BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

PERANCANGAN MEDIA EDUKASI SEBAGAI SALAH SATU CARA UNTUK MERUBAH PERILAKU AGAR LEBIH MENGKONSUMSI AIR MINUM BAGI REMAJA AKHIR DI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

BAB I PENDAHULUAN. tubuhnya sekitar 1,6-2 liter air. Effendi (2009:3) memaparkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Insomnia merupakan gangguan tidur yang memiliki berbagai penyebab. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

BAB IV STRATEGI KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan nomor dua di dunia seperti yang dinyatakan oleh WHO (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

LAMPIRAN 1 Tabel Karakteristik contoh Usia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Manfaat Minum Air Putih

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tetap sehat saat Bulan Ramadan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

I. PENDAHULUAN. Olah raga merupakan suatu gaya hidup sehat yang harus dibiasakan sejak kecil agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Kedokteran EGC. hlm ibid. hlm. 140

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan golongan antioksidan. Pigmen betalain sangat jarang digunakan

Konsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU- ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

poster di sosial media dan di toko-toko sepeda, dan dari mulut ke mulut dari lingkungan komunitas hingga teman kantor atau kuliah, cara ini terbukti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA

Mitos & Fakta Mengenai Hidrasi Hal yang Perlu di ketahui Dokter

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah baik yang Wajib Sunnah,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. positif, istirahat dan rekreasi yang cukup (Rusilanti, 2007).

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dan tubuh manusia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahakan. Penggunaan air untuk tubuh terutama adalah dengan cara di minum dan di makan bersama dengan makanan padat, sayuran, dan buah-buahan. Air adalah unsur penting dalam pembentukan sel bagi setiap makhluk hidup baik tumbuhan, hewan, dan manusia (Handoyo, 2014:75). Kebutuhan cairan akan meningkat seiring bertambahnya usia, mulai 0.6 L pada bayi, hingga 1,7 L pada anak anak. Pada orang dewasa kebutuhan air minum meningkat hingga 2 L 3.2 L untuk aktivitas fisik sedang, untuk orang dewasa yang lebih aktif dan tinggal di lingkungan panas memiliki kebutuhan air minum hingga 6 L (Sawka M et al. 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya kebutuhan seseorang akan air minum, antara lain postur tubuh, aktivitas, kadar air pada makanan yang dikonsumsi, suhu lingkungan, dan kelembapan udara sekitar. Biasanya, kita minum air hanya dikala haus saja, padahal air minum memiliki banyak manfaat untuk tubuh kita. Sangat disayangkan apabila kita tidak memanfaatkan air minum sebaik baiknya. Selain sebagai salah satu elemen pembentukan sel dalam tubuh, air juga memiliki manfaat antara lain memperlancar sistem perncernaan, mengembalikan cairan tubuh yang hilang, mencegah batu ginjal, penurun berat badan dan menyehatkan jantung. Menurut Prof. Ir. H. Hardiansyah, guru besar masalah gizi di IPB (Institut Pertanian Bogor) menyatakan sudah banyak bukti menyebutkan bahwa dalam kondisi kekurangan air minum, proses metabolisme tubuh akan terganggu. Jika tubuh kekurangan air 1% saja atau setara dengan dua gelas air, orang akan mengalami gangguan mood, bibir kering, sakit kepala, urine berwarna kuning dan suhu tubuh meningkat. Apabila dibiarkan, akan menurunkan konsentrasi dan proses berpikir serta gangguan kesehatan lainnya (Handoyo, 2014:135). Gangguan kesehatan lainnya jika kurang mengkonsumsi air minum adalah 1

