICLE ROUTING PROBLEM WITH TIME WINDOW (VRPTW)

4 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rencana implementasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Tabel Rencana Implementasi

PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH DALAM PENYELESAIAN RESOURCE-CONSTRAINED PROJECT SCHEDULING PROBLEM

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

LAMPIRAN. Layar ini digunakan untuk menyajikan informasi kepada user dalam bentuk Pivot

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, Software

PEMANFAATAN SOLVER EXCEL UNTUK OPTIMASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

ALGORITMA PEMOGRAMAN SEMESTER GENAP 2017/2018

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA

BAB II LANDASAN TEORI

Manual Penggunaan Algoritma Tabu Search untuk Mengoptimasikan Penjadwalan Job Shop

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar yang efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penjadwalan (timetabling) yang baik akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi

BAB III PENJADWALAN KULIAH DI DEPARTEMEN MATEMATIKA DENGAN ALGORITMA MEMETIKA. Penjadwalan kuliah di departemen Matematika UI melibatkan

Analisis Penggunaan Algoritma Greedy dalam Program Solusi Fisibel Basis Awal Transportasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Penyelesaian Masalah Transportasi

PENERAPAN ALGORITMA HARMONY SEARCH DAN ALGORITMA TABU SEARCH PADA PENJADWALAN FLOWSHOP SKRIPSI. oleh. Veni Pramudya Hapsari NIM

:Mahasiswa dapat mempraktekkan penggunaan array

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

Oleh: Fandy Setyo Utomo STMIK AMIKOM Purwokerto ABSTRACT

1. Pendahuluan Selama ini penjadwalan pelajaran hampir di semua sekolah yang meliputi jadwal mata pelajaran dan pembagian guru di setiap kelas yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan dunia pendidikan yang akan diangkat dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERMASALAHAN PENJADWALAN FLOW SHOP DALAM PROSES PENGECATAN BODY MOBIL DENGAN MENGGUNAKAN HARMONY SEARCH ALGORITHM SKRIPSI ANNAS MAIYASYA

1.4. Batasan Masalah Batasan-batasan masalah dalam pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

ALGORITMA PEMOGRAMAN SEMESTER GENAP 2017/2018

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai kebutuhanpun semakin

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Modul 15 Searching. 1.1 Kompetensi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PORTOFOLIO MATAKULIAH ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN KOMPUTER (DPH1B4) SEMESTER GASAL 2016/2017. DOSEN: Wahyu Hidayat ( )

PERANCANGAN PROGRAM. struktur/hirarki menu, State Transition Diagram (STD), modul dan pseudocode, serta

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyelesaian Masalah Symmetric Traveling Salesman Problem Dengan Jaringan Saraf Continuous Hopfield Net

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Pertemuan 5: Pengenalan Variabel Array

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat, hampir

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

Petunjuk Teknis Aplikasi IBS RB BPR

PERBAIKAN UNSTRUCTURED DATABASE SISTEM PEMBELIAN PT. X UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PERUSAHAAN

Penjadwalan Petugas Medis pada Kondisi Darurat dengan Menggunakan Binary Integer Programming Berbasis Web

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

Pertemuan 1: Pendahuluan dan Pengantar Algoritma

BAB III ALGORITMA BRANCH AND BOUND. Algoritma Branch and Bound merupakan metode pencarian di dalam ruang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

ALGORITMA PEMOGRAMAN SEMESTER GENAP 2017/2018

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SILABUS MATA PELAJARAN

Membuat grafik histogram dan polygon serta mencetaknya ke printer

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

PENGUKURAN PERANGKAT LUNAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Job shop scheduling problem (JSSP) adalah permasalahan optimasi

