BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab. III tentang penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian, data dan cara pengumpulannya, indikator keberhasilan, teknik analisis data. 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian dan subjek penelitian. 3.1.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Baleharjo kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri untuk mata pelajaran matematika. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar, keaktifan dan meningkatkan proses pembelajaran. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada awal semester II tahun pelajaran 2012/ 2013, yaitu bulan januari sampai dengan bulan juni 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. 3.1.3 Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas 4 SDN 1 Baleharjo yang terdiri dari 20 siswa, dengan jumlah siswa putra 9 orang dan putri 11 orang. 3.2.Variabel yang akan Diteliti Variabel penelitian dalam penelitian ini ada 3, yaitu: 18

19 3.2.1 Variabel X: Model pembelajaran Team Games Tournament adalah suatu model pembelajaran dengan kompetensi dasar mengidentifikasi bendabenda dan bangun datar simetris dan menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar dengan langkah-langkah presentasi kelas, tahap team, tahap game, tahap tournament dan tahap penghargaan kelompok. 3.2.2 Variabel Y1: Hasil belajar adalah skor perolehan dari tes formatif dan skor keaktifan siswa. 3.2.3 Variabel Y2: Keaktifan adalah perolehan skor dari kegiatan siswa yang meliputi siswa menyimak, siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa membentuk kelompok, siswa melakukan diskusi kelompok, siswa mengerjakan soal game, siswa mengerjakan soal tournament, siswa melakukan perekapan skor, siswa bertanya jawab dengan guru, dan siswa mencatat kegiatan pembelajaran. 3.3. Rencana Tindakan 3.3.1 Jenis penelitian Iskandar (2012:20-21) penelitian tindakan kelas sudah dikenal sejak lama dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan (action Research) yang dilakukan oleh guru dan dosen dikelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas. Penelitian kolaboratif adalah penelitian yang memadukan kerja sama antara guru dengan peneliti untuk melakukan suatu penelitian.penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat kolaboratif, dalam pengertian usulan harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu pada saat mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.

20 Penelitian tindakan kelas (PTK) suatu kegiatan ilmiah yang terdiri dari penelitian + tindakan + kelas. 1) Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek menggunakan aturan metodelogi untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2) Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3) Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. 3.3.2 Model Penelitian Model Kurt Lewin dalam Iskandar (2012:28) disebutkan bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. Konsep inti yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu : perencanaan (Planning), tindakan ( acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Identifikasi Masalah Rencana Umum Langkah 1,2,3 Observasi Pengaruh Pelaksanaan Tindakan Siklus I Diskusi kegagalan & pengaruh / refleksi Revisi Perencanaan Observasi /pengaruh Rencana Baru Langkah 1,2,3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Diskusi kegagalan & pengaruh / refleksi Gambar 2.3 Siklus model Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dalam Iskandar (2012:30).

21 PTK yang dilaksanakan ini bertunjuan untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa kelas 4 SDN I Baleharjo dengan model pembalajaran Team Games Tournament. Prosedur penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai berikut: SIKLUS I a) Pra Tindakan 1) Mengadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri dalam hal penelitian. 2) Melakukan diskusi dengan pihak guru kelas 4 untuk mendapatkan gambaran bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran Team Games Tournament. 3) Mengadakan observasi awal terhadap hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. b) Rencana tindakan 1) Membuat RPP dengan mengacu pada tindakan tentang Team Game Tournament yang diterapkan dalam PTK dan berkolaborasi dengan guru kelas 4. 2) Menyusun alat peraga dan instrumen yang akan digunakan (kartu soal game, kartu soal tournament, lembar diskusi, lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi aktifitas guru, soal evaluasi). 3) Menyusun kelompok belajar secara heterogen masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang @ kelompok. 4) Menetapkan indikator ketercapaian. c) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini merupakan implementasi dari pelaksanaan rancangan yang telah disusun secara kolaboratif antara peneliti, sekolah dan guru dengan menerapkan model pembelajaran Team Game Tournament.

22 Pertemuan pertama : a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. b) Guru menjelaskan materi tentang benda-benda dan bangun datar simetri. c) Guru memberikan soal diskusi kelompok. d) Guru memberikan soal game dan tournament. e) Ketua kelompok pada kelompok masing-masing membacakan soal pertama yang terdapat didalam kartunya. f) Siswa yang lain mengerjakan soal yang dibacakan oleh ketua kelompoknya (waktu mengerjakan kurang dari 2 menit). g) Pembaca soal begantian memutar sampai semua siswa membaca soal. h) Guru mengumpulkan hasil kerja siswa. i) Guru melakukan umpan balik materi pelajaran. Pertemuan kedua: a. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang simetri lipat. b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang di susun secara heterogen sesuai dengan tingkat prestasi siswa. c. Guru membagikan kartu soal game. (game dilakukan 1 putaran). d. Guru membagikan kartu soal tournament kepada masing masing kelompok. e. Ketua kelompok pada kelompok masing-masing membacakan soal pertama yang terdapat didalam kartunya. f. Siswa yang lain mengerjakan soal yang dibacakan oleh ketua kelompoknya (waktu mengerjakan kurang dari 2 menit). g. Pembaca soal begantian memutar sampai semua siswa membaca soal. h. Guru mengumpulkan hasil kerja siswa. i. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan pada kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. j. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor rata-rata tertinggi. k. Siswa diminta kembali kemeja masing-masing. l. Guru memberikan sejumlah soal evaluasi untuk dikerjakan.