dehidrasi. Dehidrasi merupakan gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Dehidrasi terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (Handoyo, 2014:121). Gangguan kesehatan akibat dehidrasi antara lain kinerja darah terganggu, mengancam kesehatan ginjal, merusak sel sel otak kesulitan berkonsentrasi, pusing, detak jantung lebih cepat, kelelahan selama berhari hari, radang sendi, mulas, migren, asma, radang usus besar, kolesterol dan tekanan darah tinggi. Pentingnya air minum ini sebaiknya juga harus diimbangi dengan pengetahuan masyarakat bahwa air mineral menjadi prioritas utama untuk menjaga kesehatan. Tetapi pada kenyataannya masih banyak remaja dan orang dewasa yang masih kurang mengkonsumsi air minum dan lebih menyukai minuman berasa, bersoda bahkan minuman beralkohol, yang sebenarnya apabila dikonsumsi terus menerus dan menjadi sebuah kebiasaan akan sangat merugikan kesehatan bagi dirinya sendiri (Fauziyah, 2011). Kurangnya pengetahuan mengenai air minum bagi kesehatan tubuh juga dapat memberikan peluang bagi remaja untuk tidak memperhatikan air minum untuk tubuhnya. Selain kebiasaan minum air hanya pada saat haus saja, minum air hanya sebagai pelengkap bagi rasa haus pada saat makan, atau sesegera minum saat makan, bahkan tidak jarang di tempat-tempat makan mereka justru makan tidak dibarengi dengan air minum, ini menjadi pola kebiasaan yang jauh dari pola kesehatan minum yang baik dan benar (Maulana, 2010). Kebiasaan sulit membiasakan minum air bagi remaja dikarenakan stimulan dari luar atau dengan kata lain remaja sudah terbiasa dengan minuman selain air. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulana dengan responden remaja di SMU Muthahari Bandung, menyatakan bahwa perilaku remaja hampir semua tidak minum air, baik itu saat makan dan hang out. Banyak minumanminuman yang menawarkan berbagai rasa, warna dan sebagainya membuat sebagian mereka lebih tertarik mengkonsumsi minuman - minuman tersebut. Mereka beranggapan dengan minuman - minuman tersebut juga sudah dapat menggantikan air dalam asupan air minum bagi tubuhnya. Jauh dari itu mereka 2

tidak mengetahui manfaat lebih dari air minum bagi kesehatan tubuh walaupun tidak berwarna ataupun berasa (Maulana, 2010). Penelitian lainnya juga dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, didapatkan keterangan bahwa mahasiswa jarang mengkonsumsi air minum. Alasan mereka tidak mengkonsumsi air minum karena menurut mereka air itu tidak enak, sehingga tidak terbiasa untuk mengkonsumsi air minum. Alasan lainnya juga karena mereka beranggapan kalau mengkonsumsi air minum bisa menyebabkan berat badan naik. Ada juga yang beralasan kalau mereka mengkonsumsi air minum pada saat tertentu saja. Contohnya pada saat berolahraga atau cuaca sedang panas (Dalam tesis berjudul Perilaku Mengkonsumsi Air Putih Ditinjau dari Persepsi Terhadap Perilaku Kesehatan oleh Herlia Uddy Pratiwi dan Esthi Rahayu). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja mengenai air minum masih sangat minim. Sebagian dari mereka hanya mengetahui air minum sebagai kebutuhan sehari-hari tanpa mengetahui jenis minuman apa yang baik untuk tubuh mereka dan berapa pentingnya peran air minum untuk kesehatan mereka. Oleh karena itu, diperlukannya sebuah strategi media edukasi yang tepat dalam memberikan informasi tentang manfaat air minum dan mampu mengajak remaja untuk mengubah perilaku agar lebih mengkonsumsi air minum. 1.2 Masalah Perancangan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dengan latar belakang masalah seperti uraian diatas maka identifikasi masalah menyangkut masalah - masalah sebagai berikut : 1. Minimnya wawasan serta pengetahuan masyarakat khususnya remaja mengenai air minum. 2. Perilaku mengkonsumsi air minum bagi remaja masih kurang. 3. Minimnya suatu media edukasi bagi remaja mengenai manfaat serta efek yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi air minum. 3

1.2.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang sebuah media edukasi yang sesuai untuk menambah wawasan serta pengetahuan dan mampu menarik perhatian masyarakat khususnya remaja tentang manfaat mengkonsumsi air minum bagi remaja di Kota Bandung? 2. Bagaimana merancang konten media edukasi yang kreatif agar remaja Kota Bandung dapat merubah perilaku untuk lebih mengkonsumsi air minum? 3. Bagaimana merancang konten media edukasi yang kreatif bagi remaja mengenai manfaat serta efek yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi air minum bagi remaja Kota Bandung? 1.3 Ruang Lingkup Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis menuliskan ruang lingkup pernelitian. Dalam menentukan ruang lingkup, penulis menggunakan metode 5W + 1H antara lain : 1. What : Apa yang akan dirancang? Yang akan dirancang adalah sebuah media edukasi. 2. Who : Siapa target audience untuk perancangan ini? Target audience untuk perancangan media edukasi ini adalah remaja dengan range umur 17 21 tahun. Karena pada remaja umur 17 21 tahun ini, mereka sudah tidak terkalu dikekang oleh orang tua mereka dan lebih tertarik dengan minat sosial seperti pertemuan pertemuan yang bersifat gembira dan bersifat informal. Kebebasan dari kekangan orang tua ini menjadikan remaja lebih bebas menggunakan uang untuk keperluannya akan minat sosial tersebut (Soesilowindadini : 205, 213). 3. Where : Dimana media edukasi ini akan diaplikasikan? Media edukasi ini akan diaplikasikan di Kota Bandung. 4. When : Kapan media edukasi ini akan diaplikasikan? 4