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Implementasi Pembahasan untuk penerapan algoritma harmony search yang dilakukan dalam penjadwalan asisten ini, akan dijabarkan dengan ulasan hasil dari inputan parameterparameter yang berbeda. Untuk hasil penjadwalan, dapat dipastikan berbeda dari percobaan yang pertama hingga yang terakhir walaupun parameter yang diinput sama, hal ini karena adanya random value yang digunakan dalam algoritma. Untuk hasil-hasil yang dijabarkan di sini, adalah hasil-hasil selama penulis melakukan percobaan. Dari hasil inisialisasi matriks penampung yang dibaca dari file excel, ada beberapa parameter tetap yang perlu diketahui: 1. 81. adalah jumlah asisten pengajar untuk dialokasikan. 2. 26. adalah jumlah ruangan praktikum yang tersedia untuk alokasi transaksi praktikum. 3. 35. adalah jumlah periode yang digunakan dalam transaksi praktikum. Untuk tiga tetapan di atas, akan digunakan secara konstan dalam melakukan algoritma penjadwalan ini. Dalam melakukan implementasi untuk pengujian algoritma ini pada program, akan dilakukan secara bertahap dan terbagi menjadi tiga langkah utama:

1. Konversi raw data ke matriks penampung Langkah ini akan mengubah data-data mentah (raw data) yang didapatkan dari tim Resources Management dan Database Administrator menjadi data olahan dasar, berupa matriks biner 0,1 dan bipolar 1,1. Contoh data mentah untuk data kualifikasi yang akan diolah datanya dilampirkan pada lampiran. Berikut sample yang diambil untuk keterangan: Gambar 1 Contoh raw data kualifikasi Keterangan: a. Kolom A mewakili asisten pengajar. b. Setiap kolom mewakili kode-kode matakuliah yang dilayani oleh Software Laboratory Center. c. Nilai Q menandakan asisten memiliki kualifikasi untuk matakuliah pada kolom yang diwakilinya. d. Nilai selain Q menandakan asisten tidak memiliki kualifikasi untuk matakuliah pada kolom yang diwakilinya. Pada contoh nilai tersebut adalah PT. Hasil konversi dari data di atas, akan dituliskan dalam file qualification_t.xlsx, sebagai contoh: Gambar 2 Hasil konversi data kualifikasi

Keterangan: a. Setiap kolom dan baris akan terproyeksi sama seperti data mentah. b. Nilai hasil konversi akan berbentuk biner, nilai 1 akan mewakili status Q, sedangkan 0 untuk lainnya. Contoh data mentah untuk data asisten pengajar yang akan diolah datanya dilampirkan pada lampiran. Berikut sample yang diambil untuk keterangan: Gambar 3 Contoh raw data asisten pengajar Keterangan: a. Data yang dibutuhkan ada pada kolom INISIAL dan SHIFT. b. Untuk nilai pada kolom SHIFT terdiri dari pagi dan malam. Hasil konversi dari data di atas, akan dituliskan dalam file resources_t.xlsx, sebagai contoh: Gambar 4 Hasil konversi data asisten pengajar Keterangan: a. Kolom A mewakili asisten pengajar. b. Setiap kolom mewakili periode praktikum yang ada pada transaksi. c. Nilai -1 mengindikasikan pada periode tersebut, asisten yang diwakili kolom A tidak bisa dialokasikan untuk mengajar, karena asisten yang bersangkutan berada di luar shift kerja.

d. Nilai 0 mengindikasikan pada periode tersebut, asisten yang diwakili kolom A available untuk dialokasikan mengajar. Bila pada tahapan selanjutnya ada alokasi yang terjadi, maka nilai 0 akan berubah menjadi 1 atau 0,5 sesuai dengan bobot matakuliah yang dialokasikan. Contoh data mentah untuk data transaksi yang akan diolah datanya dilampirkan pada lampiran. Berikut sample yang diambil untuk keterangan: Gambar 5 Contoh raw data transaksi praktikum Keterangan: a. Data dikonversi menjadi matriks dua dimensi dengan Kode Mtk sebagai nilai. b. Nilai pada kolom ruang, akan menjadi baris. Nilai pada kolom hari dan shift akan menjadi kolom, pada hasil konversi. Hasil konversi dari data di atas, akan dituliskan dalam file transaction_t.xlsx, dan disimpan sebagai matriks,, sebagai contoh: Keterangan: Gambar 6 Hasil konversi data transaksi praktikum a. Setiap baris mewakili ruangan praktikum.