23 m. Guru mengumpulkan hasil evaluasi siswa dan melakukan penilaian. n. Guru dan siswa memberi penguatan dan menyimpulkan hasil kegiatan secara bersama- sama. d) Observasi kegiatan 1) Kegiatan observasi dilakukan yaitu situasi kegiatan belajar mengajar dari awal sampai selesai dan memantau keaktifan siswa dengan angket yang sudah disediakan. 2) Peneliti meneliti sejauh mana siswa menangkap materi serta kecepatan dalam mengerjakan soal pada kartu soal. e) Tahap Refleksi Pada tahap ini dijadikan refleksi terhadap hasil-hasil observasi untuk mengkaji atau mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan, jika belum memenuhi, maka kelemahan dan kekurangan akan diperbaiki pada siklus kedua. SIKLUS II 1) Rencana tindakan Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama tentang tindakan kelas model Team Games Tournamen dengan materi pencerminan. 2) Pelaksanaan Tindakan Guru melaksanakan pembelajaran dengan model Team Games Tournamen berdasarkan rencana pembelajaran pada siklus pertama. 3) Observasi kegiatan a) Kegiatan observasi dilakukan dari awal kegiatan pembelajaran dimulai sampai tournamen selesai dilakukan. b) Observasi keaktifan siswa dengan menggunakan angket. c) meneliti sejauh mana siswa menangkap materi serta kebenaran dalam mengerjakan soal-soal pada kartu soal yang telah disediakan.

24 4) Tahap Refleksi Melakukan refleksi terhadap pelakasanaan siklus kedua dan menyusun rencana siklus ketiga apabila kegiatan pembelajaran masih belum terjadi peningkatan. 3.4. Data dan Cara Pengumpulannya Adapun data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai berikut : a) Observasi keaktifan siswa. b) Tes: untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) Tes: menggunakan butir soal dalam lembar soal evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. b) Observasi: menggunakan angket untuk mengukur tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar matematika. Kisi-kisi observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Keaktifan Siswa No. Aspek Indikator No. Item Jumlah 1. Pra kegiatan 1) Siswa menempati tempat duduk. 2) Siswa siap mengikuti pembelajaran. 3) Siswa memperhatikan apresepsi. 4) Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Pengalaman 1) Siswa melakukan pengamatan. 1 2 3 4 4 5,6,7,8 4

25 2) Siswa mampu menggambar bangun datar dan menentukan simetri. 3) Siswa melakukan percobaan. 3. Interaksi 1) Siswa melakukan diskusi 2) Siswa mengajukan pertanyaan 3) Siswa meminta pendapat dari siswa lain 4) Siswa bekerja dalam kelompok 9,10,11,13,14 5 4. Komunikasi 1) Siswa mengemukakan pendapat 12 1 5. Refleksi 1) Siswa membuat 15 3 rangkuman. 2) Siswa mengerjakan soal evaluasi. 16 Jumlah 16 Sedangkan untuk kisi-kisi Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Model Pembelajaran TGT No. Aspek Indikator No. Item Jumlah 1. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu tiap kegiatan 2) Guru memberikan motivasi 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4) Guru menyampaikan inti materi 1,2,3,4,5,6,7 7

26 2. Team 1) Guru membagi siswa secara 8,9,10,11 4 heterogen. 2) Guru memberikan soal diskusi pada setiap kelompok. 3) Siswa melakukan diskusi untuk mengerjakan soal. 4) Siswa bekerja sama saling membantu apabila ada temannya yang belum jelas. 5) Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi. 3. Game 1) Guru mengelompokkan siswa secara 12,13,14,15 4 heterogen. 2) Guru memberikan kotak yang berisi soal. 3) Siswa mengambil satu soal dan mengerjakannya dalam waktu 5 menit. 4) Guru mengumpulkan jawaban siswa. 5) Guru menjelaskan aturan tornamen 4. Tournament 1) Guru mengelompokkan siswa secara heterogen. 2) Guru memberikan kotak yang berisi soal dan jawaban. 3) Siswa pertama ( pembaca soal) membacakan soal kemudian siswa yang lain menjawab pertanyaan. 4) Siswa pembaca soal mengumpulkan 16,17,18 3 jawaban siswa dan mengecek jawaban temannya. 5) Siswa yang menjawab benar mendapatkan poin. 4 1) Pemanfaatan media dan sumber 19,20,21,22 13