Media edukasi ini diaplikasikan saat sosialisasi atau penyuluhan mengenai manfaat air mineral. 5. Why : Mengapa media edukasi ini dirancang? Media edukasi ini dirancang karena minimnya perilaku remaja yang kurang mengkonsumsi air mineral. 6. How : Bagaimana mengatasi masalah remaja yang jarang mengkonsumsi air mineral? Cara mengatasinya dengan merancang suatu media edukasi dengan unsur afektif serta menggunakan visual yang sesuai dengan remaja 17 21 tahun sehingga informasi yang disampaikan mudah diterima. 1.4 Tujuan Perancangan Dalam proses perancangan ini hendaknya ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu : 1. Merancang sebuah media edukasi yang sesuai untuk menambah wawasan serta pengetahuan dan mampu menarik perhatian masyarakat khususnya remaja tentang manfaat mengkonsumsi air minum bagi remaja di Kota Bandung. 2. Merancang konten media edukasi yang kreatif agar remaja Kota Bandung dapat merubah perilaku untuk lebih mengkonsumsi air minum. 3. Merancang konten media edukasi yang kreatif bagi remaja mengenai manfaat serta efek yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi air minum bagi remaja Kota Bandung 1.5 Manfaat Perancangan Adapun manfaat dari perancangan tugas akhir ini adalah : Bagi Akademis : Dapat menerapkan ilmu desain komunikasi visual ke dalam ruang lingkup kesehatan sehingga memberikan dampak positif kepada bidang keilmuan tersebut. 5

Bagi Masyarakat : 1. Masyarakat khususnya remaja akan lebih mengetahui tentang manfaat mengkonsumsi air minum bagi kesehatan. 2. Dengan adanya media edukasi ini diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat khususnya remaja untuk lebih mengkonsumsi air minum. Bagi Penulis : Menambah wawasan mengenai manfaat air minum serta mulai merubah perilaku untuk mengkonsumsi air minum dan mengetahui secara jelas tentang proses perancangan media edukasi. 1.6 Metode Pengumpulan Data dan Analisis 1.6.1 Metode yang digunakan Dalam pengumpulan data penelitian, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan tiga strategi pengumpalan data antara lain : 1. Observasi Penulis juga sebagai peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu individu di lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengamati perilaku remaja untuk mendapatkan informasi mengenai pola hidup mereka yang kurang mengkonsumsi air minum. 2. Wawancara Data juga diperoleh dengan mewawancarai ahli gizi untuk mendapatkan informasi mendetail tentang manfaat air minum bagi kesehatan. 3. Studi Pustaka Data juga diperoleh dari kajian studi pustaka seperti buku, karya ilmiah, dan artikel sebagai pedoman untuk mendapatkan informasi tentang air minum untuk menambah kebutuhan data dalam perancangan. 6

1.6.2 Analisis Data Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, data tersebut kemudian dianalisis dengan analisis tekstural dan struktural untuk mendapatkan esensi dari permasalahan. 1.7 Kerangka Perancangan Kerangka perancangan penulis dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 7

Bagan 1.1 Skema Kerangka Berpikir 8

1.8 Pembabakan Dalam penyajian tugas akhir ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan Berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, manfaat perancangan, metode pengumpulan data dan analisis, kerangka perancangan dan pembabakan. 2. BAB II Dasar Pemikiran Berisikan teori teori sebagai landasan dalam melaksanakan perancangan media edukasi bagi masyarakat Kota Bandung khususnya remaja Kota Bandung. Teori teori yang digunakan antara lain mengenai teori media, edukasi, teori animasi dan teori psikologi remaja. 3. BAB III Data dan Analisis Masalah Berisikan hasil dari pengumpulan data melalui survei pada masyarakat, wawancara, studi literatur dari buku dan analisis data untuk menghasilkan konsep perancangan. 4. BAB IV Konsep dan Hasil Perancangan Berisikan konsep media edukasi tentang manfaat mengkonsumsi air minum bagi remaja, konsep visual yang sesuai dan menarik untuk target audience, konsep media yang dipakai dan hasil media perancangan. 5. BAB V Penutup Berisikan kesimpulan dan saran dari hasil perancangan media edukasi bagi remaja Kota Bandung mengenai manfaat mengkonsumsi air minum. 9