b. Setiap kolom mewakili periode praktikum. c. Setiap matakuliah yang diwakili pada nilai matriks, akan terkorespondensi dari data asal. 2. Inisialisasi HM Pada langkah ini, data-data hasil konversi yang tersimpan dalam masingmasing excel ([nama_file]_t.xlsx) akan digunakan untuk diisikan pada harmoni memori, yang merupakan matriks,. Untuk matriks, sendiri merupakan cerminan matriks, yang juga hasil konversi data transaksi praktikum, namun dengan nilai berupa asisten pengajar. Untuk mengisi matriks,, dilakukan perulangan sesuai dengan jumlah baris dan kolom pada matriks,. Nila i matakuliah pada matriks, digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan asisten yang memiliki kualifikasi matakuliah tersebut dan available pada shift sesuai dengan kolom pada matriks,. Contoh untuk matriks, dalam file excel: Gambar 7 Contoh matriks, pada file excel Jumlah matriks, yang dihasilkan akan sebanyak jumlah parameter HMS yang akan dimasukkan dalam array multi-dimensi, dengan susunan array berupa array 3 dimensi [$HMS][$r][$p].

Bila matriks, sejumlah HMS sudah didapatkan, maka dilanjutkan untuk mendapatkan nilai objektif untuk masing-masing HM. Untuk mewakili nilai objektif, dalam penerapan digunakan variabel tvalues yang merupakan array 2 dimensi [$HMS][$penalty]. Untuk $penalty = 0, mewakili penalti untuk batasan C3. $penalty = 1, mewakili penalti untuk batasan C2. $penalty = 2, mewakili penalti untuk batasan C1. Dari hasil tvalues yang didapatkan, nilai objektif akan didapat dengan menjumlahkan nilai penalty yang ada untuk masing-masing HMS. $, 1. 3. Improvisasi harmoni baru Untuk mendapatkan harmoni baru, dilakukan cara yang sama dalam melakukan inisialisasi disertai dengan kemungkinan kondisi pengisian dengan nilai pada harmoni memori yang sudah ada (HMCR), dan nilai neighbourhood pada harmoni memori yang sudah ada (PAR). Bagian yang penting dalam langkah ini adalah mengupdate data harmoni memori dan nilai objektif dari harmoni memori yang sudah ada dengan nilai objektif harmoni memori baru yang lebih baik. Bila hal ini dilakukan berulan g (dalam hal ini sesuai dengan parameter NI), maka akan ada kemungkinan terjadi perbaikan harmoni memori, maksimal sebanyak NI. Dari semua langkah yang dilakukan dalam menerapkan algoritma, nantinya akan menghasilkan sebuah dengan nilai objektif yang diharapkan (minimal). Hasil akhir dari algoritma program yang digunakan dalam membantu penerapan algoritma akan dijabarkan dalam tiga bentuk matriks, matrik,, dan, dan akan disimpan dalam sebuah file excel.

Berikut akan ditampilkan hasil dari percobaan untuk penjadwalan asisten pengajar dengan menggunakan parameter-parameter HSA dan parameter permasalahan sebagai berikut: HMS = 5, Minimum Weight = 4,5, Maximum Weight = 5,5, Variation Max = 5, HMCR = 90, PAR = 20, dan NI = 75. Sedikit tampilan hasil dalam file excel: Gambar 8 Contoh matriks w hasil algoritma G ambar 9 Contoh matriks t hasil algoritma

Gambar 10 Contoh matriks e hasil algoritma 4.2. Pembahasan 4.2.1 Perbandingan Hasil Implementasi Perbandingan hasil dari penjadwalan asistensi asisten pengajar secara manual dengan penerapan atau implementasi algoritma harmony search bisa dilihat dalam bentuk tabel. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari parameter HMS terhadap nilai objektif, dengan asumsi parameter lain tetap. Kolom-kolom pada tabel mewakili nilai penalti yang didapat untuk masing-masing batasan, untuk penalti bobot asisten pengajar diwakili kolom C3, untuk penalti mengajar lebih dari dua shift dalam satu hari diwakili kolom C2, dan untuk penalti mengajar matakuliah lebih dari variasi yang ditentukan diwakili kolom C3. percobaan: Data pada tabel diambil berdasarkan data terbaik dari masing-masing 10 kali