27 belajar. 2) Pembelajaran yang memacu 23,24,25,26 keterlibatan siswa. 3) Penilaian proses hasil belajar. 4) Penggunaan bahasa. 27,28 29,30,31 5. Penutup 1) Guru melakukan refleksi hasil 31,32 4 kegiatan. 2) Guru memeberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari. 33,34 Jumlah 34 Cara menghitung angket keaktifan siswa dengan menggunkan acuan skala Likert yang didigunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item istrumen yang dapat beruapa peryataan atau pertanyaan (Sugiyono 2009:134-135). Jawaban setiap item instrument yang menggunkan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif ke sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain : a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju a. Sangat aktif b. Aktif c. Cukup aktif d. Kurang aktif Menentukan interval angket keaktifan siswa dengan jumlah item 16 peryataan dan 4 kelas kategori. a. Jangkauan = Datum terbesar- Datum terkecil 64-16 = 48 b. Panjang interval kelas =jangkauan / banyakanya kelas interval

28 c. Jawaban 48 4 = 12 d. Hasil perhitungan menentukan interval angket keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Interval Indikator Keaktifan Siswa No. Kategori Interval 1. Sangat aktif 53-64 2. Aktif 41 52 3. Cukup aktif 29 40 4. Kurang aktif 16 28 Menentukan interval angket aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan jumlah item 34 peryataan dan 4 kelas kategori. a. Jangkauan = datum terbesar- datum terkecil 136-34 = 102 b. Panjang interval kelas = jangkauan / banyakanya kelas interval c. Jawaban 102 4 = 25.5 e. Hasil perhitungan menentukan interval angket aktivitas guru dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Interval Indikator Aktivitas Guru No Skor Kategori 1 111.5 136 Sangat Baik 2 86 110.5 Baik 3 60.5 85 Cukup Baik 4 34 59.5 Kurang Baik 3.5. Indikator Kinerja Indikator kinerja penelitian ini adalah untuk mengukur keberhasilan tiaptiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu, meningkatnya persentase hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa dari sebelum tindakan ke sesudah tindakan dan telah mencapai kategori yang lebih baik. Hasil belajar siswa dikatakan berhasil jika 100% (20 Siswa) tuntas belajar memperoleh nilai 60

29 (KKM Sekolah) sedangkan keaktifan belajar siswa dikatakan berhasil jika siswa mencapai kategori aktif (41-52) dan sangat aktif (53-64). Indikator keaktifan belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan interval skala seperti pada tabel 3.3. 3.6. Analisis Data 3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Menurut Purwanto (2009:118) Validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang diukur. Indeks korelasi X dan Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product Moment. Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 20. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, Kriteria instrumen menurut Wardani SN. (2012:86) menyatakan bahwa bila skor tes diberi symbol X dan skor kriteria mempunyai symbol Y, maka koefisien korelasi antara tes dan criteria itu merupakan kooefisien validitas, yaitu rxy. Koefisien validitas hanya punya makna apabila mempunyai harga yang positif. Walaupun semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti suatu tes akan semakin valid hasil ukuranya, namun pada kenyataannya suatu koefisien validitas tidak pernah mencapai 1,00. Pada akhirnya sebagai ancar-ancar jika jumlah siswa 30 orang atau lebih, penafsiran validitas yang mendasarkan koefisien korelasi rentang indeks validitas dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Rentang Indeks Validitas No Indeks Interpretasi 1 0,81-1,00 Sangat Tinggi 2 0,61-0,80 Tinggi 3 0,41-0,60 Cukup 4 0,21-0,40 Rendah 5 0,00-0,20 Sangat Rendah Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masing-

30 masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Wardani NS (2012:88). Rentang indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Rentang Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi 1 0,800-1,00 sangat reliabel 2 0,600-0,80 reliabel 3 0,400-0,60 cukup reliabel 4 0,200-0,40 agak reliabel 5 0,000-0,20 kurang reliabel 3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes 3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus 1 Uji coba instrumen dilakukan di SDN 1 Minggarharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri dengan jumlah 30 siswa. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Hasil uji validitas diketahui dari 20 item yang diuji validitasnya ada 15 item (2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13. 15. 17, 18, 19, 20) yang valid dan 5 item (1, 8, 9, 14, 16) yang tidak valid karena berada di bawah 0.410 sehingga harus dibuang, maka akan meningkatkan indeks reliabilitas alpha. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach s Alpha sebesar 0,899 dari 15 item yang diuji. Menurut Wardani NS (2012 : 88), Cronbach s Alpha 0,899 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.899 15

31 3.6.1.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Siklus 2 Uji coba instrumen dilakukan di SDN 1 Minggarharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri dengan jumlah 30 siswa. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 2 dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Hasil uji validitas diketahui dari 20 item yang diuji validitasnya ada 16 item (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 19, 20) yang valid dan 4 item (14, 16, 17, dan 18) yang tidak valid karena berada di bawah 0.410 sehingga harus dibuang, maka akan meningkatkan indeks reliabilitas alpha. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach s Alpha sebesar 0,864 dari 16 item yang diuji. Menurut Wardani NS (2012 : 88), Cronbach s Alpha 0,864 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.864 16