Tabel 1 Perbandingan nilai objective dengan perbedaan parameter pada HMS HMS C3 C2 C1 Objective 5 50 27 14 91 7 54 28 8 90 10 51 27 10 88 Berdasarkan tabel 1, bisa dilihat bahwa parameter HMS tidak terlalu efektif untuk meminimalkan nilai objektif, dengan distribusi penalti yang relatif sama. Dari hasil tersebut untuk penalti pada bobot asisten pengajar yang diwakili C3, C2, dan C1 terlihat merata dan tidak mengalami banyak perubahan, meskipun terjadi perubahan pada jumlah memori harmoni yang digunakan dalam perbaikan harmoni. Nilai objektif yang didapat dengan meningkatkan jumlah memori harmoni pun tidak mengalami perubahan yang signifikan, dengan nilai objektif minimum yang didapatkan 90. Tabel 2 Perbandingan nilai objektif dengan perbedaan parameter pada HMCR HMCR C3 C2 C1 Objective 80 53 29 10 92 85 51 27 13 91 90 50 26 12 88 Berdasarkan tabel 2, bisa dilihat bahwa parameter HMCR yang besar memiliki kecenderungan untuk perbaikan yang lebih baik. Dari tabel, untuk nilai HMCR sebesar 85 mendapatkan hasil objektif sebesar 93, lebih besar dibandingkan dengan nilai HMCR 80. Sedangkan untuk nilai HMCR 90, terjadi penurunan yang signifikan, dengan nilai objektif menjadi 88. Hal ini membuat inkonsistensi pada peningkatan parameter HMCR, karena bergantungnya parameter HMCR pada harmoni memori yang sudah ada sebelumnya.

Tabel 3 Perbandingan nilai objektif dengan perbedaan parameter pada PAR PAR C3 C2 C1 Objective 20 47 32 13 92 25 50 31 10 91 30 50 29 10 89 Berdasarkan tabel 3, bisa dilihat bahwa parameter PAR yang besar memiliki kecenderungan untuk perbaikan yang lebih baik, dengan distribusi penalti yang relatif random. Dari tabel, untuk nilai PAR sebesar 20, terjadi penurunan nilai penalti untuk C3 menjadi 47, yang merupakan titik terendah penalti C3 dari semua percobaan yang dilakukan, namun penurunan ini tidak diimbangi dengan penurunan nilai objektif. Berkurangnya nilai C3 mengakibatkan meningkatnya nilai penalti pada C2, sehingga nilai objektif cenderung tidak berubah secara signifikan. Pada percobaan, untuk nilai parameter PAR sebesar 30, bisa menekan nilai objektif pada nilai 89. Tabel 4 Perbandingan nilai objektif dengan perbedaan parameter pada NI NI C3 C2 C1 Objective 50 51 31 12 94 75 57 25 10 92 100 51 29 9 89 Berdasarkan tabel 4, bisa dilihat bahwa nilai pada parameter NI yang besar memiliki kecenderungan untuk perbaikan yang lebih baik, dengan distribusi penalti yang relatif random. Untuk penambahan nilai pada NI, nilai objektif yang dihasilkan pun membaik, terbukti dengan adanya penurunan nilai objektif seiring dengan bertambahnya parameter NI. Untuk nilai NI yang besar, yang dalam percobaan ini adalah 100, akan memperbesar kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Keterangan parameter yang digunakan untuk 4 tabel yang dijabarkan di atas: a. Min Weight = 4,5 b. Max Weight = 5,5 c. Variation Max = 5 d. HMS = 10 (selain pada tabel 1) e. HMCR = 90 (selain pada tabel 2) f. PAR = 30 (selain pada tabel 3) g. NI = 100 (selain pada tabel 4) Dari 4 perbandingan di atas, bila diambil yang terbaik dan dibandingkan dengan nilai objektif pada hasil penjadwalan manual, maka akan didapatkan tabel perbandingan yang mengukur keefektifan dari algoritma harmony search: Tabel 5 Perbandingan algoritma harmony search dan manual C3 C2 C1 Objective Harmony 54 26 9 89 Manual 46 1 8 55 Pada tabel 5, digunakan parameter pada harmony search, HMS = 10, Min Weight = 4,5, Max Weight = 5,5, Variation Max = 5, HMCR = 90, PAR = 30, dan NI = 100, dan dilakukan selama 10 kali percobaan untuk mendapatkan nilai objektif yang terbaik. Dari tabel 5, dapat dilihat bahwa hasil untuk penjadwalan manual masih memiliki nilai objektif yang jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan algoritma harmony search. Hal ini dikarenakan penjadwalan manual yang dihasilkan sudah diminimalisasi sebaik mungkin dan sudah digunakan pada praktikum semester genap

10/11, jadi nilai penalti yang didapat pastinya sudah minimal. Bila dibandingkan per parameter, untuk setiap pelanggaran pada batasan, digambarkan dalam diagaram: Nilai Rata rata Penalti HMS HMCR PAR NI 100 90 80 70 60 50 40 30 52 52 50 53 29 28 31 29 20 10 11 12 12 11 0 C1 C2 C3 Nilai Penalti Gambar 11 Chart hasil perbandingan nilai rata-rata penalti per parameter Dari diagaram di atas, bisa dilihat untuk setiap parameter yang diubah secara independen memiliki kecenderungan untuk menghasilkan nilai yang relatif sama pada setiap pelanggaran batasan. Perbandingan pada tabel-tabel di atas, belum disertai dengan dimensi waktu. Bila dimensi waktu diikutsertakan, maka algoritma harmony search akan secara mutlak mengalahkan waktu dari manual. Perkiraan untuk waktu proses manual kurang lebih selama 1 minggu hari kerja, sedangkan dengan melakukan implementasi algoritma harmony search bisa diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat (kurang dari 15 menit). Oleh karena itu sebagai usulan solusi dari permasalahan ini, bisa menggunakan algoritma harmony search ini untuk membuat prototype penjadwalan, yang selanjutnya

bisa diperbaiki dan disesuaikan oleh tim Resources Management secara manual dengan melihat data yang direpresentasikan pada matriks-matriks excel hasil algoritma. 4.2.2 Kompleksitas Algoritma Dari hasil menjalankan algoritma optimasi harmony search, penulis mencoba menguraikan kapasitas dari algoritma tersebut dalam sebuah notasi kompleksitas algoritma. Berdasarkan pseudocode yang terlampir pada bab 3, bisa dilihat bahwa untuk melakukan inisialisasi harmoni memerlukan perulangan yang berdasarkan pada besarnya harmoni memori dan jumlah dari harmoni memori, dan untuk melakukan perbaikan pada harmoni, dilakukan perulangan sebanyak NI dengan melakukan perulangan di dalamnya untuk mendapatkan dan menghitung harmoni memori baru. Pada proses membaca data dari file excel sampai pada inisialisasi harmoni memori besar kompleksitasnya dinotasikan dengan. untuk jumlah asisten pengajar dan untuk jumlah periode. Pada proses melakukan improvisasi harmoni baru sampai kondisi NI terpenuhi, besar kompleksitasnya dinotasikan dengan. untuk jumlah asisten pengajar dan untuk jumlah periode. Kompleksitas algoritma secara keseluruhan dapat dihitung dengan cara membandingkan kedua proses di atas dengan cara: Bisa disederhanakan dengan hanya membandingkan:

Karena untuk penelitian yang dilakukan penulis menggunakan nilai, maka untuk kompleksitas algoritma ini adalah. Dengan nilai 81 35 2835. Sehingga kompleksitas algoritm: 2835. Dengan kompleksitas yang diketahui, bisa dicermati bahwa ukuran jumlah asisten akan mempengaruhi besaran dari kompleksitas algoritma harmony search yang digunakan. Semakin besar nilai kompleksitas akan menandakan kecilnya efektivitas dari algoritma tersebut, dan akan mempengaruhi waktu proses algoritma.